Disusun Oleh:
Nama : Yola Tania
NIM : 211FK0902
E. Patofiologi
1. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem
komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2
peptida berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator
kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan
faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF.
2. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.
3. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui
endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien
mengalami
hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis
metabolic dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
F. Pathway
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih),
trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
3. Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan
pada derajat I hingga derajat IV.
1. Derajat I dan II
Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg
BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama
diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam
waktu 24 jam antara lain
a. 100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg
b. 75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg
c. 60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg
d. 50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg
e. Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder
f. Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.
g. Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg
BB/hari.
b Derajat III
Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg
BB/jam, dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila
setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah
kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup
berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL
sebagaimana perhitungan selanjutnya. Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg
BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka
penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam
diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL
sebagaimana perhitungan diatas.
c . Derajat IV
Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30
ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL
sebanyak 10 ml/kgBB/jam. Apabila keadaan tensi memburuk maka harus
dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam
dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20
ml/kgBB/jam selam 1 jam. Apabila keadaan masih juga buruk, maka
berikan plasma ekspander 20ml/kgBB/jam.
Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10
ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam.
Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan
maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central
vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008).
H. Fokus Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada anak dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue
Menurut Nursalam 2005 adalah :
a. Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama
orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama : Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam
Berdarah Dengue untuk dating ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan
anak lemah.
c. Riwayat penyakit sekarang : Didapatkan adanya keluhan panas mendadak
yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis.
Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena,
atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita Penyakit apa saja yang pernah
diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami serangan
ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Kondisi lingkungan, Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan
gantungan baju di kamar).
f. Pola kebiasaan Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan,
napsu makan berkurang, napsu makan menurun.
g. Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau
konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa
terjadi melena.
h. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing
sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade
IV sering terjadi hematuria.
i. Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur
maupun istirahatnya kurang.
j. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang
nyamuk Aedes Aegypti. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang
sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
k. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade)
Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:
1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda
vital dan nadi lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan
perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi
lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat,
dan kulit tampak biru.
l Sistem integument : Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan
muncul keringat dingin, dan lembab.
a) Kuku sianosis/tidak
b) Kepala dan leher. Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan
(epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa
mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan.
Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing ( pada Grade II,
III, IV).
c) Dada: Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto
thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (
efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade
III dan IV.
d) Abdomen: Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali),
asites.
e) Ekstremitas: Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
m Kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang muncul
1) Hipertemia berhubungan dengan penyakit
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
n intervensi keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Nanda Nic Noc
NO Diagnosa Keperawatan Perencanaan Implementasi