BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas
sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina
hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan klien serta
keluarganya.Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan
oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan
konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta
konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa
pelayanan bidan untuk kesehatan wanita selama siklus kehidupan akan
tercapai.Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan
hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara
professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien
untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi
kebutuhan klien. Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan senantiasa
menghadapi pasien yang memiliki kondisi yang sangat kompleks sifatnya, baik
ditinjau dari segi latar belakang sosial budayanya, pendidikannya, cita-cita dan
keinginannya. Gejolak emosional seperti ini harus memperoleh respon yang
positif dari seorang bidan selama memberikan pelayanan kebidanan sehingga
diperlukan sebuah straategi yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada pasien.
B. Tujuan
C. Rumusan
2
Apa sajakah strategi membantu klien dalam mengambil keputusan ?
D. Manfaat
BAB II
ISI
3
A. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan
1. Langkah pertama
Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien
2. Langkah kedua
4
Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan
3. Langkah ketiga
Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya baik yang positif
maupun negative.
5
a. Kemampuan/ keberanian/ watak individu yang bersangkutan yang harus
mengambil keputusan
b. Pendidikannya, yaitu pendidikan formil dan non formil
c. Jenis keputusan yang harus diambil
d. Cara bagaimana informasi tentang hal yang mengakibatkan individu harus
mengambil keputusan, disampaikan kepadanya.
Sifat karakter setiap individu tidak mempunyai objek yang terlihat jelas
dan tertentu, tetapi berperan dalam menghadapi beragai situasi dan kondisi hidup
serta berbagai macam objek. Saat berkehendak, setiap individu secara manusiawi
dapat dibedakan menjadi beberapa aspek yang masing-masing memiliki
perbedaan sehingga muncullah perbedaan yang tampak diantara karakter-karakter
yang ada. Beberapa aspek tersebut sebagai berikut:
6
terpilih akan menjadi dasar bagi pengambilan tindakan. Pada pengambilan
keputusan terjadi beberapa perbedaan antara karakter-karakter yang dimiliki
setiap individu. Ada individu yang dalam mengambil keputusan
melakukannya secara wajar tanpa menunggu waktu terlalu lama serta tidak
tergesa-gesa, ada individu yang tidak kunjung mengambil keputusan sehingga
berlarut-larut, dan ada juga individu yang mengambil keputusan dengan
sangat cepat tanpa berfikir panjang.
7
terhadap kehendak orang lain hanya saja dengan arah yang berlawanan.
Hal ini menandakan manifestasi dari kepribadian yang lemah.
4. Sifat yang tidak mampu berdiri sendiri. Individu ini cenderung
menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang lain, dia lebih memilih
mengikuti pendapat dan keputusan orang lain. Hal ini dilakukan karena
takut menanggung resiko dan tanggung jawab, sehingga ini menandakan
manifestasi dari kepribadian yang lemah.
c) Melaksanakan keputusan. Individu yang telah mengambil keputusan
mengenai motif yang diinginkan, dia harus bertindak konsekuen terhadap
keputusannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila pelaksanaan
keputusan tidak sampai sasaran maka perlu diadakan tinjauan kembali
terhadap cara pelaksanaan keputusan atau terhadap keputusan yang
diambilnya. Dalam melaksanakan keputusan akan didapati berbagai perbedaan
karakter yang dimiliki setiapa individu sehingga akan mempengaruhi tujuan
yang dicapai.
8
2. Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran
yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan
situasi.
3. Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
4. Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah
konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan
kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi
klien dan kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat strategi yang
dapat membantu klien mengambil keputusannya.
B. Saran
1. Sebagai seorang bidan yang juga berperan sebagai konselor bagi klien,
maka diwajibkan memiliki strategi untuk membantu klien dalam membuat
keputusan
10
2. Setelah strategi itu dibuat, harus segera dilaksanakan sesuai dengan
kondisi dan permasalahan yang dihadapi klien
3. Bidan harus menyusun, menganalisa, dan menilai keefektifan strategi yang
dipilihnya sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi klien.
DAFTAR PUSTAKA
11
Saraswati. 2002.Komunikasi Efektif. Penulis Modul: Jakarta
12