Anda di halaman 1dari 18

HAND OUT

KIMIA XI IPA

BAB III LAJU REAKSI

1
BAB III
LAJU REAKSI

I. Standarkompetensi
Memahami Kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan factor-faktor yang
mempengaruhinya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

II. Kompetensidasar
Mendeskripsikan pengertian laju reaksidengan melakukan percobaan tentang factor-
faktor yang mempengaruhi.

III. Tujuan pembelajaran


1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kemolaran.
2. Siswa dapat menetukan molaritas larutan.
3. Siswa dapat membuat larutan dengan molaritas tertentu.
4. Siswa dapat mengecerkan larutan dengan kosentrasi tertentu.
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian laju reaksi.
6. Siswa dapat menentukan factor-faktor yang mempangaruhi laju reaksi.
7. Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang factor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
8. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu
terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.
9. Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan
katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator
10.Menjelaskan pengertian, peranan katalisator dan energi pengaktifan dengan
menggunakan diagram energy aktivasi.
11.Menentukan orde reaksi.tetapan laju.

III.1 Kemolaran
Kemolaran atau molaritas biasa juga disebut dengan molar merupakan salah satu
satuan dari konsentrasi.Kemolaran didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam tiap
liter larutan. Oleh karena itu, satuan kemolaran adalah mol/liter dan dilambangkan dengan
M. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
𝑛 𝑔 1000
𝑀= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀 = ×
𝑉 𝑚𝑚 𝑉(𝑚𝐿)

2
Keterangan:
M = kemolaran (mol/L atau mmol/mL)
n = mol zat terlarut (mol atau mmol)
V = volume larutan (L atau mL)
g = massa zat terlarut (gram)
Lambang konsentrasi dapat ditulis dalam bentuk kurung siku, [].Misalnya,
konsentrasi HCl dapat ditulis dengan [HCl].

Pengenceran Larutan
Pengenceran merupakan proses memperkecil konsentrasi larutan dengan
menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan
kemolaran larutan berubah tanpa mengubah mol zat terlarut. Sehingga, mol larutan
sebelum diencerkan sama dengan mol larutan setelah diencerkan.

n1 = n2
V1 M1 =V2 M2

Untuk larutan pekat, kemolaran dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya
diketahui, yaitu dengan menggunakan rumus berikut:
𝜌 × 10 × 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟
𝑀=
𝑚𝑚
Keterangan:
M = kemolaran (mol/L)
𝜌 = massa jenis (kg/L)
mm = massa molar

3
Contoh 1:
Sebanyak 5 gram NaOH dilarutkan dalam 200 mL air. Tentukan kemolaran larutan
tersebut jika mm NaOH = 40 g/mol!
Penyelesaian:
𝑔 1000
𝑀= ×
𝑚𝑚 𝑉(𝑚𝐿)
1,6 𝑔 1000
[NaOH] = × = 0,2 M
40 𝑔/𝑚𝑜𝑙 200 𝑚𝐿
Contoh2:
Diketahui kadar HCl sebanyak 36,5% dengan massa jenis 1,19 g/L. tentukan:
a. MolaritasHCl!
b. Volume asamklorida yang diperlukan untuk membuat 500 mL HCl 1 M!
Penyelesaian:
𝜌 ×10 ×𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟
a. 𝑀 =
𝑚𝑚
1,19 𝑔/𝐿 × 10 × 36,5
[HCl] = = 11,9 mol/L = 11,9 M
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙
b. Volume HCl yang diperlukan dapat dihitung menggunakan rumus pengenceran:
V1 M1 = V2 M2
V1 . 11,9 M = 500 mL . 1 M
V1 = 42,02 mL

III.2 Konsep Laju Reaksi


1. Pengertian Laju Reaksi
Reaksi kimia merupakan proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Dengan
bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan
produk semakin banyak. Oleh karena itu laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Dengan kata lain, laju reaksi
merupakan besaran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat dalam reaksi kimia,
yakni berkurangnya pereaksi atau bertambahnya produk per satuan waktu.

4
Latihan2.1 :

2. PenentuanLajuReaksi
Laju reaksi ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur banyaknya pereaksi
yang habis bereaksi atau banyaknya produk yang dihasilkan pada selang waktu tertentu.
Cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju reaksi adalah laju pengurangan
konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu
satuan waktu.

Reaksi:
Reaktan →produk

Padaawalreaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam
keadaan minimal. Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk.Semakin
lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan reaktan semakin lama semakin
berkurang.

