Auditing 2
05
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 84062 Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI
Abstract Kompetensi
Siklus pengadaan (pembelian) dan Mahasiswa memahami audit siklus
pengeluaran melibatkan dan pengadaan (pembelian) dan
memengaruhi banyak jenis akun-akun pengeluaran kas dalam akun-akun
akuntansi, baik akun-akun terkait neraca (aset) dan laba rugi (beban-
dengan aset dalam Laporan Neraca beban). Mahasiswa memahami sifat-
dan atau akun expense dalam Laporan sifat pergerakan transaksi-transaksi
Laba/Rugi. Auditor perlu memahami yang mengalir dalam siklus ini.
sifat pergerakan transaksi-transaksi
yang mengalir dalam siklus ini,
sehingga dapat membuat penilaian
berkaitan dengan salah saji material
dan merancang prosedur audit yang
efektif dalam mengevaluasi akun-akun
dalam siklus.
Topik (Akun) Bahasan terkait Siklus
Sebagaimana kita pelajari dalam bab sebelumnya, bahwa siklus pengadaan (pembelian) dan pengeluaran
(kas) merupakan sebuah siklus yang komplek dan memiliki pengaruh material yang dapat memengaruhi
Laporan Keuangan secara keseluruhan. Karena siklus ini melibatkan dan memengaruhi banyak akun-akun,
baik akun-akun yang terkait dengan neraca seperti akun-akun aset dan laporan L/R seperti akun-akun beban.
Auditor perlu memahami sifat pergerakan transaksi yang mengalir dan memengaruhi kelompok-kelompok
akun tersebut. Berikut akan dibahas beberapa akun yang berkait dengan siklus pengadaan (pembelian) dan
pengeluaran (kas), antara lain: tanah, gedung, dan peralatan; Beban dibayar di muka; Kewajiban-kewajiban
lain; dan Akun-akun pendapatan dan beban. Berikut ini merupakan klasifikasi akun-akun yang terkait dengan
siklus pembelian (pengadaan) dan pengeluaran (kas).
Adapun metodologi audit terkait akun-akun bersangkutan sama dengan metodologi audit yang telah kita
bahas dalam bab-bab sebelumnya. Gambar berikut adalah gambaran metodologi umum terkait perancangan
audit (diadaptasi dari Arens et all., 2012).
Memahami pengendalian
internal -
Selected account
Batasan pengujian
pengendalian internal -
Selected account
Prosedur audit
Perancangan pengujian
pengendalian internal dan Ukuran sample
pengujian substantif yang
sesuai dengan tujuan (asersi)
khusus audit – for selected Pemilihan items
account
Waktu
Accumulated Depreciation
Equipment
Beginning Beginning Balance
Balance Disposal Disposal Current period
Acquisition depreciation
Ending
Ending Balance
Balance
Depreciation
Gain or loss on disposal
Expense
Auditor dalam melakukan verifikasi atas aset tetap seperti tanah, bangunan, dan perlengkapan secara
berbeda dengan akun-akun aset lainnya, seperti persediaan, piutang usaha, dan lainnya. Hal dikarenakan
oleh:
1. Volume transaksi akuisisi untuk aset tetap relatif jarang dilakukan dan harga per unit dari aset tetap
relatif besar.
2. Aset tetap biasanya umumnya membutuhkan perawatan dan disimpan dalam waktu yang lama
(beberapa tahun) dalam pencatatan akuntansi.
3. Mutasi aset tetap biasanya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan mutasi aktiva lain seperti
persediaan dan piutang.
4. Pemeriksaan cut off biasanya bukan sebuah prosedur yang penting dalam pemeriksaan.
Karenanya, audit aset tetap (peralatan) lebih menekankan verifikasi periode akuisisi saat ini daripada saldo
rekening dilakukan ke depan dari tahun sebelumnya. Selain itu periode masa manfaat aset tetap yang lebih
dari setahun, mengharuskan pembebanan penyusutan aset (atas penggunaan masa manfaatnya) dan
akumulasi penyusutan.
Tujuan Audit
2017 Auditing 2
3 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Untuk memeriksa apakah aset yang tercantum dalam neraca benar-benar ada keberadaannya dan
merupakan hak (milik) perusahaan, serta apakah masih dipergunakan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset dalam periode berjalan merupakan capital expenditure
yang sudah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa disposal aset, apakah sudah dicatat dan diotorisasi pejabatyang berwenang.
Disposal aset bisa dalam bentuk penjualan, yang dapat menimbulkan laba/rugi penjualan; tukar
tambah (trade-in) akan berdampak pada kerugian/keuntungan, keuntungan trade-in akan dicatat
sebagai pengurang harga perolehan aset tetap; dan penghapusan aset akan dicatat sebagai kerugian
jika masih memiliki nilai buku.
5. Untuk memeriksa pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) pemeriksaan, apakah telah
dilakukan dengan benar sesuai SAK, konsisten, dan perhitungannya benar.
