Anda di halaman 1dari 12

MIND MAPPING

OMPHALITIS PADA BAYI BARU LAHIR

Dosen Koordinator : Ns. Desy Ayu Wardani, M.Kep.,Sp.Kep.Mat


Dosen Pembimbing Akademik: Ns. Nanik L., S.Kep
Mata Kuliah: Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
Muja Asmara
P2002040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2021
MIND MAPPING OMPHALITIS

ETIOLOGI :
Organisme yang dapat menyebabkan omphalitis yaitu :
1. Bakteri Aerob
a) Streptokokus grup A MANIFESTASI KLINIS :
DEFINISI :
b) Escherichia coli 1. Discharge yang purulen dan berbau busuk
Omphalitis didefinisikan sebagai
c) Klebsiella dari umbilicus atau tali pusat.
infeksi umbilikus, khususnya tali d) Proteus 2. Eritema, edema, dan nyeri tekan di daerah
pusat, pada bayi baru lahir. 2. Bakteri Anaerib periumbilikal
a) Bacteroides Fragilis
b) Peptostreptococcus
c) Clostridium perfringens

PENCEGAHAN : KOMPLIKASI : PATOFISIOLOGI :


Tali pusat menyajikan substrat yang unik untuk
1. Merawat tali pusat dengan prinsip bersih 1. Necrotizing fasciitis
kolonisasi bakteri, tanpa penghalang normal
dan kering 2. Evisceration
pertahanan kulit, dan mengalami iskemia dan
2. Disaat memandikan bayi, tali pusat juga 3. Peritonitis
degradasi sehingga tali pusat mengering dan lepas.
digosok dengan air dan sabun, lalu 4. Abses
Biasanya, daerah tali pusat menjadi tempat
dikeringkan dengan handuk bersih. Komplikasi lanjut yang dapat terjadi :
kolonisasi bakteri patogen intrapartum atau segera
3. Hindari kontak langsung tali pusat 5. Thrombosit vena porta
setelah kelahiran. Bakteri memiliki potensi untuk
dengan air kencing bayi 6. Hernia umbilikalis
menyerang tali pusat, yang menyebabkan terjadinya
7. Adhesi peritoneal
omphalitis.
PENATALAKSANAAN :

1. Farmakologi
a) Antibiotik : ampiclox, cloxacillin, flucloxacillin, MASALAH KEPERAWATAN :
methicillin yang dikombinasi dengan gentamycin.
1. Hipertermi b.d proses penyakit
b) Untuk bakteri anaerob, dapat diberikan antibiotik
2. Kerusakan integritas jaringan b.d trauma jaringan
berupa metronidazole.
2. Non-farmakologi
a) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum
memegang atau membersihkan tali pusat
b) Bersihkan tali pusat menggunakan larutan
antiseprik
LITERATURE RIVIEW
OMFALITIS PADA BAYI BARU LAHIR

Dosen Koordinator : Ns. Desy Ayu Wardani, M.Kep.,Sp.Kep.Mat


Dosen Pembimbing Akademik: Ns. Nanik L., S.Kep
Mata Kuliah: Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
Muja Asmara
P2002040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2021
LITERATUR RIVIEW

No Author Design Tittle Theory Objective Sampel Education programe Follow up Primary outcome (PO) Conclusion
Country intervention group (IG) and outcome measure secondary Outcome (SO)
and Control group (CG)
1 Risa Pitriani Umbilical Cord Care Sampel dalam penelitian Tidak dicantumkan oleh Tidak dicantumkan oleh 1. Dari hasil penelitian Dari hasil penelitian yang
Effectiveness Closed and ini adalah bayi baru lahir peneliti dalam jurnal peneliti dalam jurnal yang dilakukan dilakukan ditarik
Penelitian ini bersifat
Open To Release Cord (usia 0-14 hari) sebanyak penelitian penelitian perawatan tali pusat kesimpulan bahwa
true experimental design
Newborn 32 orang. terbuka memiliki rata- perawatan tali pusat yang
(eksperimen murni)
rata pelepasan tali menggunakan kasa
dengan jenis disain post
pusat adalah 6 hari alkohol (tertutup)
test only control
menyebabkan tali pusat
2. Sedangkan perawatan
terus menerus lembab
Indonesia (2017)
tali pusat tertutup
sehingga memperlambat
memiliki rata-rata
pelepasan tali pusat dan
pelepasan tali pusat
mempermudah timbulnya
adalah 10 hari.
infeksi karena spora yang
masuk kedalam ujung tali
pusat yang masih lembab,
sedangkan perawatan tali
pusat dengan
menggunakan kasa kering
(terbuka) lebih cepat
pelepasannya sehingga
bakteri tidak mudah
masuk.

2 Sitti Suharni Hermanses Metode Aplikasi Sampel penelitian adalah Tidak dicantumkan oleh Tidak dicantumkan oleh Melalui hasil uji Kruskal Dari hasil penelitian yang
Colostrum Merupakan bayi baru lahir normal peneliti dalam jurnal peneliti dalam jurnal Wallis di peroleh nilai dilakukan ditarik
Penelitian ini
Prekusor Bagi Percepatan sebanyak 90 orang penelitian penelitian p<0,001(p < α=0,05). kesimpulan bahwa
menggunakan desain
Pengeringan Tali Pusat Penelitian ini menunjukan menggunakan kolostrum
Quasi eksperimental
Pada Bayi Baru Lahir terdapat perbedaan yang (ASI) dipandang baik
dengan post test only
signifikan antara waktu untuk mempercepat
design.
pengeringan potongan tali proses pelepasan tali
Indonesia (2017) pusat pada aplikasi pusat dan mencegah
kolostrum, perawatan infeksi tali pusat
kering terbuka dan kasa (Omphalitis).
steril, dimana pengeringan
tali pusat pada perawatan
dengan topikal kolostrum
lebih cepat dibandingkan
dengan perawatan kering
terbuka dan perawatan
kasa steril.

3 Ihah Nasihah Pengaruh Penggunaan Sampel yang digunakan Kelompok intervensi Tidak dicantumkan oleh 1. Hasil penelitian Dari hasil penelitian yang
Kolostrum Terhadap dalam penelitian ini adalah dalam penlitian ini adalah peneliti dalam jurnal menunjukkan bahwa dilakukan ditarik
Penelitian ini
Waktu Pelepasan Tali ibu yang mempunyai bayi 15 responden yang penelitian dari 15 responden yang kesimpulan bahwa
menggunakan desain
Pusat Pada Bayi Di 0-14 hari sebanyak 30 memiliki bayi 0-14 hari dirawat menggunakan perawatan tali pusat
penelitian eksperimental
Puskesmas Saketi responden. yang dilakukan perawatan metode kolostrum dengan menggunakan
Indonesia (2020) Kabupaten Pandeglang tali pusat menggunakan didapatkan rata-rata kolostrum lebih efektif
Tahun 2020 metode kolostrum dan waktu pelepasan tali dibandingkan dengan
pada kelompok kontrol pusat adalah 5,47 dan perawatan menggunakan
sebanyak 15 responden standar deviasi 1,302 kain kasa kering untuk
yang memiliki bayi 0-14 dengan waktu waktu pemisahan tali
hari yang dirawat minimum adalah 3 hari pusat. Disarankan agar
menggunakan metode kasa dan maksimum 7 hari. petugas kesehatan
kering. melakukan perawatan tali
2. Hasil penelitian
pusat dengan
menunjukkan bahwa
menggunakan ASI dan
dari 15 responden yang
kain kasa kering steril.
dirawat menggunakan
Keduanya dapat
metode kasa kering
mempercepat waktu
didapatkan rata-rata
pemisahan dan mencegah
waktu pelepasan tali
terjadinya infeksi tetanus
pusat adalah 6,80 dan
neonatorum.
standar deviasi 1,014
dengan waktu
minimum adalah 5 hari
dan maksimum 9 hari.

4 Dian Puspita Reni Perbedaan Perawatan Tali Sampel dalam penelitian Tidak dicantumkan oleh Penelitian ini dilaksanakan 1. Hasil dari penelitian Dari hasil penelitian yang
Pusat Terbuka Dan Kasa bayi baru lahir sebanyak peneliti dalam jurnal di Puskesmas Gajahan dan menunjukkan bahwa dilakukan ditarik
Jenis penelitian
Kering Dengan Lama 80 bayi. penelitian Rumah Sakit Amanah Ibu perawatan tali pusat kesimpulan bahwa tali
observasional analitik
Pelepasan Tali Pusat dan Anak pada tanggal 16 kering dari 40 pusat dianjurkan terbuka
dengan pendekatan
Pada Bayi Baru Lahir Februari 2016 sampai 30 responden, kelompok agar terkena udara secara
cohort.
April 2016. kasus terdapat 31 leluasa karena akan lebih
responden. Dengan cepat kering. Pada luka
Indonesia (2018)
lama pelepasan tali terbuka terdapat bakteri
pusatnya berkisar anaerob yang tidak tahan
antara 1-7 hari dan 9 terhadap oksigen. Salah
responden dengan lama satu cara untuk
pelepasan tali pusat >7 mematikannya adalah
hari. dengan membiarkan luka
terpapar udara.
2. Hasil pada penelitian
Sedangkan pada tali pusat
menunjukkan bahwa
yang tertutup rapat
perawatan tali pusat
dengan apapun akan
terbuka dari 40
memperlambat pelepasan
responden, kelompok
tali pusat dan
kontrol terdapat 38
membuatnya menjadi
responden. Dengan
lembab. Kelembaban tali
lama pelepasan tali
pusat merupakan faktor
pusatnya berkisar
yang memperlambat
antara 1-7 hari dan 2
pelepasannya tali pusat.
responden dengan lama
Lama pelepasan tali pusat
pelepasan tali pusat >7
dipengaruhi oleh beberapa
hari. Rerata waktu
faktor diantaranya
lepas tali pusat bayi
timbulnya infeksi, cara
yang dirawat dengan
perawatan tali pusat,
perawatan terbuka
kelembaban tali pusat,
lebih cepat yaitu 5.43
dan kondisi sanitasi
hari.
lingkungan sekitar
neonatus.

Ruri Yuni Astari Perbandingan Metode Sampel dalam penelitian Peneliti membagi dua Tidak dicantumkan oleh 1. Hasil penelitian Dari hasil penelitian yang
Kolostrum dan Metode ini adalah bayi baru lahir kelompok penelitian, peneliti dalam jurnal menunjukkan bahwa dilakukan ditarik
Terbuka Terhadap Lama kelompok pertama penelitian lama pelepasan tali kesimpulan bahwa
Jenis penelitian ini berjumlah 30
Pelepasan Tali Pusat pada menggunakan perawatan pusat dengan metode pelepasan tali pusat
adalah eksperimen static
Bayi Baru Lahir tali pusat dengan metode kolostrum adalah <5 menggunakan kolostrum
kolostrum (kelompok hari (kategori cepat) sebagai terapi topikal
group comparism.
intervensi/O1) dan dan tidak ada yang >7 lebih cepat dibandingkan
kelompok kedua hari (kategori lambat). metode terbuka. Metode
Indonesia (2019) menggunakan perawatan kolustrum merupakan
2. Hasil penelitian
tali pusat dengan metode metode yang cocok, aman
menunjukkan lama
terbuka (kelompok dan tidak mahal untuk
pelepasan tali pusat
kontrol/ O2). Kelompok manajemen tali pusat
dengan metode terbuka
intervensi mendapatkan pada bayi baru lahir.
menunjukkan tali pusat
perlakuan pengolesan
lepas <5 hari (kategori
topical kolostrum selama
cepat) dan tali pusat
perawatan tali pusat
lepas >7 hari (kategori
sedangkan pada kelompok
lambat).
kontrol perawatan
menggunakan metode 3. Hasil uji statistik
terbuka. menunjukkan bahwa
lama pelepasan tali
pusat bayi baru lahir
dengan metode
kolostrum sekitar 4 hari
9 jam lebih cepat
dibandingkan metode
terbuka (p = 0,022).
LITERATUR RIVIEW
OMPHALITIS PADA BAYI BARU LAHIR

Salah satu yang menyebabkan kematian pada bayi baru lahir adalah infeksi
tali pusat yang merupakan jaringan yang sangat unik dan bisa menjadi infeksi
pada bayi baru lahir jika tidak dirawat dengan baik dan benar, setelah bayi baru
lahir tali pusat akan dipotong dan akan membentuk luka dan memungkinkan
segala bakteri dan kuman berkoloni dan hidup didalamnya. Bakteri yang hidup di
dalamnya akan menyebabkan infeksi pada tali pusat atau disebut omphalitis
(Sumaryani dalam Permanasari, 2015). Angka kematian bayi baru lahir di
Indonesia mencapai 35/1000 kelahiran hidup atau dua kali lebih besar dari target
World Health Organization (WHO) tahun 2016 sebesar 15/1000 kelahiran hidup
(WHO, 2016).
Berdasarkan program tetap pemerintah sudah mencanangkan bahwa tidak
di anjurkan lagi merawat tali pusat dengan cara membungkus dan menutupi tali
pusat, cukup dengan membiarkan tali pusat terbuka, itu akan menyebabkan tali
pusat cepat kering dan puput. Perawatan terbuka akan membantu pengeringan tali
pusat lebih cepat karena pada tali pusat terdapat Jeli Wharton yang banyak
mengandung air yang jika terkena udara akan berubah strukturnya dan secara
fisiologis berubah fungsi menjadi padat dan mengeklem tali pusat secara otomatis
sehingga menyebabkan aliran darah pada pembuluh darah didalam sisa tali pusat
terhambat atau bahkan tidak mengalir lagi yang membuat tali pusat kering dan
layu yang kemudian sisa tali pusat akan terlepas (Cunningham et al dalam Dian
Puspita Reni, 2018).
Perawatan tali pusat dianjurkan terbuka agar terkena udara secara leluasa
karena akan lebih cepat kering. Pada luka terbuka terdapat bakteri anaerob yang
tidak tahan terhadap oksigen. Salah satu cara untuk mematikannya adalah dengan
membiarkan luka terpapar udara. Tali pusat pada perawatan terbuka dianjurkan
untuk tetap bersih dan kering. Selama tali pusat belum lepas, sebaiknya bayi tidak
dimandikan dengan cara dimasukkan ke dalam bak mandi, cukup dilap saja untuk
mencegah agar tali pusat tidak basah dan lembab (Sodikin dalam Dian Puspita
Reni, 2018). Sedangkan pada perawatan tali pusat yang tertutup rapat dengan
apapun akan memperlambat pelepasan tali pusat dan membuatnya menjadi
lembab. Kelembaban tali pusat merupakan faktor yang memperlambat
pelepasannya tali pusat. Lama pelepasan tali pusat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya timbulnya infeksi, cara perawatan tali pusat, kelembaban tali
pusat, dan kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus (Ramadhan dalam Dian
Puspita Reni, 2018).
Perawatan tali pusat menggunakan cara tradisional akan lebih baik dari
pada memberikan bahan yang berbahaya pada tali pusat. Salah satu intervensi
yang dapat di lakukan oleh perawat sebagai caring adalah dengan memberikan
asuhan keperawatan pada bayi di rumah sakit maupun setelah pulang dengan
pendekatan model perawatan topikal air susu ibu (ASI). Model asuhan perawatan
topikal ASI pada tali pusat pada bayi dapat mencegah omphalitis dan
mempercepat pelepasan tali pusat pada bayi lahir. Model asuhan perawatan
topikal ASI pada tali pusat merupakan bentuk peran yang dikembangkan perawat
dalam hal meningkatkan kepercayaan-harapan (faith –hope) untuk proses carative
dan curative dengan alternatif (Watson dalam Dian Puspita Reni, 2018).
Perawatan tali pusat dengan metode kolostrum adalah perawatan tali pusat
yang dibersihkan dan dirawat dengan cara mengoleskan kolostrum pada luka dan
sekitar luka tali pusat. Tali pusat dijaga agar tetap bersih dan kering tidak terjadi
infeksi sampai tali pusat lepas. Kolostrum mengandung protein yang sangat
tinggi, protein berfungsi sebagi pembentuk ikatanesensial tubuh, mengatur
keseimbangan cairan tubuh, memelihara netralisasi tubuh dengan bereaksi
terhadap asam basa agar PH tubuh seimbang, membentuk antibodi serta
memegang peranan penting dalam mengangkut zat gizi kedalam jaringan. Protein
yang berada dalam kolostrum akan berikatan dengan protein dalam tali pusat
sehingga membentuk reaksi imun dan terjadi proses apoptusis. Pembelahan dan
pertumbuhan sel dibawah pengendalian genetik sel juga dapat mengalami
kematian sel secara terprogram. Gen dalam sel tersebut memainkan peranan aktif
pada kehancuran sel (Laksawati, 2016).
Metode perawatan tali pusat dengan menggunakan kolostrum jauh lebih
efisien dibidang ekonomi keluarga karena pemanfaatan kolostrum dalam
perawatan tali pusat tidak membutuhkan biaya sama sekali atau relatif lebih
efisien. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan kolostrum sebagai media
perawatan tali pusat sangat minimal. Hal ini dikarenakan kandungan dari
kolostrum itu sendiri. Berbagai macam kandungan nutrisi dan zat yang ada di
dalam kolostrum dapat mengurangi resiko kejadian infeksi sehingga bayi dapat
terhindar dari kejadian infeksi tali pusat (Ihah Nasihah, 2020).
Keunggulan lain dari kolostrum adalah mengandung leukosit yang
berperan dalam melindungi tubuh dari infeksi dan membantu proses
penyembuhan. Sel darah putih termasuk anti-infeksi yang terdiri dari neutrophil,
eosinophil, basophil, monosit dan magrofag. Neutrophil adalah sel darah putih
yang pertama kali berada di daerah yang mengalami peradangan. Eosinofil
berfungsi sebagai protektif dengan mengakhiri respon peradangan. Basofil
berguna bersirkulasi dalam aliran darah sehingga tubuh mengalami luka maupun
infeksi akan menyebabkan basophil mengeluarkan histamine, bradikinin dan
serotonin (Sumaryani dalam Ihah Nasihah, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Ihah Nasihah (2020). Pengaruh Penggunaan Kolostrum Terhadap Waktu


Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Di Puskesmas Saketi Kabupaten Pandeglang
Tahun 2020. Asian Research Midwifery And Basic Science Journal. e-Issn:
2723-6463.
Dian Puspita Reni, et. al (2018). Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan
Kasa Kering Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir.
Placentum Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, Vol. 6 (2) 2018. Issn
2303-3746, e Issn 2620-9969.
Permanasari. (2015). Perbedaan Lama Pelepasan tali pusat antara tertutup dan
dibiarkan terbuka. Indomedia Pustaka. Yogyakarta
WHO. (2016). Guideline Io: care of the umbilical cored review of the eviden on
care umbilical cord, British Colombia. Terjemahan Jakarta
Ruri Yuni Astari dan Dinda Nurazizah (2019). Perbandingan Metode Kolostrum
dan Metode Terbuka Terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat pada Bayi Baru
Lahir. Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 91-98. www. journal.lppm-
stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ. ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667.
Risa Pitriani et. al (2017). Umbilical Cord Care Effectiveness Closed and Open
To Release Cord Newborn. Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai. Vol 1 No 2 Tahun 2017. ISSN 2580-3123.
Sitti Suharni Hermanses (1017). Metode Aplikasi Colostrum Merupakan Prekusor
Bagi Percepatan Pengeringan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahi. Global Health
Science, Volume 2 Issue 4, Desember 2017. ISSN 2503-5088

Anda mungkin juga menyukai