Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan mengandung pengertian mendidik, membimbing,
mengajar, dan melatih setiap individu. Pendidikan dapat dilakukan dengan
dua jalur yaitu jalur formal dan nonformal. Pendidikan formal merupakan
pendidikan yang dilakukan di sekolah dengan proses pengajaran yang
berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan, pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan yang dilakukan di luar sekolah tanpa proses
pengajaran yang berjenjang dan berkesinambungan. Keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang berada di luar pendidikan formal. Dalam keluarga
dilakukan pendidikan keluarga, dengan memberikan pendidikan,
pengajaran, dan bimbingan mengenai agama, moral, etika, budaya, dan
keterampilan. Sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mendukung pendidikan. Dengan demikian, latar belakang harus
diperhatikan guna tercapainya pendidikan yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran diperlukan sarana penunjang yang
terkadang mahal. Akibatnya orang tua yang tidak mampu memenuhi sarana
penunjang tersebut, maka anak akan terhambat dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, sumber daya manusia menjadi rendah sehingga
menhambat kemajuan bangsa dan negara.
Salah satu indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar. Prestasi sendiri adalah hasil positif yang menunjukkan gambaran
keberhasilan seseorang yang diraihnya dalam suatu kegiatan atau proses
belajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor dalam upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya
melalui suatu kegiatan yang diikutinya. Prestasi belajar merupakan
penilaian pendidikan tentang perkembangan dankemajuan murid yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum setelah dilakukan
kegiatan evaluasi. Ini menunjukan bahwa prestasi belajar siswa tersebut
tidak dapat diketahui tanpa adanya penilaian/evaluasi terhadap siswa
tersebut.
Kedudukan sosial akan mempengaruhi kedudukan orang
tersebut dalam kelompok sosial berbeda. Menurut Ngalim Purwanto
(2004:42) mengemukakan bahwa „kemampuan ekonomi keluarga akan
memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada
pendidikan dan pekerjaan atau jabatan serta mempertimbangkan hasil
yang dicapai pada pendidikan dan pekerjaan.‟ Menurut Nasution (2004:25)
„tingkat status sosial ekonomi dilihat atau di ukur dari pekerjaan
orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua,
keadaan rumah dan lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial.‟ W.S
Winkel (1996:257) mengemukakan hal yang berbeda tentang status
sosial ekonomi anatara keluarga kaya dan miskin yaitu: Keadaan sosial
ekonomi keluarga yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang
menghambat dalam belajar, siswa berpikir bahwa untuk apa belajar dengan
sungguh-sungguh/rajin jika semua kebutuhan sudah terpenuhi. Sebaliknya
siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang ekonominya lemah
biasanya kerap jauh lebih rajin namun ada juga siswa yang merasa
minder bila belajar bersama dengan anak-anak orang kaya.
Pernyataan di atas dapat dipahami karena keluarga yang status
sosial ekonominya ada juga yang kurang memperhatikan pendidikan
anaknya karena kesibukan atau karena adanya asumsi bahwa uang
adalah segala-galanya sehingga menomorduakan pendidikan sementara
bagi keluarga yang status sosial ekonominya menengah ke bawah sangat
mementingkan pendidikan yang baik dan memadai bagi anaknya dengan
harapan agar anak mereka dapat memperbaiki kedudukan sosialnya.
Walaupun status sosial ekonomi orang tua memuaskan, tetapi apabila
mereka itu tidak memperhatikan pendidikan anaknya hal itu juga akan
berpengaruh terhadap perkembangan sosial anaknya. Artinya ada asumsi
yang harus dipenuhi yaitu semua orang tua pasti menginginkan pendidikan
anaknya baik, sehingga dia memperhatikan dan mengoptimalkan untuk
pendidikan anaknya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap tingkat
prestasi belajar siswa-siswi SMA N 14 PEKANBARU ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil batasan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap
prestasi belajar siswa-siswi SMA N 14 PEKANBARU.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengatahui bagaimana pengaruh status sosial ekonomi orang
tua terhadap tingkat prestasi belajar siswa-siswi SMA N 14
PEKANABARU.

1.5 Manfaat Penelitian


1.4.1. Menambah wawasan peneliti dalam membuat penelitian.
1.4.2. Memberikan gambaran kondisi dan pengaruh status sosial ekonomi
prang tua terhadap prestasi belajar siswa-siswi SMA N 14 PEKANBARU.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP OPRASINAL


Konsip Diri Siswa
a. Menurut Hurlock (dalam Nia, 2011 : ) konsep diri adalah konsep
seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan
cermin, ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang
lain, dan apa yang kiranya reaksi orang lain terhadapnya. Konsep diri
mencakup citra diri fisik dan psikologis. Citra diri fisik biasanya berkaitan
dengan penampilan, sedangkan citra diri psikologis berdasarkan atas
pikiran, perasaan, dan emosi.
b. Song dan Hattie (dalam Nia, 2011 : ) mengemukakan bahwa konsep
diri terdiri atas konsep diri akademis dan non akademis. Selanjutnya konsep
diri non akademis dapat dibedakan menjadi konsep diri sosial dan
penampilan diri. Jadi menurut Song dan Hattie, konsep diri secara umum
dapat dibedakan menjadi konsep diri akademis, konsep diri sosial, dan
penampilan diri.
Berdasarkan kajian-kajian teori di atas, maka dasar teori yang
digunakan untuk menyusun kisi-kisi konsep diri adalah gabungan dari teori
Hurlock dan teori Song & Hattie yang menyatakan konsep diri adalah
gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri
yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan
prestasi. Dimensi konsep diri mencakup citra diri fisik, citra diri psikologis
dan konsep diri sosial. Indikator citra diri fisik biasanya berkaitan dengan
penampilan, indikator citra diri psikologis berdasarkan atas pikiran,
perasaan, dan emosi. Sedangkan indikator konsep diri sosial adalah
pandangan, penilaian siswa terhadap kemampuan bergaul dan kerjasama
dengan orang lain.
Konsep Prestasi Belajar
a. W.S. Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah
keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh
pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu.
b. Hamalik mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah perubahan
sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari
sesuatu.
c. Djalal berpendapat bahwa prestasi belajar siswa adalah
gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses
belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam proses belajar
mengajar baik dalam hal perubahan sikap maupun tingkah laku serta
didalam lingkungan sekolah atau diluar lingkungan sekolah.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR


Dalam hal ini faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Untuk mendukung laporan penelitian
yang penulis buat, penulis hanya mengambil faktor eksternal. Karena faktor
tersebut sangat membantu dalam laporan penelitian ini.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa.
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
1)Keadaan Keluarga
Faktor ini meliputi faktor orang tua, suasana rumah, dan
keadaan ekonomi keluarga. Keluarga merupakan lingkungan
terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan
dibesarkan. Hasbullah mengatakan bahwa keluarga merupakan
lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas
utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar
bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu,
orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga.
2)Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar
lebih giat dan rajin.
3)Keadaan Masyarakat
Dalam kesehariannya, seseorang tidak akan lepas dari
kehidupan bermasyarakat. Faktor keadaan masyarakat sangat kuat
pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan
sulit untuk dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan
anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Lingkungan sekitar banyak mempengaruhi mempengaruhi sikap
dan perilaku masing-masing individu. Seperti pola berpikir, bertindak,
berbicara, sikap, gaya bahasa, watak, dan sebagainya. Lingkungan
pendidikan terdiri dari rumah tangga (orang tua), sekolah, lingkungan
sekitar, dan lingkungan lainnya.

