Anda di halaman 1dari 6

A.

Sejarah Perkembangan Koperasi

1. Perkembangan Koperasi didunia

 Gerakan koperasi digagas pertama kali oleh Robert Owen. Ia


pertama kali menerapkannya pada usaha pemintalan kapas di New
Lanark, Skotlandia pada tahun 1810.
 Tahun 1828 William King mendirikan Koran The Cooperator
untuk mempromosikan pemikiran Owen.
 Pada tahun 1844 di kota Rochdale, Inggris didirikan koperasi yang
menyediakan barang- barang konsumsi kebutuhan sehari-hari.
 Tahun 1851 koperasi Rochdale itu dapat mendirikan pabrik dan
perumahan bagi para anggotanya.
 Di Jerman juga berdiri koperasi yang menggunakan prinsip-
prinsip yang sama dengan koperasi dari Inggris. Misalnya
koperasi simpan pinjam untuk kaum buruh di kota pada tahun
1852 oleh Franz Schulze- Delitzsch dan koperasi simpan pinjam
untuk kaum tani pada tahun 1864 oleh Friedrich Wilhelm
Raiffeisen.
 Pada tahun 1884 di Perancis Louis Blane mendirikan koperasi
produksi.
 Pada tahun 1895 didirikan lembaga koperasi dunia yaitu Co-
operative Alliance (ICA).
 Sejak Januari 2014 tercatat 94 negara menjadi anggota ICA.

2. Perkembangan Koperasi di Indonesia

 Pelopor koperasi di Indonesia yaitu R. Aria Wiriatmadja, patih di


Purwokerto (1896). Ia mendirikan koperasi yang bergerak di
bidang simpan pinjam
 Pada tahun 1915 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Ketetapan Raja No. 431 yang mengatur koperasi di Indonesia.
 Akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi yang dipimpin Prof.
J. H. Boeke.
 Pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan Perkoperasian dalam bentuk
Gouvernmentsbesluit No. 21 yang termuat di dalam Staatsblad no.
108/1933 yang menggantikan ketetapan Raja No. 431 tahun 1915.
 Ketika Indonesia masuk pendudukan bala tentara Jepang istilah
koperasi lebih dikenal menjadi istilah Kumiai.
 Kongres Koperasi I diselenggarakan pada 12 Juli 1947 di
Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut memutuskan sejumlah hal
seperti.
1) Membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia
(SOKRI)
2) Menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi
3) Menganjurkan pendidikan koperasi dikalangan masyarakat
 Kongres Koperasi II diselenggarakan pada Juli 1953 di Bandung.
Pada kongres ini SOKRI diubah menjadi Dewan Koperasi
Indonesia.
 Pada tahun 1961, di Surabaya diselenggarakan Musyawarah
Nasional I Koperasi.
 Tahun 1967, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12
tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
 Tahun 1992, dikeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang menyempurnakan dan mengganti UU No. 25
tahun 1962.
 Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun
1995 tentang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Peraturan tersebut sekaligus memperjelas kedudukan dari koperasi
dalam usaha jasa keuangan.
 Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, pada tahun
2015 jumlah koperasi di Indonesia tercatat sebanyak 209.000
koperasi.
I. Koperasi Sekolah
1. Dasar Pendirian Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah dibentuk berdasarkan surat keputusan antara
beberapa departemen, yaitu Departemenen Pendidikan dan
Kebudayaan (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan),
serta Departemen Transmigrasi dan Koperasi, yang dituangkan
dalam surat keputusan pada tanggal 18 Juli 1972 No.
275/KPTS/Mentranskop/72.
Surat keputusan tersebut diikuti oleh terbitnya Surat Edaran
Direktur Jenderal Koperasi pada tanggal 31 Mei 1974 No.
717/DK/A/VI/1974 yang memuat ketentuan-ketentuan koperasi
sekolah, yaitu koperasi sekolah dibentuk oleh siswa-siswa, baik
Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas, maupun lembaga-lembaga pendidikan
lainnya, seperti pondok pesantren, dan sekolah-sekolah kejuruan.
Dipertegas lagi oleh Surat Keputusan Bersama (SKB) antara
Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Transmigrasi dan
Koperasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Menteri
Dalam Negeri.
Pasal 1 SKB menjelaskan bahwa koperasi sekolah adalah koperasi
yang beranggotakan murid-murid Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (sekarang SMP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(sekarang SMA), dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya, baik
negeri maupun swasta.
2. Tujuan dan Ciri Khas Koperasi Sekolah
a. Tujuan Koperasi Sekolah
1) Mendidik dan memelihara kesdaran hidup bergotong-
royong dan rasa setia kawan diantara siswa.
2) Memupuk rasa cinta terhadap sekolah
3) Mengembangkan mutupengetahuan serta keterampilan
berusaha dalam bentuk kopersai
4) Menanamkan dan memupuk rasa tanggung jawab serta
disiplin dalam hidup bergotong-royong di masyarakat.
5) Memelihara hubungan baik dan saling pengertian di
antara sesama siswa sebagai anggota koperasi.
6) Menanmkan dan menumbuhkan rasa harga diri, jiwa
demokrasi, keberanian berpendapatat, dan persamaan
derajat.
7) Sebagai sarana untuk belajar dan berkarya, serta sarana
untuk mendapatkan perlengkapan sekolah.
b. Ciri Koperasi Sekolah
1) Koperasi sekolah diakui dan didirikan oleh pemerintah
melalui syarat keputusan dari beberapa menteri.
2) Masa keanggotaan siswa akan berakhir jika siswa telah
lulus atau keluar dari sekolah.
3) Penyelenggaran koperasi sekolah disesuaikan dengan
jam pelajaran sekolah.
4) Koperasi sekolah merupakan sarana mendidik siswa
mengembangkan dirinya sebagai makhluk intelektual
dan makhluk sosial.
5) Jika memungkinkan, anggota dan pengurus koperasi
sekolah adalah siswa itu sendiri.
3. Simulasi Pendirian Koperasi Sekolah
Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam mendirikan koperasi
sekolah.
a. Tahap I
Merencanakan anggaran dasar, setelah pihak sekolah (guru,
siswa, dan pejabat koperasi setempat) sepakat untuk
mendirikan koperasi.
b. Tahap II Mengadakan rapat.
 Peserta rapat yang perlu diundang adalah beberapa
orang siswa untuk mewakili calon anggota
koperasi, kepala sekolah dan guru-guru, perwakilan
orang tua siswa, pejabat direktorat koperasi
setempat, pejabat dari kantor Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat diantaranya penjelasan dan
uraian ADART, pembuatan akta pendirian koperasi sekolah,
pembuatan susunan pengurus dan pengawas, penentuan bidang
usaha dan permodalan.
c. Tahap III
Tahap terakhir adalah pengajuan surat permohonan
pengakuan atau badan hukum pendirian koperasi sekolah
oleh pengurus.
5. Jenis Barang dan Jasa yang Diusahakan oleh Koperasi Sekolah
a. Perlengkapan sekolah
b. Makanan dan minuman ringan
c. Jasa simpan pinjam