5
Gambar 3.1 Grafiklajureaksiperubahankonsentrasiprodukdankonsentrasireaktan.

Dari gambar 3.1 terlihat bahwa konsentrasi reaktan semakin berkurang, sehingga laju
reaksinya (v) adalah berkurangnya konsentrasi A setiap satuan waktu, sedangkan produk
semakin bertambah, sehingga laju reaksinya dapat juga dilihat dari bertambahnya
konsentrasi B setiap satuan waktu, yang dirumuskan sebagai berikut:

∆[𝐴] ∆[𝐵]
𝑣 = − atau 𝑣 = +
∆𝑡 ∆𝑡

Keterangan:
A = pereaksi (reaktan)
B = produk
v = laju reaksi (M s-1)
t = waktu reaksi (s)
∆[𝐴] = perubahan konsentrasi reaktan (M)
∆[𝐵] = perubahan konsentrasi produk (M)
Tanda (−) artinya pengurangan konsentrasi salah satu pereaksi
Tanda (+) artinya pertambahan konsentrasi salah satu produk

6
Contoh :
Berdasarkanreaksi:
2N2O5(g) → 4NO2(g) + O2(g)
diketahuibahwa N2O5berkurangdari 2 mol/liter menjadi 0,5 mol/liter dalamwaktu10
detik. Berapakahlajureaksiberkurangnya N2O5?
Penyelesaian:
∆[𝑅]
𝑣 = −
∆𝑡
∆[𝑁2 𝑂5 ]
𝑣𝑁2 𝑂5 = −
∆𝑡
(2 − 0,5)𝑀
𝑣𝑁2 𝑂5 = − = −1,5 𝑀/𝑠
10 𝑠

Maka, laju berkurangnya N2O5= 1,5 𝑀/𝑠


Menurut reaksi diatas, berdasarkan koefisien reaksinya laju pembentukan O2 sama
dengan setengah dari laju peruraian N2O5 atau ¼ dari pembentukan NO2. Sehingga, laju
reaksi dinyatakan sebagai 1/koefisien dari laju masing-masing komponen. Jadi laju
reaksinya dinyatakan sebagai berikut:

1 ∆[𝑁2 𝑂5 ] 1 ∆[𝑁𝑂2 ] ∆[𝑂2 ]


𝑣 = − = + = +
2 ∆𝑡 4 ∆𝑡 ∆𝑡

7
III.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi
Berdasarkan hasil percobaan, laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan
sentuhan, suhu dan katalis.

1. Konsentrasi
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat
jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang
lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun
lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah.
Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering
bertumbukan dibanding dengan partikel yang
susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya
reaksi semakincepat.
Contoh: reaksi logam Zn dengan larutan HCl 3 M
akanlebihcepatdibandingkandenganlarutanHCl 1 M.
Gambar 3.2Reaksilogam
Zn denganHCl 3 M (kiri)danHCl 1 M (kanan)

2. Luas Permukaan Sentuhan


Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur
atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksihanya terjadi pada
bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang
sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat
8
karena semakin luas permukaan sentuh, semakin banyak tempa tterjadinya tumbukan antar
molekul yang bereaksi.
Misalnya, gula yang berbentuk butiran halus akan lebih cepat larut dalam air dari pada
gula yang berbentuk butiran kasar. Kayu balok yang telah dibelah lebih mudah terbakar
dibandingkan dengan kayu balok yang masih utuh.

3. Suhu
Laju reaksi dapatdipercepatataudiperlambatdengancaramengubahsuhunya.Ada
kecenderunganbahwapadasuhu yang lebihtinggi,
reaksikimiaberlangunglebihcepat.Denganmenaikkansuhureaksi,
makaenergikinetik/gerakpartikelbertambahsehinggatumbukansemakinseringterjadi.

9
4. Tekanan
Lajureaksijugadipengaruhiolehtekanan, penambahantekanandenganmemperkecil
volume akanmemperbesarkonsentrasi, sehinggadapatmempercepatlajureaksi.

