Anda di halaman 1dari 11

MULTIPLE SKEROSIS

NAMA KELOMPOK
1.Kesy Zulfa Kasy 2010069P
2.Laila Tusifa 2010070P
3.Lisda Septiana 19100019
4.Mitra Dani 19100014
5.Nurhasanah 19100009
6.Pelsa Ade Elvina 19100010
7.Ranti Ira Pertiwi 1910012
8.Rinrin Merliyanti 19100016
9.Rizki Kurnia 19100013
10.Septian Aditya Putra 19100011
11. Sri Sumeta Putri 19100022
12. Suci Puji Hadianti 19100006

PENGERTIAN

Multipel Sklerosis (MS) adalah penyakit degenerati


sistemsarafpusat (SSP) kronis yang meliputi kerusakan
mielin (material lemak & protein dari selaput saraf).MS
secara umum dianggap sebagai penyakit autoimun,
dimana sistem imun tubuh sendiri, yang normalnya
bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh
terhadap penyakit virus dan bakteri, dengan alasan yang
tidak diketahui mulai menyerang jaringan tubuh normal.
Pada kasus ini menyerang sel yang membentuk mielin.
ETIOLOGI
Multiple skleriosis biasanya disebabkan
oleh beberapa hal seperti :
• Gangguan autoimun (kemungkinan
dirangsang / infeksi virus)
• Kelainan pada unsur pokok lipid myelin
• Racun yang beredar dalam CSS
• Infeksi virus pada SSP
PATOFISIOLOGI
Multiple Sclerosis ditandai dengan inflamasi kronis,
demylination dan gliokis (bekas luka). Keadaan
neuropatologis yang utama adalah reaksi inflamatori,
mediasi imune, demyelinating proses . Yang beberapa
percaya bahwa inilah yang mungkin mendorong virus
secara genetik mudah diterima individu. Diaktifkannya
sel T merespon pada lingkungan, (ex: infeksi). T sel ini
dalan hubunganya dengan astrosit, merusak barier
darah otak, karena itu memudahkan masuknya
mediator imun.Faktor ini dikombinasikan dengan
hancurnya digodendrosyt (sel yang membuat mielin)
hasil dari penurunan pembentukan mielin.
Manifestasi klinis
Tergantung pada area system saraf pusat mana yang terjadi demielinasi :
• Gejala sensorik : paralise ekstremitas dan wajah, parestesia, hilang sensasi sendi dan proprioseptif,
hilang rasa posisi, bentuk, tekstur dan rasa getar.
• Gejala motorik : kelemahan ekstremitas bawah, hilang koordinasi, tremor intensional ekstremitas atas,
ataxia ekstremitas bawah, gaya jalan goyah dan spatis, kelemahan otot bicara dan facial palsy.
• Deficit cerebral : emosi labil, fungsi intelektual memburuk, mudah tersinggung, kurang perhatian,
depresi, sulit membuat keputusan, bingung dan disorientasi.
• Gejala pada medulla oblongata : kemampuan bicara melemah, pusing, tinnitus, diplopia, disphagia,
hilang pendengaran dan gagal nafas.
• Deficit cerebellar : hilang keseimbangan, koordinasi, getar, dismetria.
• Traktus kortikospinalis : gangguan sfingter timbul keraguan, frekuensi dan urgensi sehingga kapasitas
spastic vesica urinaria berkurang, retensi akut dan inkontinensia.
• Control penghubung korteks dengan basal ganglia : euphoria, daya ingat hilang, demensia.
• Traktus pyramidal dari medulla spinalis : kelemahan spastic dan kehilangan refleks abdomen.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis adalah :


• Disfungsi pernafasan
• Infeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis
• Komplikasi dari imobilitas
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
• Pemeriksaan elektroporesis susunan saraf pusat, antibody Ig dalam SSP yang abnormal
• Gambaran MRI ditemukan sedikit scar plag sepanjang substansia alba dari SSP
• Penglihatan, pendengaran, dan sematosensorik dengan konduksi lambat menunjukkan adanya kelainan
• EEG : Menunjukan gelombang yang abnormal pada bebrapa kasus
• DCT Scan : gambaran atrofi serebral,Menggambarkan adanya lesi otak, perbesaran/ pengecilan ventrikel otak
• Urodinamik : jika terjadi gangguan urinarius.
• Neuropsikologik : jika mengalami kerusakan kognitifif.
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
Penatalaksanaan meliputi penatalaksanaan pada serangan akut dan kronika.
a. Penatalaksanaan serangan akut
• Hormon kortikosteroid atau adrenokortikosteroid digunakan untuk menurunkan inflamasi,
kekambuhan dalam waktu singkat atau eksaserbasi (exacerbation)
• Imunosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi penyakit
• Beta interferon (betaseron)digunakan untuk mepercepat penurunan gejalab.
b. Penatalaksanaan gejala kronik
• Pengobatan spastic seperti bacloferen (lioresal),
(diantrolene (dantrium), diazepam (valium), terapi
fisik, intervensi pembedaha•Control kelelahan
dengan namatidin (simmetrel)
• Pengobatan depresi dengan antidepresan dan
konseling
• Penatalaksanaan kandung kemih dengan
antikolinergik dan pemasangan katetertotal
• Penatalaksanaan BAB dengan laksatif dan
supositoria
• Penatalksanaan rehabilitas dengan terapi fisik dan
terapi kerja
• Control distonia dengan karbamazim (treganol)
• Penatalaksanaan gejala nyeri dengan karbamazepin
(tegratol), tenitoin (dilantin), perfenazin dengan
amitripilin (triavili)

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai