2, September 2011
Oleh:
Supadi1) dan Hary Pudjianto1)
1)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRACT
Human development has been realized in many countries as one of objective goals to achieve
national economic welfare. The problems that face on majority states were the disparities of their human
development quality. On Central Java study case, with Human Development Index to count human quality
development goal, this research found some indicators to reduce the disparity. Indirectly, the quality of the
human development should be increased properly by pushed the local economies performance, basic
education level facility, low of infrastructure damage, and also public involved on modern economic activity.
Also, the difference of city and regency type that proved statistically had important effect on human
development performance. Other factors that affected positively to human development quality were labor
availability, industrial concentration, and health facility. This research also founded that the advancement of
human development quality correlated positively to per capita income and decreasing of poverty.
Corresponding Author: Supadi, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas
97
Jenderal Soedirman Purwokerto,
Jalan H.R Bunyamin Kampus Grendeng, Purwokerto, Telepon: 081327027132
E-mail: supadi_ep_feunsoed@yahoo.com
Disparitas Kualitas Sumber Daya Manusia di Jawa Tengah (Supadi dan Hary Pudjianto) ____________________
manusia yang cukup rendah. Dari 173 negara di 1. Apakah terdapat diversifikasi hasil-hasil
dunia, Human Development Index (HDI) Indonesia pembangunan sumber daya manusia
berada pada rangking 83, dengan nilai HDI kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah?
sebesar 0,684. Nilai ini lebih rendah daripada HDI 2. Apakah faktor-faktor sosial ekonomi (yaitu
Malaysia, Brunei Darussalam atau Singapura. faktor kependudukan, pendidikan, kesehatan
Dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, dan faktor ekonomi) memiliki pengaruh positif
Indonesia masih relatif tertinggal dalam dan penting terhadap tingkat pembangunan
pembangunan sumber daya manusia (UNDP, sumber daya manusia di Jawa Tengah?
2010).
Disparitas ekonomi antar wilayah di
Indonesia memiliki implikasi penting. Hill (2000) METODE PENELITIAN
menjelaskan wilayah di Indonesia memiliki variasi
dalam berbagai indikator seperti pendidikan dan 1. Rancangan Penelitian
kesehatan. Wilayah dengan pendapatan rendah Penelitian ini berbentuk penelitian yang
cenderung tergolong sebagai wilayah dengan bersifat eksplanatory dan data-data yang diambil
tingkat kepadatan penduduk yang rendah, berbentuk data sekunder. Data-data dari publikasi
meskipun memiliki sumber daya alam yang besar badan resmi akan diolah untuk menjelaskan
terutama di sektor pertanian. fenomena disparitas pembangunan sumber daya
Di Jawa Tengah terdapat variasi antara manusia di wilayah penelitian dan memberikan
berbagai indikator kesejahteraan masyarakat antar gambaran secara statistik mengenai keterkaitan
daerah. Wilayah dengan pendapatan per kapita antara faktor pendorong hasil pembangunan
relatif rendah memiliki korelasi negatif dengan sumber daya manusia dengan pencapaian
tingkat pencapaian pembangunan sumber daya pembangunan sumber daya manusia.
manusianya. Hal ini sejalan dengan penelitian
Ahmad (2005) mengenai kaitan antara kemiskinan 2. Pengambilan Sampel dan Luas Lingkup
dengan rendahnya pembangunan sumber daya Karena data yang akan diambil dalam
manusia di negara-negara dunia ke tiga. Dengan penelitian ini adalah data sekunder dan meliputi
demikian dapat diperkirakan daerah-daerah ruang seluruh ruang administratif kabupaten dan
dengan pendapatan per kapita relatif rendah di kota di wilayah Propinsi Jawa Tengah, seluruh
Propinsi Jawa Tengah tersebut berkaitan pula populasi yang dipergunakan dalam penelitian
dengan rendahnya hasil pembangunan sumber menjadi sampel penelitian. Jumlah
daya manusianya. Karena itu, perencanaan kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah adalah
pembangunan di daerah-daerah tertinggal dalam sebanyak 35 daerah dan semua daerah diambil
pembangunan sumber daya manusianya tidak datanya untuk setiap variabel yang akan dianalisis.
cukup hanya dengan melihat deskripsi dan Pada sisi serial waktu, data-data untuk
sebaran wilayahnya tetapi juga perlu penunjang analisis ini adalah data 5 tahun terakhir
mengidentifikasi kendala-kendala dalam (2005 – 2009) yang diperoleh dari publikasi resmi
pencapaian pembangunan sumber daya manusia Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, maupun
tersebut. sumber data resmi lainnya. Dengan demikian,
Dari latar belakang tersebut, pembangunan jenis data dalam penelitian ini adalah data panel
sumber daya manusia di Propinsi Jawa Tengah atau penggabungan antara data ruang dengan
diperkirakan terjadi disparitas. Hal ini sejalan data serial waktu.
dengan munculnya disparitas pencapaian kinerja
pembangunan ekonomi dalam hal pendapatan 3. Pengukuran Kualitas Sumber Daya Manusia
per kapita masyarakat. Disparitas ini menjadi Kualitas pembangunan sumber daya
cerminan adanya pola pembangunan ekonomi manusia dalam penelitian ini menggunakan
tidak seimbang antar daerah. Dikhawatirkan jika ukuran yang mengacu pada pengukuran kualitas
kondisi ini berlanjut akan memunculkan divergensi sumber daya manusia menurut The United
ekonomi yang berimplikasi pada makin Nations Develpment Programme (UNDP), sebuah
sejahteranya sebagian daerah sementara daerah badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-
lain semakin tertinggal. Oleh karena itu, Bangsa (PBB) yang mengurusi masalah
identifikasi lebih lanjut diperlukan untuk pembangunan negara-negara di dunia. Badan di
mendeteksi bagaimana pola sebaran bawah PBB tersebut menggunakan Human
pembangunan sumber daya manusia tersebut dan Develepment Index (HDI) sebagai proksi
kendala-kendala apa saja yang terkait dengan pengukuran kualitas SDM tersebut. Di Indonesia,
upaya daerah dalam memacu pembangunan Human Developmen Index oleh Biro Pusat Statistik
sumber daya manusianya. disebut sebagai Indeks Pembangunan Manusia
Terkait dengan rumusan masalah tersebut, (IPM).
pertanyaan penelitian yang disusun dalam Pada saat ini pengambil kebijakan
penelitian ini adalah: ekonomi di hampir semua negara di dunia telah
sepakat dengan penggunaan Indeks
Pembangunan Manusia versi UNDP sebagai alat
98
EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011
ukur untuk menilai kinerja hasil pembangunan memiliki ukuran pembangunan SDM yang
manusia. Meskipun demikian bagi para ekonom, rendah. Hasil regresi ini akan dapat melihat
ukuran pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu faktor sosial dan ekonomi apa yang akan
indikator penentu nilai HDI masih menjadi memberikan dampak positif dan sekaligus
pertentangan (Fernando, 2006). penting bagi peningkatan IPM daerah tersebut.
HDI mengukur rata-rata kemajuan di suatu negara Pada analisis regresi ini, IPM diletakkan sebagai
yang meliputi 3 dimensi pembangunan manusia, variabel tergantung. Variabel penjelasnya
yaitu (UNDP, 2010; 252-251)); meliputi kelompok variabel untuk indikator sosial
a. Usia dan kesehatan, yang diukur dengan dan kelompok variabel indikator ekonomi untuk
tingkat harapan hidup. setiap kabupaten/kota sePropinsi jwa Tengah
b. Tingkat pengetahuan, yang diukur dengan yang meliput:
tingkat melek huruf dewasa (dengan bobot a. Variabel angkatan kerja
2/3) dan dikombinasikan dengan rasio b. Variabel pendidikan
kesempatan menikmati pendidikan dasar dan c. Variabel kesehatan
menengah (dengan bobot 1/3). d. Variabel kondisi infrastruktur
c. Tingkat standar hidup, yang diukur dengan e. Variabel kinerja ekonomi daerah
GDP per kapita (dengan ukuran Purchasing f. Variabel aktivitas sektor riil
Power Parity dalam $US). g. Variabel keterlibatan masyarakat dalam
Sebelum HDI dikalkulasi, sebuah Indeks sektor moneter
diperlukan untuk menghasilkan ketiga dimensi h. Variabel boneka (dummy) untuk status
tersebut. Untuk menghitung Indek-Indeks dimensi daerah (kabupaten/kota) dan pengaruh
ini (Indeks tingkat harapan hidup, pendidikan dan kondisi daerah sebagai daerah industri atau
GDP) nilai minimum dan maksimum dipilih untuk bukan industri.
setiap indikator tersebut. Pada penelitian ini, model yang
Formula untuk setiap dimensi tersebut dipergunakan untuk menjelaskan kaitan antara
bernilai antara 0 – 1 dengan rumus: variabel tergantung dengan variabel-variabel tak
Nilai aktual Nilai min imum tergantung yang terkait dengan variasi akan
Indeks Dimensi dipilih model ekonometri yang terbaik sesuai
Nilai maksimum Nilai min imum dengan kriteria teoritis dan gambaran hasil
observasi.
4. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Pembangunan Sumber Daya
Manusia
Analisis regresi diperlukan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menghitung seberapa besar pengaruh variabel-
variabel yang menentukan tingkat
pembangunan sumber daya manusia. Untuk 1. Disparitas Pembangunan Sumber Daya
menilai suatu daerah adalah tinggi atau rendah Manusia
tingkat kemampuan pembangunan sumber daya Berdasarkan pendekatan Bank Dunia
manusianya, dapat digunakan pendekatan maupun Badan Pusat Statistik, untuk mendeteksi
kemampuan sumber daya manusia secara relatif hasil pembangunan sumber daya manusia adalah
antar daerah. Untuk itu, kualitas pembangunan dengan menggunakan nilai Human Development
sumber daya manusia dapat digunakan sebagai Index (HDI) atau Indeks Pembangunan manusia
variabel tergantung. Semakin tinggi nilai IPM (IPM). Nilai pembentuk IPM tersebut adalah 4
berarti semakin tinggi tingkat pembangunan faktor yaitu angka harapan hidup, tingkat melek
sumber daya manusia daerah tersebut dan hidup, rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran
sebaliknya. riil. Dalam penelitian ini diasumsikan setiap daerah
Untuk memahami indikator-indikator dapat diklasifikasikan sebagai daerah dengan
yang penting bagi perkembangan IPM daerah tingkat disparitas faktor penentu IPM sebagai
kabupaten/kota di Jawa Tengah, penelitian ini daerah yang relatif pada posisi rendah, menengah
memasukkan pengujian regresi terhadap atau tinggi.
sejumlah faktor. Analisis perlu memasukkan data Pada besaran angka harapan hidup,
lintas daerah untuk mendeteksi pengaruh Kabupaten Pati merupakan daerah dengan tingkat
mengapa suatu daerah memiliki kualitas harapan hidup tertinggi di Jawa Tengah. Rata-rata
pembangunan SDM yang tinggi sementara umur penduduk di kabupaten tersebut hampir
daerah lain relatif rendah. Daerah-daerah mencapai 73 tahun. Sementara, kabupaten Brebes
tertentu, seperti semua kota di Jawa Tengah, merupakan daerah dengan tingkat harapan hidup
Kabupaten Temanggung, Semarang, Sukoharjo terendah dengan rata-rata harapan hidup
maupun Klaten, tergolong daerah dengan hasil penduduknya sekitar 67 tahun.
pembangunan sumber daya manusia yang lebih Pada sisi angka melek huruf, disparitas
baik. Sementara, wilayah Selatan seperti yang tinggi terutama terjadi antara wilayah
Kebumen, Purworejo dan Banjarnegara relatif dengan kriteria kota dengan wilayah kabupaten.
99
Disparitas Kualitas Sumber Daya Manusia di Jawa Tengah (Supadi dan Hary Pudjianto) ____________________
Seluruh wilayah kota tergolong sebagai daerah (harapan hidup, tingkat melek hidup, rata-rata
pada kelompok angka melek huruf yang tinggi. lama sekolah, serta pengeluaran riil) cenderung
Kota Magelang merupakan daerah dengan bervariasi antar daerah di Propinsi Jawa Tengah.
