Anda di halaman 1dari 110

PENGARUH KURS, INFLASI, PRODUK DOMESTIK BRUTO,

RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO EQUITY RATIO


TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45

SKRIPSI

Oleh:

I GUSTI AGUNG AJENG NAWANG RATIH


1607522149

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Kurs, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Return On Asset, danDebt to
Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Indeks LQ45

Nama : I Gusti Agung Ajeng Nawang Ratih

NIM : 1607522149

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing serta diuji pada

tanggal : 20 Maret 2020

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Made Reina Candradewi, SE., M.Sc .......................

2. Sekretaris : Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE., MM .......................

3. Anggota : Ni Putu Ayu Darmayanti, S.E., M.M .......................

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Sarjana Manajemen Pembimbing

Dr. I Gst. Ayu Kt. Giantari, S.E., M.Si Dr. Made Reina Candradewi, SE., M.Sc
NIP. 19611002 198601 2 002 NIP. 198881011 201404 2 001

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karva ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur- unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Denpasar,

Mahasiswa,

I Gusti Agung Ajeng Nawang Ratih

NIM. 1607522149

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maha Esa,

karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi vang berjudul " Pengaruh Kurs, Inflasi,

Produk Domestik Bruto, Return On Asset, dan Debt to Equity Ratio Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Indeks LQ45" dapat diselesaikan sesuai dengan

yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Agoes Ganesha Rahvuda S.E. M.T. Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Ekonomí dan Bísnis Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan

sehingga penulis dapat melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udavana.

2. Bapak Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, S.E., M.E., selaku Wakil Dekan

I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas perannya dalam

menyiapkan fasilitas yang terkait dengan bidang akademik.

3. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si., selaku Ketua Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas

waktu dan perannya dalam membantu kelancaran kegiatan administrasi di

Jurusan Manajemen.

4. Dr. Made Reina Candradewi, SE., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi

atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi yang dapat membantu

penulis dalam penyempurnaan skripsi ini

iv
5. Bapak Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE., MM selaku dosen

pembahas skripsi atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi yang

dapat membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Ni Putu Ayu Darmayanti, S.E., M.M selaku dosen penguji skripsi atas

waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi yang dapat membantu penulis

dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Dr. I Made Artha Wibawa, SE., MM selaku pembimbing Akademik

atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi selama penulis menempuh

studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis vang telah memberikan

ilmu, bimbingan dan arahan yang bermanfaat selama penulis menempuh

studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan moral dan

doa selama penulis menempuh studi.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

v
Judul : Pengaruh Kurs, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Return On Asset,
dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Indeks LQ45
Nama : I Gusti Agung Ajeng Nawang Ratih

NIM : 1607522149

Abstrak
Setiap investor mengharapkan return atau imbalan atas investasi yang
dilakukan. Investasi yang paling menarik dan cukup diminati oleh investor adalah
saham. Investor dapat memperoleh return saham yang maksimal dengan
memperhatikan faktor-faktor eksternal maupun internal perusahaan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kurs, Inflasi, Produk Domestik Bruto,
Return On Asset, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham.

Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45


Tahun 2015-2018. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 26 perusahaan dengan
metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan


signifikan terhadap return saham, inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham, Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap return saham, Return on Assets berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap return saham, Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap return saham. Calon investor yang ingin berinvestasi
pada saham dapat mempertimbangkan faktor kurs karena faktor tersebut memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham

Kata kunci: Return Saham, Kurs, Inflasi, PDB, ROA, DER

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .....................................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iv
ABSTRAK ..........................................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................13
1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................................13
1.4.1 Manfaat Praktis .......................................................................13
BAB II.KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka .................................................................................14