5. Katalis
Katalisadalahzat yang
dapatmengubahlajureaksitanpamengalamipeubahansecarakimiawai di akhirreaksi.katalis
yang mempercepatlajureaksidisebutkatalispositifataukatalissaja.Sedangkankatalis yang
memperlambatlajureaksidisebutkatalisnegatifatauinhibitor.
Katalisdibedakanmenjadidua,
yaitukatalishomogendankatalisheterogen.Katalishomogenadalahkatalis yang
sefasedenganzat yang dikatalisis.Misalnya, larutan FeCl3padareaksipenguraianlarutan
H2O2:
𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠 𝐹𝑒𝐶𝑙3
2H2O2(aq)→ 2H2O(l) + O2(g)

10
Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan zat yang dikatalisis.
Misalnya, katalis logam besi dalam reaksi pembuatan amonia dari gas nitrogen dan gas
hidrogen.
𝐹𝑒
N2(g) + 3H2(g)→ 2NH3(g)
Berikut grafik reaksi tidak menggunakan katalis dan menggunakan katalis:

11
III.4 Persamaan Laju Reaksi
1. Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi menggambarkan hubungan kuantitatif antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan. Untukreaksi:

mA +nB → pC + qD

Persamaan laju:
v =k[A]x[B]y

Keterangan: k =tetapanlajureaksi
v =lajureaksi (mol L-1s-1)
[A], [B] =konsentrasipereaksi A, B
x =ordereaksiterhadappereaksi A
y =ordereaksiterhadappereaksi B
Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi disebut orde atau tingkat
reaksi.

2. Pengertian Orde Reaksi


Orde reaksi adalah besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. Orde
reaksi dapat berupa:
a. OrdeNol

Reaksi berorde nol artinya laju reaksi tidak


dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi
reaktan.

12
b. OrdeSatu
Reaksi berorde satu artinya laju reaksi berbanding lurus
terhadap perubahan konsentrasi reaktan. Jika konsentrasi
reaktan diperbesar tiga kali, menyebabkan laju reaksi
menjadi tiga kali lebih besar.

c. OrdeDua
Reaksi berorde dua artinya

laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat perubahan konsentrasi reaktan. Jika
konsentrasi reaktan diperbesar tiga kali, menyebabkan laju reaksi berubah menjadi 32
atau 9 kali lebih besar.

3. Menentukan Persamaan Laju


Salah satu cara menentukan persamaan laju adalah metode laju awal. Berdasarkan
metode laju awal, laju diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Untuk memahami metode ini perhatikan contoh berikut:
Reaksi gas nitrogen oksida dengan gas bromin sesuai dengan persamaan reaksi:
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data percobaanreaksi2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)

13
Tentukan:

a) Orde reaksi terhadap NO


b) Orde reaksi terhadap Br2
c) Orde reaksi total
d) Persamaan laju reaksi
e) Harga tetapan reaksi k
f) Besar laju reaksi jika [NO] = 0,2 dan [Br2] = 0,1

Penyelesaian:
Persamaanlajureaksinyaadalah: v = k[NO]x[Br2]y
a) Ordereaksiterhadap NO adalahx, dapatditentukandenganmembandingkan data
dariduapercobaandengankonsentrasi Br2 yang sama. Misalnya, percobaan 1 dan 3.
𝑦
𝑣1 𝑘 [𝑁𝑂]1𝑥 [𝐵𝑟2 ]1
= 𝑦
𝑣3 𝑘 [𝑁𝑂]3𝑥 [𝐵𝑟2 ]3

6 𝑘 (0,1)𝑥 (0, 05)𝑦


=
24 𝑘 (0,2)𝑥 (0,05)𝑦
1 1
= ( )𝑥 x = 2jadi, ordereaksiterhadap NO = 2
4 2
b) Ordereaksiterhadap Br2 adalahy,
ditentukandenganmembandingkanduapercobaandengankonsentrasi NO yang sama.
Yaitu, percobaan 1 dan 2.
𝑦
𝑣1 𝑘 [𝑁𝑂]1𝑥 [𝐵𝑟2 ]1
= 𝑦
𝑣2 𝑘 [𝑁𝑂]2𝑥 [𝐵𝑟2 ]2

6 𝑘 (0,1)𝑥 (0, 05)𝑦


=
12 𝑘 (0,1)𝑥 (0,1)𝑦
1 1
= ( )𝑦 y = 1 jadi, ordereaksiterhadap Br2 = 1
2 2

c) Ordereaksi total = x + y = 2 + 1 = 3
d) Persamaanlajureaksinya = v = k[NO]2[Br2]
e) Untukmenentukantetapanreaksi, kdapatdiambildarisalahsatu data percobaan,
misalnyapercobaan 1.
v1 = k[NO]2[Br2]
6 M s-1 = k (0,1 M)2 (0,05 M)
6 𝑀 𝑠 −1
k = = 1,2 x 104 M-2 s-1
0,0005 𝑀3

14
f) Besarlajureaksijika [NO] = 0,2 dan [Br2] = 0,1
v = k [NO]2[Br2]
v = 1,2x 104 M-2 s-1 (0,2 M)2 (0,1 M)
v = 48 M s-1

