PENDAHULUAN
Penggunaan alat penukar kalor sudah cukup banyak dalam dunia indutri.
Kegunaan alat penukar kalor adalah untuk menaikan atau menurunkan temperature fluida
yang kemudian digunakan untuk berbagai keperluan dalam dunia industri. Alat penukar
kalor sangat berpengaruh terhadap keberhasilan keseluruhan rangkaian proses industri,
karena kegagalan operasi alat ini baik akibat kegagalan mekanikal maupun opersional
dapat menyebabkan berhentinya operasi unit. Maka suatu alat penukar kalor dituntut
untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat diperoleh hasil yang maksimal serta dapat
menghemat penggunaan energy dan juga pastinya menghemat biaya pengeluaran.
Atas dasar prinsip ekonomis dan efektifitas, seiring dengan berkembangnya
dunia industri alat penukar kalorpun mengalami perkembangan baik jenis maupun
ukurannya. Perkembangan ini bertujuan untuk mendapatkan koefisien perpindahan panas
dan efektivitas yang lebih tinggi. Perpindahan panas adalah salah satu hal yang paling
diperhatikan dalam alat penukar kalor, terutama laju perpindahan panasnya karena
memang laju perpindahan panas berhubungan langsung dengan biaya operasional dari
sebuah industri. Oleh karena itu dengan memperhatikan laju perpindahan panas berarti
memperhatikan juga biaya pengeluaran.
Salah satu cara meningkatkan laju perpindahan panas adalah dengan
meningkatkan luas permukaan alat penukar kalor yaitu dengan menambahkan alat
tambahan atau penghalang dalam sistem aliran fluida. Alat atau penghalang tersebut
adalah turbulator. Selain berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan, turbulator juga
berguna untuk meningkatkan turbulensi suatu aliran fluida dan membuatnya menjadi
berpusar (vortex). Turbulator akan mengubah orientasi dari aliran fuida sehingga terjadi
aliran sekunder yang lebih tinggi, lalu dengan adanya aliran sekunder dalam aliran utama
makan akan terjadi peningkatan vortex yang merupakan awal dari terjadinya turbulensi
dalam aliran tersebut. Peningkatan vortex dalam aliran akan meningkatkan luasan bidang
kontak antara fluida bertemperatur tinggi ke temperature rendah sehingga akan
meningkatkan laju perpindahan panas dan massa antara fluida.
Ribs Turbulator adalah salah satu dari sekian banyak jenis turbulator. Salah satu
keunggulan turbulator jenis ini adalah bahan yang digunakan pada turbulator jenis ini
1
2
mudah didapatkan, karena dapat dibuat dari bahan plastik ataupun metal, oleh karena itu
tidak dibutuhkan biaya yang banyak dalam pembuatan turbulator jenis ini. Lalu
keunggulan lain dari turbulator jenis ribs adalah penggunaanya pada alat energi
terbarukan, yaitu dapat digunakan pada kolektor panas pada Solar Water Heater dan juga
Desalinator tenaga matahari. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang turbulator jenis
ribs ini. Rahmad (2001), meneliti tentang pelat penyerap untuk destilasi air laut. Dari
penilitian tersubut, didapatkan bahan tembaga yang dilapisi dengan cat hitam doff
memiliki koefisien penyerapan panas yang baik, yaitu 0,82. Rahmat (2016) meneliti
tentang perbandingan solar water heater pelat datar dengan turbulator jenis square ribs
dan tanpa turbulator dan menyimpulkan bahwa yang menggunakan turbulator pada
pelatnya memiliki efektivitas yang lebih baik pada pemanasannya.
Berdasarkan pada beberapa penelitian diatas semua berfokus pada seberapa
efektif transfer panas yang terjadi dan juga perubahan temperatur yang dikarenakan
adanya penambahan turbulator. Namun sebenarnya pola aliran fluida pada turbulator juga
jadi perhatian dari kinerja turbulator itu sendiri. Pengamatan terhadap visualisasi aliran
adalah salah satu cara melihat pola aliran suatu fluida. Seperti yang akan saya lakukan
pada penelitian ini dengan metode pengujian langsung menggunakan metode particle
tracer yaitu dengan menyuntikkan cairan pewarna pada aliran agar dapat dilihat pola
alirannya. Penelitian ini lebih berfokus pada kondisi visual dari pola aliran akibat dari
penambahan turbulator. Turbulator yang akan saya gunakan adalah turbulator jenis
Square Ribs dengan berbagai macam variasi lebar pitch.