Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi sang pencipta dan pengatur alam
semesta, karena berkat keridhaan-Nyalah kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah
Hidup Sampai Wafat Nabi Muhammad SAW”.Tentunya banyak kekurangan dari penyusunan makalah ini, maka
dari itu sebuah kebahagiaan bagi kami jika pembaca berkenan memberikan saran dan kritikan, guna perbaikan
penyusunan makalah di masa yang akan datang.Akhirnya, terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyususn menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih dalam batas minimal sehingga terdapat banyak sekali kekurangan atau jauh dari kesempurnaan,
berhubungan dengan wawasan atau ilmu yang penyususn miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
atau yang dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.Semoga karya kecil
ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.  Semoga kita semua selalu berada dalam hidayah
dan lindungan-Nya. Amiin. Billahittaufiq Wal Hidayah.
Wassalamu’alaiku Wr. Wb

Cenrana,27 September 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala bukan untuk main-main saja. Namun lebih dari itu
yakni untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah tidaklah menciptakan melainkan
bertanggungjawab terhadap ciptaannya dengan mengutus seorang Rasul di tengah kaum yang jahil.
Allah subhanahu wata’ala mengutus Rasul-Nya untuk menyeru kepada kaumnya agar mentauhidkan
Allah subhanahu wata’ala saja. Dan Allah subhanahu wata’ala meridhai Islam sebagai Diin yang menjadi rahmat
bagi semesta alam melalui utusan-Nya Nabi Muhammad SAW. Telah dijadikan-Nya pada diri Nabi Muhammad
SAW uswatun hasanah.
Nabi Muhammad saw. merupakan suri tauladan atau uswah hasanah bagi umat islam. Sebagai umat
islam kita ditungtut untuk mengetahui sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. membawa umat manusia dari
zaman jahiliah ke zaman kepintaran, dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan dari biadab menjadi
beradab.Perjuangan Nabi Muhammad itu tidak berjalan dengan mulus tapi banyak rintangan dan tantangan yang
terus menghampiri, contohnya hinaan, cemoohan, makian, dan siksaan dari orang-orang kafir yang tidak
menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. walaupun demikian Nabi Muhammad saw. tetap tegar
dan tidak menyerah sekalipun tantanganya itu sangat berat untuk dihadapi. Jadi, Nabi Muhammad saw. rela
mengorbankan harta, jiwa, dan   raganya dalam menegakan ajaran islam.
Pada makalah ini , pemakalah akan memaparkan tentang sejarah Nabi Muhammad SAW agar kita bisa
mengambil hikmah dari kisah beliau. Insya Allah..
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa sejarah Nabi Muhammad SAW dari lahir hingga wafat?
Bagaimana riwayat Nabi Muhammad SAW?
Bagaimana sejarah Penyebaran Islam?
Bagaimana kerasulan Nabi Muhammad SAW?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW dari lahir hinga wafat
Untuk mengetahui riwayat Nabi Muhammad SAW
Untuk mengetahui sejarah penyebaran Islam
Untuk mengetahui kerasulan Nabi Muhammad SAW
BAB II
ISI

2.1 SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW


Nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah Swt. adalah Nabi Muhammad SAW . Ia dipilih menjadi nabi
dan rasul pada usia 40 tahun. Ia menyampaikan risalah kenabian kepada kaumnya selama 22 tahun 2 bulan dan
22 hari. Muhammad dilahirkan di Mekah. Kakeknya, Abdul Muttalib, menamainya Muhammad (orang terpuji),
sebuah nama yang belum pernah digunakan dan dikenal sebelumnya. Ketika lahir, Muhammad telah menjadi anak
yatim. Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum ia lahir. Ketika berusia 6 tahun, Muhammad sudah menjadi yatim piatu.
Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Yatsrib, setelah berziarah ke kuburan
suaminya. Kemudian, Muhammad diasuh oleh Abdul Muttalib. Sebelum Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya
wafat. Pamannya, Abi Talib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad.
Tanda Kenabian
Sejak bayi, tanda- tanda kenabian telah tampak pada diri Muhammad. Pada usia 5 bulan ia sudah
bisa berjalan, dan pada usia 9 bulan sudah pandai berbicara. Pada usia 2 tahun, ia sudah bisa dilepas bersama
anak- anak Halimah binti Abi Dua'ib, ibu susunya, untuk menggembala kambing. Pada usia inilah ia didatangi
oleh dua malaikat. Mereka membuka baju Muhammad, membelah dadanya dan menyiramkan air ke
dalamnya untuk mencuci hatinya agar senantiasa bersih. Kemudian mereka menutup dada Muhammad
kembali tanpa bekas ataupun luka.
Tahun Gajah
Ada suatu peristiwa yang mendahului kelahiran Muhammad. Peristiwa itu menjadi pertanda bahwa
Allah Swt. melindungi agama yang akan dibawa Muhammad. Tahun terjadinya peristiwa itu disebut Tahun
Gajah, karena pada tahun itu pasukan gajah yang dipimpin Abrahah, penguasa Habasyah (kini Ethiopia),
menyerbu kota Mekah untuk menghancurkan Ka'bah. Abrahah ingin mengambil alih peranan kota Mekah
dengan Ka'bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab. Sebelumnya, Abrahah sudah
membangun al- Qulles, sebuah rumah ibadah megah di Yaman, sebagai pengganti Ka'bah.