15
III.5 Teori Tumbukan
Teori tumbukan menggambarkan pertemuan partikel-patikel pereaksi sebagai suatu
tumbukan, sedangkan tumbukan yang dapat menghasilkan partikel-partikel produk reaksi
disebut tumbukan efektif.
Untuk saling bertumbukan, molekul-molekul pereaksi harus mempunyai energi
kinetik minimum tertentu yang disebut energi aktivasi (Ea). Dalam suatu reaksi, bila
energi produk lebih rendah dari pada energi yang dimiliki kedua pereaksi pada awal
reaksi, maka reaksi berlangsung secara eksoterm. Sebaliknya, jika energi produk lebih
tinggi dari pada energi yang dimiliki kedua pereaksi pada awal reaksi, maka reaksi
berlangsung secara endoterm.

SOAL-SOAL
1. Natrium hidroksida merupakan satu diantara beberapa zat kimia yang digunakan
untuk membuat sabun, deterjen, dan kertas. Jika 2 g NaOH (Mr = 40) dilarutkan
dalam air hingga 250 mL, tentukan komolaran larutan tersebut!
2. Lahan pertanian yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan kalsium hidroksida
Ca(OH)2 (Mr = 74).Jika diperlukan 0,3 M Ca(OH)2 400 mL, berapa gram
Ca(OH)2 yang harus dilarutkan?
3. Di sebuah meja praktikum di laboratorium kimia terdapat botol pereaksi dengan
label yang tulisannyaNaOH 4% (m/v), volume 100 mL, dan massa jenis, ρ = 1,1
g/mL.Tentukan kemolaran NaOH tersebut jika diketahui Mr NaOH = 40!
4. Dalam suatu percobaan penentuan laju reaksi P + Q → R, diperoleh data sebagai
berikut:

a. Tentukan orde reaksi total!


b. Tentukanpersamaanlajureaksi!
c. Tentukanhargatetapanlajunya!

16
5. a. Jelaskan pengaruh penambahan katalisator terhadap laju suatu reaksi!
b. Berikan contoh reaksi yang menggunakan katalis, sebutkan juga katalisator yang
digunakan!
6. Dari reaksi : A + B + C  ABC diperoleh data sebagai berikut :

No [A] [B] [C] Lajureaksi


(M) ( M ) (M) ( M detik-1 )
1 0,1 0,1 0,1 4
2 0,2 0,1 0,1 4
3 0,1 0,2 0,1 8
4 0,2 0,1 0,2 16
Tentukan :
a. Ordereaksiterhadap A, B, C danorde total
b. Hargadansatuan k
c. Persamaanlajureaksinya
d. Laju reaksinya saat [ A] = [B] =[C] = 0,5 M
7. Dari reaksi : A + B  AB diperoleh data sebagai berikut :
No [A] [B] Lajureaksi
(M) ( M ) ( M detik-1 )
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,1 4
3 0,3 0,4 24
Tentukan :
a. Ordereaksiterhadap A, B, danorde total
b. Hargadansatuan k
c. Persamaanlajureaksinya
d. Laju reaksinya saat [ A] = [B] = 0,5 M
8. Dari reaksi : A + B  AB diperoleh data sebagai berikut :
No [A] [B] Lajureaksi
(M) ( M ) ( M detik-1 )
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,1 4
3 0,3 0,4 24
Tentukan :
a. Ordereaksiterhadap A, B, danorde total
b. Hargadansatuan k
c. Persamaanlajureaksinya
d. Laju reaksinya saat [ A] = GLOSARIUM
[B] = 0,5 M

17
Katalis : zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
yang kekal dalam reaksi. Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan
menyediakan tahap-tahap dengan energi pengaktifan yang lebih rendah
Laju Reaksi : Besaran yang menyatakan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk
dalam satuan waktu
Orde reaksi : Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi; orde reaksi
menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi
Teori tumbukan: teori yang menjelaskan pengaruh suhu dan konsentrasi serta katalis
terhadap laju reaksi

DAFTAR PUSTAKA
Brady,James E. Dan John R.Holum,1988. Fundamental of chemistry. New york: John
Wiley&Sons,Inc.
Keenan,C.W.,et.al.1980.General college chemistry.new jersey: Harper&Roe publisher
Chang, Raymond. 2003. General Chemistry: The Essential Concepts. Third Edition.
Boston: Mc Graw-Hill.
Goldberg, David E. 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition. New York The
McGraw – Hill Companies, Inc.

18

Anda mungkin juga menyukai