Anda di halaman 1dari 9

Rabu, 10 maret 2021

ETIKA KEPERAWATAN
A. Nilai, norma, dan etika pelayanan keperawatan secara profesional
Kode etik keperawatan merupakan alat pengambil keputusan yang valid dan berguna bagi
perawat dalam menghadapi masalah etik pada praktek klinik sehari-hari (Bijani, 2017). Untuk
menjamin praktek dilakukan secara professional, penting bagi perawat untuk memenuhi prinsip-
prinsip etik karena perawat secara langsung berhubungan dengan pasien (Liaschenko & Peter,
2004).
Salah satu cara memenuhi prinsip-prinsip etik yaitu perawat membutuhkan kompetensi
professional dan kerangka kerja yang disediakan oleh kode etik sebagai standar pelayanan dan
penilaian yang benar selama bekerja (Heikkinen, Sala, Radaelli, & Leino-kilpi, 2006; Verpeet,
2005).
Secara global perawat di seluruh dunia memiliki kode etik keperawatan yang dibuat oleh
organisasi profesi setiap negara, misalnya di Amerika dikenal dengan American Nurse
Association (ANA) yang merupakan organisasi keperawatan di Amerika di mana mewakili
kepentingan 3,1 juta perawat untuk memajukan profesi keperawatan dengan mendorong standar
praktek keperawatan yang tinggi (ANA, 2011).
Organisasi yang mewadahi Perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) dimana mewajibkan anggota patuh terhadap Undang-Undang RI Nomor 38
tahun 2014 yang menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan keperawatan harus dilaksanakan
secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman dan terjangkau oleh perawat yang memiliki
kompetensi, kewenangan etik dan moral tinggi (Kementerian Kesehatan, 2014).
Perawat dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat membutuhkan kepastian
hukum, sehingga tercipta rasa aman, fokus, dan berusaha memberikan yang terbaik sesuai
harapan masyarakat akan masalah kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan, 2014).
Tuntutan masyarakat kepada pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai tidak
memberikan pelayanan secara profesIonal banyak dilaporkan melalui media masa.
Masyarakat menganggap perawat professional dalam pekerjaanya jika memiliki perilaku
etik dan caring terhadap pasien Beberapa penelitian terkait kode etik keperawatan di Negara
Amerika Serikat, Eropa dan Asia menunjukkan penghormatan terhadap pasien merupakan
prioritas tertinggi dalam praktek professional (Urses et al., 2007; Bijani et al., 2017).
Selain itu Penilaian isi kode etik menekankan tanggungjawab pertama perawat adalah
menyediakan kebutuhan pasien dan lingkungan di mana nilai, kepercayaan, hak asasi manusia
dan martabat di hormati, serta perawat harus memahami dan menerapkan kode etik keperawatan
untuk menuntun perilaku. Namun pada kenyataanya masih banyak perawat bertindak tidak
berdasarkan kode etik (Annals, 2017). Hal ini terkait karena kurangnya pengetahuan perawat
akan kode etik profesi sehingga pasien tidak puas dengan kinerja perawat dataa (Verpeet et al.,
2005; Borhani et al., 2010)
Falsafah keperawatan meliputi pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada
institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan
keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan pendidikan,
pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui
pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan,
penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan. Etika keperawatan
bermaksud untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-
tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu.
Penerapan Kode Etik Keperawatan
Kode etik perawat adalah merupakan pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan
kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode etik bertujuan untuk memberikan
alasan/dasar terhadap keputusan yang menyangkut etika masalah etika dengan menggunakan
model-model moralitas yang konsekuen dan absolute. Sebagai landasan utama dalam kode etik
adalah prinsip penghargaan terhadap orang lain, diikuti dengan prinsip otonomi yang
menempatkan pasien sebagai fokus dari keputusan yang rasional. Prinsip-prinsip lain yang perlu
diperhatikan adalah: prinsip kemurahan hati atau selalu berbuat baik, menghargai keyakinan atau
hak-hak istimewa individu (confidentially), selalu menepati janji (fidelity) dan memperlakukan
individu-individu secara adil.
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
professional dengan cara sebagai berikut :
 Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat harus memahami dan
menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan oleh masyarakat.
 Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
 Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga
professional kesehatan lain sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan.