Buhaira
Pada usia 12 tahun, Muhammad mengikuti kafilah pamannya ke Suriah. Sepanjang perjalanan di
gurun, mereka dinaungi awan sehingga tidak kepanasan. Di Busra, kafilah ini bertemu dengan seorang
pendeta Kristen bernama Buhairah yang meyakini bahwa Muhammad adalah calon nabi yang ditunjuk Allah
Swt.
Al-Amin
Muhammad tumbuh menjadi seorang pemuda yang jujur dan berbudi pekerti luhur. Melalui Hilful-
Fudul dan kegiatannya membantu pamannya berdagang, nama Muhammad makin terkenal sebagai seorang
yang terpercaya. Karena kejujurannya, ia mendapat gelar al- Amin, yang berarti orang yang terpercaya. Para
pemimpin Mekah juga pernah mempercayai Muhammad untuk menyelesaikan perselisihan mereka, dengan
memimpin peletakan Hajar Aswad, saat perbaikan Ka'bah yang rusak akibat banjir.
Hilful-Fudul
Pada usia 15 tahun, saat terjadi Perang Fijar antara suku Kuraisy dan suku Hawazin, Muhammad
membantu mempersiapkan anak panah untuk paman- pamannya yang hendak berperang. Akibat perang ini, para
pemimpin beberapa suku Kuraisy mengadakan rapat untuk menetapkan aturan perlindungan untuk mencegah
kelaliman terhadap penduduk kota maupun pendatang asing. Mereka sepakat membuat sebuah organisasi
bernama Hilful-Fudul (persekutuan kebajikan). Lembaga ini bertugas membantu orang miskin dan teraniaya.
Muhammad ikut dalam lembaga ini saat berusia 20 tahun. Di lembaga ini, sifat kepemimpinannya mulai tampak.
Khadijah
Pada usia 25 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40 tahun.
Khadijah adalah seorang pengusaha yang mempercayai Muhammad untuk menjajakan dagangannya ke
Suriah. Karena kejujuran Muhammad, Khadijah menaruh hati padanya dan menikahinya. Pasangan Khadijah-
Muhammad dikaruniai 2 putra (Qasim serta Abdullah) dan 4 putri (Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, dan
Fatimah). Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam. Ia meninggal pada usia 65 tahun, setelah 25
tahun menikah dengan Muhammad.
Ummul Mukminin
Setelah Khadijah wafat, Muhammad menikah lagi sepuluh kali. Kesebelas istri Nabi disebut Ummul
Mukminin (ibu orang-orang beriman). Nabi menikahi para wanita tersebut karena beberapa alasan,
antara lain untuk melindunginya dari tekanan kaum musyrik, membebaskannya dari status tawanan
perang, mengangkat derajatnya, dan menciptakan perdamaian dengan suku dari wanita yang dinikahi
oleh Nabi. Ummul Mukminin tersebut adalah sebagai berikut:
1. Khadijah binti Khuwailid 7. Hindun binti Abi Umaiyah
2. Saudah binti Zam'ah 8. Ramlah binti Abu Sufyan
3. Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq 9. Hafsah binti Umar bin Khattab
4. Zainab binti Huzaimah 10. Zainab binti Jahsyi
5. Juwairiyah binti Haris 11. Maimunah binti Haris
6. Sofiyah binti Hay
2.2 RIWAYAT NABI MUHAMMAD SAW
Kisah Muhammad sangat banyak disebut dalam Al- Qur'an. Nama Muhammad disebut 4 kali dan
dijadikan salah satu nama surat ke-47, yang diambil dari perkataan Muhammad pada ayat ke-2. Adapun nama
Ahmad disebut sekali. Riwayat Muhammad diketahui melalui penuturan para sahabat dan ditulis oleh banyak ahli
dari berbagai disiplin ilmu. Oleh Michael H. Hart, penulis buku Seratus Tokoh yang paling Berpengaruh dalam
Sejarah, Muhammad ditempatkan pada urutan pertama orang yang berpengaruh dalam sejarah manusia.
Wahyu Pertama
Menjelang usia 40 tahun, Muhammad sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Gua ini terletak
di Bukit Hira, sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Mekah. Tingginya 155 cm dan bisa memuat 4 orang. Di
gua ini Muhammad beribadah sepanjang Ramadan. Di gua ini pula Muhammad menerima wahyu
pertamanya pada tanggal 17 Ramadan 12 SH/6 Agustus 610 M. Malaikat Jibril menemui dan menyuruhnya
membaca wahyu Allah (Q.S Al-Alaq,96:1-5).
Dakwah
Ada dua tahap dakwah yang dilakukan Muhammad. Pertama, dakwah secara diam-diam selama 3
tahun. Keluarga dan sahabat Nabi yang masuk Islam pada tahap ini antara lain Khadijah, Abu Bakar as-
Siddiq, dan Ali bin Abi Talib. Kedua, dakwah secara terang-terangan, yang dilakukan Nabi setelah turun
perintah Allah (Q.15:94). Dakwah ini berlangsung hingga Nabi wafat. Banyak sahabat yang memeluk Islam
pada masa ini, antara lain Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.
