Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember 2005, 154 - 163

OPTIMASI PENETAPAN KADAR


AKRILAMIDA YANG DITAMBAHKAN
KE DALAM KERIPIK KENTANG
SIMULASI SECARA KROMATOGRAFI CAIR
KINERJA TINGGI
Yahdiana Harahap, Harmita, Binsar Simanjuntak
Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424

ABSTRACT
A method by high performance liquid chromatography for the analysis of acrylamide
in potato chips, is reported. The retention time for the elution of acrylamide from the
C18RP column ranged from 3 to 3,2 minutes, and the eluate was analyzed by UV-VIS
detector. A linear response was found for the acrylamide standard tested within the
concentration range of 0,8 – 10µg/ml and the corelation coefficient (r) greater than
0,999, with detection limit 0,06 ppm and quantitative limit 0,19 ppm. Sample prepa-
ration was performed by means of solvent extraction using dichlormethane and subse-
quent re-extraction of the organic solvent with water. This aqueous sample solution
was found to be free of any interferences and gave acrylamide and recorveries higher
than 90%.
Key words : acrylamide; high performance liquid chromatography; potato chips;
dichlormethane.

PENDAHULUAN daging sapi dan ayam, juga meng-


hasilkan akrilamida dalam jumlah
A. LATAR BELAKANG yang lebih kecil (Gruenwedel, Dieter.
Whitaker, John, 1984).
Pada 24 April 2002, University of Akrilamida terdapat dalam
Stockholm dan National Food Adminis- makanan bukan karena cemaran dari
tration of Sweden mengumumkan luar, tetapi disebabkan pemanasan
bahwa terdapat pembentukan akri- asam amino dan gula yang terdapat
lamida pada makanan yang dipang- dalam makanan pada suhu tinggi (di
gang, dibakar, dan digoreng pada atas 120ºC). Asparagin yang merupa-
makanan yang tinggi karbohidrat, kan asam amino utama dalam ken-
seperti kentang goreng, keripik tang dan memiliki struktur yang
kentang, popcorn, dan biskuit. mirip dengan akrilamida diduga
Makanan yang kaya protein, seperti sebagai senyawa yang paling ber-
Corresponding author : E-mail : yahdiana03@yahoo.com

154 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


peran dalam pembentukan akri- metode. Metode yang telah diguna-
lamida. kan antara lain kolorimetri, kroma-
World Health Organization tografi gas, kromatografi gas
(WHO) memutuskan bahwa akri- spektrofotometri massa, dan kroma-
lamida bersifat karsinogenik (toksik tografi cair spektrofotometri massa.
terhadap materi genetik dalam sel). Analisis yang ada umumnya
Akrilamida dapat diabsorpsi pada menggunakan peralatan yang mod-
saluran gastrointestinal, didistri- ern, sulit didapatkan, dan metode
busikan secara luas oleh cairan tubuh yang kompleks, sehinga dibutuhkan
dan dapat menembus membran biaya dan keahlian yang tinggi. Oleh
plasenta. Senyawa ini juga neuro- karena itu diperlukan metode yang
toksik (toksik terhadap sel saraf), dan lebih sederhana dan relatif murah
secara oral meningkatkan risiko tetapi dapat memberikan hasil yang
kanker skrotal, tiroid, tumor adre- baik.
nal pada tikus jantan dan mening- Pada penelitian ini, dilakukan
katkan risiko kanker mammae, tiroid, analisis akrilamida yang ditambah-
dan tumor uterin pada tikus betina. kan pada keripik kentang blanko
Environmental Protection Agency secara kromatografi cair kinerja
mengklasifikasikan akrilamida tinggi dengan menggunakan detek-
sebagai senyawa yang kemungkinan tor UV-VIS. Akrilamida pada keripik
bersifat karsinogenik terhadap kentang diekstrasi dengan diklor-
manusia. metan (mengandung etanol 2%)
Dari pernyataan di atas, dapat untuk menarik akrilamida dan
disimpulkan bahwa akrilamida memisahkannya dari senyawa polar
berbahaya untuk dikonsumsi. Hal ini yang lain. Diklormetan dicampur
mengkhawatirkan, karena peng- dengan air, kemudian dipanaskan
gemar makanan tersebut di atas jum- pada suhu 700C sampai diklormetan
lahnya banyak, terutama kalangan menguap semua sehingga akrilamida
remaja dan anak-anak. Makanan jenis dapat dipisahkan sari senyawa
ini sebenarnya juga tidak sehat untuk organik pengganggu lainnya, agar
dikonsumsi karena mengandung diperoleh hasil yang tepat.
karbohidrat dan lemak dalam jumlah
berlebih.
Di Indonesia, masalah ini belum B. TUJUAN PENELITIAN
mendapat perhatian yang berarti.
Penelitian tentang akrilamida dalam Mencari kondisi optimum pene-
makanan dan berita di media massa tapan kadar akrilamida yang di-
masih sedikit. Analisis akrilamida tambahkan ke dalam keripik kentang
dalam makanan sebenarnya telah simulasi secara kromatografi cair
banyak dilakukan oleh peneliti kinerja tinggi dengan menggunakan
mancanegara dengan berbagai pelarut-pelarut pro analisis sehingga

