Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN TEORI AGENDA SETTING

Disusun Oleh :

Dwi Rizky Suhyar 210510180087

Dosen Pengampu :

H. Duddy Zein, Drs., M.Si


Dr. Uud Wahyudin., M.Si

MANAJEMEN KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2019
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1 Asumsi agenda setting..................................................................................................7
2.2 Dimensi Teori Agenda Setting.....................................................................................8
1.        Agenda media............................................................................................................8
2. Agenda Khalayak......................................................................................................8
3. Agenda Kebijakan.....................................................................................................8
2.3 Contoh Pengaplikasian Teori Agenda Setting...........................................................9
BAB III PENUTUP
2.1 Kesimpulan...............................................................................................................10
2.2 Daftar Pustaka........................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan sebuah media untuk
saling menyampaikan pesan atau sekadar bertukar informasi. Cara ini dikenal dengan
istilah komunikasi. Melalui komunikasi, seseorang dapat menyampaikan sebuah
berita, saling bertukar informasi, mengajukan sebuah gagasan atau ide, maupun
bersosialisasi dengan orang lain. Terdapat bentuk-bentuk dalam komunikasi yakni,
interpersonal, intrapersonal, kelomppok, organisasi, publik, dan massa.

Dalam menyampaikan pesan komunikasi massa diperlukan media massa yang


berfungsi sebagai saluran dari komunikator dengan komunikan massa. Media massa
adalah sebuah channel atau tempat yang digunakan sebagai sarana dalam proses
komunikasi massa. Jenis media massa pun bermacam-macam, yang pertama adalah
media massa cetak (printed media) yaitu surat kabar, koran, majalah, tabloid, dan lain
sebagainya. Kemudian yang kedua adalah jenis media massa elektronik (elektronic
media) yaitu seperti radio, televisi, dan film. Keuntungan penyebaran informasi
melalui media massa adalah keunggulannya dalam penyampaian informasi yang sama
kepada khalayak ramai dalam waktu relatif serentak.

Disamping itu, media massa telah muncul sebagai kekuatan yang


berpengaruh. Penyebaran informasi melalui media massa telah membentuk
pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai peristiwa atau hal yang
menyangkut kehidupannya. Bahkan mungkin kehadiran media massa dapat
mempengaruhi cara hidup dan perilaku seseorang.

Atas dasar tersebut, ada beberapa teori media yang menyatakan bahwa media
massa berkuasa mempengaruhi audience, dan salah satunya adalah teori agenda
setting yang akan dibahas disini dengan lebih mendalam.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Latar belakang pencetus (tokoh) teori agenda setting ?
2. Asumsi dasar Teori Agenda Setting ?
3. Penjelasan teori agenda setting
4. Kegunaan serta pengaplikasiannya pada saat ini

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang para tokoh pencetus agenda setting
2. Mengetahui apa yang mendasari teori agenda setting
3. Mengetahui penjelasan-penjelasan mengenai teori agenda setting
4. Mengetahui kegunaan serta aplikasinya didalam kehidupan saat ini

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Tokoh


Agenda Setting pertama kali digagas oleh Bernard Cohen (1963) meski tidak
secara terang-terangan menggunakan istilah agenda setting, Cohen menulis:

“barangkali mereka tidak terlalu sukses dalam menyuruh apa yang


dipikirkan seseorang, tetapi mereka biasanya sukses menyuruh orang
mengenai apa yang seharusnya mereka pikirkan.” (Baran & Davis, 2010:61)

Kemudian pada 1972 Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw, keduanya


merupakan profesor jurnalistik di University of North Carolina di Chapel Hill dan
jurnalis di berbagai media di amerika adalah orang yang pertama kali mengemukakan
istilah ‘agenda setting’. Combs dan Shaw menyatakan bahwa media massa memiliki
kemampuan memindahkan hal-hal penting dari agenda berita mereka menjadi agenda
publik. Kita menilai penting apa saja yang dinilai oleh media.

4
Gagasan Walter Lippman mengenai kerumitan lingkungan masyarakat dan
merekonstruksi lingkungan melalu model, ditanggapi dan dikembambangkan oleh
Shaw dan Comb ; bukti-bukti sudah menumpuk bahwa para editor media cetak dan
para pengelola media penyiaran memainkan peran penting dalam membentuk realitas
sosial kita ketika mereka melakukan pekerjaan untuk memilih dan membuat berita.
Dampak dari media massa yaitu kemampuannya untuk mempengaruhi perubahan
kognitif individu, untuk membentuk pemikiran mereka dinamakan dengan fungsi
agenda setting komunikasi massa. Di sinilah letak efek paling penting komunikasi
massa, yaitu kemampuannya secara mental untuk menata dan mengorganisir dunia
kita untuk kita. Dengan kata lain, agenda setting berupaya menunjukkan isu-isu dan
image yang penting dan menonjol kedalam pikiran masyarakat. Hal itu dibuktikan
dengan penelitian Shaw dan Comb yang mempelajari seluruh isi media massa selama
tiga minggu, yang dilakukan selama periode kampanye untuk melihat isu yang paling
sering diberitakan, mereka kemudian membandingkan isi media dengan respon warga
Chapel Hill. Kemudian didapati apa yang dinilai penting oleh warga dan apa yang
dinilai penting oleh media hampir identik atau sama. Mereka menyebutnya dengan
perpindahan isu penting (transfer of sailence of issues) dari media ke publik.

Agenda setting terjadi karena media massa sebagai penjaga gawang informasi
(goalkeeper) harus selektif dalam menyampaikan berita. Media menyaring apa yang
harus dilaporkan dan bagaimana melaporkannya. Apa yang publik ketahui mengenai
suatu keadaan pada waktu tertentu sebagian besar ditentukan oleh pemilihan berita
yang dilakukan media massa.

2.2 Asumsi agenda setting


Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi perhatian yang lebih
terhadap suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka penting
pula bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat
kuat. Khalayak tidak hanya mempelajai isu-isu pemberitaan, tetapi juga mempelajari

5
seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik berdasarkan cara
media massa memberikan penekanan terhadap isu atau topik tersebut.

2.3 Dimensi Teori Agenda Setting


Teori agenda setting memiliki tiga dimensi utama yang dikemukakan oleh Mannhem
(Severin dan Tankard, Jr : 1992)
1.        Agenda media
 Visibility (visibilitas), jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
 Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), relevansi isi berita
dengan kebutuhan khalayak.
 Valence (valensi), menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan
bagi suatu peristiwa.
1. Agenda Khalayak
 Familiarty (keakraban), derajat kesadaran khalayak akan topik
tertentu.
 Personal salience (penonjolan pribadi), relevansi kepentingan individu
dengan ciri pribadi.
 Favorability (kesenangan), pertimbangan senang atau tidak senang
akan topik berita.
2. Agenda Kebijakan
 Support (dukungan), kegiatan menyenangkan bagi posisi berita
tertentu.
 Likehood of action (kemungkinan kegiatan), kemungkinan pemerintah
melaksanakan apa yang diibaratkan.
 Freedom of action (kebebasan bertindak), nilai kegiatan yang mungkin
dilakukan pemerintah.
2.4 Contoh Pengaplikasian Teori Agenda Setting

 Media yang Meliput Reuni 212 (Rizal, 2018)

6
Dilansir dari Kumparan, 15 media online nasional di Indonesia, semuanya
menayangkan berita mengenai Reuni 212. Namun, porsi pemberitaan dari masing-
masing media berbeda-beda. 3 Desember 2018, 12 koran nasional membuat
pemberitaan Reuni 212, namun penempatan berita tersebut berbeda-beda. Sebagian
menempatkan di halaman utama, tapi adapula yang menampilkannya di halaman
belakang dan tanpa disertai foto. Sementara dari 12 statsiun televisi swasta, hanya
Metro TV dan Indosiar yang tidak menayangkan berita Reuni 212.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Agenda Setting pertama kali digagas oleh Bernard Cohen (1963) meski tidak
secara gamblang menggunakan istilah agenda setting. Kemudian pada 1972 Maxwell
McCombs dan Donald L. Shaw yang merupakan profesor jurnalistik di University of
North Carolina di Chapel Hill, merekalah orang pertama yang mengemukakan istilah
‘agenda setting’ menyatakan bahwa media massa memiliki kemampuan
memindahkan hal-hal penting dari agenda berita mereka menjadi agenda publik.
Dalam hal ini, mereka tidak menyatakan bahwa media secara sengaja berupaya
memengaruhi publik, tetapi publik melihat kepada para profesional yang bekerja di
media massa untuk meminta petunjuk kepada media ke mana publik harus
memfokuskan perhatiannya.

Fungsi agenda setting komunikasi massa adalah dampak dari media massa
yang kemampuannya digunakan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu,
untuk membentuk pemikiran mereka. Sehingga media memberi perhatian yang lebih
terhadap suatu peristiwa sesuai dengan dimensi agenda setting yang dijalankan oleh

7
suatu media. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka penting pula bagi
masyarakat.

Daftar Pustaka

Weaver, D. H. (2019, January 01). Maxwell McCombs. Retrieved May 14, 2019,
from https://www.britannica.com/biography/Maxwell-McCombs

Rizal, M. F. (2018). Menjawab Tuduhan Prabowo Terkait Mayoritas Media Tak


Meliput Reuni 212. Retrieved May 14, 2018, from
https://kumparan.com/@kumparannews/menjawab-tuduhan-prabowo-terkait-
mayoritas-media-tak-meliput-reuni-212-1544778713952018447

Maxwell McComb dan Donald Shaw, A Progress Report on Agenda setting


Research, dalam E.M, Griffin, A First Look, ibid. Hal 390-400
Bernard C. Cohen, The Press and Foreign Policy, dalam EM Griffin, A First Look,
ibid,

Anda mungkin juga menyukai