 Dalam kode etik perawat terkandung adanya prinsip-prinsip dan nilai-nilai utama yang
merupakan fokus bagi praktek keperawatan. Prinsip dan nilai bermuara pada interaksi
professional dengan pasien serta menunjukkan kepedulian perawat terhadap hubungan
yang telah dilakukannya.
Ada Prinsip utama yang harus ditampilkan oleh perawat dalam pelayanan keperawatan yaitu :
a. Respek ( Menghormati)
Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati atau menghargai pasien/klien
dan keluarganya. Perawat harus menghargai hakhak pasien/klien seperti hak untuk pencegahan
bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar. Penghargaan perawat terhadap pasien
diwujudkan pemberian asuhan yang bermutu secara ramah dan penuh perhatian. Kepekaan
perawat dituntut untuk dapat menghargai hak pasien yang berarti mengetahui kapan
menghormati pasien/klien untuk menolak tritmen dan kapan mengesampingkan hak tersebut.
Oleh karena perawat seharusnya ikut terlibat dalam memecahkan masalah yang menyangkut
kesehatan dan kebutuhan pasien, dengan demikian terdapat konsensus diantara anggota tim
menangani informasi yang akan disampaikan kepada pasien dan keluarganya secara realistis dan
jujur.
b. Otonomi (Keputusan Sendiri)
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusannya sendiri
meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum dan tenaga kesehatan
profesional yang ada. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk memilih
bagi diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran dan pertimbangannya merupakan hal yang
terbaik. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau
mempertanggung jawabkan dirinya sendiri.
c. Beneficience (Kemurahan Hati)
Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak
membahayakan orang lain. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk
dirinya sendiri kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang yang
secara mental tidak kompeten dan pasien koma. Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang
harus diambil, apakah lebih baik, menopang dan memperpanjang hidup, dalam menghadapi
ketidakmampuan atau lebih baik memperbolehkan seseorang untuk meninggal dan mengakhiri
penderitannya.
Nilai Profesional Keperawatan
Pengertian Nilai profesional keperawatan adalah suatu pondasi dari praktik yang
mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, praktisi profesional dan
publik. Nilai-nilai yang menjadi identitas diri seorang perawat dalam mengurus kesejahteraan
klien dan menjadi suatu fondasi dalam mengaplikasikan praktik keperawatan AANC (2008).
Hayes (2006), menjelaskan tentang nilai profesional merupakan standart perilaku yang
digunakan untuk menyusun tindakan yang akan diterima oleh praktisi ditempat mereka berada.
Nilai dapat berhubungan dengan emosi dan pengalaman seseorang pada suatu pilihan, keputusan
dan tindakan dalam melakukan pelayanan (Naagazan, 2006).
Otonomi (autonomy) Berarti kebebasan, perawat yang menerapkan nilai ini
menunjukkan suatu sikap yang menghargai hak pasien dalam pembuatan keputusan terkait dalam
kesehatan pasien. Dengan kewenangan perawat melalukan tindakan secara mandiri melalui
pertimbangan yang tepat (AANC, 2008).
Human dignity Cara menghormati martabat manusia dengan segala nilai dan keunikan
yang dimiliki pada setiap individu atau kelompok. Perawat dalam melaksanakan tugas asuhan
keperawatan, meletakkan seorang pasien pada saat melakukan tindakan perlu memerhatikan hak-
hak yang harus dihormati sebagai seorang manusia. Contohnya, saat seorang perawat melakukan
tindakan parineal hygiene pada pasien perempuan ataupun laki-laki perlu menjaga privasi dari
pasien (AANC, 2008).
Keadilan sosial Cara yang dapat ditunjukkan dengan menjunjung tinggi prinsip moral,
legal, dan kemanusiaan disaat melaksanakan tugas sebagai seorang perawat. Seorang perawat
diharapkan tidak membedakkan klien berdasarkan ras, suku, budaya, negara, agama, warna kulit
maupun status sosial yang dimiliki klien. perawat harus memandang bahwa semua pasien adalah
manusia, sehingga memiliki hak yang sama untuk dipenuhi kebutuhan dalam kesehatannya .
Instrumen tersebut berasal dari American Nurses Association Code of Ethics for Nurses.
 Nilai Caring
Caring menurut Watson (1985 dalam Kozier, 2010), merupakan inti dari keperawatan
yang dapat digambarkan dalam sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal . Miller ,
mendefinisikan caring sebagai suatu tindakan yang disengaja yang membawa rasa aman baik
fisik maupun emosi serta keterkaitan antara ketulusan seseorang pada orang lain atau kelompok
orang.