Vol. II, No.3, Desember 2005 155


menghasilkan metode yang relatif labu ukur 25,0 ml kemudian ditam-
lebih murah dan cara kerja yang lebih bahkan dengan asam fosfat 10%
sederhana. sampai batas (larutan B). Larutan
standar akrilamida konsentrasi 1,2,6,
dan 10 ppm dibuat dengan meng-
C. BAHAN DAN CARA KERJA encerkan larutan B dengan asam
fosfat 10%.
BAHAN Sebanyak 20,0 mg standar akri-
Akrilamida, reagen grade, lamida ditimbang seksama dan
Merck; Metanol, pro analisis, Merck; dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0
Asetonitril, pro analisis, Merck; ml. Standar akrilamida dilarutkan
Aquabidest, Ikapharmindo; Diklor- dengan asam fosfat 10% sampai batas
metan, pro analisis, Merck; Etanol, (larutan C). Sebanyak 1,0 ml larutan
pro analisis, Merck; Asam fosfat 85%, C dipipet dan dimasukkan ke dalam
Merck; Kentang; dan Bumbu kentang labu ukur 25,0 ml kemudian ditam-
goreng bahkan dengan asam fosfat 10%
sampai batas (larutan D). Larutan
ALAT standar akrilamida dengan konsen-
HPLC Shimadzu model LC-6A trasi 0,4, 0,8, 4, dan 8 ppm dibuat
yang dilengkapi dengan detektor dengan mengencerkan larutan D
UV-Vis SPD-6AP, kolom C18 = 25 cm dengan asam fosfat 10%.
x 4,6 mm, 5µm dan pemroses data
Class C-R4A; Syringe, Hamilton Co, 2. Pembuatan kurva serapan akri-
Nevada; Filter eluen dan sampel lamida
0,45µm Whatman; Pengaduk ultra- Kurva serapan larutan standar
sonik Branson 3200; Penangas air; akrilamida 10 ppm dibuat meng-
Laboratory Shaker, dan Alat-alat gunakan spektrofotometer UV-VIS
kimia. antara panjang gelombang 190 nm
sampai 300 nm dengan blangko asam
fosfat 10%.
CARA KERJA
3. Mencari kondisi analisis opti-
1. Pembuatan larutan standar mum
akrilamida Sebanyak 20µl larutan standar 4
Sebanyak 25,0 mg standar akri- ppm disuntikkan ke dalam kolom.
lamida ditimbang seksama dan Fase gerak yang dicoba adalah
dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 asetronitril-air-asam fosfat dengan
ml. Standar akrilamida dilarutkan perbandingan 5:94:1 dan 15:84:1 dan
dengan asam fosfat 10% sampai batas variasi laju alir 0,8; 1,0; dan 1,2 ml/
(larutan A). Sebanyak 1,0 ml larutan menit. Selanjutnya dipilih kondisi
A dipipet dan dimasukkan ke dalam yang memberikan harga efisiensi

156 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


yang tinggi dan waktu retensi yang 7. Pembuatan keripik kentang
relatif singkat. blangko
Kondisi awal percobaan yang Kulit kentang dikupas dan diiris
digunakan : tipis, kemudian dipanaskan dalam
Kolom : C18 oven, 1000C sampai kentang menjadi
Dimensi kolom : 25 cm x 4,6 mm, renyah (kurang lebih tiga jam).
5µm Kentang digerus sampai halus kemu-
Detektor : UV-VIS dian diberi bumbu kentang goreng
Fase gerak : Asetronitril-Asam- secukupnya.
Asam Fosfat (5:94:1)
Kecepatan alir : 1,0 ml/menit 8. Uji perolehan kembali (aku-
Panjang gelombang : 230 nm rasi)
Sebanyak 20.0 mg standar
4. Uji keterulangan akrilamida ditimbang seksama dan
Sebanyak 20 µl larutan standar ditambahkan blangko keripk kentang
10 ppm disuntikkan ke dalam kolom sampai 20 gram kemudian digerus
menggunakan fase gerak dan kece- sampai homogen (sampel). Sebanyak
patan alir yang terpilih, diulang 2 gram sampel ditimbang seksama
sebanyak 6 kali, kemudian dicatat dan dilarutkan dalam 25 ml di-
luas puncaknya dan dihitung klormetan kemudian dikocok dengan
koefisien variasinya. laboratory shaker selama 30 menit.
Larutan sampel disaring kemudian
5. Pengujian batas deteksi dan batas filtrat ditambahkan 10 ml asam fosfat
kuantitasi 10%. Diklormetan diuapkan di atas
Batas deteksi dan batas kuan- penangas air pada suhu 700C sampai
titasi dihitung secara statistik melalui diklormetan menguap. Cairan yang
garis regresi linier dari kurva tersisa dipindahkan ke dalam labu
kalibrasi. Nilai pengukuran akan ukur 10,0 ml kemudian ditambahkan
sama dengan nilai b pada garis linier asam fosfat 10% sampai batas. Cairan
Y = aX + b, sedangkan simpangan disaring dengan membilas dahulu
baku blangko sama dengan sim- kertas saring. Diambil 1,0 ml filtrat,
pangan baku residual Sy/x kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 25,0 ml kemudian ditambahkan
6. Pembuatan kurva kalibrasi asam fosfat sampai batas. Saring
Larutan standar 0,8, 1,2 , 6, dan larutan sampel dengan penyaring
10 ppm masing-masing disuntikkan sampel Whatman. Sampel disuntik-
sebanyak 20 µl ke dalam kolom pada kan sebanyak 20 µl ke dalam kolom
kondisi terpilih. Luas puncak yang kemudian dicatat luas puncaknya.
diperoleh dicatat dan dibuat kurva Konsentrasi dihitung menggunakan
perbandingan luas puncak dengan persamaan kurva kalibrasi dan
konsentrasi larutan. dihitung uji perolehan kembalinya.

Vol. II, No.3, Desember 2005 157


D. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecepatan alir : 1,2 ml/menit
Volume injeksi : 20 µl
HASIL PERCOBAAN
1. Spektrum Serapan 3. Batas Deteksi dan Batas Kuan-
Akrilamida memberikan serapan titasi
maksimum pada panjang gelombang Batas deteksi untuk akrilamida
197 nm dengan pelarut asam fosfat adalah 0,06 ppm, sedangkan batas
10%. kuantitasinya adalah 0,19 ppm
dengan volume penyuntikkan 20 µl.
2. Kondisi percobaan
Kondisi percobaan 4. Uji keterulangan (Presisi)
Kolom : C18RP, 25 cm x 4.6 mm, Hasil uji keterulangan untuk
5mm, Supelco akrilamida dengan konsentrasi 10
Detektor : UV-VIS SPD-6AP, ppm adalah 0.63%.
Shimadzu
Pompa : LC-6A, Shimadzu 5. Kurva kalibrasi (Linieritas)
Fase gerak : Asetronitril : Asam Kurva kalibrasi akrilamida :
: Asam Fosfat (5:94:1) Persamaan garis :
Pelarut : Asam fosfat 10% Y = 23636,5055X + 51,7911
Panjang gelombang : 230 nm Koefisien korelasi (r) : 0,99999

Gambar 1. Kromatogram akrilamida 6 ppm dengan fase gerak asetonitril-air-asam


fosfat (5:94:1), pelarut asam fosfat 10%, volume penyuntikan 20 µl dan laju alir 1,2
ml/menit

