Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

PENGARUH LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP


PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DENGAN OPINI AUDIT TAHUN
SEBELUMNYA SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Raisya Nadhilah
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
E-mail: Raisya.nadhilah@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage dan pertumbuhan perusahaan
terhadap opini audit going concern dengan opini audit tahun sebelumnya sebagai
variabel moderasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan yang telah di audit. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel ditentukan
dengan metode purposive sampling, sehingga didapatkan 330 sampel selama 3 tahun
berturut-turut. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil dari penelitian ini bahwa:
(1) leverage tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern, (2)
pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going
concern, (3) opini audit tahun sebelumnya memperkuat pengaruh leverage terhadap
pemberian opini audit going concern, (4) opini audit tahun sebelumnya memperlemah
pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern.

Kata Kunci: leverage, pertumbuhan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pemberian opini
audit going concern.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran investor saat ini sangat berpengaruh dalam mendanai kegiatan operasional
perusahaan. Selain itu, setiap investor pastinya menginginkan keuntungan dari
investasinya, karena itu salah satu pertimbangan investor adalah opini auditor mengenai
laporan keuangan. Auditor harus dapat memberikan opini yang tepat dengan keadaan
perusahaan yang telah di audit. Namun penyajian wajar bukan merupakan keyakinan
mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan (going concern). Di Indonesia, masih
banyak perusahaan yang menerima opini audit going concern. Salah satunya PT SLJ
Global TBK yang mendapatkan opini audit going concern. Pada tanggal 31 Desember
2016, PT SLJ melaporkan defisiensi modal - neto sebesar US$15.442.281 dan liabilitas
jangka pendeknya melebihi aset lancarnya sebesar US$4.573.021. Kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tergantung pada
kemampuannya untuk membiayai operasional di masa yang akan datang, tercapainya
rencana manajemen dan dukungan secara berkesinambungan dari pemegang saham
perusahaan. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan asumsi bahwa PT SLJ
akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang memiliki kelangsungan usaha.
Berdasarkan fenomena tersebut perlu dilakukan pemelitian tentang factor determinan
pemberian opini going concern yang diberikan oleh auditor dapat disebabkan oleh
berbagai faktor maka penting dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi opini audit going concern.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh leverage, pertumbuhan
perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern dengan opini audit tahun
sebelumnya sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian ini di harapkan mampu
menegaskan pertimbangan auditor memberikan opini going concern kepada auditee

2.73.1
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

dilihat dari faktor leverage dan pertumbuhan perusahaan serta opini audit tahun
sebelumnya.

II. STUDI PUSTAKA


Rasio leverage mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber
pembiayaan perusahaan. Semakin tinggi rasio leverage suatu perusahaan, maka akan
semakin menimbulkan keraguan auditor akan kelangsungan hidup perusahaan tersebut,
karena sebagian besar dana yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk
membiayai hutangnya. Penelitian yang dilakukan Setiawan dan Suryono (2015) telah
membuktikan bahwa semakin kecil debt ratio suatu perusahaan, maka hutang yang
dimiliki suatu perusahaan akan semakin kecil, sehingga risiko kegagalan suatu
perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutangnya semakin rendah. Hal ini
menyebabkan perusahaan tidak memiliki peluang mendapatkan opini going concern.
Maka hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Leverage berpengaruh positif terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern.

Pertumbuhan perusahaan dapat menggambarkan seberapa baik perusahaan


dapat mempertahankan posisi ekonominya di hitung dengan rasio pertumbuhan
penjualan. Penelitian Pratiwi dan Lim (2018) telah membuktikan bahwa rasio
pertumbuhan perusahaan yang baik dapat menjamin bahwa perusahaan mampu menjaga
kelangsungan usahanya. Hal ini mengakibatkan membuat auditor yakin untuk tidak
memberikan opini opini audit going concern kepada auditee.Maka hipotesis kedua:
H2: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Pemberian Opini Going
Concern.

Benny dan Dwiandra (2016) telah membuktikan bahwa variabel opini audit tahun
sebelumnya mampu memperkuat pengaruh leverage terhadap opini going concern.
Semakin tinggi rasio leverage maka semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan
yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian kelangsungan hidup perusahaan. Hal
ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang memperoleh opini going concern. Jika
pada tahun sebelumnya perusahaan telah memperoleh opini going concern. Maka besar
kemungkinan auditee akan memperoleh kembali opini tersebut. Maka hipotesis ketiga:
H3:Opini Audit Tahun sebelumnya memperkuat pengaruh Leverage terhadap Pemberian
Opini Going Concern.

Utami dan Sari (2017) menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan


yang negatif dapat menjadi patokan tidak akan terhindar dari opini audit going concern
karena adanya faktor opini audit tahun sebelumnya yang bisa dijadikan dasar
pertimbangan penting bagi auditor untuk memberikan kembali opini audit going concern
pada tahun berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut, Maka hipotesis keempat:
H4:Opini Audit Tahun sebelumnya memperlemah pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern.

III. METODOLOGI PENELITIAN


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, diperoleh
dari laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria sampel dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2016 sampai dengan
2018 secara berturut-turut, dan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan
keuangan yang telah diaudit dari tahun 2016 sampai dengan 2018 secara berturut-turut.
Berdasarkan proses seleksi sampel terdapat 110 perusahaan yang akan dijadikan sampel

2.73.2
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

dengan jumlah tahun penelitian 3 tahun sehingga total sampel keseluruhan adalah 330
sampel. Variabel dependen bersifat dikotomi (menerima opini audit going concern dan
tidak menerima opini audit going concern) dan merupakan variabel yang diukur
menggunakan variabel dummy, maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji regresi logistic.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel Pemberian Opini Going
Concern dengan variabel moderasi adalah Opini Audit Tahun Sebelumnya.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LEV 330 .04 5.07 .5771 .58515

GRWOTH 330 -1.00 9.82 .1042 .65622

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata leverage (LEV) dari 330
observasi yang diteliti sebesar 0,5771, dan standar deviasi 0,58515. Nilai minimum
variabel ini sebesar 0,04yang dimiliki oleh PT. Multistrada Arah Sarana Tbk dan nilai
maksimum sebesar 5,07 yang dimiliki oleh PT.Asia Pasific Fibers Tbk d.h Polysindo Eka
Persada Tbk. Variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) memiliki rata-rata 0,1042
dan standar deviasi 0,65622. Nilai minimum variabel ini sebesar -1,00 yang dimiliki PT
Holcim Indonesia Tbk pertumbuhan perusahaan di angka 0,1042, dan nilai maksimum
sebesar 9,82 yang dimliki oleh PT. Bantoel Internasional Investama Tbk.

Uji Kualitas Data (Hosmer and Lemeshow’s Goodness-of-Fit Test)


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Chi-square dalam Hosmer
and Lemeshow’s Test sebesar 10,028 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar
0,263, dimana 0,263 lebih besar dari nilai probabilitas dalam penelitian ini yang sebesar
0,05. Hal ini berarti model yang diteliti fit dengan data dan mampu memprediksi nilai
observasinya.

Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil penelitian hasil uji multikolinearitas berkisar -0,774 sampai
dengan -0,027. Hal ini menunjukan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang
nilainya lebih besar dari 0,9 maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala
multikolinearitas yang serius antar variabel bebas (independent variable).

Uji Overall Fit Model


Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada
Block 0 dengan -2 Log Likelihood pada Block 1. Hasil pengujiandapat dilihat pada Tabel
4.2. Pengujian menunjukkan nilai -2LL awal adalah sebesar 306,833. Setelah
dimasukkan variabel bebas (independent variable) didapatkan hasil akhir nilai - 2LL
sebesar 141,203. Penurunan nilai -2LL ini berarti bahwa penambahan variable bebas ke
dalam model dapat memperbaiki model fit serta menunjukkan model regresi yang lebih
baik.

2.73.3
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Tabel 4.2 Perbandingan antara -2LL awal dengan -2LL akhir


-2LL awal (Block 0) 306,833
-2LL akhir (Block 1) 141,203

Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)


Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan estimasi variasi dari variabel
bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Besarnya
nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R
Square. Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa bahwa nilai Nagelkerke R2 adalah
sebesar 0,652 (65,2%) yang menghasilkan -2 Log Likelihood sebesar 141,203 dan nilai
Cox and Snell R2 sebesar 0,395. Hal ini berarti menunjukan bahwa besarnya variasi
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya adalah kuat yaitu
sebesar 65,2% dan sisanya 34,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang dianggap
tetap dan tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Penelitian ini penting untuk melihat
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
Tabel 4.3 Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
a
1 141.203 .395 .652

Uji F (omnibus of model coefficients)


Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat
signifikansi (sig.) dengan tingkat kesalahan (α) sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan hasil nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig ini lebih kecil dari 0,05, yang artinya
variabel leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama dapat digunakan
untuk memprediksi pemberian opini audit going concern.

Model Regresi Logistik


Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter
dalam tabel variables in the equation.
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Simpulan
a
Step 1 LEV 5.33 .593 .808 1 .369 1.704 H1 Ditolak

GROWTH -3.531 1.110 10.119 1 .001 .029 H2 Diterima

LEV.OPS 8.161 1.277 40.852 1 .000 3500.004 H3 Diterima

GROWTH.OPS 3.137 2.629 1.423 1 .233 23.031 H4 Ditolak

Constant -2.930 .404 52.526 1 .000 .053


OGC
Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi pada taraf kesalahan 5%. Hasil
pengujian regresi menghasilkan model sebagai berikut;

OGC = α + β1 LEV + β2 GROWTH + β3 LEV.OPS + β4 GROWTH.OPS + ε


Ln
1-OGC

Berdasarkan analisis pembahasan serta hasil analisis pengujian dalam penelitian


ini yang telah di lakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Leverage tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Rasio
leverage ini tidak dapat digunakan sebagai pengukuran untuk menentukan apakah

2.73.4
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

perusahaan akan menerima opini audit going concern rasio leverage. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Setiawan dan Suryono
(2015), menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit
going concern.
2. Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit
going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratiwi
dan Lim (2018) yang menyatakan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negative
terhadap pemberian opini audit going concern.
3. Opini Audit Tahun Sebelumnya memperkuat pengaruh leverage terhadap
pemberian opini audit going concern. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Benny dan Dwiandra (2016), yang menyatakan bahwa variabel opini
audit tahun sebelumnya memperkuat pengaruh leverage berpengaruh positif dalam
memoderasi leverage terhadap pemberian opini audit going concern. Semakin tinggi
rasio leverage maka semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang
buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup
perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini
audit going concern. Jadi dapat disimpulkan jika perusahaan memilki rasio leverage
yang tinggi maka perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern dan
auditor juga akan memperkuat opini tersebut jika pada tahun sebelumnya
perusahaan juga mendapatkan opini audit going concern.
4. Opini Audit Tahun Sebelumnya memperlemah pengaruh pertumbuhan perusahaan
terhadap pemberian opini audit going concern Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa hasil pemberian kembali opini going concern tidak selalu berpatokan pada
opini going concern yang diperoleh di tahun sebelumnya saja, tetapi lebih ditujukan
pada dampak yang dihasilkan oleh penerbitan opini going concern itu. Apabila di
tahun sebelumnya perusahaan memperoleh opini audit going concern disebabkan
oleh faktor rasio aktivitas yang buruk, maka di tahun selanjutnya auditor belum tentu
akan kembali memberikan opini yang sama dan akan disesuaikan kembali dengan
kondisi rasio rasio aktivitas perusahaan saat itu. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Sari (2017) yang mendapatkan hasil
bahwa Opini Audit Tahun Sebelumnya memperlemah dalam memoderasi
pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern

V. KETERBATASAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya mengambil
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak
dapat digeneralisasikan dan belum dapat mempresentasikan semua perusahaan yang
ada Indonesia, periode pengamatan yang hanya 3 tahun, sehingga belum cukup lama
menentukan tren penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka panjang.
Implikasi dari hasil penelitian yang ditujukan untuk manajerial/praktisi, kebijakan
bagi pengambil keputusan dan penelitian selanjutnya agar pihak manajemen dapat
mengenali adanya indikasi masalah going concern atau tidak pada perusahaan salah
satunya dengan memperhatikan kondisi keuangan dan pertumbuhan laba yang ada
diperusahaan. Hendaknya manajemen dapat memperhatikan hal tersebut agar dapat
mengambil tindakan sesegera mungkin guna secepatnya dapat memperbaiki kondisi
perusahaan apabila memang terdapat masalah yang dapat menimbulkan keraguan bagi
auditor atas kelangsungan hidup perusahaan sehingga perusahaan terhindar dari
pemberian opini audit going concern. Bagi Investor penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan agar investor berhati-hati dalam memilih perusahaan untuk
melakukan investasi, dan sebaiknya investor tidak berinvestasi pada perusahaan yang
mendapat opini audit going concern dari auditor. Investor sebaiknya juga
mempertimbangkan hal lainnya seperti keadaan ekonomi dan politik yang mungkin dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, mencari informasi atau isu-isu

2.73.5
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

mengenai perusahaan sebelum berinvestasi, serta mengikuti perkembangan informasi


yang terjadi secara terus-menerus dan mempertimbangkan tingkat keuntungan serta
tingakt risiko yang dapat ditanggung.Bagi auditor harus berhati-hati dalam pemberian
opinigoing concern, auditor harus mewaspadai kondisi kelangsungan usaha auditee, dan
mengadakan pertimbangan secara matang atas kondisi yang meragukan kelangsungan
usaha auditee.
Saran untuk perbaikan atas keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian
selanjutnya sebaiknya memperluas ruang lingkup penelitian dengan melakukan penelitian
tidak terbatas hanya pada perusahaan manufaktur, melainkan perusahaan sektor non
keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Benny, I Made Priyana dan A.A.N.B Dwirandra. 2016. Kemampuan Opini Audit Tahun
Sebelumnya Memoderasi Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas pada Opini
Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol. 14, No. 2, 2016,
hlm 835-861.
Pratiwi L., dan Lim H., 2018, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Tenure, dan
Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern, JRKA, Vol.4
Isue 2, Agustus 2018, hlm 67-77.
Setiawan F., dan Suryono B., 2015, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas,
Likuiditas, dan Leverage terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Ilmu &
Riset.Vol. 4, No. 3, 2015.
Utami, Sari dan Santika 2017.Kemampuan Prior Opinion Memoderasi Pengaruh
Profitablilitas, Leverage, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Rasio Aktivitas
Terhadap Opini Audit Going Concern.E-Jurnal Ekonomi dan BisnisUniversitas
Udayana.Vol. 6, No. 7, 2017, hlm 2861-2888.

www.idx.co.id

2.73.6

Anda mungkin juga menyukai