tingkat melek huruf tertinggi, sekitar 97,25% Gambar 1 berikut merupakan sampel dari
penduduknya terbebas dari buta huruf. disparitas tersebut. Kota Surakarta Merupakan
Sebaliknya, Wonogiri merupakan daerah paling daerah dengan kulatis SDM tertinggi dengan nilai
rendah melek hurufnya, sekitar 17,86% IPM pada tahun 2009 sebesar 77,49. Daerah ini
penduduknya tergolong buta huruf. juga merupakan daerah dengan tingkat IPM
Untuk kemampuan baca tulis, angka tertinggi sejak tahun 2000. Dengan menggunakan
melek huruf cenderung berkorelasi positif dengan kriteria sebagaimana 4 tabel sebelumnya, daerah
periode lama belajar penduduk di sekolah. Seluruh dengan IPM relatif tinggi pada tahun 2009 adalah
wilayah kota merupakan daerah di mana tingkat Kota Surakarta, Kota Semarang, Kota Magelang,
lama sekolahnya cenderung lebih baik daripada Kota Salatiga, Kota Pekalongan, Temanggung,
wilayah kabupaten. Kota Surakarta merupakan Semarang, Kota Tegal, Klaten, Sukoharjo, Pati dan
wilayah dengan lama sekolah paling tinggi. Kudus.
Bersama dengan Kota Magelang, rata-rata Sementara daerah dengan kategori IPM
penduduk di dua kota tersebut mengenyam pada skala menengah secara berturut-turut adalah
pendidikan lebih dari 10 tahun. Sebaliknya, Brebes Karanganyar (berselisih nilai 4,94 dengan Kota
merupakan daerah dengan lama sekolah paling Surakarta), Jepara, Banyumas, Demak, Purworejo,
rendah. Kabupaten Brebes merupakan satu- Magelang, Rembang, Purbalingga, Cilacap,
satunya daerah di Jawa Tengah dengan rata-rata Wonogiri dan Pekalongan. Daerah-daerah lain
penduduknya mengenyam pendidikan sekolah tergolong nilai IPMnya rendah, yaitu Kebumen,
kurang dari 6 tahun. Grobogan, Boyolali, Sragen, Blora, Wonosobo,
Pada kategori rata-rata pengeluaran Tegal, Kendal, Batang, Banjarnegara, Pemalang
masyarakat, 5 daerah kota merupakan daerah dan Brebes. Meskipun Brebes merupakan daerah
dengan pengeluaran riil masyarakat dengan paling tertinggal dalam ukuran IPM,
kategori relatif tinggi dan 1 daerah kota dengan perkembangan kemajuan pembangunan sumber
kategori relatif menengah. Kota Pekalongan daya manusia di daerah ini tergolong lebih baik
merupakan daerah yang tidak tergolong tinggi dari daerah lain. Hal ini teridentifikasi dari rata-
pengeluaran per kapita masyarakatnya, sekitar rata pertumbuhan nilai IPM sepanjang 2001
Rp636 ribu per bulan selama 2009. Daerah paling sampai 2009 sebesar 1,48% per tahun. Nilai ini
rendah tingkat pengeluaran masyarakatnya adalah lebih tinggi dari pertumbuhan IPM Surakarta yang
Sragen dengan pengeluaran riil sekitar Rp627 ribu sebesar 0,68%, Temanggung 0,85%, Pati 0,83%
per bulan. sampai Banjarnegara yang sebesar 1,02% per
Kualitas hasil pembangunan sumber daya tahun.
manusia yang diukur dengan 4 faktor sebelumnya
IPM
Kot a Srkt
75
T emanggng
P at i
Banyumas
P blg,Cilcp
Kebumen
Wnsobo
Bjnegara
Brebes
60 Tahun
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Sumber: BPS Jawa Tengah, berbagai tahun, data diolah (di mana tahun 2000, 2001, 2003, 2004
dan 2007 merupakan hasil estimasi.
100
EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011
101
Disparitas Kualitas Sumber Daya Manusia di Jawa Tengah (Supadi dan Hary Pudjianto) ____________________
102
EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011
78 IPM
Kota Smrng
Kota Sltg
Kudus
Bms
72
Pblg
Cilacap
Brebes
66 Y pe r kapita (Rp000)
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000
Sumber: BPS Jawa Tengah, 2011, data diolah
Nilai korelasi dua variabel = 0,410 (signifikan dengan probabilitas kesalahan 0,015)
103
Disparitas Kualitas Sumber Daya Manusia di Jawa Tengah (Supadi dan Hary Pudjianto) ____________________
Gambar 3. Tipologi daerah berdasar nilai IPM dan Proporsi Penduduk Miskin
Daerah di Jawa Tengah (2009)
104
EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011
sekolah terutama penambahan guru sekolah- 2005, International Food Policy Research
sekolah di kecamatan-kecamatan terpencil. Institute, Washington, Dc
3. Kerusakan transportasi menjadi hambatan
penting dalam transaksi ekonomi antar wilayah. Fleisher, Belton, Haizheng Li and Min Qiang Zhao,
Diperlukan alokasi anggaran yang cukup untuk 2007, Human Capital, Economic Growth,
selalu melakukan perbaikan jalan-jalan yang and Regional Inequality in China, William
rusak. Davidson Institute Working Paper Number
4. Disparitas pembangunan antar wilayah 857 and presented at at the 5th
kabupaten-kota dapat dikurangi dengan International Conference on the Chinese
memunculkan pusat-pusat pertumbuhan Economy, October 20-21, 2005 sponsored
ekonomi baru di wilayah kabupaten. by CERDI/IDREC, University of the Auvergne,
France, and at the ASSA Meetings, January
4-7 2007 in Chicago.
DAFTAR PUSTAKA
Florida, Richard, Charlotta P.A. Mellander, and
Ahmad, Abdul Aziz, 2005, Kaitan Kemiskinan Kevin M. Stolarick, 2010, Talent, Technology
dengan Rendahnya Pembangunan Sumber and Tolerance in Canadian Regional
Daya Manusia di Negara Dunia Ketiga, Jurnal Development, Le G´eographe Canadien 54,
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Vol.7, No.1, no 3 (2010) 277–304, L’Association
Maret 2005 canadienne des g´eographes,
Ahmad, Muhammad Shakil and Noraini Bt. Abu Gaur, Achal Kumar, 2010, Regional Disparities in
Talib, 2010, Decentralization initiatives, Economic Growth: A Case Study of Indian
Economic and Community Development in States, Paper Prepared for the 31st General
Pakistan, International Journal of Trade, Conference of The International Association
Economics and Finance, Vol.1, No.4, for Research in Income and Wealth, St.
December, 2010, IACSIT Gallen, Switzerland, August 22-28, 2010
Arubayi, E.A. and Peter O. Ikoya, 2009, Variability in Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometrics,
Regional Access to Higher Education in Fourth Edition, International Edition,
Nigeria: Implication for Equity and Even McGraw-Hill
Development among the Niger Delta States,
Journal of Social Science 20(2): 143-148 Kaldaru, Helje and Eve Parts, 2005, The Effect of
Macro-Level Social Capital on Sustainable
Bergs, Rolf, 2001, EU Regional and Cohesion Policy Economic Development, Faculty of
and Economic Integration of the Accession Economics and Business Administration,
Countries, Paper to be presented at the University of Tartu, Tartu University Press.
international conference on Regional
Transitions: European Regions and the Krimi, Mohammad Sharif, Zulkornain Yusop, Law
Challenges of Development, Integration and Siong Jok, 2010, Regional Development
Enlargement, convened by the Regional Disparities in Malaysia, Journal of American
Studies Association at the Faculty of Science, 2010;6(3)
Economics, University of Gdansk, September
2001 Nayak, Purusottam, 2009, Human Development in
North East India, Published in P. Nayak (ed.)
Coulembe, Serge, 1997, Regional Disparities in Growth and Human Development in North
Canada: Characterization, Trends and Lessons East India, Oxford University Press, New
for Economic Policy, Industry Canada Delhi, pp.151-164.
Working Paper Number 18, November 1997
Pradhan, Rudra P., 2011, An Econometric
Dutt, Mala, 2010, Development and HRD in India, Approach Between Human Development
Proceedings of IDEAS 20th Anniversary And Poverty In North Eastern Region Of
Workshop on "the New Trends in India, Information Management And
Development and Human Resource Business Review Vol. 2, No. 1, Pp. 26-37,
Development(HRD)-Nurturing Development Jan 2011
Experts for the Next Decade”, Tokyo, March
10, 2010 Rodriquez-Pose, Andres and Montserrat Vilalta-
Bufí, 2004, Education, Migration, and job
Fan, Shenggen and Connie Chan-Kang, 2005, Road Satisfaction: The Regional Returns of Human
Development, Economic Growth, and Poverty Capital in the EU, BEER (Bruges European
Reduction in China, Research report No. 38: Economic Research) Paper no.1, November
2004
105
Disparitas Kualitas Sumber Daya Manusia di Jawa Tengah (Supadi dan Hary Pudjianto) ____________________
106