158 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Gambar 2. Kromatogram keripik kentang blangko dengan fase gerak asetronitril-
air-asam fosfat (5:94:1), pelarut asam fosfat 10%, volume penyuntikan 20 µl dan laju
alir 1,2 ml/menit

Gambar 3. Kromatogram akrilamida yang ditambahkan ke dalam keripik kentang


blangko dengan fase gerak asetronitril-air-asam fosfat (5:94:1), pelarut asam fosfat
10%, volume penyuntikan 20 µl dan laju alir 1,2 ml/menit

Vol. II, No.3, Desember 2005 159


6. Uji perolehan kembali (Akurasi)
Hasil uji perolehan kembali akrilamida rata-rata : 96,93% ± 0,52%.

Tabel 1. Uji Perolehan Kembali


Konsentrasi Waktu Luas Luas puncak RSD Konsentrasi yang Uji perolehan
Sampel (ppm) retensi Puncak rata-rata (%) didapatkan (ppm) kembali (%)
8,22 3,061 184481 187432 1,68 7,93 96,47
3,112 187067
3,087 190747
8,27 3,054 189461 189489 0,23 8,01 96,86
3,042 189937
3,091 189070
8,25 3,072 191792 190095 1,39 8,04 97,45
3,074 191451
3,137 187043

PEMBAHASAN gugus auksokrom (gugus yang me-


Pada penelitian ini ditentukan miliki pasangan elektron bebas)
metode analisis akrilamida yang sehingga dapat terjadi transisi
ditambahkan ke dalam keripik elektronik walaupun lemah. Pada
kentang simulasi secara kromatografi pembuatan spektrum serapan akri-
cair kinerja tinggi. Sebenarnya, telah lamida diperoleh panjang gelombang
banyak metode yang dikembangkan maksimumnya 197 nm.
oleh peneliti mancanegara, seperti Pada penelitian ini tidak di-
kromatografi gas, kromatografi gas gunakan panjang gelombang 197 nm
spektrofotometri massa, dan kroma- tetapi digunakan panjang gelombang
tografi cair spektrofotometri massa. 230 nm. Panjang gelombang 230 nm
Analisis ini umumnya menggunakan merupakan panjang gelombang yang
peralatan yang modern, sulit dida- mendekati panjang gelombang mak-
patkan, dan metode yang kompleks. simum dan memberikan kondisi
Metode keromatografi cair kinerja analisis yang baik (bebas dari gang-
tinggi dipilih karena waktu anali- guan pelarut), tetapi intensitas
sisnya cepat, cara kerjanya sederhana, serapan menjadi lebih lemah yang
dan relatif murah. mengakibatkan berkurangnya kepe-
Detektor yang digunakan pada kaan metode ini (intensitas serapan
penelitian ini adalah detektor UV- pada panjang gelombang 230 nm
VIS. Akrilamida mempunyai gugus kurang lebih supersembilan dari
kromofor (gugus yang mempunyai serapan pada panjang gelombang
ikatan rangkap berkonjugasi) dan maksimum 197 nm).

160 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Pada pencarian kondisi analisis karena memberikan waktu analisis
divariasikan komposisi eluen dan yang singkat dengan resolusi yang
laju alir. Pada kondisi awal digunakan masih baik (resolusi di atas 1,5)
eluen asetonitril:air:asam fosfat (Snyder LR, Kirkland JJ, Glajch JL.
(5:94:1). Dari percobaan didapatkan 1997).
dua puncak pada menit ke 2,9 dan Dari hasil uji keterulangan, di-
menit 3,7. Puncak pada menit 3,7 peroleh koefisien variasi akrilamida
adalah akrilamida, sedangkan puncak dengan konsentrasi 10 ppm sebesar
pada menit ke 2,9 adalah pelarut. Hal 0,63%. Dengan nilai koefisien variasi
ini ditunjukkan pada penyuntikan di bawah 2% maka dapat disimpul-
pelarut saja hanya terdapat puncak kan bahwa metode analisis ini
pada menit ke 2,9. Resolusi yang memberikan hasil yang seksama
dihasilkan adalah 2,29. Kemudian (Snyder LR, Kirkland JJ, Glajch JL.
eluen diubah komposisinya menjadi 1997).
asetronitril:air:asam fosfat (15:84:1), Dari pembuatan kurva kalibrasi,
dan diperoleh waktu retensi akri- diperoleh persamaan garis Y =
lamida 3,3 menit dengan resolusi 51,7911 + 23636,5055X dengan
1,18. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi 0,99999. Hal ini
penambahan asetonitril akan mem- menunjukkan bahwa kurva kalibrasi
percepat waktu retensi akrilamida akrilamida memberikan linieritas
dan memperlambat waktu retensi yang baik, sehingga penetapan kadar
pelarut, sehingga resolusi yang di- dengan kurva kalibrasi terjamin
hasilkan semakin kecil, bahkan di kebenarannya (Snyder LR, Kirkland
bawah 1,5 (nilai minimum resolusi JJ, Glajch JL. 1997).
yang masih dikatakan baik (Snyder Batas deteksi untuk akrilamida
LR, Kirkland JJ, Glajch JL. 1997). adalah 0,06 ppm, sedangkan batas
Eluen asetronitril:air:asam fosfat kuantitasinya adalah 0,19 ppm
(5:94:1) dipilih sebagai eluen yang dengan volume penyuntikan 20 µl.
digunakan pada analisis karena reso- Perhitungan dilakukan secara sta-
lusinya yang lebih baik dan peng- tistik melalui garis linier dari kurva
gunaan asetonitril yang lebih sedikit kalibrasi. Penentuan batas deteksi
sehingga biaya relatif lebih murah. dan batas kuantitasi sangat tergan-
Pada eluen ini divariasikan laju tung kepada nilai b yang menggam-
alirnya. Laju alir 1 ml/menit mem- barkan galat sistematis. Jika nilai
berikan resolusi 2,29 dengan waktu b < 0, maka batas deteksi dan
retensi 3,7 menit, laju alir 0.8 ml/ kuantitasi akan lebih besar yang
menit memberikan resolusi 2,69 berarti metode analisis kurang peka.
dengan waktu retensi 4,5 menit, dan Cara ini umum digunakan karena
laju alir 1,2 ml/menit memberikan lebih sederhana (Ibrahim S., 1998).
resolusi 2,21 dengan waktu retensi 3,1 Uji perolehan kembali dilakukan
menit. Laju alir 1,2 ml/menit dipilih dengan menggunakan metode

Vol. II, No.3, Desember 2005 161


simulasi (spiked placebo recovery). Akrilamida memiliki kelarutan yang
Dalam metode ini, sejumlah akri- besar dalam air, sehingga dapat
lamida ditambahkan ke dalam ditarik lagi dari diklormetan tanpa
keripik kentang blangko, kemudian terbawanya senyawa organik yang
keripik kentang tersebut dianalisis tidak larut dalam pelarut polar.
dan dibandingkan dengan kadar Akrilamida tidak dapat ditarik
akrilamida yang ditambahkan. seluruhnya dari dikormetan, karena
Keripik kentang blangko adalah itu diklormetan diuapkan sampai
kentang yang tidak mengandung habis dan yang tersisa hanya air. Suhu
akrilamida. Akrilamida dalam penguapan dilakukan di bawah titik
kentang terbentuk pada suhu di atas didih air dan di atas titik didih
120 0 C, maka pembuatan keripik diklormetan. Filtrat ini kemudian
kentang harus di bawah suhu ter- disaring dan didapatkan larutan
sebut. akrilamida yang diharapkan bebas
Pembuatan keripik kentang dari gangguan zat lain (Barndl F,
blangko pada percobaan meng- Demiani S, Ewender J., 2004).
gunakan oven dengan suhu 1000C. Pada percobaan telah dilakukan
Penambahan bumbu kentang goreng tiga metode ekstraksi, yaitu ekstraksi
dimaksudkan supaya simulasi se- cair - cair antara diklormetan dengan
mirip mungkin dan faktor yang dapat air, penguapan diklormetan kemu-
mengganggu analisis dapat dike- dian penembahan air, dan diklor-
tahui. (Ibrahim S., 1998; Wedzicha B, metan ditambahkan air kemudian
Mottram D., 2004). diklormetan diuapkan. Pada eks-
Keripik kentang blangko yang traksi cair-cair, hasil uji perolehan
telah disiapkan (sudah ditambahkan kembali yang diperoleh sekitar 60%.
akrilamida) diekstraksi dengan Cara ini tidak menghasilkan uji
diklormetan menggunakan laboratory perolehan kembali yang baik karena
shaker selama tiga puluh menit. tidak semua akrilamida dapat ditarik
Diklormetan merupakan pelarut oleh air (masih ada akrilamida yang
organik yang masih dapat melarut- tertinggal dalam diklormetan). Pada
kan akrilamida dan dengan penam- penguapan diklormetan terlebih
bahan etanol 2% maka kelarutan dahulu kemudian ditambahkan air,
akrilamida dalam diklormetan dapat hasil uji perolehan kembali yang
bertambah. Pada ekstraksi ini didapatkan sekitar 70%. Cara ini juga
diharapkan penarikan akrilamida kurang memberikan hasil yang baik,
dari kentang tanpa disertai senyawa mungkin akrilamida yang terlarut
polar lainnya. Filtrat kemudian ikut menguap bersama diklormetan
disaring sehingga di dalam filtrat (pada sisa penguapan akrilamida
hanya terdapat akrilamida dan didapatkan dalam bentuk cair bukan
senyawa organik. Filtrat kemudian kristal lagi). Untuk mencegah hal ini
ditambahkan air (asam fosfat 10%). ditambahkan dahulu air, sehingga