Konsep Peran Ekonomi Orang Tua


Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak
berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah
dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orang tua berperan sebagai
pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan
lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di
dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak
adalah dalam keluarga. Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya
tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga
pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan
kepribadian anak dan mendidik anak dirumah; fungsi keluarga/orang tua
dalam mendukung pendidikan di sekolah.
Orang tua merupakan salah satu peran penting. Orang tua dapat
berperan serta dalam meyediakan dana, prasarana dan sarana sekolah
sebagai upaya realisasi program-program sekolah yang telah disusun
bersama. Orang tua yang memiliki pendidikan, pengetahuan, dan
keterampilan khusus dapat berperan serta dalam membantu sekolah seperti
pada bidang proses pembelajaran, pengelolaan persekolahan, dan
pengelolaan keuangan sekolah.

2.2 KERANGKA TEORI


Pengertian Stratifikasi Sosial
Dalam masyarakat terdapat sistem lapisan kelompok-kelompok yang
dalam sosiologi dikenal dengan istilah stratifikasi sosial (social
startification). Stratifikasi sosial adalah pembedaan / pengelompokan
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat.
Max Weber mendefinisikan startifikasi sosial sebagai penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam
lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan
prestie. Patirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun
secara bertingkat (hierarki).

Keadaan Sosial Ekonomi Orang Tua


Keadaan sosial ekonomi setiap orang bebeda-beda dan bertingkat, ada
yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah.
Dalam Maftukhah (2007) sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994)
adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang
ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan,
jenis tempat tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut
Soerjono Soekonto (2001) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam
masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,
prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan
sumber daya.
Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan
lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain.
Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada
umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga
dengan keperluan lainnya. Keadaan sosial ekonomi yang baik dapat yang
menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Masalah biaya pendidikan
juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya
pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta
yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga.
Tingakat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak
yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi
orang tua. Salah satu contoh yang pernah saya jumpai selama SMA, ada
dua oarang siswa yang mempunyai semangat dan niat yang tinggi dalam
meraih pendidikan yang mereka inginkan. Tetapi hal itu terhambat dengan
kurangnya biaya yang dibutuhkan, kemudian salah satu dari dua orang
tersebut berusaha untuk membantu keuangan orang tua dangan cara
berjualan dari kelas ke kelas. Walaupun hasil atau pendapatan yang
diterima tidak seberapa, tetapi cukuplah untuk disishkan buat tabungan dan
perputaran uang untuk penjualan berikutnya.
Soerjono Soekanto (2000:445) menyatakan bahwa: “orang tua
sebenarnya merupakan kunci motivasi dan keberhasilan studi anak dan
remaja, tidak ada pihak lain yang akan dapat menggantikan peranan orang
tua seutuhnya”. Keberhasilan orang tua dalam menunjang motivasi dan
keberhasilan studi terletak pada eratnya hubungan antara orang tua dan
anak dan yang terpenting bahwa suasana keluarga yang positif bagi
motivasi dan keberhasilan studi adalah keadaan yang menyebabkan
anak atau remaja merasa aman dan damai bila merasa di tengah keluarga
tersebut. Perhatian kepada anak untuk memenuhi kebutuhan belajarnya
merupakan langkah awal bagi orang tua agar anak memiliki hasrat
untuk melakukan kegiatan belajar. Supaya anak dapat belajar dengan
teratur, orang tua harus membiasakan anak untuk belajar di rumah.
Sebaliknya kontribusi peranan orang tua dalam mendorong anaknya
untuk belajar dapat mendorong anak untuk memenuhi tuntutan orang tua.
Adanya perhatian orang tua dalam membantu meningkatkan prestasi belajar
dapat menumbuhkan hasrat anak untuk belajar. Hal ini seperti yang
dikemukakan Moh. Surya (2004:35) bahwa “Orang tua yang senantiasa
memberikan kontrol dalam kegiatan belajar anak-anaknya, serta senantiasa
memberikan motivasi untuk mencapai prestasi yang baik, akan
menunjang terhadap prestasi belajar yang setinggi-tingginya.”

Pengertian Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / keterampilan yang
dikembangkan dengan nilai tes (nilai / angka) yang diberikan oleh guru /
pendidik. Prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan
dukungan lingkungan dalam memberikan motivasi. Individu yang diberikan
dorongan untuk berprestasi akan lebih realitis dalam mencapai tujuannya.
Prestasi belajar ini ditandai dengan tingkat penguasaan materi
pelajaran yang telah diserap melalui evaluasi atau tes agar diketahui
prestasi belajarnya. Evaluasi atau tes merupakan alat ukur untuk
mengetahui prestasi belajar siswa, maka perubahan tingkah laku dari hasil
belajar diantaranya merupakan prestasi belajar siswa tersebut. Dalam
melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar, prestasi belajar siswa
merupakan outputyang selalu diharapkan oleh orang-orang yang terlibat
dalam proses belajar mengajar tersebut, baik itu bagi siswa, guru, maupun
bagi orang tua siswa yang secara tidak langsung ikut andil dalam
pembelajaran tersebut. Prestasi belajar ini merupakan hasil dari usaha guru
yang bertugas untuk mengajar dan siswa yang berfungsi sebagai subjek
ajar.
Pada hakekatnya prestasi belajar itu merupakan proses
perubahan diri individu dengan pemilikan pengalaman baru dimana
perubahan yang terjadi dimanifestasikan kedalam pola, tingkah laku
(behavior) yang berada dalam kawasan afektif, kognitif dan
psikomotor, perbuatan, skill dan pengetahuan serta dapat dilihat dari
hasil belajar itu sendiri. Dengan demikian prestasi belajar
mencerminkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2.3 KERANGKA BERFIKIR

Berdasarkan teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada


pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar
siswa. Dapat dilihat bahwa keluarga yang memiliki status sosial ekonomi
yang tinggi akan mudah memenuhi segala kebutuhan hidupnya, termasuk
dalam kemudahan memperoleh akses-akses yang berhubungan dengan
pendidikan. Sebaliknya, keluarga yang memiliki status sosial ekonomi
rendah akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki maka anak kesulitan
dalam memperoleh pendidikan.

PRESTASI BELAJAR

SISWA

EKONOMI ORANG TUA

Pembiayaan tidak Orang tua sebagai


memadai. fasilitator.

Prestasi menurun Prestasi meningkat


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan
sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku,
yang didapat dari apa yang telah diamati. Penulis memilih jenis penelitian
tersebut karena peneliti bisa langsung bertatap muka dan berinteraksi
dengan orang orang ditempat penelitian juga mendapatkan langsung
informasi secara detail dan akurat.

3.2 Waktu Dan tempat Penelitian


1. waktu
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau penelitian
saat ini dilangsungkan, terhitung mulai bulan November 2017-Februari
2018.
2. Tempat
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMA N 14 PEKANBARU. Kenapa
peneliti mengambil lokasi tersebut karena peneliti bersekolah di SMA N 14
PEKANBARU, dan juga sesuai judul yang telah tercantum langsung di
lokasi pemelihan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus
penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1.Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
2.Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi dapat berbentuk tulisan, gambar/foto, dan juga bisa berbentuk
rekaman. Di penelitian ini saya akan mencatat dan merekam pembicaraan
pewawancara dengan terwawancara tersebut sebagai bukti yang lebih
akurat lagi dan jelas sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan
penelitian tersebut.

3.4 Teknik Analisa Data


Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Teknik analisis data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan membuat
gambaran yang dilakukan dengan cara:
(1) reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pengobservasian, yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan dengan
membuat ringkasan, mengembangkan sistem pengkodean, menelusuri tema,
membuat gugus-gugus, dan menuliskan memo.
(2) Penyajian data
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks dalam
bentuk sistematis, sehingga menjadi bentuk yang sederhana serta dapat
dipahami maknanya.
(3) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir yang dilakukan peneliti
dalam menganalisis data secara terus menerus baik pada saat pengumpulan
data atau setelah pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif penarikan
kesimpulan tersebut dengan cara induktif, yang mana peneliti berangkat
dari kasus-kasus yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata
kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, atau definisi
yang bersifat umum. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan secara
induktif adalah proses penelitian yang diawali dengan mengumpulkan data
dan kemudian mengembangkan suatu teori dari data-data tersebut.
TAHAP I HASIL PENELITIAN

TABEL IDENTITAS SISWA


Tabel 1.1
Informan berdasarkan jenis kelamin
NO INFORMAN LK PR
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 2 3
% 2% 3%

Tabel 1.2
Informan berdasarkan umur
NO INFORMAN 17 THN 18 THN
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 4 1
% 4% 1%

TABEL INFORMAN
Tabel 2.1
Prestasi belajar didapat dari kerja keras, nilai, dan usaha
NO INFORMAN KERJA KERAS NILAI TERBAIK HASIL USAHA
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 2 2 1
% 2% 2% 1%
Tabel 2.2
Prestasi belajar sangat penting bagi motivasi dan masa depan. Tetapijuga tidak begitu penting untuk masa depan.
NO INFORMAN PENTING TIDAK PENTING
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 4 1
% 4% 1%

Tabel 2.3
Prestasi belajar sangat membantu dalam belajar
NO INFORMAN SANGAT MEMBANTU
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 5
% 5%

Tabel 2.4
Kebutuhan prestasi belajar tidak semua bisa terpenuhi
NO INFORMAN TERPENUHI TDK TERPENUHI MASIH KURANG
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 2 2 1
% 2% 2% 1%

Tabel 2.5
ekonomi berpengaruh terhadap prestasi belajar tetapi sebagian bilang ekonomi tidak berpengaruh.
NO INFORMAN BERPENGARUH TDK BERPENGARUH
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 3 2
% 3% 2%
Tabel 2.6
meski ekonomi rendah siswa tidak merasa terbebani dan ada juga terbebani.
NO INFORMAN TDK TERBEBANI TERBEBANI
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 4 1
% 4% 1%

Tabel 2.7
sebagian besar siswa hanya membantu dengan rajin belajar, dan ada juga yang bekerja sampingan.
NO INFORMAN RAJIN BELAJAR BEKERJA SAMPINGAN
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 3 2
% 3% 2%

Tabel 2.8
siswa yang bekerja tidak merasa malu.
NO INFORMAN BEKERJA,TDK MALU TIDAK BEKERJA
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 4 1
% 4% 1%

Tabel 2.9
semua pekerjaan yang dilakukan dapat membantu kebutuhan pribadi.
NO INFORMAN DAPAT MEMBANTU
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 5
% 5%
Tabel 2.10
pesan yang disampaikan rata-rata berusaha mendapatkan beasiswa
NO INFORMAN BEASISWA
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 5
% 5%

Tabel 2.11
siswa yakin dengan usaha mereka dapat mengubah ekonomi orang tuanya.
NO INFORMAN YAKIN
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 5
% 5%

Tabel 2.12
keinginan dan cita-cita rata-rata ingin menjadi orang yang sukses.
NO INFORMAN CEO PENGUSAHA DESAIGN INTERIOR DOKTER HEWAN POLISI
1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 1
5 5 1
FREKUENSI 1 1 1 1 1
% 1% 1% 1% 1% 1%

TABEL IDENTITAS GURU


Tabel 1.1
Informan berdasarkan jenis kelamin.
NO INFORMAN LK PR
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 1 1
% 1% 1%
Tabel 1.2
Informan berdasarkan umur.
NO INFORMAN 59 THN 34 THN
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 1 1
% 1% 1%

TABEL INFORMAN
Tabel 2.1
Prestasi merupakan hasil dari seorang siswa.
NO INFORMAN KEBERHASILAN SISWA
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

TABEL 2.2
Prestasi belajar sangat penting bagi siswa.
NO INFORMAN SANGAT PENTING
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.3
Siswa yang kurang mampu tapi memiliki prestasi yang bagus.
NO INFORMAN BERPRESTASI
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.4
Ekonomi dan prestasi tidak penting. Keberhasilan tidak dari ekonominya.
NO INFORMAN TIDAK PENTING
1 1 1
2 2 1
FREKUNSI 2
% 2%
Tabel 2.5
siswa yang ekonominya tinggi, tidak memperhatikan prestasi.
NO INFORMAN PRESTASI TDK BEGITU PENTING
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.6
Siswa yang ekonomi rendah, sangat mementingkan prestasi.
NO INFORMAN PRESTASI SANGAT PENTING
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.7
Semua siswa diberi apresiasi, tidak memandang status.
NO INFORMAN MEMBERI APRESIASI
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.8
Tidak ada perlakuan yang berbeda dari kedua siswa tersebut.
NO INFORMAN TIDAK ADA PERBEDAAN
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.9
Memberikan dorongan berupa motivasi dan membuat kelompok belajar.
NO INFORMAN KELOMPOK BELAJAR MOTIVASI
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 1 1
% 1% 1%
Tabel 2.10
Bisa. Dengan prestasi siswa dapat mengubah ekonomi orang tua.
NO INFORMAN DAPAT MENGUBAH
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

TABEL IDENTITAS ORANG TUA


Tabel 1.1
Informan berdasarkan jenis kelamin.
NO INFORMAN LK PR
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 0 2
% 0% 2%

Tabel 1.2
Informan berdasarkan umur.
NO INFORMAN 57 THN 42 THN
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 1 1
% 1% 1%

TABEL INFORMAN
Tabel 2.1
Pendidikan membuat anak menjadi pribadi yang lebih baik.
NO INFORMAN PRIBADI YANG BAIK
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.2
Memberi pelajaran dengan memenuhi kebutuhannya seperti bersekolah.
NO INFORMAN BERSEKOLAH
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%
Tabel 2.3
Semua kebutuhannya terpenuhi.
NO INFORMAN TERPENUHI
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.4
Orang tua tentu menjadi fasilitator anaknya.
NO INFORMAN ORTU SEBAGAI FASILITATOR
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.5
Ekonomi sangat penting bagi pendidikan anak.
NO INFORMAN EKONOMI PENTING
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.6
Berusahalah mendapatkan beasiswa.
NO INFORMAN MERAIH BEASISWA
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%

Tabel 2.7
Cita-cita dapat tercapai.
NO INFORMAN CITA-CITA TERCAPAI
1 1 1
2 2 1
FREKUENSI 2
% 2%
TAHAP II PERSENTASE HASIL PENELITIAN

SISWA
Tabel 1 Prestasi belajar didapat dari kerja keras, nilai, usaha.

INFORMAN KERJA KERAS NILAI HASIL USAHA

FREKUENSI 2 2 1

% 2% 2% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, bahwa prestasi dapat diaraih
dengan kerja keras sebanyak 2%, dengan nilai sebanyak 2%, dan juga
dengan hasil usaha sebanyak 1% dari 5 informan. jadi apabila kita tidak
bekerja keras atau tidak ada usaha maka kita bisa mendapat suatu prestasi
karena prestasi harus kita dapat dengan cara bekerja keras dan prestasi bisa
kita dapat dengan cara mendapat nilai yang baik atau bagus .

Tabel 2 Prestasi belajar sangat penting bagi masa depan, tetapi ada juga
yang tidak mengatakannya.

INFORMAN PENTING TIDAK PENTING

FREKUENSI 4 1

% 4% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat lebih banyak yang menganggap
prestasi belajar sangat penting sebesar 4%, dibandingkan prestasi belajar
tidak penting hanya memuat 1% dari 5 informan. Prestasi belajar banyak
menguntungkan bagi siswa karena dengan prestasi belajar siswa dapat
menentukan masa depannya.
Tabel 3 Prestasi belajar sangat membantu dalam belajar.

INFORMAN SANGAT MEMBANTU

FREKUENSI 5

% 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa prestasi belajar sangat
membantu sebesar 5% dari 5 informan dalam proses pembelajaran. Prestasi
belajar juga dapat sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung agar siswa menjadi mudah dalam belajar.

Tabel 4 Kebutuhan prestasi belajar tidak semua bisa terpenuhi.

INFORMAN TERPENUHI TDK MASIH


TERPENUHI KURANG

FREKUENSI 2 2 1

% 2% 2% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa kebutuhan prestasi belajar
tidak semua bisa terpenuhi. Kebutuhan yang terpenuhi sebesar 2%, tidak
terpenuhi sebesar 2%, sedangkan yang masih kurang sebesar 1% dari 5
informan. Kebutuhan yang dibutuhkan siswa dalam bersekolah pastilah
banyak mengeluarkan uang. Walaupun siswa tergolong ekonomi yang
rendah tetapi orang tua tetap berusaha memenuhi kebutuhan anaknya.

Tabel 5 Ekonomi berpengaruh dalam prestasi belajar tetapi sebagian bilang


ekonomi tidak berpengaruh.
INFORMAN BERPENGARUH TDK BERPENGARUH

FREKUENSI 3 2

% 3% 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa ekonomi juga berpengaruh
terhadap prestasi belajar sebesar 3%, tetapi sebagian mengatakan ekonomi
tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 2% dari 5 informan.
Ekonomi memang sangat penting dalam kehidupan kita, tetapi orang yang
bekerja keras tidak merasakan beban apapun atau pun terkendala dalam
keuangan .

Tabel 6 Meski ekonomi rendah siswa tidak merasa terbebani dan ada juga
yang terbebani.

INFORMAN TDK TERBEBANI TERBEBANI

FREKUENSI 4 1

% 4% 1%

Berdasarkan tabel diatas meskipun ekonomi rendah tetapi siswa tidak


merasa terbebani sebanyak 4% dan ada juga yang terbebani sebanyak 1%
dari 5 informan. Seperti penjelasan yang sudah diuraikan diatas siswa
sebagian besar merasa tidak terbebani karena mereka tidak beranggapan
kalau ekonomi menjadi pengahalang meraka dalam meraih prestasi belajar.

Tabel 7 Sebagian besar siswa hanya membantu dengan rajin belajar, dan
ada juga yang bekerja sampingan.

INFORMAN RAJIN BELAJAR BEKERJA


SAMPINGAN

FREKUENSI 3 2
% 3% 2%

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar siswa hanya membantu dengan


rajin belajar sebanyak 3%, dan ada juga yang berkerja sampingan sebanyak
2% dari 5 informan. Walupun masih menginjak masa remaja tetapi, siswa
juga membantu orang tuanya dengan bekerja sampingan. Ada yang bekerja
sebagai tukang parkir, usaha souvenir, dan ada juga yang berjualan keliling
disekolah. Dan mereka tidak merasa malu dengan semua pekerjaan tersebut.
Setidaknya bisa memenuhi kebutuhan pribadi yang dibutuhkan.

Tabel 8 Siswa yang bekerja tidak merasa malu.

INFORMAN BEKERJA,TDK MALU TDK BEKERJA

FREKUENSI 4 1

% 4% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ada juga siswa yang bekerja
sebesar 4% dan dia tidak merasa malu dengan pekerjaan tersebut. Tetapi
ada juga siswa yang tidak bekerja hanya sebesar 1% dari 5 informan.
Seperti tang peneliti jelaskan diatas, bahwasannya siswa yang bekerja tidak
sama sekali merasa malu dengan pekerjaannya selagi pekerjaan itu halal
dan dapat membantunya.

Tabel 9 Semua pekerjaan yang dilakukan dapat membantu kebutuhan


pribadi.

INFORMAN DAPAT MEMBANTU

FREKUENSI 5
% 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, semua pekerjaan yang dilakukan
dapat membantu kebutuhan pribadi sebanyak 5% dari 5 informan.
Kebutuhan pribadi memang sepatutnya untuk dipenuhi terutama kebutuhan
untuk bersekolah karena itu sangatlah penting, tetapi bagaimana jika
dengan ekonomi yang menengah kebawah. Mereka harus berusaha dulu
dalam meminta suatu hal dan itu dilakukan oleh sebagian siswa dari
SMAN 14 PEKANBARU agar kebutuhan yang mereka inginkan bisa
tercapai.

Tabel 10 Pesan yang disampaikan rata-rata berusahalah mendapatkan


beasiswa.

INFORMAN DAPAT BEASISWA

FREKUENSI 5

% 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, semua pesan yang disampaikan
rata-rata berusahalah untuk mendapatkan beasiswa sebanyak 5% dari 5
informan. Kesadarn sendiri merupakan suatu hal yang patut diapresiasikan
karena dengan kesadaran diri, kita bisa menentukan masa depan kita.
Seperti tabel berikut ini, siswa berusa untuk mendapatkan beasiswa agar
mereka sedikit bisa mengurangi pengeluaran orang tuanya.

Tabel 11 Mereka yakin dengan usaha, mereka dapat mengubah ekonomi


orang tuanya.

INFORMAN YAKIN
FREKUENSI 5

% 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa siswa yakin dapat merubah
status sosial ekonomi orang tua sebesar 5% dari 5 informan. Ketekunan dan
rasa percaya diri itu adalah salah satu kunci dari keberhasilan seorang
siswa, seperti tabel diatas siswa yakin dan percaya dengan usaha dan kerja
keras yang siswa lakukan dapat mengubah status sosial ekonomi orang
tuanya.

Tabel 12

INFORMAN CEO PENGUSAHA ARSITEK DOKTER POLISI


HEWAN

FREKUENSI 1 1 1 1 1

% 1% 1% 1% 1% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa semua siswa berkeinginan
menjadi orang-orang yang sukses agar dapat mengubah status sosial
ekonomi orang tua, sebesar 5% dari 5 informan. Semua siswa tidak salah
memiliki cita-cita yang tinggi, apabila dengan usaha dan kerja keras pasti
semua bisa tercapai. Karena rezeki sudah ada yang mengatur.
GURU
Tabel 1 Prestasi merupakan hasil dari seorang siswa.

INFORMAN KEBERHASILAN SISWA

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa prestasi merupakan hasil
dari seorang siswa sebanyak 2% agar mendapatkan keberhasilan dari siswa
tersebut. Prestasi sebagai modal atau pancingan bagi siswa untuk
menembus PTN yang diinginkannya. Seorang guru juga mengatakan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari seorang siswa untuk
menempuh masa depannya.

Tabel 2 Prestasi belajar sangat penting bagi siswa

INFORMAN SANGAT PENTING

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa prestasi belajar sangatlah
penting bagi siswa sebanyak 2%. Dan dari situlah kita bisa melihat
kemampuan siswa. Karena kemampuan siswa yang berbeda-beda maka
berbeda-beda pula cara siswa meraih prestasi belajarnya.

