OLEH :
FITRI AULIA
J1A118140
REGULER B 018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Menular “Demam Berdarah Dengue”.
1
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan umum dan Mahasiswa(i) Universitas Halu Oleo
khususnya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar pada pembuatan
makalah berikutnya dapat lebih baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1
2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
A.Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................5
C.Tujuan.....................................................................................................................................5
KESIMPULAN........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus
Dengue (Arbovirus) yang masuk ketubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Demam
Berdarah Dengue adalah penyakit virus berat yang ditularkan oleh nyamuk endemic (Aedes
Aegypty) dibanyak Negara Asia Tenggara dan Selatan, Pasifik dan Amerika Latin. Ditandai
dengan meningkatnya Permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia dan gangguan mekanisme
pembuluh darah.Wabah hebat terjadi saat penyakit menyebar ke daerah baru dengan angka
serangan tinggi pada orang-orang yang rentan.Demam Berdarah Dengue ini merupakan
infeksi yang berhubungan dengan bepergian, yang sering terjadi pada turis dari Negara non
endemic.
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty yang
terutama memiliki habitat perkotaan dan mendapat virus sewaktu menghisap darah manusia
yang terinfeksi (Infektip ssetelah 8-10 hari Penyakit demam berdarah dengue merupakan
masalah kesehatan di Indonesia. hal ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia
mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue. sebab baik virus
penyebab maupun nyamuk penularannya sudah tersebar luas di perumahan-perumahan
pendnuduk.
Penyakit Demam Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di Manila (Filipina) pada
tahun 1953 dan selanjutnya menyebar ke berbagai Negara. Menurut perkiraan Pusat
Pengendalian dan Penyebaran Penyakit (Center for Diseases Control and Prevention), bahwa
setiap tahun terjadi 50-100 juta kasus DBD diseluruh dunia. Sedangkan di Indonesia,
penyakit DBD pertama kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968 kemudian
menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah
Dengue terbesar pertama kali yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 dengan Inciden Rate
(IR) sebesar 35,19/100.00 penduduk, dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2%.
Sejak pertama kali ditemukannya kasus DBD di Indonesia pada tahun 1968,
penyebaran penyakit ini dengan cepat terj adi ke berbagai daerah. Insiden rate pada tahun
2013 sebesar 41,25 per 100.000 penduduk, tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 35,8
per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 sebesar 49,5 per 100.000 penduduk, dan pada tahun
2016 mengalami peningkatan menjadi 77,96 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2016
propinsi dengan jumlah kasus tertinggi DBD adalah Propinsi Jawa Barat, dengan jumlah
kasus 36.631 dan jumlah yang meninggal sebanyak 270 kasus.
B. Rumusan masalah
4
1. Apa definisi dari DBD?
2. Bagaimana Epidemilogi Penyakit Menular Bersumber Vektor
Berdasarkan Orang Tempat dan waktu?
3. Bagaimana Riwayat Alamiah Penyakit DBD?
4. Bagaimana Rantai Penularan Penyakit DBD?
5. Bagaimana Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit DBD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari DBD.
2. Untuk mengetahui Epidemilogi Penyakit Menular Bersumber Vektor DBD
Berdasarkan Orang Tempat dan waktu.
3. Untuk mengetahui Riwayat Alamiah Penyakit DBD.
4. Untuk mengetahui Rantai Penularan Penyakit DBD.
5. Untuk mengetahui Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit DBD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan
oleh virus dengue. Menurut World Health (WHO), Demam Berdarah Dengue adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat
tipe virus dengue. Gejala yang muncul seperti demam mendadak, sakit kepala. Nyeri
belakang bola mata, mual dan manifestasi perdarahan seperti mimisan, atau gusi berdarah
serta adanya kemerahan dibagian permukaan tubuh pada penderita ( Kementrian Kesehatan
RI, 2017).
Ramdhan Tosepu 2016 mengatakan Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebarang geografis yang mirip
dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flafifiridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi
silang dan wabah yang disebabkan oleh beberapa serotipe (hiperendemistas) dapat terjadi.
Demam berdarah disebarkan pada kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti (Tosepu,
2016).
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty, yang ditandai dengan demam
mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lelah dan lesu, serta nyeri ulu
hati disertai pendarahan dibawah kulit berupa bintik pendarahan (petechiae), lebam
(echymsis) atau ruam (purpura). Kadan kadang ada epistaksis, muntah darah, kesadaran
menurun, atau rejatan (shock) (Amiruddin, 2012).
1.2 Epidemilogi Penyakit Menular Bersumber Vektor Berdasarkan Orang Tempat dan
waktu
6
keterpaparan berdasarkan perjalanan hidup. Demikian pula dengan karakteristik lain
yang akan membedakan dalam kemungkinan mendapat keterpaparan.
2) Epidemiologi penyakit menular bersumber vektor berdasarkan tempat
Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat
batas alamiah seperti sungai, gunung,atau bisa dengan batas administrasi dan histori.
Perbedaan distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan
penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum
diketahui.
3) Epidemiologi penyakit menular bersumber vektor berdasarkan waktu
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun.
Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.
Proses penyakit Demam Berdarah dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus sebagai vektor /pembawa ketubuh manusia melalui gigitan. Infeksi yang
pertama kali dapat menimbulkan gejala demam dengue saja. Apabila orang tersebut
mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi
yang berbeda atau disebut Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus dengue berkembang di
limpa manusia lalu menyebar keseluruh jaringan tubuh terutama kesistem kulit melalui
peredaran darah. Akibat virus ini, tubuh membentuk antibodi untuk melawan virus dengue
dengan cara mengaktifkan anafilatoksin c3a dan c5a, yang menimbulkan efek meningkatnya
daya tahan permeabilitas dinding pembuluh darah. Hal inilah yang menimbulkan bintik bintik
merah pada kulit.
7
Masa inkubasi selama 3-15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, pada
umumnya 5-8 hari. Permulaan penyakit biasanya mendadak. Gejalanya meliputi nyeri kepala,
nyeri bagian tubuh, anoreksi, menggigil dan malaise. Pada umumnya ditemukan sindrom
trias, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya ruam. Ruam timbul 5-12
jam sebelum naiknya suhu pertama kali. Ruam mula-mula dilihat di dada tubuh serta
abdomen dan menyebar ke anggota gerak dan muka.
Pada beberapa penderita dapat dilihat kurve yang menyerupai pelana kuda tetapi pada
penelitian selanjutnya tidak ditemukan pada semua penderita sehingga tidak dapat dianggap
patognomonik.
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
ialah uji tornikuet positif.
Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab,
dan penderita menjadi gelisah.
Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat di ukur.
Cara penularan virus dengue yaitu virus masuk ketubuh manusia melaui gigitan
nyamuk selanjutnya beredar dalam sirkulasi darah selama priode sampai timbul gejala
demam. Priode ini dimana virus beredar didalam sirkulasi darah manusia disebut fase
viremia. Apabila nyamuk yang belum terinfeksi menghisap darah manusia dalam fase
viremia maka virus akan masuk kedalam tubuh nyamuk dan berkembang biak selama priode
8-10 hari sebelum virus siap di transmisikan kepada manusia lain. Rentang waktu yang
diperlukan untuk inkubasi ekstrinstik tergantung pada kondisi lingkungan terutama
temperatur sekitar. Siklus penularan virus dengue dari manusia – nyamuk – manusia dan
seterusnya (Ecological of Dengue Infection) (Eka, 2009).
Cara penularan penyakit ini adalah melalui perantara nyamuk yang sebelumnya sudah
menggigit orang yang terinfeksi dengue.
8
1.5 Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit DBD
1. Menguras wadah-wadah penampungan air seperti bak mandi, akurium, kolam dan lain-
lain.
3. Mengubur benda-benda yang tak berguna yang dapat digenangi air, seperti kaleng,
tempurung kelapa, plastic, dll. Bunuh jentik nyamuk, misalnya dengan pemberian bubuk
abate (Suryandono, 2009).
Kegiatan 3M Plus yang merupakan dari PSN dipercaya efektif untuk penanggulangan
DBD. Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan melalui mangemen lingkungan seperti
pengendalian biologis, pengendalian kimiawi dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif, pemberantasan sarang nyamuk merupakan tindakan yang paling efektif dalam
pemberantasan DBD (Ernawati, dkk, 2018).
Jangan dibiarkan nyamuk bersarang dalam rumah kita. Bila perlu dibunuh dengan anti
nyamuk malathion. Menanggulangi sarang nyamuk di lingkungan dengan mewujudkan
9
kebersihan lingkungan. Sebaiknya dalam interval tertentu dilaksanakan fogging dengan
malathion, apalagi bila terjangkit wabah.
Tidur pakai kelambu mungkin masih perlu, terutama untuk anak balita. Juga dapat
dipertimbangkan memakai anti nyamuk oles di kulit.
4. Perawatan Penderita
Penderita dirawat dengan baik dan jangan sampai menjadi sumber penular untuk
orang lain (tidak dilindungi dari gigtan nyamuk) (Wulandari, 2016).
Selain kegiatan 3M Plus, pencegahan biologis yang dapat dilakukan oleh masyarakat
adalah dengan menggunakan ikan pemangsa jentik (ikan cupang atau ikan adu). Upaya
pencegahan DBD juga dilakukan oleh petugas kesehatan dengan cara penyuluhan dan
pemantauan jentik berkala setiap 3 bulan sekali di rumah dan tempat umum. Kegiatan
pengasapan (fogging) hanya akan membunuh sebagian nyamuk dewasa Aedes aegypti.
Selama jentik yang ada di tempat perindukan tidak diberantas setiap hari maka akan muncul
nyamuk-nyamuk baru yang menetas dan penularan akan terus terjadi. Cara pencegahan yang
paling efektif adalah dengan mengkombinasikan beberapa cara yang telah disebutkan
Pengendalian vector adalah upaya menurunkan factor riisiko penularan oleh vector
dengan meminimalkan habitat perkembangbiakan vector, menurunkan kepadatan dan umur
vector, mengurangi kontak antara vector dengan manusia serta memutus rantai penularan
penyakit.
10
Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD yang paling efektif adalah dengan
melibatkan peran serta masyarakat (PSM). Sehingga berbagai teknik pengendalian vektor
cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara cepat memutus rantai penularan.
• Fisik
1. Ganti air dalam vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali
• Kimia
11
Selain menggunakan insektisida sebagai bahan fooging bisa juga dengan :
1. Penggunaan obat nyamuk untuk menegah gigitan nyamuk
2. Penggunaan lotion anti nyamuk
B. Pengendalian terhadap jentik nyamuk Aedes Aegypti
Larvasida
Larvasidasi terutama dilakukan di daerah yang banyak menampung air/susah air dan
pada penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.
Manfaat kegiatan Larvasidasi adalah memberantas jentik-jentik nyamuk demam
berdarah dengan menggunakan bubuk abate terutama di daerah yg banyak
menampung air/susah air dan pada penampungan air terbuka yang susah
dikuras/dibersihkan.
• Biologi
12
pada dosis normal. Keunggulan BTi adalah menghancurkan jentik nyamuk tanpa menyerang
predator entomophagus dan spesies lain. Formula BTi cenderung secara cepat mengendap di
dasar wadah, karena itu dianjurkan pemakaian yang berulang kali. Racunnya tidak tahan sinar
dan rusak oleh sinar matahari
• Manajemen lingkungan
Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus
rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan
melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam
bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini
harus dilakukan secara luas/serempak dan terus menerus/berkesinambungan. Tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku yang sangat beragam sering menghambat suksesnya gerakan
ini. Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat/ individu untuk melakukan kegiatan ini secara
rutin serta penguatan peran tokoh masyarakat untuk mau secara terus menerus menggerakkan
masyarakat harus dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan di media masa,
serta rewardbagi yang berhasil melaksanakannya.
13
Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah (a) dapatmeningkatkan efektifitas
serta efisiensi berbagai metode/cara pengendalian, (b) dapat meningkatkan program
pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit tularvektor, (c) melalui kerjasama lintas sektor
hasil yang dicapai lebih optimal dan saling menguntungkan.
Pedoman PVT diharapkan menjadi kerangka kerja dan pedoman bagipenentu kebijakan serta
pengelola program pengendalian penyakit tular vektor di Indonesia. Pedoman ini disusun
sebagai acuan dalam pelaksanaan PVT bagi para pengambil keputusan tingkat Pusat
,Propinsi, Kabupaten/kota dan sektor terkait.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
14
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan
oleh virus dengue. Menurut World Health (WHO), Demam Berdarah Dengue adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat
tipe virus dengue.
Ramdhan Tosepu 2016 mengatakan Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebarang geografis yang mirip
dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flafifiridae.
Proses penyakit Demam Berdarah dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus sebagai vektor /pembawa ketubuh manusia melalui gigitan. Infeksi yang
pertama kali dapat menimbulkan gejala demam dengue saja. Apabila orang tersebut
mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi
yang berbeda atau disebut Demam Berdarah Dengue (DBD).
DAFTAR PUSTAKA
Ningtyas, Nurma Retno. 2020. Analisis Spasial Penderita DBD Pada Daerah Endemik
Diwilayah Utara Kota Bndar Lampung.
15
Sunarya, Adik.2019. Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Demam
Berdarah Dengue (Dbd) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan
Perjuangan Kota Medan.
Mulya,Wildan Afta.2019. Pengukuran House Index (Hi), Container Index (Ci), Breteau Index
(Bi), Aedes Sp. Sebagai Upaya Penentuan Resiko Penularan Penyakit Dbd Di Universitas
Lampung.
16