Anda di halaman 1dari 22

MODUL

“Pengertian, Macam-Macam, Konstruksi, dan

Proses pengerjaan Sambungan Plat”

Disusun Oleh :

CANDRA GUNAWAN

21072017

MATA KULIAH : FABRIKASI

FAKULTAS TEKNIK

D3 TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

A. TUJUAN KEGIATAN PERKULIAHAN............................................................................3

B. URAIAN MATERI...............................................................................................................3

1. Pengertian Sambungan Plat................................................................................................3

2. Macam-Macam Sambungan Plat........................................................................................4

3. Metode Sambungan Plat.....................................................................................................4

a. Metode Sambungan Lipat...............................................................................................4

b. Sambungan Patri ( Solder )............................................................................................6

c. Metode Sambungan Keling.........................................................................................9

d. Las resistensi ( Tahanan ).............................................................................................12

e. Sambungan Sekrup/Baut Dan Mur............................................................................13

4. Konstruksi Sambungan Plat.............................................................................................14

5. Proses Pengerjaan Sambungan.........................................................................................15

C. RANGKUMAN...................................................................................................................16

D. TES FORMATIF.................................................................................................................16

I. Pilihan Ganda................................................................................................................16

II. Essay............................................................................................................................18

E. Soal Latihan.........................................................................................................................18

G. Jawaban Tes Formatif..........................................................................................................19

I. Pilihan Ganda....................................................................................................................19

II. Essay...............................................................................................................................20

H. Referensi..............................................................................................................................21
A. TUJUAN KEGIATAN PERKULIAHAN

1. Mampu mendefinisikan dan mengerti apa itu sambungan plat.


2. Mampu mengetahui macam-macam sambungan plat.
3. Mampu mendapatkan informasi terkait dan cara kerja konstruksi dan pengerjaan
sambungan plat.
4. Ketiga poin akan dirangkum serta dibuatkan soal berupa pilihan ganda dan essay demi
menyempurnakan hasil modul yang dibuat

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Sambungan Plat
Tiap mesin atau konstuksi terbentuk dari beberapa suku bagian,macam-macam
bagian. Sesamanya dihubungkan, salah satu cara menghubungkan suatu bagian ke suku
bagian yang lain diperlukan / memberikan sambungan. Sambungan adalah hasil dari
penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.

Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran


(plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat
dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari
keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting,
melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lainlain.

Hasil penyambungan logam melalui pengelasan hendaknya mengahasilkan


sambungan yang berkualitas dari segi kekuatan dan lapisan las dari bahan atau logam yang
dilas, di mana untuk menghasilkan sambungan las yang berkualitas hendaknya kedua
ujung/bidang atau bagian logam yang akan dilas perlu di berikan suatu bentuk kampuh las
tertentu. Tujuan utama dari pengelasan adalah untuk mendukung beban, sebagian beban
mekanis dan sebagian untuk mencapi hasil pengelasan dengan kekuatan yang bisa di jamin.
Untuk memperoleh kekuatan hasil pengelasan yang dapat di jamin kualitasnya, pengelasan
sebaiknya menggunakan berbagai bentuk kampuh yang sudah dikembangkan
2. Macam-Macam Sambungan Plat

Macam-macam sambungan plat ada dua yaitu :

a. Sambungan tetap
Sambungan tetap ini merupakan jenis sambungan atau cara penyambungan yang dipakai
untuk menghubungkan bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara permanen (tetap).
Sambungan tetap dilepas dengan menggunakan cara merusak sambungan tersebut.
Sambungan tetap pada kontruksi contohnya adalah sambungan keling dan sambungan
dari pengelasan.
b. Sambungan tidak tetap
Sambungan tidak tetap merupakan jenis sambungan atau cara penyambungan yang
dipakai untuk menghubungkan bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara tidak
permanen (dapat dilepas) Sambungan tidak tetap ini sambungannya dapat dilepas tanpa
merusak sambungan tersebut yaitu dengan cara pembongkaran. Contoh dari sambungan
tidak tetap ini antara lain sambungan dari baut, sambungan dari pasak dan sambungan
dari pena dll.

3. Metode Sambungan Plat


Dalam praktik kerja bangku, kita pasti menemui atau melakukan pekerjaan
menyambung dua buah plat atau lebih. Dalam menyambung plat tersebut terdapat berbagai
macam metode yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi dan bahan yang ada pada benda
kerja, benda kerja yang akan disambung harus dipilih metode yang sesuai. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan efisiensi dan kualitas bahan terbaik yang bisa didapat. Untuk menentukan
sambungan yang tepat pada benda kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor, antara lain:
faktor ekonomis, faktor kekuatan dan kerapatan sambungan, faktor proses pengerjaan
sambungan, serta faktor proses penggunaan sambungan.

Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan beberapa macam dari bentuk metode
sambungan pelat. Antara lain: metode sambungan lipat (tekuk), metode sambungan patri
( solder), metode sambungan keling, metode sambungan baut dan mur, metode sambungan
las tahanan(resistensi)

a. Metode Sambungan Lipat

Metode sambungan lipat baik digunakan untuk jenis plat berbentuk lurus dan melingkar.
namun pelat harus memiliki ketebalan dibawah 1mm, karena jika pelat memiliki ketebalan di
atas 1mm akan menyulitkan pada proses penekukan. Proses penyambungan dengan metode
lipat ini dapat dikerjakan secara manual di atas landasan pelat dan mesin-mesin pelipat
(penekuk). Kedua plat yang telah tersambung diperkuat dengan cara dipukul dengan mal.
Metode ini sering digunakan pada pengerjaan talang. Beberapa jenis sambungan pelat:

• Sambungan plat (grooved seam)

• Sambungan berimpit (lap seam)

• Sambungan berimpit dengan solder (soldered seam)

• Sambungan siku (elbow seam)

• Sambungan siku timbal balik (reversible elbow seam)

• Sambungan tegak (standing elbow)

• Sambungan bilah (cap strip seam)

• Sambungan alas tunggal (single bottom seam)

• Sambungan alas ganda (double bottom seam)

• Sambungan sudut ganda (corner double seam)

• Sambungan alas luar (lap bottom seal)

• Sambungan alas dalam (insert bottom seam)

Berikut langkah kerja dengan metode sambungan lipat:

1. Siapkan bahan seng (misal: 66x100 sebanyak 3 buah).

2. Kikir bagian tepi dan lukis bagian tepi plat yang akan disambung dengan ukran 5mm, dan
bagian lawannya 5mm+6mm (11 mm ).
3. Tekuk pelat sesuai dengan ukuran yang telah dibuat.

4. Satukan kedua ujung tekukan dengan cara ditarik berlawana arah.

5. Pilih hand groover yang sesuai dengan ukuran tekukannya untuk membuat alur
sambungan, Lalu pukul dengan palu besi.

6. Rapatkan sambungan dengan menggunakan palu plastik dan titiklah alur sambungan
dengan penitik pada jarak 30 mm.

Untuk sambungan bilah mengunci ke bawah:

1. Tekuk plat yang akan disambung

2. Satukan kedua ujungnya dengan menekan

3. Pukul sambungan dengan palu plastik dengan arah ke atas.

b. Sambungan Patri ( Solder )

Solder adalah suatu proses penyambungan dua logam plat atau lebih dengan cara pemanasan
dengan mencairkan bahan tambahan sedangkan plat benda kerja tidak ikut mencair. Ditinjau
dari proses penggunaaan panasnya solder dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu solder lunak
dan solder keras.

Penggunaan metode penyolderan ini biasanya bukan untuk mendapatkan kekuatan


sambungan, akan tetapi lebih menitikberatkan pada kerapatan sambungan, terutama pada
solder lunak. Pada proses penyolderan ini dibutuhkan fluks yang berfungsi untuk
membersihkan bahan sekaligus sebagai unsur pemadu dan pelindung, selama proses
penyolderan dilakukan.

1. Solder lunak
Digolongkan solder lunak di karenakan temperatur yang dibutuhkan untuk proses
penyolderan atau melelehkan bahan tambah dibawah 4500C. Penggunaan jenis solder ini
menitik beratkan pada tingkat kerapatan sambungan bukan pada konstruksi sambungan yang
membutuhkan kekuatan tarik yang tinggi.

Panas yang dibutuhkan untuk melelehkan bahan tambah dapat diperoleh dari beberapa
sumber berikut:

a. Sumber panas yang diperoleh dari arus listrik

Solder listrik kelebihannya, praktis tidak perlu persiapan yang lama, tempat kerja bersih,
karena tidak ada abu atau asap, namun kelemahannya alat ini sering rusak dan
memerlukan

daya yang tinggi.

b. Sistem pemanasan dengan Gas LPG

Kelebihan dari sistem ini panas soldir dapat optimal, kelemahannya harus rutin
membersihkan kompornya dan untuk menggunakan perlu persiapan yang relatif lebih
lama

c. Sistem pemanasan dengan arang kayu atau batu bara

Untuk batu bara kelebihannya, relatif lebih murah , kelemahannya tempat kerja kotor,
berasap, soldir sering dibersihkan dan selalu mengipasi.
Kepala solder yang digunakan pada sistem pemanasan LPG dan arang kayu sama, akan tetapi
penggunaan kedua jenis solder tersebut saat ini sudah sangat jarang ditemui.

Penggunaan solder listrik lebih dipilih karena lebih praktis.

Proses penggunaan solder dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

1. Siapkan solder dan bersihkan bahan yang hendak disolder, lalu panaskan batang solder
pada sumber pemanas (listrik, LPG atau arang kayu).

2. Bersihkan daerah penyolderan dengan cara mengoleskan fluks.

3. Setelah kepala solder panas letakan pada bahan tambah agar panasnya merata.

4. Oleskan fluks dan bahan tambah pada daerah yang akan disambung dengan kepala solder
yang panas, sampai merata pada seluruh daerah bahan yang akan disambung.

5. Hasil penyolderan yang baik adalah apabila bahan tambah masuk ke dalam celah-celah
sambungan.

2. Solder keras ( Brazing )

Solder keras dapat dibagi kedalam 2 jenis yaitu brazing dan silver. Pembagian ini didasarkan
pada komposisi penyolderan, titik cair serta fluks yang digunakan.

a. Brazing : memiliki komposisi yang terdiri dari tembaga dan seng, serta menggunakan
fluks penyolderannya boraks. Menggunakan pemansan antara 880-8900C

b. Silver : memiliki komposisi yang terdiri dari perak, tembaga dan seng. Serta fluks yang
digunakan dalam proses penyolderan ini ada dua macam yaitu tenacity dan easy flo. Dan
temperatur yang dibutuhkan untuk penyolderan berkisar 7500C.
Hasil dari penyolderan ini memiliki karakteristik yang kuat dan rapat, sehingga sering
digunakan untuk penyambungan pipa-pipa bahan bakar. Dan keunggulan lain dari solder
keras ini dapat digunakan untuk menyambung dua jenis bahan yang berbeda. Proses
penyolderannya sendiri menggunakan alat pemanas yang disebut brander pemanas, yang
menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. Proses pembakaran pada proses ini suhunya
dibawah 9000C.

Pengelompokan pematrian/penyolderan berdasarkan cara pengadaan energi panasnya:

1. Patri busur : panas dihasilkan dari busur listrik dengan, elektroda karbon atau dengan
elektroda wolfram

2. Patri gas : Dimana panas ditimbulkan karena adanya nyala api gas.

3. Patri solder : gas dipindahkan dari solder besi atau tembaga yang dipanaskan.

4. Patri tanur: tanur digunakan sebagai sumber panas.

5. Patri induksi: panas dihasilkan karana induksi listrik frekuensi tinggi

6. Patri resistensi: panas dihasilkan karena resitensi listrik.

7. Patri celup : logam yang disambung dicelupkan ke dalam logam patri cair.

c. Metode Sambungan Keling

Metode sambung keling merupakan metode yang paling kuat dibanding dengan metode yang
lain, namun metode ini bukan untuk sambungan yang di aliri air. Karena sambungan akan
bocor bila di aliri air. Pemilihan paku keling di sesuaikan berdasarkan ukuran benda kerja
dan strukturnya, untuk kerja plat biasanya menggunakan paku keling berdiameter 3-5 mm.

Paku keling terbuat dari logam yang lunak seperti baja lunak, tembaga, aluminium, kuningan
dsb.

Sambungan keling dapat dibagi kedalam beberapa macam:

1. Sambungan keling biasa ( rivet )

Riveting merupakan metode sambungan yang sederhana, penggunaanya sangat baik untuk
sambungan pelat-pelat aluminium. Karena pelat aluminium sulit disambung dengan
metode solder maupun las. Jenis-jenis rivet dapat dibagi berdasarkan kepalanya:
Setiap bentuk kepala paku keling memiliki kegunaannya masing-masing, setiap bentuk
memiliki kekhususan.

2. Paku tembak (blind rivet special)

Rivet spesial merupakan rivet yang pemasangannya hanya pada satu sisi saja. Hal ini
disebabkan karena pemasangan kepala bawahnya tidak memungkinkan menggunakan
bucking bar. Penggunaan jenis rivet ini untuk kondisi pemasangan bucking bar pada sisi
shop headnya yang sulit.

Kekuatan rivet spesial ini tidak sepenuhnya dibutuhkan dengan komposisi bahan 99,45%
aluminium murni, rivet ini juga lebih ringan dibandingkan dengan rivet-rivet jenis lain.
Rivet spesial di produksi oleh pabrik dengan karakteristik tersendiri. Pemasangan dan
pelepasan rivet ini juga membutuhkan peralatan yang khusus(spesial).

Teknik dan prosedur pemasangan paku tembak dapat dilihat pada langkah berikut:

1. Menandai lubang paku

a. Aturan pada kedudukan tiga kali diameter paku lalu goreskan pada salah satu tepi
sambungan.
b. Aturlah kembali penggores tepi pada jarak 1½ kali diameter paku keling lalu goreskan
pada tepi sambungan yang lain sebagai sumbu lubang paku keling.

c. Tandailah pada garis itu, untuk paku keling yang pertama dengan jarak 3 kali diameter
paku keling dari tepi.

d. Ukur jangka tertentu, jangkakan jarak itu pada garis sumbu dimulai dari lubang paku
pertama.

e. Tandailah titik-titik pusat dengan penitik pusat.

2. Mengebor lubang paku keling

a. Tahan benda uji itu dengan alas atau landasanpada waktu melakukan pengeboran.

b. Bor dulu pada satu kampuh (sambungan) lalu jika telah dibor bersihkan bagianbagian
yang tajam pada lubang dengan mamakai kikir.

c. Tumpangkanlah kampuh sambungan satu sama lain, perhatikanlah batas


sambungannya dan jepit dengan klem C.

d. Bor kedua ujung sambungan melalui lubang kampuh di atasnya.

e. Ikat kampuh sambungan dengan sekrup pada kedua lubang di kedua ujung kampuh
tadi.

3. Teknik pengelingan

a. Ambil paku kelilng yang cocok diameternya dan dengan panjang yang tepat (rumus
menentukan panjang paku keling: 1½ diameter paku keling ditambah dua kali tebal
( plat ).

b. Potonglah tangkai paku keling kalau terlampau panjang.

c. Masukkan paku keling dari bawah dan tahanlah dengan landasan lalu rapatkan kampuh
sambungan dengan besi pembentuk kepala paku.

d. Pukul tangkai paku dengan palu, dalam hal pemukulan ini harus lurus betul.

e. Bentuklah kepala paku mula-mula dikerjakan dengan palu, lalu dipakai alat pembentuk
kepala paku.
 Pemasangan rivet tipe countersink:
Pemasangan rivet tipe ini dapat dilakukan dengan mesin countersink atau dimpling.
Pemasangan dengan mesin countersink biasa dilakukan terhadap pelat yang tebal.
Sedangakan dimpling digunakan untuk plat-plat yang relatif tipis.
Pemasangan rivet tipe countersink:
Bentuk sisi pelat yang akan disambung pada rivet countersink dengan pilot countersink
atau dengan menggunakan countersink drill bit. Kedua mesin ini dapat dipasang pada
mesin bor/bor tangan. Penggunaan alat ini digunakan setelah pelat yang disambung telah
didebburing.

pemasangan rivet countersink


d. Las resistensi ( Tahanan )

Yaitu suatu metode penyambungan pelat dengan cara dua buah plat yang hendak disambung
ditekan satu sama lain dan disaat yang bersamaan dialiri arus listrik dengan arus yang
disesuaikan dengan ukuran dan tebal plat, permukaan yang ditekan akan panas dan mencair
karena adanya resistensi listrik. Dalam las ini terdapat 2 kelompok, yaitu sambunga tumpang
dan sambungan tumpul. Sambungan tumpang biasanya digunakan untuk menyambung plat-
plat yang tipis.

Penyambungan plat-plat tipis sangat baik menggunakan las resistensi listrik. Prosenya sangat
sederhana, dimana sisi-sisi plat yang hendak disambung ditekan dengan dua elektroda yang

di aliri arus listrik, sehingga menyebabkan plat yang ditekan panas dan mencair, pencairan
inilah yang mejadi asal mula terjadinya proses penyambungan. Berdasarkan proses
penggunaanya las resistensi listrik dapat dibagi ke dalam dua jenis:

1. Las titik (spot welding)


Proses pengelasan dengan metode las titik menghasilkan bekas las yang berbentuk seperti
titik. Elektroda penekan terbuat dari tembaga yang dialiri arus listrik (atas dan bawah).
Elektroda bagian bawah merupakan elektroda tetap yang berfungsi sebagai tumpuan plat,
sedangkan elektroda bagian atas berfungsi sebagai elektroda penekan pada saat plat akan
disambung. Agar pada saat proses penyambungan plat tidak sampai berlubang, maka di
beri air pendingin pada ujung elektrodanya dengan cara mengaliri air melalui selang air
Gambar.1.9 Las resistensi listrik

2. Las resistensi Rol

Sistem pengelasan ini prinsipnya sama dengan las resistensi titik. Namun batang elektroda
yang digunakan pada sistem las ini di ganti dengan rol(roda yang dapat berputar) sehingga
dapat menyambung dua plat sesuai dengan alur atau sepanjang garis yang dikehendaki.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan las resistensi:

1. Pastikan Pelat atau benda kerja yang hendak di las bersih dari oli, karat, cat dan kotoran
lainya.
secara terus menerus sehingga akan mendinginkan batang elektroda.
2. Beri tanda pada bagian plat yang hendak disambung dengan menggunakan penitik, hal
tersebut dilakukan untuk meminimaliasir kesalahan pengelasan.

3. Setting alat las dan buka keran air, arus listrik yang mengalir harus sesuai dengan tebal
plat yang hendak disambung. Hal ini bertujuan untuk menghindari plat tidak tersambung
secara sempurna serta agar plat tidak berlubang pada saat dilas.

4. Apabila ujung elektroda telah kotor, bersihkan dengan kikir maupun ampelas agar pada
saat dilas sambungan tidak mudah terlepas.

e. Sambungan Sekrup/Baut Dan Mur

Sambungan baut dan mur merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menyambung
dua buah plat, jenis sambungan ini bukan merupakan jenis sambungan permanen, artinya
sambungan ini dapat sewaktu-waktu dilepas. Proses penyambungan dengan cara ini dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu mengebor plat yang akan disambung dengan ukuran
diameter yang telah disesuaikan dengan baut dan mur.

Baut, mur dan screw memilki ulr yang digunakan sebagai pengikat, yang dapat dikelompokan
berdasarkan bentuk profilnya seperti: ulir segitiga,persegi, gigi gergaji, bulat dan trapesium.

Jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan baut akan menentukan dan mempengaruhi
kekuatan baut itu sendiri, seperti yanga da pada tabel yang meperlihatkan kekuatan tarik
maksimium dan minimum.

Penggolongan jenis baut, mur dan skrup didasarkan pada bentuk kepalanya yaitu segi enam,
socket segi enam dan kepala persegi. Serta memiliki fungsi antara lain: baut penjepit, baut
untuk pemakaian khusus, sekrup mesin, sekrup penetap, dan mur.
4. Konstruksi Sambungan Plat

Konstruksi Sambungan Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk
menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian bagian logam ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam metode sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.
Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari
metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi
sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi
sambungan.

Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan harus
dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan beberapa faktor
diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan
sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis

5. Proses Pengerjaan Sambungan

Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan konstruksi


sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari bahan pelat
lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki ini ada beberapa
alternatif persyaratan. Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini tidak boleh bocor.
Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya dapat dilakukan dari
sisi luar dan sebagainya.

Jika dipilih sambungan baut dan mur kurang sesuai, sebab sambungan ini kecenderungan
untuk bocor besar terjadi. Sambungan lipat akan sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan
cukup besar dan bahannya juga cukup tebal, sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan.
Persyaratan yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las. Sambungan
las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang
memadai. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih
sederhana dan relatif murah, maka yang paling mendekati sesuai untuk konstruksi tangki ini
adalah sambungan las Kekuatan Sambungan Contoh pertimbangan penggunaan sambungan
ini adalah pembuatan tangki.

Dengan persyaratan seperti pada uraian di atas, maka pemilihan metoda penyambungan yang
cocok untuk tangki jika ditinjau dari sisi kekuatannnya adalah sambungan las. Sambungan las
ini mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika
dibandingkan dengan sambungan yang lainnya Kerapatan Sambungan Tangki biasanya
digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemilihan sambungan yang tahan
terhadap kebocoran ini diantaranya adalah sambungan las. Kriteria sambungan las ini
merupakan pencairan kedua bagian bahan logam yang akan disambung ditambah dengan
bahan tambah untuk mengisi celah sambungan. Pencairan bahan dasar dan bahan tambah ini
menjadikan sambungan las lebih rapat dan tahan terhadap kebocoran

Penggunaan Konstruksi Sambungan Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan
digunakan juga merupakan pertimbangan yang tidak dapat diabaikan apalagi jika konstruksi
tersebut bersentuhan dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan
tersebut digunakan untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan
bahan logam.

C. RANGKUMAN

Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat)
sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan.

Terkait metode penyambungan yang tepat merupakan salah satu cara untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dari kualitas suatu sambungan plat. Sambungan plat dengan metode
penekukan sangat baik digunakan untuk bahan-bahan plat yang tipis. Karena jika plat yang
tebal akan mempersulit pada saata proses penekukan / pelipatan.

Metode sambunga patri/solder baik digunakan untuk plat yang memiliki jenis logam yang
berbeda, misalkan pada rangkaian elektronik. Sedang Metode sambungan keling baik
digunakan untuk menyambung plat yang salah satu sisisnya sulit dijangkau maupun tidak
terlihat, prosesnya yaitu dengan terlebih dahulu mengebor dua buah plat yang hendak
disambung sesuai dengan diameter paku keling. Kemudian Sambungan las titik diguanakan
untuk menyambung plat-plat tipis, dengan metode ini bekas las yang ada tidak akan terlalu
terlihat, serta tidak perlu membuat lubang bor. Namun harus diperhatikan arus yang
digunakan pada plat yang hendak disambung dan yang terakhir Sambungan baut/skrup dan
baut, metode sambungan ini baik digunakan untuk sambungan yang dirancang tidak
permanen atau dapat dilepas.

Mengenai Konstruksi Sambungan Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan
untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian bagian logam ini
dapat dilakukan dengan berbagai macam metode sesuai dengan kondisi dan bahan yang
digunakan.

D. TES FORMATIF

I. Pilihan Ganda

1. Perhatikan metode sambungan plat berikut ini

i. Sambungan Patri

ii. Sambungan Lipat

iii. Sambungan Keling

iv. Las Resistansi

v. Sambungan omega

Manakah urutan yang tepat dari proses fabrikasi diatas….

A. (i) D. (iv)

B. (ii) E. (v)

C. ( iii )
2. Hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan menggunakan suatu cara
tertentu merupakan pengertian dari...

A. Ikatan

B. Sambungan

C. Pendinginan

D. Pemanasan

E. Assembling

3. Suatu proses penyambungan dua logam plat atau lebih dengan cara pemanasan dengan
mencairkan bahan tambahan sedangkan plat benda kerja tidak ikut mencair merupakan
pengertian dari metode…

A. Sambungan patri

B. Proses Lipat

C. Proses Keling

D. Proses Las resistansi

E. Proses Omega

4. Untuk menentukan sambungan yang tepat pada benda kerja, perlu diperhatikan beberapa
faktor, antara lain kecuali…

A. Faktor ergonomis

B. Faktor ekonomis

C. Faktor kekuatan

D. Faktor kerapatan sambungan

E. Faktor proses pengerjaan sambungan

5. Perhatikan alat dari salah satu bahan dalam metode sambungan plat berikut ini ! Yang
merupakan metode sambungan plat dari alat yang tepat
dalam gambar bahan di samping adalah…

A. Sambungan Las resistansi


B. Sambungan Lipat

C. Sambungan Patri

D. Sambungan Keling

E. Sambungan Baut

II. Essay
1. Jelaskan apa yang di maksud Sambungan Plat !

2. Jelaskan proses pengerjaan sambungan?

3. Uraikan perbedaan antara sambungan tetap dan sambungan tak tetap!

4. Sebutkan 3 Teknik dan prosedur pemasangan paku tembak!

5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan las resistensi adalah....

E. Soal Latihan

1. Jelaskan tujuan dari proses sambungan plat!

2. Bahan apa sajakah yang dapat disambung

menggunakan sambungan plat?

3. Dari metode sambung yang anda ketahui, manakah metode sambungan yang paling kuat
dibanding dengan metode yang lainnya?

4. Sebutkan minimal 5 jenis sambungan pelat!

5. Apakah alat keselamatan kerja yang digunakan dalam proses sambungan patri?

F. LEMBAR KERJA MAHASISWA ( LKM )


NAMA CANDRA GUNAWAN
NIM 21072017
MATA KULIAH FABRIKASI
JADWAL HARI / JAM SELASA / 13 : 20 – 18 : 00
DOSEN Drs. Nelvi Erizon, M.Pd.
Pengertian sambungan plat, Macam-macam
TOPIK PEMBICARAAN sambungan plat, Kontruksi sambungan plat,
Proses pengerjaan sambungan
Kompetensi Dasar :
Menguasai materi Pengertian, Macam-Macam, Konstruksi, dan proses pengerjaan
Sambungan Plat

Indikator :

1. Membaca materi terkait Sambungan Plat

2. Membuat Modul dari kerangka hingga terbentuk

3. Mengaplikasikan hasil modul yang dibuat untuk dipelajari dan dipahami dengan baik dan
benar

Kegiatan Belajar yang Disarankan :

1. latihan menggunakan buku sumber dan sumber referensi yang lain.

2. Menelaah buku sumber/sumber referensi

3. Melakukan strukturisasi materi Fabrikasi

4. melakukan ujicoba/praktek materi Fabrikasi terpilih

G. JAWABAN TES INFORMATIF

I. Pilihan Ganda

1. E

2. B

3. A

4. A

5. C

II. Essay

1. Sambungan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran ( plat)
sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat
dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari
keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting,
melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-
lain.
2. Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan konstruksi
sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari bahan pelat
lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki ini ada
beberapa alternatif persyaratan. Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini tidak
boleh bocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya dapat
dilakukan dari sisi luar dan sebagainya.

3. Sambungan tetap merupakan jenis sambungan atau cara penyambungan yang dipakai
untuk menghubungkan bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara permanen (tetap).

Sedangkan Sambungan tidak tetap merupakan jenis sambungan atau cara penyambungan
yang dipakai untuk menghubungkan bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara tidak
permanen (dapat dilepas) Sambungan tidak tetap ini sambungannya dapat dilepas tanpa
merusak sambungan tersebut yaitu dengan cara pembongkaran. Contoh dari sambungan
tidak tetap ini antara lain sambungan dari baut, sambungan dari pasak dan sambungan dari
pena dll.

4. Teknik dan prosedur pemasangan paku tembak dapat dilihat pada langkah berikut:

• Menandai lubang paku

• Mengebor lubang paku keling

• Teknik pengelingan

5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan las resistensi:

1. Pastikan Pelat atau benda kerja yang hendak di las bersih dari oli, karat, cat dan kotoran
lainya.

2. Beri tanda pada bagian plat yang hendak disambung dengan menggunakan penitik, hal
tersebut dilakukan untuk meminimaliasir kesalahan pengelasan.

3. Setting alat las dan buka keran air, arus listrik yang mengalir harus sesuai dengan tebal
plat yang hendak disambung. Hal ini bertujuan untuk menghindari plat tidak
tersambung secara sempurna serta agar plat tidak berlubang pada saat dilas.

4. Apabila ujung elektroda telah kotor, bersihkan dengan kikir maupun ampelas agar pada
saat dilas sambungan tidak mudah terlepas.
H. REFERENSI

Ambiyar, dkk.2008.Teknik pembentukan plat jilid 3.Departemen Pendidikan Nasional:


jakarta.

Tim fakultas teknik UNY.2001.membuat macam-macam sambungan plat. Departemen


Pendidikan Nasional: yogyakarta.

http://www.scribd.com/doc/78476238/teknik-penyambungan

http://teknikmesin-antonjepry.blogspot.com/2013/02/kerja-plat-dan-%20pemipaan.html

https://rahdathidayat12.blogspot.com/2017/06/makalah-sambungan-pada-konstruks
%20baja.html

https://www.teknik-otomotif.com/2016/09/macam-macam-sambungan.html

https://docplayer.info/32678202-Bab-konstruksi-sambungan.html

Anda mungkin juga menyukai