Tabel 3 Siswa yang kurang mampu tapi memiliki prestasi yang bagus.

INFORMAN BERPRESTASI

FREKUENSI 2
% 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa, seorang siswa yang kurang
mampu tetapi memiliki prestasi yang sangat bagus sebanyak 2% dari 2
informan. Siwa yang kurang mampu tidak ada hambatan dalam meraih
prestasi belajar. Selagi ada kemauan dan keinginan untuk berubah pasti
prestasi bisa diraihnya.

Tabel 4 Ekonomi dan prestasi belajar tidak penting. Karena keberhasilan


tidak dilihat dari ekonominya.

INFORMAN TIDAK PENTING

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, ekonomi tidak ada hubungannya dengan


prestasi karena ekonomi tidak begitu penting sebanyak 2% dari 2 informan.
Karena keberhasilan tidak dilihat dari ekonominya. Seorang guru BK
mengatakan bahwa tidak semua siswa yang berhasil dari ekonomi
menengah keatas tetapi siswa yang dari ekonomi menengah kebawah juga
bisa berhasil bahkan lebih dari yang lainnya.

Tabel 5 Siswa yang ekonominya tinggi, tidak memperhatikan prestasi


belajarnya.

INFORMAN TIDAK PENTING

FREKUENSI 2

% 2%
Berdasarkan tabel diatas bahwa, siswa yang ekonominya tinggi tidak
memperhatikan prestasi belajar atau tidak mementingkan prestasi belajar
sebanyak 2% dari 2 informan. Karena semua yang dia butuhkan sudah ada.
Kebutuhan secara fiskal yang siswa inginkan pasti hanya tinggal meminta
saja, tetapi kebutuhan secara teori mereka tidak bisa mendapatkannya.
Karena itu hanya mereka yang bisa memenuhinya keberhasilan ditentukan
oleh siswa itu sendiri. Orang tua hanya sebagai fasilitator anaknya.

Tabel 6 Siswa yang ekonomi rendah, sangat mementingkan prestasi.

INFORMAN PRESTASI SANGAT PENTING

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, siswa yang ekonominya rendah sangat


mementingkan prestasinya sebanyak 2% dari 2 informan. Kebutuhan secara
fiskal memang susah untuk didapatkan tetapi, kebutuhan secara teori bisa
mereka dapatkan dengan cara rajin belajar, dan bersungguh-sungguh meraih
pendidikan.

Tabel 7 Semua siswa diberi apresiasi, tidak memandang status.

INFORMAN MEMBERI APRESIASI

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, semua siswa yang dari ekonomi rendah
atau tinggi tetap diberikan apresiasi sebanyak 2% dari 2 informan. Tetapi
apresiasi tersebut lebih mengarah ke anak yang ekonominya rendah.
Memberikan apresiasi memang sangatlah penting agar siswa menjadi lebih
semangat lagi dalam belajarnya, tetapi memberikan apresiasi yang
seimbang atau tidak memihak dengan siapapun agar siswa tidak merasa
minder berada disekolah.

Tabel 8 Tidak ada perlakuan yang berbeda dari kedua siswa tersebut.

INFORMAN TIDAK ADA PERBEDAAN

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, tidak adanya perlakuan yang berbeda dari
kedua siswa tersebut sebanyak 2% dari 2 informan. Membeda-bedakan
siswa sangat tidaklah patut sebagai guru BK, karena seorang guru BK
membantu semua siswa yang sedang menggalami kesusahan. Seorang guru
BK memberikan motivasi belajar untuk seorang muridnya agar menjadi
sukses nantinya.

Tabel 9 Memberikan dorongan berupa motivasi dan membuat kelompok


belajar.

INFORMAN MOTIVASI KELOMPOK


BELAJAR

FREKUENSI 1 1

% 1% 1%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, seorang guru memberikan dorongan


berupa motivasi sebanyak 1% dan juga membentuk kelompok belajar
sebanyak 1% dari 2 informan. Motivasi dari seorang guru sangat penting
untuk seorang siswa, karena siswa membutuhkan arahan dan dampingan
dari seorang guru.

Tabel 10 Bisa. Dengan prestasi siswa dapat mengubah ekonomi orang


tuanya.
INFORMAN DAPAT MENGUBAH, EKONOMI
ORANG TUA

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, dengan prestasi belajar siswa dapat atau
bisa mengubah status sosial ekonomi orang tua sebanyak 2% dari 2
informan. Ekonomi bisa diubah dengan cara apapun asalkan kita dengan
bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Tetapi salah satu jalan yang konkret
untuk mengubah status sosial adalah dengan Lembaga Pendidikan. Karena
disana siswa tidak dibeda-bedakan, dan semua dianggap rata.

ORANG TUA

Tabel 1 Pendidikan membuat anak menjadi pribadi yang lebih baik.

INFORMAN PRIBADI YANG BAIK

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, bagi orang tua pendidikan akan membuat
anak menjadi pribadi yang baik sebanyak 2% dari 2 informan. Pendidikan
merupakan sarana yang umum bagi seluruh umat manusia. Karena hanya
dengan pendidikan seseorang dapat dipercaya dalam menjalani
kehidupannya dan juga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang
konkret untuk mobilits vertikal ke atas.

Tabel 2 Memberi pembelajaran dengan memenuhi kebutuhannya seperti


bersekolah.

INFORMAN BERSEKOLAH
FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, orang tua memberi pembelajaran terhadap


anaknya dengan cara memenuhi kebutuhannya seperti bersekolah sebanyak
2% dari 2 informan. Sebagai orang tua kebutuhan yang diminta oleh sorang
anak haruslah dipenuhi semampunya, seperti bersekolah. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang sering dianggap sebagai social
elevator.

Tabel 3 Semua kebutuhannya terpenuhi.

INFORMAN TERPENUHI

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, semua kebutuhan yang seorang anak mau
terpenuhi sebanyak 2% dari 2 informan. Semua orang tua mempunyai
harapan untuk bisa memenuhi kebutuhan anaknya terutama untuk
sekolahnya. Karena bagi orang tua pendidikan sangatlah penting untuk
masa depan anaknya, dan orang tua juga berharap kalau anaknya bisa lebih
dari orang tuanya.

Tabel 4 Orang tua menjadi fasilitator anaknya.

INFORMAN ORANG TUA SEBAGAI


FASILITATOR

FREKUENSI 2

% 2%
Berdasarkan tabel diatas bahwa, sebagai orang tua tentu saja harus
memenuhi kebutuhan anaknya. Maka dari itu oran tua sebagai fasilitator
anaknya sebanyak 2% dari 2 informan. Dari dulu istilah orang tua sebagai
fasilitator anak memanglah benar. Karena menurut peneliti orang tua hanya
bisa membantu dalam dua hal untuk anaknya, yang pertama memberi suatu
kebutuhan yang diingankan oleh seorang anak dengan semampu orang tua.
Dan yang kedua orang tua hanya mendoakan anak-anaknya agar bisa sukses
dan membanggakan orang tuanya.

Tabel 5 Ekonomi sangat penting bagi pendidikan anak.

INFORMAN EKONOMI SANGAT PENTING

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, status sosial ekonomi orang tua sangat
penting sebanyak 2% dari 2 informan. Agar pendidikan anak tercapai.
Apabila kita membicarakan masalah ekonomi pasti tidak ada habis-
habisnya karena ekonomi merupakan bahan kehidupan untuk seluruh umat
manusia.

Tabel 6 Berusahalah mendapatkan beasiswa.

