(Apara tu Sipatu la Kipogau’?) sendiri adalah kudus. Hidup kudus itu harus diwujudkan melalui hidup yang takut kepada Bacaan I : Kisah Para Rasul 2:36-40 Allah (ayat 14) dan sungguh-sungguh saling Bacaan II : 1 Petrus 1 :13-25 mengasihi dengan segenap hati (ayat 22). Bacaan III : Lukas 24 : 13-35 Tujuan: Dua orang murid yang berjalan menuju 1. Jemaat semakin percaya bahwa Emaus (Lukas 24:13-35), setelah peristiwa kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia paskah, adalah gambaran keadaan para adalah Tuhan dan Juruselamat murid sampai Tuhan Yesus sudah bangkit. 2. Jemaat semakin terdorong menjalani Mereka bingung di tengah kedukaan. Tuhan hidupnya sebagai kesempatan untuk Yesus, Sang Guru yang mereka andalkan, merespon pengorbanan Tuhan Yesus harus mati secara tragis di atas kayu salib. Kemudian muncul berita bahwa Dia bangkit Pemahaman Teks dari antara orang mati. Ternyata, sebelumnya mereka berharap Tuhan Yesus Dalam Mazmur 116:1-19, Pemazmur datang sebagai raja yang secara politis akan bertekad memenuhi janjinya yaitu bersyukur membebaskan Israel (Luk.24:21). Semua kepada Tuhan di depan seluruh umat. Ketika rentetan peristiwa yang baru saja terjadi, maut mengancamnya, ia bermohon kepada sepertinya telah menggagalkan harapan Tuhan. Tuhan mendengar permohonannya tersebut. Harapan memiliki raja untuk sehingga terluput dari segala derita. sebuah pembebasan politis mengalahkan Pemazmur merespons pertolongan tersebut berita yang sangat hebat yaitu berita dengan cara mengangkat piala kebangkitan Tuhan Yesus. Tetapi untunglah, keselamatannya dan membayar nazarnya Tuhan Yesus yang telah bangkit itu yaitu mempersembahkan syukur kepada menjumpai mereka berdua. Tuhan atas kebaikan Tuhan. Dengan penjelasan yang bersumber pada Rasul Petrus memberikan nasihat-nasihat etis pengajaran Kitab Suci, Tuhan Yesus yang ditujukan kepada orang-orang percaya memaparkan tentang makna kebangkitan- yang tersebar dibeberapa daerah (1 Petrus Nya dan segala peristiwa yang menyertainya. 1:13-25). Mereka harus tahu apa yang akan Karena perjumpaan itu, mereka berdua dilakukan untuk memenuhi tuntutan sebagai mengenal Tuhan Yesus yang telah bangkit. orang yang telah ditebus dengan darah Yesus Mereka menceritakan pengalaman Kristus. perjumpaan dengan Tuhan Yesus kepada murid yang lain. Tidak ada yang bisa membendung kuasa Perikop Kisah Para Rasul 2:36-40 adalah Tuhan apabila Tuhan mau melakukan bagian dari khotbah Petrus pada saat rencana-Nya. Kira-kira begitulah gambaran peristiwa pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus situasi yang dialami para murid Tuhan Yesus. telah memberikan kemampuan kepada para Awalnya, kematian Tuhan Yesus di atas kayu murid untuk menyampaikan berita Injil salib, benar-benar menjadi pukulan yang menggunakan bahasa bangsa-bangsa lain menyakitkan bagi mereka. Kematian Tuhan yang hadir di Yerusalem pada saat itu. Yesus seolah-olah membuat segala harapan Namun, ada beragam respons orang setelah mereka sirnah. Namun, semuanya berubah mendengar para murid dapat berkata-kata ketika kebangkitan Tuhan Yesus menjadi dalam bahasa lain. Ada yang bingung (ay.6). sebuah fakta. Kematian tidak sanggup Ada yang tercengang-cengang (ay.7-12). Ada menahan Tuhan Yesus di dalam alam maut. pula yang menganggap para murid sedang Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati. mabuk (ay.13). Untuk menjawab respons Semua nubuatan nabi tergenapi. itulah, Petrus berdiri menyampaikan khotbah. Ia memulai khotbahnya dengan membantah Kebangkitan Tuhan Yesus menjadi sangat anggapan bahwa para murid sedang mabuk penting artinya bagi para murid. Kebangkitan (ay.15). Tuhan Yesus menghidupkan kembali harapan dan semangat yang pernah hampir pudar, Kemampuan para rasul berkata-kata dalam menghilangkan dukacita yang membalut hati bahasa bangsa-bangsa lain adalah pekerjaan mereka, melenyapkan ketakutan dan Roh Kudus. Jauh sebelumnya sudah menggantikannya dengan keberanian yang dinubuatkan oleh nabi Yoel (ay.14-19). Roh menyala-nyala. Allah telah melakukan Kudus yang dicurahkan, menjadikan manusia pekerjaan-pekerjaan besar di dalam Yesus dapat melihat hal-hal yang diberitahukan Kristus. Itulah berita suka cita (Injil) yang oleh Allah. Allah memperuntukkan anugerah- dianugerahkan kepada dunia ini. Karena itu, Nya kepada manusia tanpa membeda- Tuhan Yesus mengutus para murid-Nya bedakan. Siapa saja yang berseru kepada untuk pergi memberitakan Injil itu. Namun, Allah akan diselamatkan (ay.20-21). sebelum mereka pergi, Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada Mereka. Kemudian Petrus bebicara tentang penyaliban Mereka diperintahkan untuk tetap tinggal di dan kebangkitan Tuhan Yesus (ay.21-35). Yerusalam sampai janji tersebut digenapi. Yesus dari Nazaret telah ditentukan Allah Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu sebagai Mesias yang dinantikan orang datang juga. Roh Kudus turun atas mereka Yahudi. Sebagai Mesias yang dinantikan, bertepatan dengan perayaan hari raya dapat dibuktikan melalui kekuatan-kekuatan, Pentakosta. Roh Kudus memberikan kuasa mujizat-mujizat dan segala tanda-tanda yang dan keberanian kepada para murid menjadi dilakukan selama Dia hidup. pemberita Injil. Walaupun Dia sudah ditentukan Allah, namun Ternyata, orang-orang Yahudi yang Petrus menegur dengan keras orang Yahudi mendengarkan khotbah Petrus segera yang telah menyerahkan Sang Mesias ke bereaksi. Khotbah Petrus membuat para tangan bangsa durhaka untuk disalibkan dan pendengarnya menyadari dosa mereka. Hati membunuhnya. Orang Yahudi ikut mereka sangat terharu (ay.37). Alkitab bertanggung jawab atas kejadian tersebut. terjemahan Bahasa Indonesia Sederhana (BIS) mengatakan hati mereka sangat Khotbah Petrus menegur dengan sangat gelisah. Ada juga yang menerjemahkannya keras bangsa Yahudi yang telah menjadi “hati mereka tertusuk”. Kesadaran menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Ini akan dosa membuat hati mereka tertusuk, suatu keberanian yang luar biasa. Padahal, teriris-iris, sedih dan gelisah. Kegelisahan sebelumnya Petrus pernah menjadi sangat hati itu diungkap dalam sebuah pertanyaan: pengecut dengan menyangkal Tuhan Yesus, Apa yang harus kami perbuat? Solusi yang sampai tiga kali. Namun, kini dengan lantang dianjurkan Petrus bagi kegelisahan hati dan penuh keberanian menegur dosa orang mereka ialah: bertobatlah dan berilah dirimu Yahudi sebagai pihak yang bertanggung dibaptis dalam nama Yesus Kristus (ayat 38). jawab atas kematian Tuhan Yesus. Seberat apapun dosa yang telah mereka Kebangkitan Tuhan Yesus dan puncaknya perbuat kepada Sang Mesias, tetapi dari ketika menerima Roh Kudus pada hari pihak Allah tetap menawarkan Pentakosta, menjadi titik balik dalam diri pengampunan. Karena itu, mereka harus Petrus untuk tampil dengan penuh bertobat dan memberi diri dibaptiskan dalam keberanian menjadi pemberita Injil Yesus nama Yesus Kristus untuk memperoleh Kristus. pengampunan tersebut
Khotbah Petrus diakhiri dengan sebuah Pokok-pokok yang dapat dikembangkan
kalimat kesimpulan sekaligus mengandung ajakan yaitu bahwa seluruh kaum Israel Pertama, Khotbah yang berani menegur harus tahu bahwa Allah telah membuat Yesus dosa, Roh Kudus memenuhi Petrus sehingga sebagai Tuhan dan Kristus (ay.36). dengan berani segera tampil sebagai Pernyataan ini tidak mengandung pengertian pemberita Injil. Ia menyampaikan khotbah di bahwa seolah-olah sebelumnya Yesus bukan hadapan orang-orang Yahudi yang Tuhan dan Kristus. Tentu saja status sebagai sebelumnya sangat membenci Yesus. Dengan Tuhan pada diri Yesus itu sifatnya kekal. Dari penuh keberanian, Petrus menuding orang dulu, sekarang dan selama-lamanya Dia Yahudi sebagai orang berdosa karena telah adalah Tuhan (bnd. Yoh.1:1-3). Kebangkitan menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Yesus dari antara orang mati, menjadi petunjuk yang sangat jelas bahwa Dia adalah Tuhan dan Kristus. Yesus adalah Sang Mesias yang sudah lama Tidak ada