Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS APBN 2017

A. Pada sisi pendapatan negara, optimalisasi pendapatan diarahkan pada perluasan


basis pendapatan. Namun tetap selaras dengan kapasitas perekonomian agar tidak
mengganggu iklim investasi. Dalam postur APBN 2017 ditetapkan jumlah
pendapatan negara sebesar Rp1.750,3 triliun. Jumlah ini terdiri dari penerimaan
perpajakan sebesar Rp1.489,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp1,4 triliun. Hal ini
disusun dengan mempertimbangkan potensi perpajakan yang bisa diterima
pemerintah pada 2017, termasuk realisasi program Amnesti Pajak dan
penerimaan dari sumber-sumber pajak baru.
Tantangan dalam menjalankan kebijakan tersebut:
1. dinamika ekonomi global, yaitu belum pulihnya perekonomian global dan
harga komoditas
2. pengelolaan kebijakan fiskal. Dalam rangka menghadapi berbagai tantangan
perekonomian global dan memitigasi dampaknya terhadap perekonomian
domestik, Pemerintah akan terus berupaya memperkuat fondasi
perekonomian nasional agar mampu bertahan dan tetap tumbuh secara
berkesinambungan.
3. pembangunan sektor riil. Beberapa tantangan pembangunan domestik yang
perlu menjadi perhatian utama adalah struktur dan kelembagaan
perekonomian yang perlu ditingkatkan kualitasnya, seperti terbatasnya
kapasitas Dari sisi Belanja Negara

Alokasi Belanja Negara diarahkan sejalan dengan sembilan agenda prioritas


(Nawa Cita) Pemerintah. Beberapa kebijakan penting belanja negara diantaranya:
1. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah untuk memacu produktivitas dan
peningkatan pelayanan publik.
2. Mengarahkan subsidi menjadi lebih tepat sasaran.
3. Melanjutkan program prioritas pembangunan, utamanya : infrastruktur
konektivitas, pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi,
kemaritiman, pariwisata, pertahanan, serta pengurangan kesenjangan, guna
semakin memperbaiki kualitas pembangunan;
4. Pemenuhan anggaran Kesehatan sebesar 5 persen dari APBN, dengan
didukung program yang lebih tajam dan luas, baik dari sisi demand maupun
sisi supply.
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan tidak mampu melalui
program bantuan sosial yang lebih berkesinambungan (KIP, KIS), termasuk
perluasan cakupan penerima Bantuan Tunai Bersyarat menjadi 6 juta KSM.
6. Penyediaan kebutuhan pokok Perumahan melalui program Sejuta Rumah
bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, dengan dukungan pembangunan
rumah, subsidi bunga kredit, dan bantuan uang muka rumah.
7. Penyelaraskan kebijakan Desentralisasi Fiskal dengan mengalihkan alokasi
Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di Kementerian/Lembaga ke DAK,
agar pembangunan lebih merata dan lebih cepat, yang juga didukung dengan
peningkatan alokasi Dana Desa mencapai 6,5 persen dari dan di luar Transfer
ke Daerah, sesuai Road Map Dana Desa tahun 2015-2019.

Memberi penekanan pada peningkatan kualitas belanja produktif dan prioritas


yang antara lain difokuskan untuk mendorong percepatan pembangunan
infrastruktur, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan sosial dengan tetap
menjaga pemenuhan belanja yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan (mandatory spending) yaitu alokasi anggaran pendidikan dan anggaran
kesehatan yang masing masing sebesar 20 persen dan 5 persen dari belanja
negara. Strategi lain adalah dengan mempertajam sasaran subsidi dan
meningkatkan kualitas penyalurannya, serta mengarahkan bantuan sosial ke pola
non cash. Kebijakan pada belanja negara juga diarahkan pada penguatan
desentralisasi fiskal melalui optimalisasi dana transfer Ke Daerah dan Dana Desa.

B. Arah kebijakan pembiayaan pada APBN tahun 2017, meliputi :


1. mengendalikan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang terkendali
(Manageable),
2. memanfaatkan utang untuk kegiatan produktif dan menjaga keseimbangan
makro ekonomi,
3. memanfaatkan SAL antara lain sebagai bantalan fiskal untuk mengantisipasi
ketidakpastian perekonomian,
4. mengoptimalkan pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk mengakselerasi
pembangunan serta meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM,
5. menyempurnakan kualitas perencanaan investasi Pemerintah,
6. mendukung pemenuhan kewajiban negara sebagai anggota
organisasi/lembaga keuangan internasional,
7. mendukung upaya peningkatan ekspor melalui National Interest Account,
8. membuka akses pembiayaan pembangunan dan investasi kepada masyarakat
secara lebih luas, serta
9. mendukung program peningkatan akses terhadap pendidikan dan penyediaan
kebutuhan rumah bagi MBR.

C. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia Tahun 2017


Utang luar negeri digunakan oleh pemerintah untuk pembangunan melalui
kebijakan defisit anggaran. Defisit anggaran menunjukkan bahwa kondisi
pengeluaran pemerintah lebih besar daripada penerimaanya. Sehingga, negara
yang kondisi anggarannya defisit membutuhkan tambahan dana agar kegiatan
yang telah direncanakan dapat berjalan. Oleh sebab itu pemerintah harus
berhutang terhadap pihak luar untuk memperoleh dana guna menutupi defisit
aggaran tersebut. Dengan kondisi anggaran yang deifisit, berarti pemerintah harus
melakukan pinjaman, hal tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah
yang lebih tinggi.
Pajak adalah sumber pemasukan utama dalam sistem ekonomi kapitalis, ini
dikarenakan kekayaan alam yang seharusnya menjadi pemasukan utama negara
Indonesia diberikan kepada individu. Sistem ekonomi kapitalis menjamin
kebebasan hak milik dan pengelolaan individu sekalipun terhadap kekayaan alam
yang sejatinya adalah milik umum. Maka dari itu pajaklah harapan pemasukan
negara bagi sistem ekonomi kapitalis.

Anda mungkin juga menyukai