INFORMAN MERAIH BEASISWA

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, harapan yang orang tua minta terhadap
anaknya adalah berusahalah mendapatkan beasiswa sebanyak 2% dari 2
informan. Karena ekonomi bisa jadi mengahmbat pendidikan maka dari itu
orang tua berharap agar anak meraih beasiswa. Tidak hanya dengan
beasiswa saja tetapi siswa juga harus didampingin dengan pelajaran yang
sudah diraihnya atau prestasi belajar yang diraihnya.

Tabel 7 Cita-cita dapat tercapai.

INFORMAN CITA-CITA TERCAPAI

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, orang tua berdoa agar cita-cita anaknya
tercapai sebanyak 2% dari 2 informan. Semua orang ingin menggapai cita-
cita yang dari dulu diinginkannya. Karena apabila cita-cita yang kita
inginkan tercapai bisa membuat masa depan kita terarah dan pasti, juga
dapat mengubah status sosial seseorang.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL

4.1 KONDISI GEOGRAFIS

Penelitian ini penaliti lakukan di SMAN 14 PEKANBARU. Yang


bertempat di JL. SEI. MINTAN, SIMPANG TIGA, BUKIT RAYA, KOTA
PEKANBARU, RIAU. Mengapa penaliti memilih lokasi tersebut karena
penaliti menyesuaikan terhadap judul yang peneliti angkat, dan juga karena
peneneliti bersekolah di sekolah tersebut. Maka dari itu peneliti memilih
lokasi tersebut. SMAN 14 PEKANBARU baru-baru ini mendapatkan
Akreditasi A itu akan mempermudah siswa masuk PTN yang dia inginkan.
Walaupun lokasi sekolah berada di tempat yang dikatakan terpencil, tetapi
sekolah tersebut diketahui banyak orang.

4.2 KONDISI INFORMAN

Peneliti mengambil sampel di SMAN 14 PEKANBARU. Sampel yang


diambil oleh peneliti hanya melibatkan 9 informan dari sekian ratus
populasi yang ada di SMAN 14 PEKANBARU. Karena peneliti sudah
merasa cukup dengan 9 informan tersebut.

Tabel 4.1. Data informan berdasarkan jenis kelamin.

NO INFORMAN LK PR

F FREKUENSI 3 6

% % 3% 6%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, bahwa informan yang peneliti
lakukan lebih banyak kepada informan perempuan sebanyak 6% sedangkan
dari informan laki-laki hanya 3% yang peneliti dapatkan.
Tabel 4.2. Data informan berdasarkan umur

N INFORMAN 17TH 18TH 34TH 42TH 57TH 59TH


O N N N N N N

F FREKUENSI 4 1 1 1 1 1

% % 4% 1% 1% 1% 1% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, peneliti lebih banyak menemukan
informan yang berumur 17 thn sebanyak 4%. Dibandingkan umur-umur
yang tertulis diatas tabel tersebut. Dari umur 17 thn peneliti sudah bisa
menemukan jawaban apa yang peneliti inginkan.

4.3 DATA PRESTASI BELAJAR SISWA

Agar lebih mudah untuk dipahami peneliti akan menggelompokkan


masalah masalah yang sama sehingga bisa menjadi suata pembahasan yang
tersaji dalam tabel berikut ini.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / keterampilan yang


dikembangkan dengan nilai tes (nilai / angka) yang diberikan oleh guru /
pendidik. Prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan
dukungan lingkungan dalam memberikan motivasi. Individu yang diberikan
dorongan untuk berprestasi akan lebih realitis dalam mencapai tujuannya.

Tabel 4.3 Prestasi belajar didapat dari kerja keras, nilai, usaha.

INFORMAN KERJA NILAI HASIL


KERAS USAHA

FREKUENSI 2 2 1
% 2% 2% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, bahwa prestasi dapat diaraih
dengan kerja keras sebanyak 2%, dengan nilai sebanyak 2%, dan juga
dengan hasil usaha sebanyak 1% dari 5 informan. jadi apabila kita tidak
bekerja keras atau tidak ada usaha maka kita bisa mendapat suatu prestasi
karena prestasi harus kita dapat dengan cara bekerja keras dan prestasi bisa
kita dapat dengan cara mendapat nilai yang baik atau bagus .

Seperti salah satu teori yang dikemukakan oleh Djalal berpendapat


bahwa prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa
yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran.

Tabel 4.4 Prestasi belajar sangat penting bagi masa depan, tetapi ada juga
yang tidak mengatakannya.

INFORMAN PENTING TIDAK


PENTING

FREKUENSI 4 1

% 4% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat banyak yang menganggap


prestasi belajar sangat penting sebesar 4%, dibandingkan prestasi belajar
tidak penting hanya memuat 1% dari 5 informan. Prestasi belajar banyak
menguntungkan bagi siswa karena dengan prestasi belajar siswa dapat
menentukan masa depannya.

Berdasarkan kajian-kajian gabungan dari teori Hurlock dan teori Song


& Hattie yang menyatakan konsep diri adalah gabungan dari keyakinan
yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik
fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi. Dimensi konsep
diri mencakup citra diri fisik, citra diri psikologis dan konsep diri sosial.
Indikator citra diri fisik biasanya berkaitan dengan penampilan, indikator
citra diri psikologis berdasarkan atas pikiran, perasaan, dan emosi.
Sedangkan indikator konsep diri sosial adalah pandangan, penilaian siswa
terhadap kemampuan bergaul dan kerjasama dengan orang lain. Maka dari
itu keberhasilan sesorang sangat penting untuk menemukan jati dirinya,

Tabel 4.5 Prestasi belajar sangat membantu dalam belajar.

INFORMAN SANGAT MEMBANTU

FREKUENSI 5

% 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa prestasi belajar sangat
membantu dalam proses pembelajaran sebanyak 5% dari 5 informan dalam
proses pembelajaran. Maknanya prestasi belajar sangat membantu siswa
selama dalam proses pembelajaran berlangsung. Karena siswa menjadi
termotivasi agar menjadi lebih baik lagi, dan juga bisa membuat siswa
menjadi bersaing dengan siswa yang lainnya juga.

Karena pemikiran semua siswa berbeda-beda. Dari prestasi belajarlah


tingkat pemikiran bisa dilihat dari prestasi belajar siswa tersebut. Apabila
prestasi belajar dapat diraih maka pendidikan tersebut akan membuat anak
menjadi pribadi yang lebih baik pula. Keinginan dan cita-cita pun akan
tercapai.

4.4 DATA EKONOMI SISWA DAN FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan


lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain.
Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah, pada
umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga
dengan keperluan lainnya. Keadaan sosial ekonomi yang baik dapat yang
menghambat ataupun mendorong dalam belajar. Masalah biaya pendidikan
juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya
pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta
yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga.

Tabel 4.6 Kebutuhan prestasi belajar tidak semua bisa terpenuhi.

INFORMAN TERPENUH TDK MASIH


I TERPENUHI KURANG

FREKUENSI 2 2 1

% 2% 2% 1%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat nahwa kebutuhan prestasi


belajar tidak semua bisa terpenuhi. Kebutuhan yang terpenuhi sebanyak
2%, tidak terpenuhi sebanyak 2% juga, sedangkan yang kebutuhannya
masih sangat kurang sebanyak 1% dari 5 informan yang didapat. Kebutuhan
yang dibutuhkan siswa dalam bersekolah pastilah banyak mengeluarkan
biaya. Walaupun siswa tergolong dari ekonomi menengah kebawah tetapi
orang tua tetap berusaha memnuhi kebutuhan anaknya.

Tabel 4.7 Ekonomi berpengaruh dalam prestasi belajar tetapi sebagian


bilang ekonomi tidak berpengaruh.

INFORMAN BERPENGARUH TDK


BERPENGARUH

FREKUENSI 3 2

% 3% 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa ekonomi juga


berpengaruh terhadap prestasi belajar sebanyak 3%, tetapi sebagian
mengatakan bahwa ekonomi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
sebanyak 2% dari 5 informan yang didapat. Ekonomi memang sangat
penting dalam kehidupan kita, tetapi orang yang bekerja keras tidak
merasakan beban apapun atau pun terkendala dalam keuangan. Karena
semua tidak bisa diukur dengan uang.

Tabel 4.8 Meski ekonomi rendah siswa tidak merasa terbebani dan ada
juga yang terbebani.

INFORMAN TDK TERBEBANI


TERBEBANI

FREKUENSI 4 1

% 4% 1%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, meskipun ekonomi rendah tetapi


siswa tidak merasa terbebani sebanyak 4% dan ada juga yang terbebani
sebanyak 1% dari 5 informan yang didapat. Seperti penjelasan yang sudah
diuraikan diatas siswa sebagian besar merasa tidak terbebani karena mereka
tidak beranggapan kalau ekonomi menjadi penghalang mereka dalam
meraih prestasi.

Tabel 4.9 Siswa yang kurang mampu tapi memiliki prestasi yang bagus.

INFORMAN BERPRESTASI

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa, seorang siswa yang
kurang mampu tetapi memiliki prestasi yang sangat bagus sebanyak 2%
dari 2 informan yang didapat. Siswa yang kurang mampu tidak ada
hambatan dalam meraih prestasi belajar. Selagi ada kemauan dan keinginan
untuk berubah pasti prestasi bisa diraihnya.
Tabel 4.10 Siswa yang ekonominya tinggi, tidak memperhatikan prestasi
belajarnya.

INFORMAN TIDAK PENTING

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, siswa yang ekonominya tinggi tidak


memperhatikan prestasi belajar atau tidak mementingkan prestasi belajar
sebanyak 2% dari 2 informan. Karena semua yang dia butuhkan sudah ada.
Kebutuhan secara fiskal yang siswa inginkan pasti hanya tinggal meminta
saja, tetapi kebutuhan secara teori mereka tidak bisa mendapatkannya.
Karena itu hanya mereka yang bisa memenuhinya keberhasilan ditentukan
oleh siswa itu sendiri. Orang tua hanya sebagai fasilitator anaknya.

Tabel 4.11 Siswa yang ekonomi rendah, sangat mementingkan prestasi.

INFORMAN PRESTASI SANGAT PENTING

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, siswa yang ekonominya rendah sangat


mementingkan prestasinya sebanyak 2% dari 2 informan. Kebutuhan secara
fiskal memang susah untuk didapatkan tetapi, kebutuhan secara teori bisa
mereka dapatkan dengan cara rajin belajar, dan bersungguh-sungguh meraih
pendidikan.

Prestasi belajar tidak mudah untuk siswa dapatkan, melainkan pasti ada
kebutuhan yang dibutuhkan para siswa. Seperti kondisi ekonomi orang tua
sebagian informan mengatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua
sangat berperan penting dalam menempuh pendidikan siswa. Misalnya,
peneliti menemukan jawaban dari informan. Bahwa informan tersebut
merasa malas pergi ke sekolah dan tidak bersemangat untuk belajar,
dikarenakan masalah keuangan yang selalu ditagih oleh pihak sekolah.
Maka dari itu status sosial ekonomi orang tua sangat berperan dalam masa
pendidikan siswa. Tetapi ada juga sebagian informan yang mengatakan
bahwa mereka tidak merasa terhambat dengan status sosial ekonomi orang
tuanya, melainkan siswa tersebut terus bersemangat belajar dalam masa
pendidikannya. Karena mereka beranggapan bahwa, mereka dapat
mengubah status sosial ekonomi orang tuanya.

4.5 FAKTOR PENDUKUNG PRESTASI BELAJAR SISWA


TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Tabel 4.12 Semua siswa diberi apresiasi, tidak memandang status.

INFORMAN MEMBERI APRESIASI

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, semua siswa yang dari ekonomi


rendah atau tinggi tetap diberikan apresiasi sebanyak 2% dari 2 informan.
Tetapi apresiasi tersebut lebih mengarah ke anak yang ekonominya rendah.
Memberikan apresiasi memang sangatlah penting agar siswa menjadi lebih
semangat lagi dalam belajarnya, tetapi memberikan apresiasi yang
seimbang atau tidak memihak dengan siapapun agar siswa tidak merasa
minder berada disekolah.

Tabel 4.13 Tidak ada perlakuan yang berbeda dari kedua siswa tersebut.

INFORMAN TIDAK ADA


PERBEDAAN

FREKUENSI 2

% 2%
Berdasarkan tabel diatas bahwa, tidak adanya perlakuan yang berbeda
dari kedua siswa tersebut sebanyak 2% dari 2 informan. Membeda-bedakan
siswa sangat tidaklah patut sebagai guru BK, karena seorang guru BK
membantu semua siswa yang sedang menggalami kesusahan. Seorang guru
BK memberikan motivasi belajar untuk seorang muridnya agar menjadi
sukses nantinya.

Tabel 4.14 Orang tua menjadi fasilitator anaknya.

INFORMAN ORANG TUA SEBAGAI


FASILITATOR

FREKUENSI 2

% 2%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, sebagai orang tua tentu saja harus
memenuhi kebutuhan anaknya. Maka dari itu oran tua sebagai fasilitator
anaknya sebanyak 2% dari 2 informan. Dari dulu istilah orang tua sebagai
fasilitator anak memanglah benar. Karena menurut peneliti orang tua hanya
bisa membantu dalam dua hal untuk anaknya, yang pertama memberi suatu
kebutuhan yang diingankan oleh seorang anak dengan semampu orang tua.
Dan yang kedua orang tua hanya mendoakan anak-anaknya agar bisa sukses
dan membanggakan orang tuanya.

Walaupun apresiasi itu lebih kepada anak yang kurang mampu. Tidak
adanya perlakuan yang berbeda dari kedua siswa tersebut. Karena
semuanya dilakukan untuk tujuan yang sama yaitu meraih prestasi belajar
yang baik. Menurut Soerjono Soekanto (2000:445) menyatakan bahwa:
“orang tua sebenarnya merupakan kunci motivasi dan keberhasilan studi
anak dan remaja, tidak ada pihak lain yang akan dapat menggantikan
peranan orang tua seutuhnya”. Maka dari itu peranan orang tua sangatlah
penting bagi keberhasilan seorang anaknya, karena orang tua adalah
fasilitator anak yang seutuhnya.

4.6 SOSIALISASI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG


BERPENGARUH PADA EKONOMI ORANG TUA

Tabel 4.15 Pesan yang disampaikan rata-rata berusahalah mendapatkan


beasiswa.

INFORMAN DAPAT BEASISWA

FREKUENSI 5

% 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat, semua pesan yang


disampaikan rata-rata berusahalah untuk mendapatkan beasiswa sebanyak
5% dari 5 informan. Kesadarn sendiri merupakan suatu hal yang patut
diapresiasikan karena dengan kesadaran diri, kita bisa menentukan masa
depan kita. Seperti tabel berikut ini, siswa berusa untuk mendapatkan
beasiswa agar mereka sedikit bisa mengurangi pengeluaran orang tuanya.

