Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Penyakit ini dapat
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi (Depkes,
2006). Di Indonesia Sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa
prevelansi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu rata-rata 3,17% dari total penduduk
dewasa ( Riskesdes, 2008).
Di Kalimantan Timur berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang ditemukan
prevalensi sebesar 33,8% pada Kabupaten Kutai Kartanegara yang menempatkan kabupaten
tersebut menempati posisi kedua dengan prevalensi hipertensi terbanyak (Riskesdes 2013).
Penanganan hipertensi salah satunya adalah dengan pemberian obat antihipertensi
yang bekerja menurunkan tekanan darah. Pengobatan hipertensi harus dilakukan seumur
hidup. Obat-obatan yang banyak digunakan sebagai antihipertensi adalah obat sintetik yang
zat aktifnya berasal dari senyawa kimia sehingga penggunaan jangka panjang akan banyak
menimbulkan resiko efek samping. (Selfi, 2015).
Pada suku Kutai di Kalimantan Timur, pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat
di sekitar hutan sudah berlangsung sejak lama. Pada umumnya yang dimaksud dengan obat
tradisional adalah ramuan dari tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat ataupun diperkirakan
berkhasiat sebagai obat ( Sutardjo, 1999).
Salah satu tanaman berkhasiat obat yang digunakan adalah tanaman belimbing
tunjuk /belimbing wuluh. Daun belimbing wuluh (averrhoa bilimbi) merupakan alternatife
yang baik mengingat daun belimbing mudah didapatkan oleh masyarakat. Daun belimbing
wuluh memiliki kandungan untuk menurunkan tekanan darah antara lain Tanin, Sulfur, Asam
format, Peroksidase, Calium oxalate, Dan kalium sitrat (junaedi & Rinata,2013).

Anda mungkin juga menyukai