6. Untuk memeriksa apakah terdapat aset tetap yang dijadikan jaminan.
7. Untuk memeriksa penyajian aset tetap dalam LK, apakah telah memenuhi ketentuan standar.
Prosedur Analitis
Perusahaan harus mencatat secara benar mutasi penambahan pada tahun berjalan, karena aset tetap
memiliki pengaruh yang lama terhadap LK sampai aset terkait dihentikan. Laporan Laba Rugi akan
dipengaruhi oleh aset terkait sampai sampai aset secara penuh terdepresiasi.
Beberapa prosedur analitis penting yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan biaya dan atau akumulasi penyusutan terhadap biaya kotor aset tetap tahun
sebelumnya, hal ini ditujukan untuk melihat kemungkinan terjadinya salah saji material dalam
pembebanan penyusutan dengan akumulasi penyusutan.
2. Membandingkan biaya perawatan dan reparasi, supplies expense, small tools epense, dan akun biaya-
biaya sejenis pada tahun sebelumnya. Hal ini ditujukan untuk melihat biaya kapitalisasi yang seharusnya.
2017 Auditing 2
4 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Membandingkan biaya manufakturing kotor dengan beberapa ukuran produksi dengan tahun sebelumnya.
Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat idle equipment, dihentikan atau dihapuskan, namun tidak
dicatat hapuskan.
Pengendalian Internal
Beberapa ciri pengendalian internal yang baik atas aset tetap adalah:
1. Penambahan aset tetap berdasarkan anggaran.
2. Otorisasi dari pejabat berwenang atas penambahan dan penarikan aset tetap.
3. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy.
4. Adanya kartu aset tetap atau sub buku besar aset tetap.
5. Setiap aset tetap diberi kode.
6. Minimal dalam setahun dilakukan inventarisasi untuk mengecek keberadaan aset.
7. Bukti-bukti pemilikan aset tetap disimpan di tempat yang aman.
8. Aset tetap diasuransikan dengan jumlah insurance coverage (nilai pertanggungan) yang cukup.
Pengujian Substantif
2017 Auditing 2
5 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
overstatement pada revenue expenditure (yang seharusnya biaya merupakan capital expenditure)
untuk tujuan memperkecil laba.
7. Kecukupan insurance coverage, jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Penilaian kecukupannya
didasarkan pada mendekati harga pasar.
8. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap dengan melakukan cross
reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan di perkiraan L/R. Auditor harus memeriksa
keakuratan dalam penghitungan penyusutan oleh klien dan ketepatan alokasi biaya penyusutan
sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung (overhead). Perhatikan pula aset-aset tetap yang
tidak perlu dilakukan penyusutan, seperti tanah atau tanah dengan hak guna bangun.
9. Periksa notulensi rapat, perjanjian kredit, atau jawaban dari Bank sekiranya aset dijaminkan. Jika ada,
maka perlu dilakukan pengungkapan atas jaminan terhadap aset terkait.
10. Untuk construction in progress, lakukan pengecekan apakah penambahannya mencukupi dan harus
ditransfer ke nilai aset tetap.
11. Untuk aset tetap yang diperoleh melalui perjanjian leasing, lakukan pemeriksaan pada berkas-berkas
perjanjiannya dan periksalah accounting treatment-nya apakah telah sesuai dengan standar.
12. Periksa penyajian aset tetap dalam LK, baik di neraca (akun (perolehan) aset tetap dan akumulasi
penyusutan) dan beban penyusutan pada Laporan L/R, apakah telah sesuai dengan standar
(SAK/ETAP/IFRS); pada catatan atas LK yaitu mengenai kebijakan kapitalisasi dan penyusutan garis
besar aset tetap maupun di lampiran berupa rincian aset tetap.
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan, dipotong/dipungut oleh pihak
ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir
bulan (untuk PPN). Contoh pajak dibayar di muka adalah PPh 22 (dari impor barang); PPh 23 (dari bunga,
2017 Auditing 2
6 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
deviden, royalty, dan management fee); PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan); dan PPN masukan (Pajak
pertambahan nilai yang dipungut oleh pengusaha kena pada waktu perusahaan membeli barang atau jasa
kena pajak). Hubungan akun dalam biaya dibayar di muka dapat dilihat dalam gambar berikut. Biaya dibayar
di muka memiliki hubungan dengan siklus pengadaan dan pembayaran melalui pendebetan akun biaya
dibayar di muka.
Beginning
Balance Current Period
Acquisition expense
Ending
Balance
Saldo awal (pendebitan akun) merupakan bagian dari siklus pengadaan dan pembayaran, dan pembayaran
biaya dibayar di muka diperiksa secara parsial pada uji pengendalian dan substantif pada siklus pengeluaran
kas dan setara kas.
Sedangkan yang dimaksud sewa dibayar di muka berdasarkan SAK ETAP 2009 adalah pembayaran sewa
merupakan beban sewa yang diakui berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa, meskipun
pembayaran sewa dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
2017 Auditing 2
7 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam LK sudah sesuai dengan
standar akuntansi keuangan (SAK/ETAP/IFRS).
Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan akan dibagi dua, yaitu complience test dan substantive test.
Complient Test. Terdapat dua tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan pengujian complience pada
akun biaya dan pajak dibayar di muka, yaitu:
1. Pelajari dan evaluasi pengendalian internal yang berkaitan dengan pengeluaran kas dan setara kas
dan lakukan pengujian detil transaksi. Pengujian pengendalian yaitu berkaitan dengan apakah: (1)
pembayaran biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap; (2)
pembayaran diotorisasi oleh pejabat yang berwenang; (3) Bukti setoran pajak, faktur pajak masukan;
bukti pemotongan pajak oleh pihak ketiga difiling dengan rapi dan benar; (4) Lease agreement atau
insurance policy difiling dengan benar dan rapi. Uji transaksi yaitu dengan mengambil sampel bukti
transaksi seperti bukti pengeluaran kas dan bank secara random, lakukan prosedur tracing dan
vouching. Rekaplah dalam kertas kerja complience test untuk biaya dan pajak dibayar di muka.
2. Buatlah simpulan mengenai pengendalian internal, jika dari pengujian transaksi auditor tidak
menemukan kesalahan, maka auditor bisa melakukan uji substantif yang dipersempit.
Pengujian Substantif Sewa Dibayar di Muka. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Periksa rincian prepaid rent per tanggal neraca
2. Periksa ketelitian matematisnya.
3. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar.
4. Cocokkan saldo awal dengan kertas kerja tahun lalu (prosedur analitis).
5. Dengan merefer pada prosedur complience test yang sudah dilakukan untuk melihat pembayaran
prepaid rent tahun berjalan dan lease agreement yang terjadi. Dalam hal ini adalah apakah terdapat
biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa – tanpa melalui prepaid, sehingga
biaya sewa yang nampak pada buku besar terlihat lebih besar.
6. Buatlah usulan audit adjusment (jika diperlukan).
2017 Auditing 2
8 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8. Periksalah kecukupan insurance coverage apakah terlalu besar atau kecil, sehingga akan
menimbulkan masalah bagi operasional perusahaan.
9. Perhatikan polis asuransi berkaitan dengan klausul asuransi berkaitan dengan klaim.
10. Buatlah usulan audit adjusment (jika diperlukan).
Di dalam kertas kerja, auditor harus membuat simpulan hasil pemeriksaan atas kewajaran angka saldo akun
terkait.
Menurut SAK ETAP, untuk sewa operasi, lease menggunakan hal-hal berikut:
1. Jumlah pembayaran harus dibayar selama masa sewa.
2. Jumlah pembayaran sewa selama periode berjalan yang diakui sebagai beban sewa.
3. Jaminan yang diberikan, sehubungan dengan transaksi sewa.
4. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amostisasinya sehubungan dengan transaksi
jual atau sewa balik
5. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa.
Sedangkan untuk lessor, pembayaran sewa selama tahun berjalan dari lease harus diakui sebagai
pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan diukur berdasarkan metode garis lurus sepanjang
masa sewa, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama
setiap periode.
Saldo awal
Pembayaran
Biaya pada
periode berjalan
Saldo akhir
Tujuan pemeriksaan pada akun biaya yang masih harus dibayar adalah:
1. Untuk memeriksa apakah pengendalian internal terkait akun telah berjalan dengan baik.
2. Untuk melakukan verifikasi apakah biaya yang masih harus dibayar telah diakui dan dicatat dalam
jumlah dan periode yang benar; apakah terdapat bukti-bukti yang lengkap dan sah.
3. Untuk memeriksa apakah basis metode akrual yang digunakan beralasan dan dilakukan secara
konsisten dengan tahun sebelumnya.
4. Untuk memeriksa apakah biaya yang masih harus dibayar telah diklasifikasikan dalam LK dengan
benar dan ada pengungkapan yang cukup sesuai dengan ketentuan standar.
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang telah menjadi haknya selama
beberapa hari atau jam terakhir hingga periode selanjutnya.
Prosedur analitis. Prosedur analitis yag dapat dilakukan berkaitan dengan akun gaji yang masih harus
dibayar adalah:
1. Bandingkan biaya gaji yang masih harus dibayar periode berjalan dengan tahun sebelumnya, apakah
terdapat fluktuasi perbedaan yang mencurigakan (disesuaikan dengan kenaikan tingkat upah dan
kenaikan volume).
2. Bandingkan biaya aktual dengan anggaran.
3. Lakukan reviu akun pada general ledger dan investigasikan catatan yang tidak biasa terjadi.
4. Membandingkan beban pajak penggajian sebagai persentase dari gaji dan upah dengan tahun – tahun
sebelumnya (disesuaikan dengan perubahan tarif pajak.
5. Membandingkan akun pajak penggajian akrual dengan tahun – tahun sebelumnya.
Daftar Pustaka
Agus, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Buku 1. Edisi 4.
Salemba Empat. Jakarta.
Arens, A.A., R.J. Elder, dan M.S. Beasley. 2012. Auditing And Assurance Services: An Integrated Approach.
Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Jusuf, Al. Haryono. 2002. Auditing. Penerbitan SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
2017 Auditing 2
11 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id