Aksi Menentang Dakwah
Kaum musyrik Kuraisy tak mampu menghentikan dakwah Muhammad. Berbagai cara mereka
lakukan, tapi hasilnya tetap nihil. Mereka lalu mengutus 10 orang untuk menemui Abi Talib dan meminta
agar ia mau membujuk keponakannya berhenti berdakwah. Namun Muhammad menolak permintaan
tersebut. Melihat keteguhan hati Muhammad, Abi Talib akhirnya mendukung keputusan keponakannya itu
dan berjanji untuk selalu melindunginya dari ancaman orang Kuraisy.
Tahun Duka Cita
Muhammad benar-benar sedih ketika Abi Talib yang menjadi pelindung utamanya wafat pada bulan
Ramadan 2 SH, dalam usia 87 tahun. Belum hilang kesedihannya, Khadijah, istrinya yang ia cintai dan selalu
mendampinginya dalam perjuangan, juga meninggal dunia. Muhammad sangat sedih dengan wafatnya
kedua orang yang menjadi pembela risalahnya itu. Karena itu, tahun ke- 10 kenabian ini disebut 'Am al-Huzn
(tahun duka cita).
Isra Mikraj
Pada tahun ke-10 kenabian, terjadi peristiwa Isra Mikraj. Allah Swt. memperjalankan Nabi Saw.
pada malam hari (Isra) dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di Yerusalem, kemudian membawanya
naik (mikraj) ke langit agar bisa menyaksikan kekuasaan Allah Swt. (Q.17:1). Dalam kesempatan mi'raj itulah
Nabi menerima perintah dari Allah Swt. berupa kewajiban menjalankan salat lima waktu.
TA'IF
Gangguan kaum Kuraisy terhadap Muhammad semakin menjadi-jadi setelah paman dan istrinya
wafat. Pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian, Muhammad pergi ke luar kota Mekah menuju Ta'if (65 km
sebelah tenggara Mekah) bersama anak angkatnya, Zaid bin Harisah, untuk menyebarkan dakwah. Selama
sepuluh hari, Nabi Saw. menemui para pemuka Bani Saqif. Namun kehadiran Nabi di sana ditolak oleh
mereka.
Ikrar Aqabah
Suatu saat Nabi bertemu dengan enam orang suku Aus dan Khazraj dari Yatsrib. Nabi menggunakan
kesempatan ini untuk memperkenalkan agama Islam. Mereka pun lalu menyatakan masuk Islam di hadapan
Nabi. Setelah pulang ke Yatsrib, mereka memberitahukan hal tersebut kepada penduduk lainnya. Pada musim
haji berikutnya, datanglah delegasi suku Aus dan Khazraj menemui Nabi di Aqabah. Mereka menyatakan ikrar
kesetiaan kepada Nabi, yang kemudian dikenal dengan Ikrar Aqabah. Mereka juga meminta agar Nabi
bersedia pindah ke Yatsrib untuk menghindari gangguan orang Kuraisy. Mereka berjanji akan membela Nabi
dari segala ancaman.
Rencana Membunuh Nabi
Sebelum hijrah ke Yatsrib, kaum Kuraisy berencana membunuh Nabi. Tapi rencana jahat itu
ketahuan sebelum terlaksana. Ketika mereka mengepung rumah Nabi, mereka hanya menemukan Ali bin Abi
Talib di tempat tidur Nabi, sementara Nabi dan Abu Bakar sudah pergi. Ketika kaum Kuraisy mengejar, Nabi
dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Sur. Setelah aman barulah mereka melanjutkan perjalanan ke Yatsrib.
Hijrah Ke Madinah
Dua belas tahun sudah Nabi berdakwah, tapi kaum Kuraisy tetap belum mau menerima risalah
kenabiannya. Maka Nabi hijrah ke Yatsrib. Setelah Nabi hijrah, kota Yatsrib kemudian dikenal dengan sebutan
Madinah an-Nabi (kota Nabi) atau Madinah al- Munawwarah (kota yang bercahaya).
Masjid Quba
Sebelum sampai di Madinah, Nabi dan Abu Bakar singgah di Quba, sebuah desa yang jaraknya 10
km dari Madinah. Nabi tinggal di sana selama beberapa hari, sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Talib
dari Mekah. Di desa ini, Nabi membangun Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Saw.
sebagai pusat peribadatan. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-12 kenabian Muhammad.
Piagam Madinah
Di Madinah, Nabi memimpin penataan dan peletakan dasar- dasar kehidupan bagi kaum muslim
dan penduduk Madinah dalam beberapa langkah. Pertama, mempererat tali ukhuwah Islamiah
(persaudaraan Islam) antara kaum Muhajirin dan Ansar yang sudah masuk Islam. Kedua, membangun Masjid
Nabawi, sebagai tempat untuk mewujudkan rasa persaudaraan itu. Ketiga, mengikat tali persaudaraan
dengan komunitas lain yang tidak beragama Islam, yaitu kaum Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Ikatan hubungan
itu terwujud dalam perjanjian yang disebut dengan Misaq Madinah (Piagam Madinah). Dengan dasar-dasar
itu, masyarakat Madinah bisa disebut sebagai sebuah negara, dengan Nabi Muhammad sebagai kepala
negara.
Izin Perang
Kendati Nabi dan pengikutnya sudah hijrah ke Madinah, orang Kuraisy terus mengganggu mereka.
Sementara itu kaum Yahudi di Madinah iri melihat kondisi militer, politik, dan ekonomi kaum muslim semakin
baik. Mereka lantas bersekongkol dengan kaum Kuraisy untuk melumpuhkan kaum muslim. Karena kaum
muslim semakin terancam, Allah mengizinkan mereka untuk berperang (Q.22:39-41). Setelah mendapat izin
Allah Swt., Nabi dan kaum muslim lalu memerangi orang Kuraisy dan Yahudi. Ada beberapa peperangan yang
dipimpin Nabi, misalnya Perang Badr, Perang Uhud, Perang Khandaq (parit), dan Fath Makkah.
Perang Badar
Terjadinya Perang Badar dipicu oleh  rasa iri  orang-orang kafir Quraisy terhadap keberhasilan Nabi
Muhammad saw, menguasai dan mempersatukan masyarakat Madinah.Peperangan ini terjadi pada 17
Ramadhan tahun ke -2 H atau 8 Januari 623 M disalah satu sumber mata air  yaitu Badar.Dalam Perang
Badar kaum muslimin hanya berjumlah 313 orang yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw,
sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 1.000  orang yang dipimpin oleh  Abu Sufyan. Sebelum perang
dimulai , terjadi perang tanding antara kedua belah pihak. Pihak umat Islam diwakili Ubaidah bin
Harits,Hamzah bin Abdul Muttalib dan Ali bin Abi Thalib.   Pasukan Quraisy diwakili Syaibah bin Rabi'ah dan
Utbah bin Rabi'ah dan Walid bin Utbah. Dalam perang ini pasukan kaum muslimin mengalami kemenangan
dengan gemilang. Abu Jahal terbunuh dan 14 muslimin gugur sebagai syahid.
Perang Uhud
Setelah mengalami kekalahan dalam perang Badar , Abu Sufyan menyiapkan pasukan dengan
persenjataan lengkap. Bahkan mengundang pasukan Badui untuk bergabung. Terbentuklah pasukan kafir
Quraisy dengan rincian   3.000 pasukan tempur yang didalamnya terdapat 700 pasukan bertameng dan
200 pasukan berkuda. Pada tahun 3 H, dibawah komando Abu Sufyan,pasukan itu bergerak
menuju Madinah. Pada hari   Kamis 21 Maret 625 M,mereka berada dihilir Lembah Uhud.  Pasukan
Islam  berjumlah  1.000 orang, akan tetapi ditengah perjalanan,  300 orang membelot dibawah pimpinan
Abdullah bin Ubay bin Salul. Kedua pasukan bertemu di Bukit  Uhud  , pada awal peperangan, tentara muslim
memperoleh kemenangan . Akan tetapi , ketika perang hampir selesai pasukan Pemanah umat islam
meninggalkan posisinya untuk mengambil harta rampasan. Akibatnya pasukan Islam mendapat serangan
dari pasukan kafir yang dipimpin oleh Khalid bin Walid  dari belakang. Akhirnya , pasukan Islam tidak mampu
bertahan dan mengundurkan diri dari medan perang. Akibat perang ini , 70 orang pasukan Islam gugur,
sedangkan 23 pasukan kafir tewas. Seusai perang ,  Hindun istri Abu Sufyan mengoyak-koyak isi perut
Hamzah , paman Nabi Muhammad saw, yang gugur dalam pertempuran itu. Ia melampiaskan dendam atas
terbunuhnya ayahnya,  Utbah bin rabi'ah, oleh Hamzah bin Abdul Muttalib dalam perang Badar.
 Perang Khandak
Perang yang terjadi berikutnya adalah  Perang Khandak. Setelah mengalami kekalahan dalam
perang Uhud , pasukan Islam sekarang lebih kuat . Pada tahun 327 M, orang-orang kafir Quraisy, Yahudi dan
Suku Badui mampu membentuk pasukan yang berkekuatan  10.000 personil. Diantaranya 600 pasukan
berkudayang dipimpin  Abu Sufyan. Untuk menghadapi musuh, Nabi Muhammad saw mengerahkan 3.000
pasukan tempur. Berdasarkan saran dari Salman Al Farisi, kaum muslimin membuat sistim pertahanan
berupa  parit  yang mengitari perbatasan Kota Madinah. Penggalian dilakukan oleh pasukan Islam
sendiri .  Abu Sofyansebagai pemimpin pasukan Quraisy memutuskan mundur karena tidak sanggup lagi
menghadapi perang.  Peperangan dimenangkan oleh Kaum muslimin. Kemenangan ini membuat nama umat
Islam dan Kota Madinah makin harum. Hali in menyebabkan para pembesar negara tetangga tertarik untuk
bekerja sama dengan pemerintah Kota Madinah.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun ke-6 hijrah, Nabi bermimpi memasuki kota Mekah dan bertawaf (mengelilingi Ka'bah).
Mimpi itu disampaikan kepada para sahabat. Saat itu pula, Nabi mengumumkan kepada kaum muslim untuk
menunaikan ibadah haji di Mekah. Namun kaum musyrik Kuraisy menghalang- halangi mereka. Kaum Kuraisy
kemudian mengutus Suhayl bin Amr untuk bertemu dengan Nabi dan membuat perjanjian perdamaian. Nabi
dan Suhayl menyepakati syarat- syarat perdamaian itu. Kalimat perjanjian ditulis oleh Ali bin Abi Talib, atas
perintah Nabi. Perjanjian itu dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah
Kaum muslim dan kaum Kuraisy mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun. Jika ada kaum
Kuraisy yang menyeberang ke pihak Nabi tanpa seizin walinya, ia harus dikembalikan kepada mereka, tapi jika
pengikut Muhammad menyeberang ke pihak musyrik Kuraisy, ia tidak akan dikembalikan kepada Muhammad.
Kabilah-kabilah Arab bebas bersekutu dengan Muhammad ataupun dengan orang Kuraisy. Pada tahun
tersebut (6H), Nabi dan rombongan harus kembali ke Madinah dan tidak boleh masuk ke Mekah. Mereka juga
harus menunda ibadah haji hingga tahun berikutnya, dengan syarat tidak akan tinggal di Mekah lebih dari
tiga hari dan tidak membawa senjata selain pedang di dalam sarungnya.
'Umrah Al-Qada'
Setahun setelah Perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, Nabi dan kaum muslim dapat memasuki kota
Mekah untuk beribadah haji di Ka'bah. Kaum musyrik Kuraisy membiarkan mereka tinggal di Mekah selama
tiga hari. Kesempatan ini digunakan oleh Nabi dan kaum muslim untuk menunaikan umrah, yang disebut
'Umrah al-Qada', pengganti umrah yang tidak terlaksana pada tahun sebelumnya karena dilarang kaum
musyrik Kuraisy.
2.3 PENYEBARAN ISLAM
Perjanjian Hudaibiyah menciptakan suasana tenang dan aman. Enam bulan setelah perjanjian itu Nabi
berdakwah kepada para penguasa di sekitar Arab, dengan cara mengirimkan surat, antara lain kepada penguasa
Iran, Mesir, Abessinia, Persia dan Romawi (Bizantium). Surat Nabi seluruhnya berjumlah sekitar 105 buah. Namun,
tidak semua teks surat itu disalin lengkap. Surat itu berisi seruan untuk masuk Islam. Setiap surat dicap dengan
stempel dari perak yang diukir dengan tiga baris kata: Muhammad, Rasul, Allah.
Fath Makkah
Suatu saat kaum Kuraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah dengan membantu sekutu mereka
menyerang sekutu kaum muslim. Mengetahui hal itu, Nabi segera menyiapkan sepuluh ribu pasukan muslim
untuk berangkat ke Mekah. Pasukan muslim memasuki kota Mekah tanpa perlawanan dari kaum Kuraisy.
Peristiwa itu disebut Fath Makkah (pembebasan Mekah). Di Mekah, Nabi menghancurkan berhala-berhala di
sekeliling Ka'bah. Setelah itu Nabi menyuruh Bilal menyerukan azan dari atas Ka'bah. Kemudian mereka
mendirikan salat berjemaah dengan dipimpin oleh Rasulullah Saw.
Haji Wada'
Pada tahun ke-10 Hijrah, Nabi menunaikan ibadah haji. Beliau berangkat ke Mekah pada 28
Zulkaidah, setelah menunjuk Abu Dujanah sebagai wakilnya di Madinah. Pada 4 Zulhijah, Nabi tiba di Mekah,
dan langsung masuk ke Masjidilharam melalui pintu Bani Syaibah, serta melakukan tawaf dan sai. Pada 8
Zulhijah, Nabi berangkat ke Mina dan tinggal di sana hingga terbit fajar. Pada pagi hari 9 Zulhijah, Nabi
berangkat ke Arafah dengan diikuti oleh sekitar 100.000 jemaah. Pada ibadah haji wada' (wadak) ini turun
firman Allah Swt. (Q.5:3) yang menandakan bahwa Allah Swt. telah menyempurnakan agama Islam kepada
umat-Nya dan telah mencukupkan nikmat- Nya. Perjalanan haji ini kemudian disebut Haji wadak (haji
perpisahan), karena beberapa bulan setelah ibadah haji itu Nabi wafat.
2.4 WAFAT
Dua bulan setelah menunaikan ibadah Haji Wadak, Nabi menderita demam. Badannya mulai lemah.
Meskipun demikian ia tetap memimpin salat berjemaah. Namun setelah merasa sangat lemah, ia menunjuk Abu
Bakar menjadi penggantinya sebagai imam salat. Setelah beberapa hari sakit, Nabi dipanggil ke haribaan Allah
Swt. pada tanggal 12 Rabiulawal 11 H atau 8 Juni 632 M. Nabi wafat dalam usia 63 tahun. Abu Bakar as-Siddiq
kemudian ditunjuk oleh kaum Muhajirin dan Ansar sebagai Khalifah ar-Rasul (pengganti Rasul).
2.5 NABI MUHAMMAD SAW.
570 Lahir di Mekah pada tanggal 12 626 Perang Khandaq
Rabiulawal Tahun Gajah atau tanggal 20 April 628 Perjanjian Hudaibiyah
595 Menikah dengan Khadijah binti 629 Menunaikan 'Umrah al-Qada'
Khuwailid 630 Pembebasan kota Mekah oleh kaum
610 Menerima wahyu pertama muslim
617 Tahun Duka Cita ('Am al-Huzn). Abi 631 Tahun Perutusan ('Am al-Bi'sah).
Talib dan Khadijah wafat Beberapa tokoh dan delegasi dari berbagai
619 Berdakwah ke Ta'if penjuru datang untuk menyatakan
621 Isra Mikraj keislaman mereka
622 Hijrah ke Madinah 632 Haji Wada'. Nabi Muhammad wafat
624 Perang Badr pada tanggal 12 Rabiulawal 11 H atau
625 Perang Uhud tanggal 8 Juni.
2.6 MUKJIZAT
Nabi Muhammad dikaruniai sekitar 50 mukjizat. Dari sekian banyak mukjizat itu, Al- Qur'an merupakan
mukjizat Nabi yang paling besar pengaruhnya bagi Islam dan dijadikan pegangan hidup bagi setiap muslim. Tidak
ada yang dapat menyamai isi Al- Qur'an hingga kini (Q.11:13). Mu'jizat-mu'jizat Nabi yang lain, misalnya: Nabi
dapat mengetahui isi hati lawan, tubuhnya menebarkan bau harum, bumi patuh atas perintahnya, dan Nabi bisa
mengeluarkan susu dari seekor kambing kurus.
As-Sabiqun al-Awwalun (Arab:) adalah orang-orang terdahulu yang pertama kali masuk/memeluk Islam.
Mereka adalah dari golongan kaum Muhajirin dan Anshar,[1] mereka semua sewaktu masuk Islamberada di kota
Mekkah, sekitar tahun 610 Masehi pada abad ke-7.[2] Pada masa penyebaranIslam awal, para sahabat nabi di
mana jumlahnya sangat sedikit dan golongan As-Sabiqun Al-Awwalun yang rata-ratanya adalah orang miskin dan
lemah.
2.7 KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW
Awal kerasulan
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan
kekerasan, pertempuran dan penyembahan berhala. Ia sering menyendiri ke Gua Hira’, sebuah gua bukit
dekat Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan
kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada
Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira’, Malaikat Jibril
mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta
membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar
Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
“ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan
(menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq 96: 1-5) ”
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah
diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al
Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan).
2.8 PENDAKWAHAN
Siriyyah (rahasia)
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman
dekat dan kerabatnya, pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu ishaq dan Al-Waqidi. Kebanyakan dari mereka
yang percaya dan meyakini ajaran Muhammadadalah para anggota keluarganya, tetapi tidak semua
orang terdekatnya mau menerima dakwah ini. Sebagai contoh Abu Thalib yang tidak meyakini ajaran
yang dibawa oleh Muhammad. Begitu pula dengan salah satu pamannya yang bernama Abu Lahab,
bahkan menjadi penentang keras dakwah Muhammad.
Muhammad menjadi nabi dan berdakwah pada kisaran tahun 610 – 614 Masehi. Setelah adanya
wahyu, surat Al-Muddatsir: 1-7, yang artinya:

“ Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu
agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah,
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk
(memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah. (Al-Mudatsir 74: 1-7) ”
Dengan turunnya surat Al-Muddatsir ini, mulailah Rasulullah berdakwah. Mula-mula ia
melakukannya secara sembunyi-sembunyi di lingkungan keluarga, sahabat, pengasuh dan budaknya.
Orang pertama yang menyambut dakwahnya adalah Khadijah, istrinya. Dialah yang pertama kali masuk
Islam. Menyusul setelah itu adalah Ali bin Abi Thalib, saudara sepupunya yang kala itu baru berumur 10
tahun, sehingga Ali menjadi lelaki pertama yang masuk Islam.
Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Baru kemudian diikuti oleh Zaid
bin Haritsah, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya, dan Ummu Aiman, pengasuh Muhammad
sejak ibunya masih hidup. Setelah mereka, lalu masuk yang lainnya. Abu Bakar sendiri kemudian berhasil
mengislamkan beberapa orang teman dekatnya, seperti, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah. Dari dakwah yang masih
rahasia ini, belasan orang telah masuk Islam. Sedangkan menurut sejarah Islam, putri Abu Bakar yaitu
Aisyah adalah orang ke 21 atau 22 yang masuk Islam.
Syaikh Al-Albani mengatakan: “Lelaki dewasa dan merdeka yang pertama kali beriman adalah
Abu Bakar, dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib, dari kalangan budak Zaid bin Haritsah”.
Terbuka
Dakwah secara siriyyah ini dilakukan selama kurang lebih 3 tahun dan setelah orangIslam
berjumlah 40 orang, maka turunlah ayat:
“ Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (Asy-Syu’ara, 26:214) ”
dan juga pada ayat,
“ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu
daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu). (Al-Hijr ayat 15:94-95) ”
Muhammad mulai terbuka menjalankan dakwah secara terang-terangan. Mula-mula ia
mengundang kerabat karibnya bangsa Quraisy dalam sebuah jamuan. Pada kesempatan itu ia
menyampaikan ajarannya.Namun ternyata hanya sedikit yang menerimanya. Sebagian menolak dengan
halus, sebagian menolak dengan kasar, salah satunya adalah Abu Lahab dan istrinya Ummu Jamil.
Mereka sangat membenci ajaran yang dibawa oleh Muhammad.
Sebelum kelahiran Muhammad, orang-orang Arab Quraisy adalah para penyembah berhala.
Mereka suka membunuh anak laki-Iaki dan menanam hidup-hidup anak perempuan. Mereka mudah
membunuh sebagian yang lain hanya karena hal-hal yang sepele. Oleh karena itu ketika Muhammad
mengajak mereka untuk menyembah Allah yang Esa, meninggalkan kepercayaan mereka, mereka marah
besar. Mereka yang semula cinta kepadanya berubah menjadi kebencian dan kemarahan. Sedangkan
mereka yang semula membenarkan Muhammad, telah berubah menjadi orang-orang yang
mendustakannya.
