Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD FAIZIN

UNIT : A SEMESTER 4
NIM : 1948201016
PENYAKIT AUTOIMUN
VASKULITIS

Etiologi
Sampai saat ini penyebab penyakit ini belum di ketahui dengan jelas, namun ada
beberapa yang memegang peranan yang memicu timbulnya penyakit ini, yaitu:
a. Komplek imun
b. Infeksi bakteri atau virus
c. Elergi terhadap obat atau akibat pajanan terhadap bakteri, virus dan parasit.
d. Genetik
e. Nekrosis granulomatosa
Terjadinya vaskulitis masih belum diketahui. Tetapi telah diketahui bahwa
sistemimun mempunyai peranan yang besar pada kerusakan jaringan akibat vaskulitis.
Sistem imun yang normalnya melindungi organ tubuh pada vaskulitis menjadi
hiperaktif karena dirangsang oleh stimulus yang belum diketahui mengakibatkan
terjadinya inflamasi.

Patogenesis
Secara umum, sebagian besar sindrom vasculitis diasumsikan dimediasi
setidaknya sebagian oleh mekanisme immunopathogenik yang terjadi dalam respon
terhadap rangsangan antigen tertentu. Namun, bukti yang mendukung hipotesis ini
adalah untuk bagian yang paling tidak langsung dan mungkin mencerminkan
epifenomena sebagai lawan untuk kausal yang benar. Selanjutnya,tidak diketahui
mengapa beberapa individu mungkin mengembangkan vasculitis dalam menanggapi
rangsangan antigen tertentu, sedangkan yang lainnya tidak.Sangat mungkin bahwa
sejumlah faktor yang terlibat dalam ekspresi tertinggi dari sebuah sindrom vaskulitis.
Hal ini termasuk predisposisi genetik, paparan lingkungan, dan mekanisme yang
berkaitan dengan respon imun terhadap antigen tertentu. Kekebalan Patogen- Formasi
Kompleks.Vaskulitis umumnya dianggap dalam kategori yang lebih luas dari penyakit
kompleks imun yang mencakup serum dan beberapa penyakit jaringan ikat, yang
sistemik lupus erythematosus adalah prototipenya. Meskipun deposisi kompleks imun
di dinding pembuluh darah, mekanisme patogenik yang paling luas diterima dari
vaskulitis, peran penyebab kekebalan kompleks belum jelas dipastikan dari sebagian
besar sindrom vaskulitis. Imun kompleks yang beredar tidak perlu. Ketika inflamasi ini
terjadi, hal ini menyebabkan perubahan pada dinding pembuluhdarah seperti penebalan
dan penyempitan yang pada akhirnya dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah.
Sumbatan pembuluh darah yang berat akan berefek pada jaringan yangdiperdarahi oleh
pembuluh darah tersebut, menimbulkan gangguan perfusi dan distribusi nutrisike
jaringan, terjadi iskemi, kerusakan bahkan kematian jaringan.
Walaupun manifestasi klinisnya sama yaitu vaskulitis, akan tetapi proses
patogenesis yang mendasari berbagai penyakit tersebut berbeda, tergantung pada
klasifikasi vaskulitis itu sendiri. Mekanisme patologis beberapa jenis vaskulitis di
dasarkan atas adanya komplek imun dan ada yang di dasarkan atas adanya serangan
antibodi, namun ada beberapa jenis vaskulitis yang sampai saat ini patofisiologisnya
belum jelas. Jenis vaskulitis ini adalah: Arteritis sel besar, Vaskulitis susunan saraf
pusat, Arteritis Kawasaki, Poliarteritis mikroskopik, Vaskulitis krioglobulinemia
esensial, dan Angitis leukositoklastik.
Pada vaskulitis yang di dasarkan pada komplek imun menunjukkan bahwa
terdapat kaitan antara antigen permukaan virus hepatitis B dengan Ig M terhadap
terjadinya parubahan pada didinding arteri pasien polierteritis.
Pada sebagian besar vaskulitis terdapat bukti bahwa mekanisme terjadinya adalah
melalui kompleks imun. Keadaan imunologi yang dapat menerangkan timbulnya
aktivasi imunologi ditentukan ileh beberapa keadaan, yaitu jumlah antigen, kemampuan
tubuh mengenai antigen, kemempuan respons imun untuk mengeliminasi antigen dan
route (target organ) yang dirusak.

Gejala Umum
Ada banyak kondisi yang telah vaskulitis sebagai gejala yang menyertai atau
atipikal, termasuk:
1. Penyakit rematik, seperti rheumatoid arthritis dan lupus eritematosus sistemik
2. Kanker, seperti limfoma
3. Infeksi, seperti hepatitis C
4. Paparan bahan kimia dan obat-obatan, seperti amfetamin, kokain, dan vaksin
antraks yang mengandung Anthrax Protective Antigen sebagai bahan utama.
Gejala mungkin termasuk:
a) Umum gejala: Demam, penurunan berat badan
b) Kulit: purpura diraba, livedo reticularis
c) Otot dan sendi: myalgia atau myositis, artralgia atau arthritis
d) Sistem saraf: mononeuritis multipleks, sakit kepala,
stroke, tinnitus, mengurangi ketajaman visual, kehilangan
penglihatan akut
e) Jantung dan pembuluh darah: infark miokard, hipertensi, gangrene
f) Saluran pernafasan: Hidung berdarah, batuk berdarah, infiltrat paru
g) Saluran pencernaan: nyeri perut, tinja berdarah, perforasi
h) Ginjal: Glomerulonefritis
Pengobatan Vaskulitis
bila vaskulitis sudah memengaruhi organ penting, seperti otak, paru, atau ginjal,
penanganan medis sangat diperlukan. Di antaranya:
1. Obat-obatan
Pengobatan yang dilakukan termasuk pemberian kortikosteroid,
seperti prednisone atau methylprednisolone. Perlu diketahui bahwa penggunaan obat ini
dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, seperti diabetes
dan osteoporosis. Gunakan dalam dosis rendah bila harus mengonsumsi kortikosteroid
dalam jangka panjang.
Selain kortikosteroid, terdapat obat-obatan lain yang berfungsi menekan respons
system imun yang memi cu kerusakan pembuluh darah, seperti cyclophosphamide atau
azathioprine. Selain itu, terapi biologis dengan rituximab juga bisa diberikan.
2. Bedah
Pada beberapa kasus, vaskulitis dapat menyebabkan aneurisma atau
pembengkakan di pembuluh darah. Vaskulitis juga bisa membuat arteri menyempit,
sehingga menghambat aliran darah. Pasien dengan kedua kondisi di atas memerlukan
tindakan pembedahan.
Referensi
Daud, Rizasyah. I, Kasjmir Yoga.Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi ketiga.1996. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Sukmana, Nanang. Jilid I edisi IV Ilmu Penyakit Dalam. Juni 2006. Penerbit
Depatemen
Ilmu penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.
Kalim, Handono. Singgih, Wahono C. Jilid II edisi IV Ilmu Penyakit Dalam. Juni 2006.
Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai