DENGAN
OLEH :
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
oleh proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada
2013).
adalah salah sati gejala gangguan jiwa dimana klien merasakan sensori
Iskandar, 2012).
2. Rentang Respon
paling adaptif adalah adanya pikiran logis, persepsi akurat, emosi yang
dan isolasi sosial: menarik diri (Sutejo, 2019). Berikut adalah gambaran
Psikososial
Adaptif Maladaptif
harmonis
Tabel 2. Rentang respon
Keterangan gambar :
kenyataan.
gangguan.
c. Respon maladaptif
hati.
Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
c. Faktor psikologis
Hubungan yang interpersonal yang tidak harmonis, serta
d. Faktor biologis
dan limbik.
e. Faktor genetik
tua skizofrenia.
Faktor Presipitasi
c. Faktor psikologis
d. Perilaku
4. Jenis-Jenis Halusinasi
sesuatu.
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk
menakutkan.
Penghidu Gangguan stimulus pada penghidu, yang
dementia.
Peraba Gangguan stimulus yang di tandai
Halusinasi
Fase 1 : Klien mengalami - Tersenyum,
kesadaran jika
ansietas dapat
ditangani (non
psikotik)
Fase II : Pengalaman sensori - meningkatkan
halusinasi dan
realita
Psikotik berkeringat,
tremor, tidak
mampu mengikuti
petunjuk
Fase IV : Pengalaman sensori - perilaku tremor
merespon terhadap
perintah yang
kompleks
- tidak mampu
merespon < 1
orang
Tabel 3. Fase halusinasi
observasi terhadap klien serta ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala
1) Objektif
d) Menutup telinga
2) Subjektif
b. Halusinasi penglihatan
1) Objektif
2) Subjektif
cahaya.
c. Halusinasi pengecapan
1) Objektif
2) Subjektif
d. Halusinasi penghidung
1) Objektif
2) Subjektif
e. Halusinasi perabaan
1) Objektif
2) Subjektif
1. Dimensi Halusinasi
perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang
1) Dimensi Fisik
Manusia dibangun oleh sistem indra untuk menanggapi
2) Dimensi Emosional
tersebut.
7. Mekanisme Koping
menanggulangi ansietas.
b. Proyeksi yaitu keinginan yang tidak dapat
8. Penatalaksanaan
1. Perawatan
a. Terapi individu
lain)
secara teratur
minum obat
becakap-cakap
bersama keluarga
2. Terapi medik
1) Resperidone
a) Indikasi
Digunakan untuk menangani gangguan mental dengan gejala
b) Koontraindikasi
c) Efek samping
2) Lorazepam
a) Indikasi
b) Kontraindikasi
liver.
c) Efek samping
B. ASUHAN KEPERAWATAN
pada proses keperawatan jiwa yang terdiri dari lima tahap standar yaitu
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Alasan masuk
diri.
c. Faktor predisposisi
pada klien.
masyarakat terganggu.
d. Pemeriksaan fisik
e. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
terjadi.
b) Identitas diri
perempuan.
c) Peran diri
d) Ideal diri
maupun masyarakat.
e) Harga diri
masyarakat.
3) Hubungan sosial
masyarakat.
4) Spiritual
disembuhkan.
b) Kegiatan ibadah
f. Mental
1) Penampilan
dengan identitasnya.
2) Pembicaraan
berbelit-belit.
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
Berupa suasana emosi yang memanjang akibat dari faktor
5) Afek
melakukan interaksi.
7) Persepsi
halus.
8) Proses pikir
9) Isi pikir
menjadi terganggu.
11) Memori
memberikan perhatian.
adalah salah.
1) Makan
2) BAK/BAB
membersihkannya kembali.
3) Mandi
4) Berpakaian
sehari.
5) Istirahat
Biasanya klien tidur kurang lebih 8 jam dalam sehari. Dan
tidurnya sendiri.
6) Pemeliharaan kesehatan
baju,dll.
h. Aspek medis
listrik.
i. Mekanisme koping
j. Masalah psikososial
Biasanya pasien dengan halusinasi memiliki persepsi yang
dengan masyarakat.
k. Pengetahuan
3. Mekanisme koping
halusinasi meliputi :
benda
stimulus internal
4. Pohon masalah
Halusinasi Pendengaran
Isolasi sosial
Diagnosa Keperawatan
b. Isolasi social
sensori hakusinasi yang jenis, isi, waktu, frekuensi, isi, frekuensi, waktu halusinasi pasien
Dengan menghardik
halusinasi memberikan
kesempatan pasien
mengatasi masalah,
1. Dengan memperagakan
memperagakan ulang
memungkinkan cara
menghardik dilakukan
dengan benar
2. Dengan penguatan
positif mendorong
pengulangan perilaku
yang di harapkan
Setelah pertemuan pasien : SP 2 pasien : Menilai kemajuan dan
manfaat dari program (jelaskan 6 benar jenis, obat pada gangguan jiwa,
(jenis,cara, frekuensi,
memungkinkan terapi
penyembuhan klien.
Memberikan rasa
tangguang jawab kepada
pasien untuk
meaksanakan kegiatan
secara teratur.
Setelah pertemuan pasien : SP 3 pasien : Menilai kemajuan
terjadi halusinasi
obat.
Setelah pertemuan pasien : SP 4 pasien : Menilai kemajuan
dilakukan
2. Dengan memantau
pelaksanaan jadwal
memastikan intervensi
teratur
3. Dengan penguatan
positif mendorong
pengulangan perilaku
yang diharapkan
Keluraga mampu : Setelah pertemuan SP 1 keluarga : Dengan diskusi
memberi pujian
Setelah pertemuan SP 2 keluarga : Meningkatkan
4. Anjurkan membantu
memberi pujian
mengontrol halusinasi
waktu bercakap-cakap
saat halusinasi
4. Anjurkan membantu
memberi pujian
Setelah pertemuan SP 4 keluarga : Membantu memberi rasa
3. Anjurkan membantu
memberikan pujian.
Isolasi Klien mampu : Setelah pertemuan klien : SP 1 pasien : Dengan memberikan
sosial yang penyebab isolasi sosial dan isolasi sosial : siapa yang isolasi sosial klien
dialaminya siapa yag dekat dengan serumah, siapa yang mampu memahami :
3. Mengikuti program dengan berkenalan teman dan bercakap- teman dan kerugian tidak
cakap
5. Masukakn kedalam
latihan perkenalan.
mendapatkan
obat/berobat, cara
menggunakan obat
frekuensi, guna,dan
memungkinkan terapi
Memberikan rasa
orang dan berbicara saat 2. Latih cara bicara orang baru dan berbicara
menjawab pertanyaan
perawatan pasien baik tentang isolasi sosial merawat klien kemampuan keluarga
pasien.
Setelah pertemuan SP 2 keluaraga : Meningkatkan
keluarga : 1. Evaluasi kegiatan pengetahuan dan
cara merawat pasien isolasi melatih klien berkenalan untuk merawat pasien.
memberi pujian
4. Anjurkan membantu
3. Latih keluarga
4. Anjurkan membantu
jadwal
berikan pujian
Resiko Klien mampu : Setelah pertemuan klien : SP 1 pasien : Dengan memberikan
pengobatan secara dan mengotrol PK dengan fisik, obat, spiritual menghindarkan waktu
optimal latihan fisik : tarik nafas 3. Latih cara mengontrol dan situasi saat masalah
latihan fisik
memberikan kesempatan
pasien mengatasi
masalahh yang dirasakan.
Setelah pertemuan pasien : SP 2 pasien : Menilai kemajuan dan
manfaat dari program 6 benar obat : jenis, obat pada gangguan jiwa,
menggunakan obat
memungkinkan terapi
penyembuhan klien.
Memberikan rasa
pasien untuk
meaksanakan kegiatan
secara teratur.
cara mengontrol PK secara secara verbal (3 cara yaitu klien dalam bersikap baik
dengan benar)
dan spiritual
Keluarga mampu : Setelah pertemuan SP 1 keluarga : Dengan diskusi
PK
memberikan pujian
4. Anjurkan membantu
memberi pujian
pujian
Setelah pertemuan SP 4 keluarga : Membantu memberi rasa
rumah/perencanaan pulang latihan fisik, minum obat, serta minum obat dengan
rujukan
3. Anjurkan membantu
berikan pujian
Tabel 4. Rencana tindakan keperawata
6. Implementasi
kegiatan terjadwal.
7. Evaluasi
sebagai berikut :
telah dilaksanakan
dilaksanakan
A : Analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
pasien.
TINJAUAN KASUS
A.Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Umur : 47 TH
2. Alasan masuk
Pasien diantar keluarga untuk ke 3 kalinya, klien sakit tahun 1996 dan terakhir
dirawat 5 tahun yang lalu.Klien gelisah 2 minggu ini dengan gejala: emosi labil,
mengikuti kemauan sendiri,mengancam keluarga terutaama orangtua sendiri bila tidak
dituruti kehendak,banyak diam,mendengarkan suara bisikan,senyum,bicara sendiri
dan tertawa sendiri,menangis tanpa sebab,dan tidur malam kurang.
3. Faktor Predisposisi
a. Riwayat Gangguan Jiwa Di Masa Lalu
klien mengatakan tidak mengalami gangguan jiwa sebelumnya, tetapi klien sakit
tahun 1996, klien mengatakan pernah putus atau minum obat secara tidak teratur.
b. Pengobatan Sebelumnya
klien mengatakan dirawat untuk yang ketiga kalinya dirawat di RSJ
Prof.HB.Saanin Padang ini, sakit sejak 1996,klien pernah berobat jalan 2x
kunjungan di RSUD painan. Putus obat 2 tahun ini.
4. Pemeriksaan fisik
5. Psikososial
1) Genogram
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
… = tinggal serumah
= herediter
= klien
Klien anak pertama dari 7 bersaudara, klien tinggal serumah dengan ibu ,Ayah
dan saudara, klien dirumah sering bicara dan tertawa sendiri,banyak diam,dan
memaksakan kehendak.
6. Konsep diri
a) Citra Tubuh
klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
b) Identitas diri
klien mengetahui nama dan umurnya serta jenis kelaminnya
c) Peran diri
klien mengatakan bekerja sebagai pelayan disebuah tempat perkumpulan atau cafe
untuk bantu ekonomi dan klien mengatakan puas sebagai laki laki
d) Ideal diri
klien mengatakan ingin segera bekerja dan bisa keluar dari RSJ.
e) Harga diri
klien mengatakan ada dukungan dan support terhadap klien yaitu keluarga
klien mengatakan ibadah sendiri dan kadang ke masjid tapi semenjak di rawat
klien tidak melaksanakan kewajiban untuk beribadah dengan alas an tidak kain
sarung.
9. Mental
1) Penampilan
saat pengkajian klien tampak tidak rapi, bau badan,kuku klien kotor
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
2) Pembicaraan
pembicaraa klien tampak spontan
Masalah keperawatan : halusinasi
3) Aktivitas motorik
Aktivitas motorik : klien tampak gelisah karena sesekali melihat bayangan
Masalah keperawatan : Halusinasi penglihatan
4) Alam perasaan
klien mengatakan ketakutan karna bayangan yang dilihat
Masalah keperawatan : halusinasi penciuman
5) Afek
Klien ketika ditanya perasaan menjawab senang tapi tidak sesuai dengan ekspresi
wajah klien
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
6) Interaksi selama wawancara
klien tampak tidak kooperatif dalam berinteraksi
Masalah keperawatan : isolasi sosial
7) Persepsi
klien mengenal jenis halusinasi seperti pendengaran dan melihat banyangan
sesekali
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran
8) Proses pikir
klien berbicara berbelit belit tapi tidak sampai pada tujuan dan klien berbicara
sering diulang ulang berkali kali
Masalah keperawatan : halusinasi
9) Isi pikir
klien mengatakan merasa dijahati oleh orang lain
Masalah keperawatan : halusinasi
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan klien mengatakan tidak ada
keluhan fisik
Masalah keperawatan : koping individu maladaptif
14. Aspek Medis
a) Diganosa medik : Skizofrenia tipe campuran
b) Terapi medik :
- puispendone 2x3 mg
- lorazepam 1x0,5 mg
-Tfz 1x2,5 mg
1. Analisa Data
Data Masalah
DO : Gangguan Persepsi sensori :
Klien tampak bicara sendiri,tertawa dan Halusinasi pendengaran
tersenyum sendiri,melamun,dan mengantuk.
DS :
Klien mengatakan ada mendengar suara
bisikan
DO : Resiko perilaku kekerasan
Klien tampak emosi labil dank lien
memaksakan kehendaknya
DS :
Klien mengatakan marah bila keinginan tidak
dipenuhi dan mengancam orangtuanya.
DO: Gangguan proses pikir: waham curiga
Klien tampak menyendiri dan tampak
bingung
DS :
Klien mengatakan malas berinteraksi dengan
orang lain
Klien mengatakan tidak memiliki teman
dekat diruangan tersebut.
3.Pohon Masalah
Isolasi sosial
Harga diri rendah kronis
NO Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Gangguan persepsi Pasien mampu : Setelah pertemuan pasien SP 1 pasien :
sensori halusinasi 1. mengenali : 1. Identifikasi halus
hakusinasi yang 1. Dapat menyebutkan isi, frekuensi,
dialaminya jenis, isi, waktu, terjadi, situasi pen
2. Mengontrol frekuensi, situasi perasaan; respon.
halusinasinya pencetus dan perasaan 2. jelaskan
3. Mengikuti program saat halusinasi mengontrol halusin
pengobatan secara 2. mampu menjelaskan menghardik,
optimal dan memperagakan bercakap-cakap,
mengotrol halisinasi melakukan kegiatan
3. Latih cara men
halusinasi d
menghardik
4. Masukan pada
kegiatan untuk l
menghardik
2 Setelah pertemuan pasien SP 2 pasien :
: 1. Evaluasi ke
1. Mampu menyebutkan menghardik. Beri pu
kegiatan yang sudah 2. latih cara meng
dilakukan halusinasi dengan
2. Mampu menyebutkan (jelaskan 6 benar
manfaat dari program guna, dosis, frek
pengobatan cara, kontiunitas m
obat )
3. masukan pada j
kegiatan untuk l
menghardik dan m
obat.
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pertemuan pertama pada klien dengan gangguan sensori presepsi halusinasi yang
diadakan pada tanggal 28 september 2021, pukul 11.30 dengan masalah halusinasi
pendengaran implementasinya adalah sebagai berikut:
1. Hal pertama yang dilakukan perawat sebelum melaksanakan SP yaitu membina hubungan
saling percaya antar klien dan perawat. Hasilnya klien yaitu Tn.A mau berkenalan dengan
perawat, klien menyebutkan nama lengkapnya dan nama panggilannya.
2. Membantu klien mengungkapkan perasaannya saat ini. Hasilnya klien Tn.A mengatakan
perasaanya saat ini baik-baik saja. Sebelumnya klien sudah diajarkan cara mengontrol
halusinasi tapi klien tidak pernah melakukannya karena malas.
3. Membantu klien mengenal halusinasinya. Hasilnya klien mengatakan isi dari halusinasi
ialah ada suara-suara yang menyuruh klien untuk marah-marah dan sampai saat ini suara
tersebut sering muncul. Biasanya suara-suara tersebut muncul apabila klien sedang
menyendiri atau sedang diam kurang lebih 10 menit. Klien mengatakan ia merasa risih
dengan suara/bisikan tersebut.
4. Melatih klien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik. Hasilnya perawat
menjelaskan dan mempraktekkan menghardik halusinasi dengan menutup telinga dan
mengatakan “pergi-pergi kalian tidak nyata, kalian palsu” beberapa kali. Kemudian
setelah perawat memberi penjelasan dan contoh, klien melakukan/mempraktekan seperti
apa yang telah dilakukan perawat sebelumnya. Dan mengajak klien untuk memasukkan
cara mengontrol halusinasi dengan menghardik kedalama jadwal kegiatan klien.
5. Setelah itu melakukan kontrak waktu dengan klien untuk membicarakan cara
kedua mengontrol halusinasi yaitu dengan latihan berbicara/bercakap-cakap dengan
orang lain saat halusinasi muncul. Hasilnya pada hari Rabu tanggal 29 september 2021,
pukul 09.00 bertempat diruang tamu akan berbincang-bincang dengan klien.
Pertemuan kedua yaitu pada hari senin tanggal 29 se[etember 2021, pukul 09.00 masih
dengan masalah keperawatan yang sama yaitu halusinasi pendengaran, bertempat diruang
tamu klien dan perawat berbincang-bincang. Isi perbincangannya yaitu:
1. Perawat mengevaluasi kembali kegiatan yang dilakukan kemarin yaitu SP 1. Hasilnya
klien dapat mengingat dan memperagakan yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu cara
menghardik halusinasi.
2. Perawat melatih berbicara/bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasinya muncul.
Hasilnya, perawat memberi contoh: “teman kita ngobrol ya, soalnya saya mendengar
suara/bisikan-bisikan”. Perawat mengulang beberapa kali setelah itu meminta klien untuk
mengulangi lagi apa yang dilakukan perawat dan klien dapat melakukan hal tersebut.
3. Mengajak klien untuk memasukkan kegiatan yang baru saja dilakukan kedalam jadwal
kegiatan harian klien. Hasilnya, bersama dengan perawat klien memasukkan cara
menghilangkan halusinasi kedalam jadwal klien. Dan perawat memotivasi klien untuk
melakukan apa yang telah diajarkan kemarin dan hari ini untuk selalu dilakukan apabila
suara/bisikan-bisikan muncul.
Pertemuan ketiga, yaitu pada hari jum’at 30 september 2021, bertempat di kamar pasien
tepatnya pada pukul 15.00. Isi perbincangan yaitu:
1. Perawat mengevaluasi kembali kegiatan yang sebelumnya ( SP1 dan 2). Hasilnya klien
bisa menyebutkan dan memperagakan apa yang telah di pelajari lalu, tapi sayangnya
ketika di tanya apakah klien menerapkan pada saat klien mengalami halusinasi atau pada
saat suara/bisikan muncul, klien menjawab jarang menerapkannya. Dari sini perawat
memotivasi si klien agar melakukan hal tersebut apabila mengalami halusinasi.
2. Perawat mengajarkan atau melatih untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan klien apabila halusinasi muncul. Disini perawat menjelaskan pentingnya
beraktivitas, selain itu juga perawat mendiskusikan/membicarakan aktivitas apa yang
sering klien lakukan yang sesuai dengan kemampuannya. Hasilnya klien mengatakan
setelah bangun pagi klien langsung membereskan tempat tidur, setelah itu klien mandi.
Selain kegiatan itu klien juga sering terlibat dalam kegiatan membersikan ruangan
Yudistira, seperti mengepel, mengantar/mengambil cucian dan juga membersihkan
ruangan makan.
3. Bersama-sama dengan pasien, perawat menyusun jadwal aktivitas sehari-hari, sesuai
dengan aktivitas yang sudah dilatih terhadap klien dari bangun tidur sampai malam
sebelum tidur.