6. Pengelolaan Koperasi Sekolah


a. Perangkat organisasi koperasi sekolah
1) Rapat anggota, merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi sekolah. Rapat anggota
koperasi sekolah diadakan minimal sekali dalam
setahun.
2) Pengurus koperasi sekolah, dipilih dan diangkat Rapat
Anggota.
Tugas-tugas pengurus koperasi sekolah meliputi hal-
hal sebagai berikut.
a. Mengelola koperasi sekolah dan usaha yang
dijalankan oleh koperasi sekolah.
b. Mengajukan rancangan rencana kerja dan
rancangan rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi sekolah.
c. Menyelenggarakan rapoat anggota
d. Mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, dengan
diawasi oleh guru.
e. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
Wewenang pengurus koperasi sekolah yaitu
a. Mewakili koperasi didalam dan di luar koperasi
sekolah
b. Membuat keputusan dalam penerimaan anggota
baru dan pemberhentian anggota lama sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar koperasi
c. Melakukan tindakan demi kepentingan dan
manfaat koperasi sekolaah.

3) Pengawas koperasi sekolah, dipilih dan diangkat dalam


rapat anggota.
 Biasanya yang menjadi pengawas koperasi
sekolah adalah guru.
 Tugas pengawas koperasi sekolah adalah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan koperasi sekolah,
serta melaporkan hasil pengawasannya pada
anggota secara tertulis.
 Wewenang pengawas koperasi sekolah adalah
meneliti dan mengecek berbagai catatan yang
ada di dalam koperasi sekolah, serta berhak
mendapatkan berbagai keterangan yang
diperlukan untuk melengkapi laporan
pengawasan kepada forum rapat anggota.
b. Pengelolaan koperasi sekolah
Di dalam pelaksanaan dan pengelolaan koperasi sekolah,
kepala sekolah dan guru-guru harus terlibat. Dengan alasan
pertama koperasi berada dan berdiri di lingkungan sekolah.
Kedua, tugas utama siswa adalah belajar sehingga tidak dapat
dengan sepenuhnya mengemban tugas di dalam pengelolaan
koperasi.
Ketiga, siswa masih belum berpengalaman sehingga perlu
bimbingan, arahan, dad didikan mengenai bagaimana
menjalankan usaha koperasi.

Anda mungkin juga menyukai