162 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


terbentuk dua fase cairan (diklor- DAFTAR PUSTAKA
metan pada lapisan bawah dan air Barndl F, Demiani S, Ewender J. A
pada lapisan atas). Cairan ini kemu- Rapid and Convenient Procedure for
dian dipanaskan dan jika diklor- the Determination Acrylamide in
metan menguap, akrilamida yang Foodstuffs : 6 halaman. http://
terbawa terlarut kembali di dalam ejeafche.uvigo.es/1(3)2002/
air. Cara ini menghasilkan uji 001132002F.htm 26 Januari 2004,
perolehan kembali yang didapatkan pk. 9.15.
sekitar 97%, tetapi waktu yang Gruenwedel, Dieter. Whitaker, John.
dibutuhkan untuk penguapan sangat Food Analysis Principles and
lama (sekitar 4 sampai 5 jam) (Mar- Technique volume 4, Marcel
tin A, Swarbrick J, Cammarata A., Dekker Inc, New York, 1984:
1990). 247-249.
Ibrahim S. Penggunaan Statistika
Dalam Validasi Metode Analitik dan
E. KESIMPULAN Penerapannya, Prosiding Temu
Ilmiah Nasional Bidang Farmasi
KESIMPULAN VI, 1998: 15 – 37.
1. Metode kromatografi cair kinerja Martin A, Swarbrick J, Cammarata
tinggi dalam menganalisis akri- A. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia
lamida dalam keripik kentang Fisik Dalam Ilmu Farmasetik edisi
memberikan kondisi optimum ketiga, terj. dari Physical Pharmacy,
dengan menggunakan kolom C18, oleh Yoshita. UI-Press, 1990: 139-
25 cm x 4.6 mm, 5mm, Supelco; 152.
Detektor UV-VIS SPD-6AP, Snyder LR, Kirkland JJ, Glajch JL.
Shimadzu; Pompa LC-6A, Shi- Practical HPLC Method Develop-
madzu; Fase gerak Asetronitril : ment Second Edition, John Wiley
Asam : Asam Fosfat (5:94:1); & Sons, Inc, New York, 1997:
Pelarut Asam fosfat 10%; Pan- 616-712.
jang gelombang 230 nm; Kece-
patan alir 1,2 ml/menit; Volume Wedzicha B, Mottram D. International
injeksi 20 µl. Developments : Mechanism for the
2. Metode ekstraksi akrilamida Formation of Acrylamide on Foods
dalam keripik kentang simulasi Discussed at JIFSAN 28 – 30 Octo-
memberikan uji perolehan kem- ber : 38 halaman. http://ifst.org/
bali sebesar 96,93% + 0,52% formwed.ppt, 7 Juni 2004, pk.
7.50.

Vol. II, No.3, Desember 2005 163

Anda mungkin juga menyukai