 Nilai Activism
Activism ini dapat diwujudkan dengan adanya keterlibatan seseorang dalam kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan profesi keperawatan, seperti turut andil dalam asosiasi
keperawatan, berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan riset keperawatan, serta memahami
kebijakan-kebijakan publik yang terkait dengan suatu profesi (Weish & Schank, 2009).
 Nilai Profesionalisme
Profesionalism diwujudkan dengan standar-standar praktik dalam pelaksanaan praktik untuk
menciptakan dan meningkatkan lingkungan praktik yang tepat dan baik, serta terlibat didalam
evaluasi teman sejawat secara objektf .Dehghani (2005) , memaparkan tiga pilar yang dapat
membangun profesionalism dalam keperawatan yaitu prinsip kepedulian, komunikasi, dan etik.
Profesional adalah orang yang terampil, handal dan sangat bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya. Orang yang tidak mempunyai integritas biasanya tidak profesional.
Seorang perawat harus bertanggungjawab kepada seseorang yang sakit maupun sehat,
keluarganya, dan masyarakat.
Fungsi Nilai Profesional dalam Asuhan Keperawatan
Nilai profesional merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai personal. Menurut
Watson empat nilai penting yang perlu dalam melakukan perawatan yaitu komitmen yang kuat
terhadap suatu pelayanan, menyakini dan menghargai martabat setiap manusia, komitmen
terhadap suatu pendidikan, dan otonomi . Pemahaman dan penguasaan tentang kode etik
merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi oleh perawat advanced . Kemantapan fondasi
perawat akan nilai profesional yang dimiliki akan mempengaruhi tindakan saat memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien .
Pengetahuan dan persepsi kode etik Perawat sebagai sebuah profesi merupakan sumber
daya manusia yang penting di rumah sakit dengan jumlah yang dominan sekitar 55-65% dari
seluruh jumlah tenaga kesehatan, memiliki waktu panjang bersama pasien dan dalam
menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, layanan keperawatan sebagai bagian integral dari
perawatan kesehatan di rumah sakit sangat pasti memiliki kontribusi yang akan menentukan
kualitas dan kuantitas layanan di rumah sakit. Hasil penelitian tentang pengetahuan dan kinerja
kode etik keperawatan dari perspektif perawat dan pasien di enam rumah sakit pendidikan Tabriz
dan pengaruh karakteristik demografi pada pengetahuan dan kinerjanya. Perawat menilai dirinya
telah menerapkan kode etik keperawatan namun pasien menganggap tidak demikian.
Pengetahuan dan penerapan kode etik begitu praktis bagi perawat. Perawat sebagai individu
manusia yang dapat khilaf atas perbuatan dan perkataan diwajibkan mempunyai pengetahuan
yang cukup dan mempu mendalami apa yang menjadi peran dan tanggung jawab perawat dalam
berperilaku sesuai kode etik keperawatan . Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian terkait
pengetahuan perawat tentang kode etik bahwa perawat yang mengetahui kode etik memiliki
kepuasan kerja dan tidak ada keluhan etis . Temuan lain juga diperoleh dari sudut pandang
perawat, pasien dan menajer bahwa pasien menilai kinerja perawat lebih kepada perilaku hormat
terhadap rekan kerja dan pimpinannya yaitu 45,8% sementara perilaku mengenalkan diri mereka
dengan menyebutkan nama dan tujuan tindakan dinilai rendah yaitu 9,8%.
Konsep Etik
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani "Ethos" yakni adat atau kebiasaan,
watak, kesusilaan, sikap, cara berpikir, akhlak. Etik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai mengenai
benar dan salah yang dianut. Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika menurut Maryani dan Ludigdo, sebagai
seperangat norma, aturan atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan dan yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok yang dianut oleh
sekelompok masyarat atau segolongan masyarakat.
Pelaksanaan etik memiliki fungsi sebagai berikut :
 Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan.
 Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.
 Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana
pluralisme.

Fungsi kode etik yang lainnya yang dijadikan sebagai landasan berdasarkan Biggs dan
Blocher fungsi kode etik yaitu melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah,
mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi, dan melindungi para praktisi
dari kesalahan praktik suatu profesi.
Tujuan etik merupakan acuan yang digunakan untuk mencapai etik dalam suatu kegiatan
maupun tindakan. K. Bertens menjelaskan tentang tujuan etik yang meliputi tercapainya hal-hal
berikut ini:
 Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku
atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
 Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur,
damai dan sejahtera.
 Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
 Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
 Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab
terhadap hidupnya.
 Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
 Sebagai norma yang dianggap berlaku.
 Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
 Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma.
 Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan
bagi siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh norma-norma yang ada.
Tujuan lain yang mempelajari kode etik menurut Brooks, L.J. antara lain untuk menjunjung
tinggi martabat etika di masyarakat, untuk memelihara dan menjaga kesejahteraan masyarakat,
untuk meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi, untuk menentukan baku standar sendiri
dan untuk penilaian di masyarakat mengenai baik atau buruknya pribadi seseorang.
B. Pentingnya nilai, norma dan etika sebagai landasan dalam pengambilan keputusan dan
pemberian asuhanan/pelayanan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di rumah sakit. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan
merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi
yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain.
Seorang perawat juga mengembangkan fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan
asuhan keperawatan secara holistik kepada klien (Masruroh, 2014).
Menurut Suhaemi (2004), perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka
pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi
berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang
semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat
kian menjadi sorotan (Blais,2007)
Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan
profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik
dimata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra
perawat yang identik dengan sikap sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan
sebagainya. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik, dalam arti
lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan santun, menghormati saat memberikan asuhan
keperawatan .
Untuk menjadi perawat ideal dimata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam hal
menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat yang bisa memberikan kualitas terbaik dalam
hal pemberian asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada nilai etika dan moral yang tinggi. Sikap etis profesional
yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan
diri, perilaku serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul disekitarnya.
Bagi profesi keperawatan penerapan nilai etika dan moral dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan profesionalitas perawat dalam
memberikan asuhan kepada masyarakat, tanpa memandang latarbelakangnya (Masruroh,2014).
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Nilai merupakan keyakinan terhadap
suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang (Rokeach, 1973 dalam Potter & Perry, 2005).
Ismani (2001), mengartikan nilai-nilai perawat secara umum yaitu sesuatu yang berharga dan
keyakinan yang dipegang oleh seorang perawat sesuai dengan tuntutan hati nuraninya yang
kemudian menjadi budaya dan melekat pada diri perawat. Maka nilai yang dianut perawat
tersebut berasal dari komponen kognitif, selektif, afektif dan tindakannya .
membagi nilai-nilai perawat menjadi nilai personal dan perofesional. Nilai personal
perawat adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi perawat tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, dan perilaku yang berorientasi pada
tindakan, pemberian arah serta makna pada kehidupannya. Nilai personal perawat tersebut
merefleksikan kebutuhan personal, budaya dan pengaruh sosial, serta hubungan dengan orang
tertentu. Kebiasaan dalam nilai-nilai itu menumbuhkan tabiat. Tabiat memancarkan tindakan dan
perbuatan melalui kemauan.Nilai perawat yang paling fundamental adalah perawatan pemberian
asuhan keperawatan secara tepat dengan disertai moral yang bagus.
sebuah profesi terutama perawat hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,
bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan nilai
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa pelayanan keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi itu, apa yang semua dikenal sebagai
sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan
pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan
ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas
diberikan kepada para elite profesional ini oleh masyarakat.
Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian
juga pada profesi dokter dengan pendirian pelayanan klinik super spesialis di daerah mewah,
sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya, dan perawat melakukan asuhan
keperawatan dengan menargetkan pasien yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan
menolak pasien dengan pengetahuan yang rendah.
Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama
(tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi
tersebut. Hal-hal seperti ini lah yang harus lebih diperhatikan lagi terutama para tenaga medis
dan professional elit lainnya untuk lebih mengutamakan nilai dan moral sebagai pegangan dalam
memajukan profesi keperawatan agar pemenuhan pelayanan kesehatan yang baik dapat tercapai
dan tidak dipandang sebelah mata.
C. Nilai-nilai dasar dan moral dalam praktek klinis dalam keperawatan
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/25/pentingnya-nilai-dan-moral-bagi-profesi-keperawatan-
dalam-menjaga-profesionalitas-kerja-sebagai-tenaga-kesehatan-untuk-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai