Pancasila sebagai pancaran jiwa bangsa harus dipandang sebagai
legalitas yang membentuk hukum tertinggi, yaitu sebagai norma dasar (menurut Hans Kelsen). Norma dasar merupakan kaidah tertinggi dan fundamental yang menjadi inti setiap tatanan hukum negara. Norma ini tidak dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, tetapi bersifat ‘ditetapkan lebih dulu’. Bagi negara Indonesia, nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa yang menjadi dasar falsafah-pandangan hidup- ideologi negara pada gilirannya menjelma menjadi norma dasar negara.
Indonesia sebagai negara demokrasi memiliki keinginan untuk membuat
bangsa yang hidup di dalamnya sejahtera tanpa meninggalkan maksud Bhinneka Tunggal Ika. Yudi Latif dalam buku Wawasan Pancasila menuturkan segala idealitas tersebut baru bisa diperoleh keseluruhan artinya bila mampu diwujudkan dalam realitas kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Implementasi Pancasila menghendaki aktualisasi tiga dimensi filsafat bertoleransi dengan tiga lapis ideologi (keyakinan, pengetahuan, tindakan)