Tabel 4.16 Memberikan dorongan berupa motivasi dan membuat kelompok


belajar.

INFORMAN MOTIVASI KELOMPOK


BELAJAR
FREKUENSI 1 1

% 1% 1%

Berdasarkan tabel diatas bahwa, seorang guru memberikan dorongan


berupa motivasi sebanyak 1% dan juga membentuk kelompok belajar
sebanyak 1% dari 2 informan. Motivasi dari seorang guru sangat penting
untuk seorang siswa, karena siswa membutuhkan arahan dan dampingan
dari seorang guru.

Dengan cara memberikan pandangan masa depan dan juga


mengusulkan untuk mendapatkan beasiswa serta membantu membentuk
kelompok belajar bagi siswa tanpa memandang statusnya. Kalau dari
ekonomi menengah kebawah seorang guru BK sering memberikan contoh
kepada tokoh-tokoh orang yang dari ekonomi kebawah. Tetapi mereka
berhasil berkat ketekunan dan usaha yang keras. Dan itu semua juga karena
keinginan seseorang yang cepat agar dia cepat berhasil dari teman-
temannya yang lain.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Pengaruh yang ditimbulkan dari kondisi sosial ekonomi orang tua


terhadap prestasi belajar adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi
belajar siswa. Jika kondisi sosial ekonomi orang tua tinggi maka prestasi
belajar anak akan tinggi pula, namun sebaliknya apabila kondisi sosial
ekonomi orang tua rendah maka prestasi belajar juga rendah, karena
kurangnya dukungan sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan
belajar anaknya, hal ini dapat menghambat motivasi anak untuk belajar.

Karena adanya hubungan antara kondisi sosial ekonomiorang tua


dengan prestasi belajar anak, maka bagi orang tua yang kondisi sosial
ekonominya kurang mampu atau rendah dalam hal ini tingkat
pendapatannya selalu berusaha untuk mencari pekerjaan sampingan agar
bisa memnuhi kebutuhan pribadi dari sang anak. Dan kebutuhan pendidikan
anaknya dapat tercukupi sehingga dapat memotivasi anak untuk lebih
meningkatkan prestasi belajarnya. Walaupun tidak semua anak yang kurang
mampu itu tidak mendapatkan prestasi belajar, justru dia bersemangat
dalam proses pembelajara. Karena dia menyadari bagaimana kondisi sosial
ekonomi orang tuanya.

5.2 SARAN

1. Sekolah

Bagi siswa yang berprestasi dan kondisi sosial ekonomi orang tuanya
kurang mampu diharapkan sekolah bisa memperhatikannya terutama
masalah pendidikan, memberikan beasiswa. Memang di sekolah ini sudah
ada beberapa siswa yang mendapatkannya sehingga kebutuhan anak untuk
pendidikan dapat tercukupi. Sekolah memang menyaring terlebih dahulu
siapa siswa yang memang sangat kurang mampu, tetapi bagi saya semua
anak yang kurang mampu yang ada di sekolah sangat banyak. Dan saya
berharap pihak sekolah dapat meningkatkan kuota pemberian beasiswa
kepada siswa yang kurang mampu tersebut.

3. Pemerintah
Dalam kasus yang seperti ini bukanlah masalah yang biasa lagi bagi
Pemerintah karena pemerintah juga berusaha untuk membuat seluruh anak
yang masih dalam kondisi belajar/masih bersekolah mendapatkan
pendidikan. Karena pendidikan sangatlah penting untuk menemukan jati
diri seseorang. Saran saya sebaiknya pemerintah membuat program sekolah
gratis bagi siswa yang kurang mampu, dimana anak yang mendaftar
nantinya harus betul-betul memenuhi syarat yang ditentukan. Membuat
program sekolah gratis memang tidaklah mudah, tetapi itulah tugas seorang
pemerintah dalam menjalankan pekerjaannya terutama Dinas Pendidikan
dan Dinas Sosial.
ABSTRAKSI

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, hanya semata-mata


melukiskan keadaan objek menggunakan metode wawancara. Metode
wawancara ini merupakan pengumpulan data tanya jawab dengan sumber
informan dari guru bidang studi BK, siswa, dan orang tua. Hasil dari
penelitian, peneliti memperoleh data yang diinginkannya. Dimana data
yang didapatkan sangatlah beragam. Sosial ekonomi orang tua ada
pengarunya terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Karena siswa merasa
nyaman dalam belajar apabila semua kebutuhan yang dibutuhkan dapat
terpenuhi. Peneliti menemukan ada siswa yang sosial ekonominya rendah
dia jadi tidak semangat untuk pergi kesolah karena hal-hal soal pembayaran
yang belum terpenuhi disekolah membuatnya menjadi malas disekolah dan
tidak ada lagi semangat untuk belajar. Tetapi disatu sisi peneliti
menumukan siswa yang walaupun sosial ekonominya renda dia justru
tambah semangat dalam belajarnya. Bahkan siswa tersebut berjualan kue
keliling sekolah untuk bisa membantu oarng tuanya, setidaknya kebutuhn
yang dia butuhkan terpenuhi. Dan seorang guru BK pun bangga dengan
anak tersebut dia tidak malu dengan hal yang dia lakukan, dan siswa
tersebut berprestasi dalam belajarnya. Apabila kita berprestasi maka
sewaktu proses pembelajaran berlangsung siswa menjadi mudah untuk
mengikutinya. Tetapi ada juga siswa yang sosial ekonominya tinggi dia
justru kurang memperhatikan prestasi belajarnya, karena semua kebutuhan
yang dia minta selalu ada dan anak hanya tinggal meminta. Peran orang tua
sangatlah penting disini karena pembelajaran pertama yang didapat anak
adalah dari sebuah keluarga. Keluarga yang betul-betul mendidik anaknya
akan terlihat dari anak bersikap dan bergaul kepada siapapun, berbeda
dengan anak yang hanya selalu dimanja dan tidak diberi bekal pembelajaran
akan susah untuk mendapatkan seorang teman. Karena anak tersebut hanya
bisa memamerkan harta yang dia miliki. Prestasi belajar memang belum
tentu menjamin masa depan seorang anak, tetapi dengan modal pendidikan
yang kita miliki kita pasti bisa untuk mendapatkan keinginan dan cita-cita
yang anak inginkan. Karena kesuksesan tidak ada pengaruhnya terhadap
status sosial ekonomi orang tua. Banyak anak yang status sosial ekonomi
orang tuanya kurang mampu dia berhasil menaikkan derajat orang tuanya.
Dengan usaha dan kerja keras yang kita lakukan itu tidak ada yang sia-sia
semuanya pasti terbalaskan. Dan orang tua pasti mendoakan anaknya agar
bisa lebih dari pekerjaan orang tuanya. Sekali lagi penulis tekankan dari
hasil wawancara yang diraih. Bahwa kesuksesan seseorang tidak diukur
dari ekonominya, melainkan tekad dan keinginan untuk berubahlah yang
bisa diraihnya. Dan prestasi belajar belum tentu bisa menjamin masa depan
seorang anak walaupun prestasi belajar itu penting. Orang tua hanya
sebagai fasilitator anak dalam menjalankan pendidikannya, semua orang tua
pasti selalu berusaha memberikan fasilitas terbaik untuk anaknya. Agar
anak menjadi nyaman dalam masa pendidikannya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................
ABSTRAKSI..........................................................
DAFTAR ISI...........................................................

BAB I PENNDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................
1.3 Batasan Masalah.............................................
1.4 Tujuan Penelitian.............................................
1.5 Manfaat Penelitian..............................................

Anda mungkin juga menyukai