Madrasah Pertama
Madrasah Rasulullah saw
Muhammad saw mulai merasa perlu mencari sebuah tempat bagi para pemeluk Islamdapat
berkumpul bersama. Di tempat itu akan diajarkan kepada mereka tentang prinsip-prinsip Islam,
membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, menerangkan makna dan kandungannya, menjelaskan hukum-
hukumnya dan mengajak mereka untuk melaksanakan dan mempraktikkannya. Pada akhirnya
Muhammad memilih sebuah rumah di bukit Shafa milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Semua
kegiatan itu dilakukan secara rahasia tanpa sepengetahuan siapa pun dari kalangan orang-orang kafir.
Rumah Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam ini merupakan Madrasah pertama sepanjang
sejarah Islam, tempat ilmu pengetahuan dan amal saleh diajarkan secara terpadu oleh sang guru
pertama, yaitu Muhammad Rasulallah. Ia sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan
disana.
2.9 DAFTAR AS-SABIQUN AL-AWWALUN
Ibnu Hisyam pernah menulis 40 nama as-sabiqun al-awwalun. Ia menulis Khadijah dalam nomor urut
pertama, Asma’ di nomor urut 18, dan Aisyah di nomor urut 19. Umar bin Khattab berada jauh di bawah Aisyah.
Yang termasuk As-Sabiqun Al-Awwalun adalah sebagai berikut:
01. Khadijah binti Khuwailid 17. Utsman bin Affan 32. Abu Salamah bin Abdul
02. Zaid bin Haritsah 18. Arwa’ binti Kuraiz Asad
03. Ali bin Abi Thalib 19. Zubair bin Awwam bin 33. Abu Abdillah al-Arqam bin
04. Abu Bakar Al-Shiddiq Khuwailid Abi al-Arqam
05. Bilal bin Rabah 20. Abdurrahman bin Auf 34. Muawiyah bin Abu Sufyan
06. Ummu Aiman 21. Sa’ad bin Abi Waqqas 35. Yasir bin Amir
07. Hamzah bin Abdul Muthalib 22. Thalhah bin Ubaidillah 36. Ammar bin Yasir
08. Abbas bin Abdul Muthalib 23. Abdullah bin Zubair 37. Sumayyah binti Khayyat
09. Abdullah bin Abdul-Asad 24. Miqdad bin Aswad 38. Amir bin Abdullah
10. Ubay bin Kaab 25. Utsman bin Mazh’un 39. a’far bin Abi Thalib
11. Abdullah bin Rawahah 26. Said bin Zayd bin Amru 40. Khabbab bin ‘Art
12. Abdullah bin Mas’ud 27. Abu Ubaidah bin al-Jarrah 41. Ubaidah bin Harits
13. Mus’ab bin Umair 28. Waraqah bin Naufal 42. Ummu al-Fadl Lubaba
14. Mua’dz bin Jabal 29. Abu Dzar Al-Ghiffari 43. Shafiyyah
15. Aisyah binti Abu Bakar Ash- 30. Umar bin Anbasah 44. Asma’ binti Abu Bakr
shiddiq 31. Sa’id bin Al-Ash 45. Fatimah bin Khattab
16. Umar bin Khattab 46. Suhayb Ar-Rummi
Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq, Ummu Aiman, dan Bilal bin Rabah,
merekalah orang yang pertama kalinya mengucap kalimat dua syahadat, lalu menyebar ke yang lainnya.
Kesemuanya berasal dari kabilah Quraisy, kecuali Bilal bin Rabah
Daftar di atas tersebut, tidaklah sesuai dengan kronologis urutan sejarah aslinya, dikarenakan
penyebaran Islam ini awalnya secara rahasia, maka terlalu sulit untuk mencari siapa saja yang terlebih dahulu
memeluk Islam, setelah lima besar pemeluk Islam.
2.10 PROFESI
Pada awalnya golongan ini hanya terdiri dari kaum miskin dan lemah, kemudian setelah menempuh
waktu semakin bertambah dan masuk beberapa orang dari lapisan golongan masyarakat, yang terdiri dari
pemuka adat, pemimpin suku, panglima perang, ibu rumah tangga, anak-anak, majikan, saudagar, pengusaha,
pedagang, petani, peternak binatang, pelayan rumah tangga, orang merdeka, budak.
Para budak banyak yang tertarik dengan prinsip yang diajarkan oleh Islam, yaitu tentang kesetaraan
manusia di hadapan Allah, Rasulallah mempersaudarakan sebagian muslim dari golongan aristokrat Quraisy
dengan sekelompok muslim lain yang dari golongan budak. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin,
kuat maupun lemah, merdeka maupun budak, Arab maupun non-Arab, semua setara. Menurut kaca mata Islam,
Allah tidak pernah melihat umat-Nya berdasarkan profesi/ pangkat dan jabatan seseorang, yang Allah nilai hanya
iman dan taqwa hamba-Nya.