ungkapan pembelaan untuk dinantikan bangsa Yahudi, justru diserahkan membenarkan diri. Mereka membuka diri ke tangan bangsa durhaka dan dibunuh menerima teguran. Dalam keterbukaan itu, secara keji. Memang khotbah harus selalu mereka menyadari dosa yang telah mereka berani menegur dosa. Pernah seseorang lakukan. Itu sebabnya timbul penyesalan berkata “bagi kamu para pengkhotbah, dalam hati mereka. Karena penyesalan, sampaikan saja yang baik-baik dari mimbar. mereka diliputi kesedihan. Hati bagaikan Jangan menyinggung soal judi. Biarkan itu teriris-iris sehingga mereka gelisah dan menjadi urusan pribadi kami dengan Tuhan.” menanyakan apa yang harus dilakukan. Bagaimana mungkin khotbah hanya menjadi Biasanya ketika seseorang mendengar sekedar hiburan bagi pendengar telinga khotbah yang menegur dosa, memang hati (Dalam Bahasa Toraja: ringngan-ringngan orang tersebut tersentuh. Namun, bukannya talingabangri). Khotbah tidak bisa menjadi menyadari dosa-dosanya, justru merasa sebuah pesanan dari orang-orang tertentu. diadili. Bukan menyesal, tetapi tersinggung Mungkin mereka menginginkan sebuah dan marah. Dalam kondisi marah, bukannya khotbah yang muatannya sama seperti bertanya apa yang harus dilakukan, justru hiburan komedi di televisi. Harus membuat tidak lagi mau melakukan apa-apa. Timbullah pendengar tertawa sampai perut sakit. sungut-sungut dan biasanya berakhir dengan Khotbah tidak boleh sekerdil itu. Khotbah ngambek (Bahasa Toraja: Kaberu’ atau bukan hanya menyoal pengharapan dunia peccu’. Kemudian dipelintir menjadi To akhirat, tetapi juga harus menyoroti segala Efesus. E…peccu’). Sikap seperti itu sangat praktek hidup pada saman sekarang ini, di merugikan. Biasanya malah menjadi cikal- sini. Segala kebobrokan karena dosa harus bakal perpecahan. disoroti demi hidup yang semakin berkualitas sebagai orang percaya. Banyak jemaat yang pecah berawal dari ketersinggungan dalam khotbah karena tidak Kedua, Hati yang tersentuh oleh Firman mau menyadari dosanya. Apa jadinya kalau Tuhan, Teguran dalam khotbah Petrus jemaat kita dibangun atas dasar dosa membuat hati pendengarnya, yaitu orang- kekerasan hati? Tentu tidak ada perubahan orang Yahudi, tersentuh. Khotbah Petrus ke arah yang lebih baik diharapkan akan membuat mereka sadar bahwa mereka telah terjadi. berdosa karena menyerahkan Yesus Kristus untuk disalibkan. Tidak ditemukan adanya Ketiga, Bertobat dan memberi diri dibaptis. tanda-tanda bantahan dari orang-orang Khotbah yang baik bukan hanya menegur Yahudi. atau menelanjangi dosa, tetapi terutama harus memberitakan pengampunan dari Tuhan. Seberat bagaimanapun dosa tidak menjadi soal. Yang menjadi soal adalah maukah menyadari dosa itu dan bertobat. Petrus menunjukkan letak keberdosaan orang Yahudi. Mereka juga sudah menyadarinya sehingga hati mereka menjadi gelisah. Apakah yang harus mereka lakukan selanjutnya? Jawaban Petrus adalah bahwa mereka harus bertobat dan memberi diri dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Ketika mereka bertobat dan memberi diri dibaptis, terbentuklah sebuah persekutuan yang sangat besar. Jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa (ay.42).
Tidak cukup hanya dengan hati yang
menyesal. Harus ada langkah yang nyata untuk kembali kepada jalan yang seharusnya. Penyesalan harus diikuti oleh pertobatan dan menggabungkan diri ke dalam karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Ada cerita tentang orang yang katanya sudah bertobat. Konon dia sudah meninggalkan semua kebiasaan masa lalu yang buruk. Tidak lagi merokok, tidak lagi mabuk-mabukan, tidak lagi main judi, tidak lagi main perempuan, Tetapi juga tidak pernah lagi ke gereja. Memang sudah berubah. Tetapi perubahannya berakhir tanpa berjalan menuju kebenaran yaitu Firman Tuhan. Itu bukan pertobatan sejati. Tujuan akhir hidup kita adalah kembali kepada Sang Pemilik kehidupan. Dia telah mengaruniakan kehidupan itu dengan jalan yang tidak lasim yaitu memberikan nyawa Anak Tunggal-Nya.