4. Perawat memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, dan berikan penguatan atau dorongan
untuk terus melakukan kegiatan yang baik. Hasilnya, setiap hari perawat harus memantau
apa saja yang dilakukan pasien.
Setelah itu perawat membuat kontrak mendatang dengan klien untuk membicarakan
tentang program pengobatan, pada tanggal 01 oktober 2021, bertempat di ruangan makan
tepatnya pada pukul 14.30.
Pertemuan keempat tanggal 01 oktober 2021, bertujuan untuk mengajarkan klien tentang
program pengobatan, bertempat diruang makan, tepatnya pukul 08.30, dengan klien Tn.A
masalah keperawatan Halusinasi pendengaran.
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,dan 3), bagaiman kemampuan klien. Hasilnya
klien dapat menyebutkan apas aja yang sudah di pelajari dan klien bisa mempraktekan
semanya.
2. Menanyakan program pengobatan. Hasilnya, klien mengatakan setiap hari tiga kali sehari
klien minum obat, klien juga menyebutkan warna dari obat yaitu; ada orenge,putih dan
merah jambu. Tapi klien lupa untuk apa obat tersebut.
3. Menjelaskan pentingnya penggunaan obat pada klien. Hasilnya klien dapat mengerti
manfaat obat setelah dijelaskan oleh perawat, dan klien dapat mengulang manfaat setiap
obat, walaupun kadang masih lupa.
4. Menjelaskan akibat bila klien putus obat. Hasilnya perawat menjelaskan, apabila kilen
putus obat atau berhenti obat penyakit klien akan kambuh lagi dan penyembuhnanya akan
lebih lama lagi.
5. Menjelaskan cara mendapatkan obat dan pengobatannya dengan menggunakan perinsip 5
benar. Hasil perawat menjelaskan apabila setelah makan baik sarapan,makan siang dan
makan malam klien harus meminta obat kepada perawat dan harus mengecek dengan 5
perinsip yaitu, apakah obat itu milik klien dengan mengecek nama pada kemasan obat,
mengecek apakah oabt itu sesuai dengan yang biasa klien minum, apakah benar waktu
minumnya, apakah dosisnya sesuai dengan yang di berikan. Klien dengan menganggukan
kepala dapat memahami apa yang disampaikan perawat
6. Setelah menjelaskan manfaat dan caran menggunakan obat perawat melatih pasien
minum. Hasilnya klien dapat memperagakan cara minum obat yang benar.
7. Memasukkan dalam jadwal harian kegiatan minum obat. Hasilnya bersama-sama dengan
perawat klien memasukkan jadwal minum ubat kedalam jadwal hariannya.
Setelah semuanya dilakukan perawat juga harus memotivasi klien untuk selalu
menerapkan cara-cara yang telah dipelajari apabila klien mengalami halusinasi.
Pada tanggal 30 september 2021 pkl 15.00 Klien mengatakan senang di libatkan dalam
kegiatan jadwal harian di ruangan. Dengan data objektif : Klien nampak kooperatif
dalam komunikasi, dan aktif dalam melakukan kegiatan di ruangan. Jadi pelaksanaan SP
III telah tercapai dengan 1 kali interaksi.
Pada tanggal 01 oktober 2021 pkl 14.30 Klien mengatakan mampu menyebutkan apa
yang sudah diajarkan walaupun tidak berurutan. Klien mengatakan mengerti manfaat obat
setelah dijelaskan oleh perawat, dan klien dapat mengulang manfaat setiap obat,
walaupun kadang masih lupa. Dengan data objektif : Klien menyebutkan nama obat yang
diminum, klien juga menyebutkan warna dari obat yaitu :ada orange, putih dan merah
jambu, klien minum obat dengan benar. Jadi pelaksanaan SP IV tercapai dengan 1 kali
interaksi.