2.11 TUGAS
As-Sabiqun al-Awwalun yang Salaf, memiliki beberapa tugas penting yang harus diemban mereka. Tugas
itu meliputi:
1. Bertauhid (mengesakan Allah), 12. Melarang kemusyrikan,
2. Beriman kepada para malaikat, rasul, kitab-kitab 13. Darah tidak ditumpahkan,
Allah, takdir 14. Tidak ada jiwa yang harus dibunuh kecuali
3. Menegakkan salat, karena kebenaran,
4. Menunaikan zakat, 15. Jalan-jalan tetap aman,
5. Melakukan keadilan, 16.Tali silaturahmi terus dijalin,
6. Melakukan amal kebaikan, 17. Menjunjung tinggi kesetaraan/ kemerdekaan
7. Meninggalkan kekejian, manusia,
8. Meninggalkan kemungkaran, 18. Mencegah keburukan,
9. Meninggalkan kezaliman, 19. Mempertahanan bela agama,
10. meninggalkan penyembahan berhala, 20. Menyebarkan secara diam-diam agama yang
11. Berhala harus dihancurkan, dibawa oleh Muhammad.
2.12 SURGA BAGI AS-SABIQUN AL-AWWALUN
Menurut kepercayaan Islam, As-Sabiqun al-Awwalun akan mempunyai tempat tinggal yang mulia, Surga
Jannatun Na’im.
“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan
Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun rida
kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (At-Taubah ayat 9:100) ”
Diperkuat oleh dalam hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang tiga masa yang
mendapatkan kemulian dan keutamaan muslim dan lain-lainnya, dimana Muhammad bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.”
2.13 KEDATANGAN ISLAM SECARA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING
Menurut beberapa hadits yang shahih, agama Islam dikatakan
pertama kali muncul dalam keadaan terasing, kemudian akan kembali menjadi asing sebagaimana semula ajaran
Islam itu datang. Sementara itu orang disekelilingnya telah menjadi rusak secara aqidah dan mereka akan
memusuhi ajaran Islam itu sendiri.
Pernyataan didasari beberapa hadits berikut dibawah ini:
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana
semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba’).”

“Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba’). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah
orang-orang yang berperangai buruk dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti
mereka.”

“Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba’). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika
manusia rusak.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal  tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April
571 M.Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal
Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada
usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan
perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.Kehidupan Rasulullah SA  Pada tahun ke-7 Kenabian (616
M) kaum kafir Quroisy sepakat melakukan embargo terhadap Nabi dan keluarganya dari Bani Hasyim. Mereka
membuat piagam khusus yang digantung di Ka’bah, piagam itu berisikan antara lain melarang siapapun
mengadakan hubungan dengan Nabi dan keluarganya dalam bentuk apapun. Piagam tersebut habis masa
berlakunya jika Bani hasyim dengan sukarela menyerahkan Nabi untuk dibunuh. Maka akibat dari embargo ini
berbagai penderitaan dirasakan oleh Nabi dan keluarganya, namun tidak setitikpun hati Bani Hasyim mau
menyerahkan Nabi SAW kepada kafir Quroisy. Dan untuk menyambung hidup mereka hanya makan daun yang
terdapat di sekitar Syi’ib Abu Tholib tempat mereka diboikot. Pemboikotan ini terjadi selama 3 tahun.Setelah
Rasulullah SAW hijrah ke Yastrib (Madinah) perjuangan Rasulullah SAW semakin membara dengan banyaknya
peperangan diantaranya perang badar, perang uhud, perang khandak, perang tabuk dll. Namun akhirnya islam
mendapatkan kemenangan dengan adanya Fathu makkah atau penaklukan Kota Makkah.Pada tanggal 12 Rabiul
Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun
Nabi Muhammad Saw adalah Nabi yang terkahir membawa risalah Allah untuk umatnya, Nabi
Muhammad Saw sama seperti para Nabi yang sudah terdahulu yakni membawa kebenaran dan menyempurnakan
akhlak manusia.Sejak kecil Nabi Muhammad Saw sudah terlihat kenabiannya, sampai beliaupun di sebut Al -Amin
oleh sebagian orang dikarekan kejujuran dan ketulusannya. Meski hidup sebagai yatim piatu namun beliau
mampu hidup sebagaimana anak-anak lainnya yang masih mempunyai orang tua kandungnya sendiri. Nabi
Muhammad saw hidup dikelilingi dengan orang-orang yang baik sayang dan mencintainya, bahkan walaupun
hidup sebagai yatim piatu namun beliau tidak khawatir karena banyak yang menyayanginya.Kita sebagai umatnya
wajib mengikuti perbuatan dan perjalanan nabi baik dalam masalah ibadah ataupun dalam kesehari-hariannya.
Sesuai dalam dalil yang diserukan yaitu :
Ayat yang menghukumi adalah Al-qur’an
hadist yang tegak  yaitu Al-hadist yang mana dalam hadist tercatat semua prilaku nabi dan
perbuatan yang memperkuat perintah-perintah Alloh sebagai contoh Alloh berfirman agar kita
mengerjakan sholat, namun dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan bagaimana caranya kita sholat
3.2 SARAN
Jadikanlah makalah ini sebagai bahan pelajaran bagi kita, bahwa apapun yang terjadi kita tidak boleh
putus asa dan menyerah, tapi kita harus tetap berusaha untuk menghadapinya. Percayalah Allah pasti akan
membantu hamba-Nya selama berada di jalan yang Allah Ridhai.

Anda mungkin juga menyukai