Anda di halaman 1dari 7

Tugas Metodologi Penelitian

PESANTREN JURNALISTIK

Nama : Dinda Monikka


NPM : 120210180052

 Hari pertama (Selasa, 27 April 2021)


Materi Pertama : Pesantren Jurnalistik
Pemateri : Ibu Rinda Aunillah Sirait

Terdapat dua bentuk karya jurnalisme yaitu news/berita dan views/pandangan (tajuk,
artikel opini, dan surat pembaca). Berita adalah laporan tercepat dan aktualitas (bisa saja isu
lama tapi ada aspek kebaruan) yang memiliki daya tarik tertentu yaitu nilai berita untuk
dimuat atau disiarkan melalui media massa.
Nilai berita adalah hal-hal yang menarik perhatian publik, terdiri dari: keluarbiasaan,
keterkenalan, kedekatan (proximity), penting, konflik, akibat yang ditimbulkan, kekontrasan,
emosi, berkaitan dengan angka dan seksualitas. Diluar nilai berita, pengelola media memiliki
pertimbangan khusus untuk menentukan berita ini layak ditayangkan atau tidak yang disebut
News Judgement.
Berita muncul dari kegiatan reportase. Reportase adalah sebuah rangkaian kegiatan
meliputi peliputan, mengumpulkan dan merangkai fakta terkait unsur berita, melakukan
wawancara dengan narasumber dan melakukan pelaporan. Reportase berfungsi untuk mencari
bahan untuk karya jurnalistik, menggali informasi yang sudah ada sebelumnya secara lebih
mendalam, dan untuk keseimbangan informasi serta yang terakhir adalah kepuasan khalayak.
Bentuk-bentuk reportase diantaranya: liputan pandangan mata, wawancara dengan
sumber berita, menggali bahan tertulis, menggali bahan tertulis elektronik dan internet, dan
bisa juga merupakan gabungan dari berbagai bentuk reportase. Unsur dalam reportase terdiri
dari 5W + 1H (What atau Apa, Who atau siapa, When atau kapan, Where atau dimana, Why
atau mengapa dan How atau bagaimana).
Salah satu teknik reportase yang paling lazim adalah wawancara. Wawancara dalam
jurnalistik adalah kegiatan tanya jawab yang motifnya adalah untuk menyajikan informasi
yang dapat dikonsumsi oleh publik.
Jenis-jenis wawancara:
1. Man in the street interview (wawancara sambil lalu): menanyakan pendapat umum tentang
suatu hal kepada seseorang yang tidak sengaja kita temui, dan pertanyaan yang diberikan
sama kepada semua responden.
Tugas Metodologi Penelitian

2. Casual Interview: merupakan wawancara tanpa persiapan atau perencanaan sebelumnya.


3. Personality Interview: merupakan wawancara terhadap figur publik untuk mengungkap
profil atau aspek personal
4. News Interview: wawancara untuk memperoleh informasi atau aspek berita yang
diutamakan.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar menghasilkan wawancara yang baik:
lakukan persiapan sebelum melakukan wawancara (pengalaman dan pengetahuan), menaati
peraturan dan norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara (timing dan
penampilan), jangan mendebat narasumber (karena pewawancara bertugas mencari informasi
bukan berdiskusi), hindari menanyakan hal-hal yang bersifat umum usahakan bertanya secara
spesifik, bertanya secara to the point, hindari mengajukan dua pertanyaan dalam satu kali
bertanya, mampu menyesuaikan diri dengan karakter narasumber, menjalin hubungan
personal yang baik dengan narasumber, dan yang terakhir jika kita mewawancarai tokoh yang
memiliki lawan atau oposisi jangan bersikap seolah kita memihak lawan.

Materi kedua : Reportase Foto Jurnalistik


Pemateri : Sandi Jaya Saputra

Secara prinsip reportase foto jurnalistik berpanduan pada nilai jurnalistik pada
umumnya. Secara umum, reportase foto jurnalistik menjelaskan peliputan atau membuat
berita secara visual atau menggunakan foto sebagai medium visual. Foto jurnalistik
merupakan gabungan yang seimbang antara foto dan teks. Terdapat tiga peliputan foto
jurnalis melingkupi cakupan wilayah yang terdiri dari local assignment, national assignment,
dan international assignment.
Output dari reportase foto jurnalistik terdiri dari single photo, photo story dan
multimedia. Berita yang diliput umumnya meliputi spot news (peristiswa yang tidak
direncakanan atau tiba-tiba terjadi) dan general news (peristiwa yang sudah direncakanan).
Adapun berita mengenai features, potrait, sport, ilustrasi, foto alam dan lingkungan, foto
keseharian dan seni merupakan pelengkap.
Seorang wartawan harus memliki sertifikasi agar dapat meliput spot news karena aspek
keselamatan saat melaukan liputan. General news merupakan foto yang sudah terencanakan,
namun perlu kita buat agar fotonya signifikan. Dalam media atau koran, foto features dipakai
jika salah satu kolom di media tidak memuat iklan. Jadi foto features merupakan opsional,
namun isunya harus timeless atau umum contohnya sains.
Tugas Metodologi Penelitian

Pada foto jurnalistik, seorang fotografer harus mampu mengambil “aura”


narasumbernya. Sedangkan di foto komersial, figur tidak lagi menjadi penting karena yang
penting adalah produk atau konten yang dimuat menjadi keren. Dengan kata lain, treatment
antara foto jurnalistik dan foto komersial berbeda.
Tempat untuk mendapatkan foto jurnalistik didasarkan ada pengalaman sehingga kita
bisa memprediksi, selanjutnya melalui radio, TV, website, humas dan press release,
Tugas Metodologi Penelitian

Bukti Kehadiran Hari Pertama (Selasa, 27 April 2021)


Tugas Metodologi Penelitian

 Hari kedua (Rabu, 28 April 2021)


Materi pertama : Media Daring
Pemateri : Dandi Supriadi (KKP Unpad)

Media daring adalah media yang bisa diakses dan menggunakan jaringan internet.
Media daring atau media online adalah media yang menggunakan desain multimedia. Yang
membedakan dari media daring atau media online adalah adanya unsur teknologi dan sistem
distribusinya, dan cenderung diasosiasikan sebagai media massa atau media berita yang
menggunakan jaringan internet.
Berita dalam media daring memiliki penggunaan bahasa yang berbeda, karena khalayak
atau pembacanya berbeda dengan koran. Pembaca media daring adalah orang yang
menginginkan informasi secara cepat dan dapat diakses dimana saja. Pembaca media daring
semakin luas, meskipun interest satu orang dan lainnya berbeda karena aksesnya sangat
personal. Selain itu, yang mendasari perbedaan tersebut karena biaya media daring lebih
rendah dibanding media konvensional. Dan yang terakhir, dari segi teknologi, perbedaan
bahasa disebabkan oleh kapasitas media daring lebih besar, adanya digitalisasi, Ubiquity
(dapat ditemukan dimanapun), dan yang terakhir adalah materi dalam media daring bersifat
convergence.
Kehadiran media daring menghadirkan tiga sifat baru, yaitu: Asynchronous (tidak
serempak), Interactivity (dapat “berkomunikasi” langsung antara penulis dan pembaca, dan
interaksi antara pengguna alat dan alatnya), demassified (menyesuaikan kebutuhan masing-
masing pengguna).
Dalam penulisan berita dalam media daring dikenal dua istilah, yaitu headline dan
hook. Headline adalah kepala berita atau judul. Sedangkan hook adalah satu atau dua kalimat
di awal berita atau merupakan ringkasan berita untuk menarik pembaca agar membaca berita
secara keseluruhan. Setelah headline dan hook muncul istilah clickbait. Clickbait mirip
seperti hook, dimana kita menggunakan beberapa kalimat yang dapat menarik pembaca
sehingga pembaca berkenan meng-click atau membaca berita. Clickbait sangat bermanfaat
untuk meningkatkan jumlah pengakses media daring. Clickbait umumnya dibuat
menggunakan nama seseorang, menggunakan kalimat yang tidak selesai, menggunakan kata
seru dan kata tanya, dan menggunakan daftar fakta.
Clickbait terkadang tidak disarankan karena berpotensi untuk menyesatkan pembaca
terlebih lagi banyak pembaca yang hanya membaca judulnya saja, dan tidak semua pembaca
nyaman dengan clickbait.
Tugas Metodologi Penelitian

Materi kedua : Mengangkat Isu Lingkungan ke Media


Pemateri : Herlina Agustin

Klasifikasi lingkungan terkait dengan berbagai faktor, diantaranya: perubahan iklim,


manajemen sampah, sanitasi atau air, flora dan fauna langka, konservasi sumber daya alam
dan energi, green building atau bangunan ramah lingkungan, bentang alam, taman nasional
dan cagar alam, deforestasi dan pertambangan, pariwisata dan ekowisata, bencana alam, gaya
hidup manusia, polusi, rekayasa genetika dan Bio Hazard.

Dalam setiap isu lingkungan yang ada disekitar kita, kita perlu membuat pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan isu yang ingin kita bahas. Contoh salah satu isu lingkungan
yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari adalah isu mengenai sampah. Dalam membahas
mengenai sampah, perlu dibahas mengenai 3R (reduce, reuse, recycle).

Tujuan utama jurnalisme lingkungan adalah mempertahankan kelestarian lingkungan.


Dan ketika kita melihat ada kerusakan lingkuungan kita dapat mengetahui akar permasalahan
dan diupayakan mencari dan memberi solusi melalui ahlinya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam membahas jurnalistik lingkungan, diantaranya:


gunakan judul yang sangat penting atau clickbait, atur intensitas pemberitaan secara terus
menerus, gunakan rujukan hukum dan aturan yang diterapkan, sampaikan dampak buruk dari
kerusakan lingkungan dan perilaku manusia yang merusak.
Tugas Metodologi Penelitian

Bukti Kehadiran Hari kedua (Rabu, 28 April 2021)

Anda mungkin juga menyukai