ِِ ِ
ُإِ ْن يَ ْدعُو َن م ْن ُدون ه إِالَّ إِناث اً َوإِ ْن يَ ْدعُو َن إِالَّ َش ْيطاناً َم ِري داً لَ َعنَ هُ اللَّه
ِ ِ ِ ِ ِ ِوق َ خَّت
َّه ْم ُ ال أَل َ َذ َّن م ْن عب اد َك نَص يباً َم ْف ُروض اً َوأَل ُض لَّن
ُ َّه ْم َوأَل َُمنَِّين َ
َّخ ِذ
ِ عام وآَل مرنَّهم َفلَيغَِّير َّن خ ْلق اللَّ ِه ومن يت ِ
َ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ ُ َ ُ َ َْوآَل ُمَرنَّ ُه ْم َفلَيُبَتِّ ُك َّن آذا َن اأْل َن
ًون اللَّ ِه َف َق ْد َخ ِسَر ُخ ْسراناً ُمبِيناِ الشَّيطا َن ولِيًّا ِمن د
ُ ْ َ ْ
‘’Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala,
dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah
menyembah syaitan yang durhaka,yang dilaknati Allah dan syaitan
itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-
hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dan
aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan
menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu
mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka
(merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya".
Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain
Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata’’ (Qs
an-Nisa : 117-119)
Untuk hukum mengebiri manusia, para ulama sudah sepakat اَاْلِ ْستِ ْس َما ُن َو ااْلِ ْستِ ْح َسا ُن َوااْلِ ْستِ ْعظَ ُام
akan keharamannya. Sebagaimana dinyatakan oleh Imam Abu “ Yaitu menggemukan hewan kurban, memperindah dan
Umar Ibnu Abdul Barr : membesarkannya“ [3]
Hal itu dikutakan dengan perkataan Imam Qurtubi di dalam
آد َم اَل حَيِ ُّل َواَل جَيُ ْو ُز ؛ أِل َنَّهُ َم ُثلَةٌ َوَت ْغيِْي ُر خِلَْل ِق
َ صاءَ بَيِن
ِ َّ ومَل خَي ْتَلِ ُفوا أ
َ َن خ ْ ْ َ
tafsirnya :
ت بِِه ِ ُوأ ََّما ِخصاء الْبهائِ ِم َفر َّخص فِ ِيه مَج اعةٌ ِمن أَه ِل الْعِْل ِم إِ َذا ق
ْ ص َد
ضائِ ِه ْم يِف َغرْيِ َح ٍّد َواَل َق َو ٍد ِ ِ ِ ْ ْ ََ َ َ ََ ُ َ َ
َ ك قَطْ ُع َسائ ِر أ َْع
َ َو َك َذل، اهلل َت َعاىَل ِ ِِ ِِ ِ
س أَ ْن َ ْور الْعُلَ َم اء َعلَى أَنَّهُ اَل بَ أ ُ َومُجْ ُه، الْ َمْن َف َع ةُ إ َّما لس َم ٍن أ َْو َغرْي ه
“Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa mengebiri manusia
tidak halal dan tidak boleh, karena merupakan bentuk penyiksaan ، ض ُه ْم إِذَا َك ا َن أَمْسَ ُن ِم ْن َغرْيِ ِه ُ استَ ْح َس نَهُ َب ْع ِ
ْ َو، ض َّحى بِاخْلَص ِّي َ ُي
dan merubah ciptaan Allah. Begitu juga tidak boleh memotong
ِالز َبرْي ِ ِ ور َّخص يِف ِخ
anggota badannya yang lain, jika itu bukan karena hukuman had ُّ ص ى عُ ْر َوةُ بْ ُن َ َو َخ، صاء اخْلَْي ِل عُ َم ُر بْ ُن َعْبد الْ َع ِزي ِز َ َ ََ
atau qishas. “ [2] ِ ِ ور َّخص مالِ ك يِف ِخ، ب ْغاًل لَ ه
;ك َ َوإِمَّنَ ا َج َاز ذَل، ص اء ذُ ُك و ِر الْغَنَ ِم َ ٌ َ َ ََ ُ َ
Tetapi, untuk mengebiri binatang para ulama masih berbeda
يب حَلْ ِم َم ا ِ ِ ِ َ وإِمَّنَا يُ ْق، ب إِىَل َغرْيِ اللَّ ِه َّ ص ُد بِ ِه
َ َنَّهُ اَل يُ ْق
أِل
pendapat di dalam menentukan status hukumnya. Sebagian ulama
membolehkan seseorang berkurban dengan binatang ternak yang
ُ ص ُد ب ه تَطْي َ َ الت َق ُّر
dikebiri, bahkan hal itu dianjurkan jika dia lebih gemuk dari pada الذ َك ِر إِذَا ا ْن َقطَ َع أ ََملُهُ َع ِن اأْل ُْنثَى
َّ ُيُ ْؤ َكل وَت ْق ِويَة
َُ
yang lainnya. Walaupun demikian, gemuk secara alami dengan
makan daun-daunan dan rerumputan 2 juah lebih baik dari pada 3
gemuk akibat dikebiri ataupun disuntik.
“Adapun mengebiri binatang ternak, sebagian ulama Pendapat Ketiga : mengatakan bahwa maksud merubah ciptaan
membolehkannya, selama itu membawa manfaat, seperti Allah adalah “Merubah Agama Allah“. Pendapat ketiga ini dipilih
bertambah gemuk atau manfaat lainnya. Mayoritas ulama juga oleh Imam Thobari di dalam tafsirnya.[5]
membolehkan seseorang berkurban dengan hewan yang dikebiri,
bahkan sebagian dari mereka mengatakan hal itu baik jika memang Imam Thobari mengatakan : “Jika memang arti merubah ciptaan
menjadi lebih gemuk dari hewan lainnya yang tidak dikebiri. Umar Allah adalah demikian (yaitu merubah agama Allah), berarti semua
bin Abdul Aziz juga membolehkan pengebirian kuda, Urwah bin yang dilarang oleh Allah masuk dalam katagori ini, termasuk di
Zubair pernah mengebiri bighal-nya, imam Malik membolehkan dalamnya larangan mengebiri sesuatu yang memang dilarang untuk
pengebirian kambing jantan . dikebiri, membuat tato dan apa-apa yang dilarang untuk ditato
serta bentuk-bentuk kemaksiatan lainnya.“ [6]
Semua itu dibolehkan karena tujuan dari pengebirian hewan itu
bukanlah untuk dipersembahkan kepada kepada berhala yang Pendapat ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
disembah, dan bukan pula kepada rabb yang diesakan. Tetapi
ِ َّ ِ َّ َ ك لِلدِّي ِن َحنِي ًف ا فِطْ ر ِ
َ ت الله اليِت فَطَ َر الن
pengebirian itu dimaksudkan agar daging yang akan dimakan itu
lebih baik, dan pengebirian itu sendiri bisa menguatkan hewan
يل
َ َّاس َعلَْي َه ا اَل َتْب د َ َ فَ أَق ْم َو ْج َه
jantan, karena dia tidak pernah menghampiri hewan betina. “ [4]
ِ ِّين الْ َقيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكَثَر الن
َّاس اَل َي ْعلَ ُمو َن الد ك ِخِل ْل ِق اللَّ ِه ذَل
Pendapat Kedua : mengatakan bahwa maksud dari ُ َ َ
merubah ciptaan Allah pada ayat di atas adalah “Membuat Tato di
dalam Tubuh“. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
Tidak ada perselisihan di kalangan ulama yang penulis ketahui menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
tentang keharaman membuat tato dalam tubuh. Hal ini agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“
berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, (Qs. ar-Rum : 30)
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah bahwasanya
ِ ِ ِ ِ مِش ِ مِش
َ لَ َع َن اللَّهُ الْ َوا َات َوالْ ُم ْسَت ْو َات َوالنَّام
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
ات ص
َ ات َوالْ ُمَتنَ ِّم ص
ِ ات لِْلحس ِن الْمغَِّير
ات َخ ْل َق اللَّ ِه ِ والْمَت َفلِّج ِّ َود يُولَ ُد َعلَى الْ ِفطَْر ِة فَأ ََب َواهُ يُ َه ِّو َدانِِه أ َْو يُن
صَرانِِه أ َْو مُيَ ِّج َسانِِه ٍ ُُك ُّل مول
َْ
َ ُ ُْ َ ُ َ
“ Allah melaknat para wanita pembuat tato dan yang meminta
“ Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang
dibuatkan tato, para wanita yang mencukur alis mereka dan para
tuanyalah yang akan menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau
wanita yang meminta untuk dicukur alis mereka, dan para wanita
Majusi.” (HR. Bukhari)
yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri
Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
mereka, serta merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)
4 5
ِ َّ إِيِّن خلَ ْقت ِعب ِادي حَن َف اء فَج اء ْتهم: ي ُق و ُل اهلل َتع اىَل
ُ الش يَاطنْي ُُ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ُ ْ َ
ِِ
ت هَلُ ْم ْ ت َعلَْي ِه ْم َما أ
ْ ََحلَل ْ َو َحَّر َم،اجتَالَْت ُه ْم َع ْن ديْن ِه ْم
ْ َف
“Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Aku
menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus, kemudian
datanglah kepada mereka syetan-syetan yang menyesatkan
mereka dari agama mereka serta mengharamkan atas mereka apa
yang Aku halalkan bagi mereka.” (HR. Muslim).
Kesimpulan :