2.1.1 Signaling Theory ....................................................................14
2.1.2 Return Saham..........................................................................15
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham ...............16
2.1.4 Kurs.........................................................................................18
2.1.5 Inflasi ......................................................................................19
2.1.6 Produk Domestik Bruto ..........................................................20
2.1.7 Return on Asset .......................................................................22
2.1.8 Debt to Equity Ratio ...............................................................23

vii
2.2 Kerangka Konseptual ......................................................................25
2.3 Hipotesis Penelitian .........................................................................25
2.3.1 Pengaruh Kurs terhadap Return Saham ..................................25
2.3.2 Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham................................26
2.3.3 Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Return Saham ...27
2.3.4 PengaruhReturn on Asset terhadap Return Saham ................28
2.3.5 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham .........29
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ..............................................................................31


3.2 Lokasi Penelitian ..............................................................................31
3.3 Objek Penelitian ...............................................................................31
3.4 Variabel Penelitian ...........................................................................32
3.4.1 Identifikasi Variabel ...............................................................32
3.4.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
Penelitian ...............................................................................32
3.5 Jenis dan Sumber Data .....................................................................33
3.5.1 Jenis Data ...............................................................................35
3.5.2 Sumber Data ............................................................................35
3.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penetuan Sampel ............................36
3.7 Metode Pengumpulan Data ..............................................................38
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................38
3.8.1 Uji Statistik Deskriptif ............................................................38
3.8.3 Regresi Linier Berganda..........................................................39
BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..........................................................45


4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ...........................................................46
4.3 Uji Regresi Linier Berganda ............................................................49
4.3.1 Uji Asumsi Klasik ...................................................................49
4.3.2 Uji Regresi Linier Berganda ...................................................53
4.4 Uji Koefisien Determinasi (Uji R²) ..................................................56

viii
4.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................................56
4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Individual (Uji Statistik
t) .......................................................................................................57
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................59
4.7.1 Kurs dan Pengaruhnya terhadap Return Saham ......................59
4.7.2 Inflasi dan Pengaruhnya terhadap Return Saham ...................61
4.7.3 PDB dan Pengaruhnya terhadap Return Saham ......................62
4.7.4 ROA dan Pengaruhnya terhadap Return Saham .....................65
4.7.5 DER dan Pengaruhnya terhadap Return Saham ......................66
4.8 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................67
4.9.1 Implikasi Teoritis ....................................................................68
4.9.2 Implikasi Praktis ......................................................................69
4.9 Keterbatasan Penelitian ....................................................................70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan...........................................................................................71
5.2 Saran .................................................................................................71
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................73
LAMPIRAN .......................................................................................................81

ix
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman
1.1 Data return saham perusahaan pada indeks LQ45 Tahun 2015-2018............ 11
3.1 Jumlah populasi dan sampel penelitian .......................................................... 37
3.2 Penerimaan dan Penolakan H0 Durbin Watson .............................................. 40
4.1 Perusahaan terdaftar di LQ45 periode 2015-2018 ......................................... 46
4.2 Hasil Statistik Deskriptif Sampel Penelitian .................................................. 47
4.3 Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov) ........................... 50
4.4 Hasil Uji Autokorelasi (DW-test) ................................................................. 50
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................................. 51
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 53
4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .................................................................. 54
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ...................................................... 56
4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........................................... 56
4.10 Hasil Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Individual (t- test) ........... 58

x
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................25

xi
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman
1 Populasi dan Sampel Perusahaan Terdaftar Indeks LQ45 ...........................81
2 Perhitungan Return Saham Sampel Penelitian ............................................84
3 Perhitungan Kurs .........................................................................................87
4 Perhitungan Inflasi .......................................................................................88
5 Tabulasi Data ...............................................................................................89
6 Statistik Deskriptif .......................................................................................92
7 Uji Normalitas ..............................................................................................93
8 Uji Autokorelasi ...........................................................................................94
9 Tabel Durbin Watson ...................................................................................95
10 Uji Multikolinieritas.....................................................................................96
11 Uji Heteroskedasitas ....................................................................................97
12 Uji Regresi Linier Berganda ........................................................................98

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang memiliki keinginan untuk sukses di dalam mengelola

keuangannya. Pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara

salah satunya yaitu investasi. Investasi memiliki manfaat antara lain;

mengurangi dampak inflasi, memperoleh keuntungan, mengembangkan

kekayaan, memenuhi kebutuhan di masa depan, dan mencapai financial

freedom. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber

daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

sejumlah keuntungan di masa datang. Dana dapat diinvestasikan pada aset

real, seperti; tanah, emas, mesin, atau bangunan, maupun aset finansial

seperti; saham, deposito, ataupun obligasi (Tandelilin, 2010:2).

Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi

dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan

investasi. Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan,

tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Return dapat dibedakan

menjadi dua yaitu return harapan (expected return) dan return aktual (actual

return). Hubungan antara risiko dan return harapan merupakan hubungan

yang bersifat searah dan linier. Artinya semakin besar risiko suatu aset,

semakin besar pula return harapan atas aset tersebut, demikian sebaliknya

(Tandelilin, 2010:11).

1
Investasi yang paling menarik dan cukup diminati oleh investor adalah

saham. Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau

dana pada suatu perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat

menjual sahamnya di pasar modal. Pihak yang memiliki kelebihan dana

dalam hal ini disebut sebagai investor dapat menginvestasikan dananya pada

saham. Pasar modal merupakan tempat pertemuan antara pihak yang

memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas berupa saham atau obligasi di bursa efek.

Indonesia memiliki satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (Tandelilin,

2010:26).

Investor yang membeli saham tentunya mengharapkan return atau

imbalan atas investasi tersebut. Total return saham umumnya mempunyai dua

komponen. Pertama, pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang

saham berupa dividen. Kedua, perubahan nilai saham yang dibeli, yaitu

capital gain atau capital loss (Tandelilin, 2010:51). Apabila harga saham

mengalami peningkatan maka pemegang saham dikatakan memperoleh

capital gain, sebaliknya jika mengalami penurunan dikatakan memperoleh

capital loss.

Return saham yang tinggi akan menarik investor untuk membeli suatu

saham. Suatu saham dihargai dengan benar jika return yang diharapkan

sebanding dengan return realisasi, sehingga diperlukan analisis yang tepat

dari seorang investor. Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor

dapat melihat informasi-informasi yang diberikan oleh perusahaan. Informasi

2
ini sangat penting bagi para investor guna melihat gambaran perusahaaan di

keadaan masa lalu maupun masa depan perusahaan. Informasi-informasi yang

diberikan selanjutnya akan menjadi sinyal baik atau sinyal buruk bagi

investor didalam menentukan pembelian saham. Hal tersebut sesuai dengan

Signaling Theory yang sering digunakan di dalam membahas naik turunnya

harga saham di pasar modal sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan

investasi. Seorang investor dapat menggunakan analisis fundamental untuk

menilai prospek perusahaan. Analisis fundamental dapat dibagi menjadi tiga

tahap yaitu; analisis ekonomi makro dan pasar modal, analisis industri, dan

analisis perusahaan.

Analisis ekonomi makro perlu dilakukan karena adanya hubungan

yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dengan

kinerja suatu pasar modal. (Tandelilin, 2010: 338). Variabel ekonomi makro

yang perlu diperhatikan investor antara lain; Produk Domestik Bruto (PDB),

Tingkat Pengangguran, Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Mata Uang/Kurs,

Anggaran Defisit, Investasi Swasta, Neraca Perdagangan dan Pembayaran.

Pengamatan terhadap perubahan beberapa variabel atau indikator ekonomi

makro dipercaya bisa membantu investor dalam meramalkan apa yang akan

terjadi pada pasar modal (Tandelilin, 2010:346). Dalam penelitian Artaya dkk

(2014) dan Mazuruse (2014) menyatakan bahwa variabel ekonomi makro

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Variabel ekonomi

makro yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kurs, inflasi, dan

PDB.

3
Faktor ekonomi makro pertama yang dapat mempengaruhi return

saham adalah kurs. Variabel kurs dipilih mengingat Indonesia sebagai negara

berkembang yang banyak melakukan kegiatan ekspor dan impor. Perubahan

nilai kurs Rupiah terhadap mata uang negara adidaya seperti US Dollar akan

mempengaruhi perekonomian Indonesia. Menguatnya kurs mata uang

domestik terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan

baku untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku.

Hal tersebut merupakan sinyal yang baik bagi investor untuk melakukan

investasi pada saham. Meningkatnya permintaan atas saham menyebabkan

kenaikan harga saham dan selanjutnya meningkatkan return saham yang

diperoleh. (Tandelilin, 2010: 344).

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Andes dkk (2017), dan

Afiyanti (2018) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan

signifikan antara kurs dan return saham. Kirui et al., (2014) dan Amitran et

al., (2017) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa kurs memiliki

hubungan yang positif dan signifikan dengan return saham. Sidhi dkk (2014)

menemukan bahwa kurs berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hasil

berbeda ditemukan pada penelitianFarida (2017) yang menemukan pengaruh

negatif dan tidak signifikan antara kurs dan return saham.

Faktor ekonomi makro kedua yang dapat mempengaruhi return saham

adalah inflasi. Inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga

produk-produk secara keseluruhan. Variabel tersebut dipilih karena inflasi

dapat mencerminkan penurunan atau peningkatan daya beli di masyarakat

4
yang erat kaitannya dengan konsumsi maupun investasi. Tingkat inflasi yang

tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas

(overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk

yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga‐harga

cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi tingkat

pendapatan riil yang diperoleh investor. Hal ini menyebabkan permintaan

saham menurun sehingga harga saham perusahaan menurun. Penurunan harga

saham selanjutnya akan menurunkan return saham yang diperoleh investor

(Tandelilin, 2010: 342).

Penelitian yang dilakukan oleh Ouma (2014), Al Oshaibat & Majali

(2016), Okech & Mugambi (2016) menemukan bahwa inflasi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Amitra et al.,

(2017), Ayu dan Wiksuana (2017) menemukan hasil yang berbeda yaitu

inflasi memiliki hubungan yang negatif terhadap return saham. Pada

penelitian oleh Maharditya et al., (2018) menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara inflasi terhadap return saham.

Faktor ekonomi makro ketiga yang dapat mempengaruhi return saham

adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan ukuran produksi

barang dan jasa total suatu negara. Variabel tersebut dipilih karena PDB dapat

mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi di suatu negara yang erat

kaitannya dengan pasar saham. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan

indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi

membaik, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Hal ini merupakan

5
peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya sehingga

kesempatan untuk memperoleh keuntungan juga semakin meningkat.

Meningkatnya keuntungan perusahaan akan menarik investor untuk membeli

saham perusahaan tersebut dan selanjutnya menaikkan harga saham

perusahaan. Kenaikan harga saham akanmeningkatkan return yang diperoleh

investor (Tandelilin, 2010: 342).

Meningkatnya PDB merupakan sinyal positif untuk investasi

(Tandelilin, 2010: 342). Amitran et al. (2017) menemukan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara PDB dengan return saham.

Berdasarkan penelitian Sidhi dkk (2014), Satria dan Sudjarni (2016)

menemukan bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara PDB dan

return saham. Sedangkan pada penelitian sebelumnya, Mayfi dan Rudianto

(2014), menemukan bahwa PDB memiliki pengaruh positif tidak signifikan

terhadap return saham. Krisna dan Dana (2014) menemukan bahwa PDB

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Selain menganalisis ekonomi makro suatu negara, investor juga perlu

menganalisis perusahaan-perusahaan yang selanjutnya akan dipilih untuk

dibeli sahamnya. Analisis perusahaan dapat dilakukan dengan melihat rasio

keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan perusahaan. Pada analisis

fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan

kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Mardiyanto (2013:54)

membagi rasio keuangan menjadi lima rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio

6
keuangan digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi

keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal.

Rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas

dan rasio solvabilitas.

Daya tarik utama bagi pemegang saham dalam suatu perusahaan

adalah profitabilitas. Profitabilitas dapat dilihat dari laporan keuangan untuk

menilai baik atau buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan. Rasio

profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio

profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Return on Assets

(ROA). Variabel ROA dipilih peneliti sebagai rasio keuangan yang

memperhitungkan neraca keuangan perusahaan dari sisi aktiva. Semakin

tinggi nilai ROA suatu perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan di

dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi

akan menarik investor untuk membeli sahamnya sehingga harga saham

perusahaan menjadi naik. Peningkatan harga saham selanjutnya akan

meningkatkkan return saham yang akan diterima oleh investor (Sartono,

2010:122).

Penelitian oleh Allozi, et al. (2016) mendukung pernyataan tersebut,

mereka menemukan bahwa ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap return saham. Dalam penelitian Juanita dan Ayu (2016), Abdullah,

dkk (2018) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap return saham. Sedangkan, berdasarkan penelitian Husein

7
dan Mahfud (2015) dan Saragih (2018) ROA memiliki pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap return saham. Lukmana Putra, dkk. (2018) dalam

penelitiannya menemukan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap

return saham.

Selain rasio profitabilitas perusahaan, investor juga perlu

memperhatikan rasio solvabilitas. Dalam manajemen keuangan perusahaan,

penggunaan hutang yang baik diyakini akan meningkatkan pendapatan

pemilik perusahaan karena pengembalian dari dana akan melebihi bunga yang

harus dibayarkan sehingga dapat meningkatkan ekuitas pemilik. Apabila

suatu perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban

beserta bunga pinjaman, maka perusahaan tersebut dapat mengalami

kerugian.

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menunjukkan

perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (Husnan, 2015:80).

Variabel DER dipilih peniliti sebagai rasio keuangan yang memperhitungkan

neraca keuangan perusahaan dari sisi pasiva. Semakin tinggi DER

menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, hal ini juga

akan menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak

luar (kreditur) sehingga tingkat risiko perusahaan semakin besar. Tingkat

risiko yang tinggi di dalam suatu perusahaan merupakan sinyal yang buruk

untuk para investor. Sehingga terjadi penurunan harga saham akibat

8
menurunnya permintaan atas saham tersebut. Penurunan harga saham

mengakibatkan menurunya return saham yang akan diterima oleh investor.

Berdasarkan penelitian Husein dan Mahfud (2015), Saragih (2018),

dan Sri, dkk. (2019) menyatakan DER memiliki efek negatif dan tidak

signifikan terhadap return saham. Sedangkan, dalam penelitian Standyarto

dan Simu (2016), Abdullah, dkk (2018), dan Martina (2019) menunjukkan

bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Selain

itu, Lukmana Putra, dkk. (2018) menyatakan dalam penelitiannya bahwa

DER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.

Pergerakan harga suatu saham di Indonesia dapat diketahui melalui

indeks harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Salah satu jenis

indeks yang sering digunakan oleh investor adalah Indeks LQ45. Indeks

LQ45 merupakan indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-

saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta

didukung oleh fundamental perusahaan yang baik (www.idx.co.id).

Indeks LQ45 merupakan indeks yang sering digunakan oleh investor

di dalam memilih perusahaan karena fundamental perusahaan yang baik

sehingga cenderung lebih aman untuk investasi jangka panjang. Sebagian

besar perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 juga merupakan

perusahaan yang rutin membagikan dividen. Berdasarkan data return saham

yang diperoleh, prediksi tersebut tidak selalu sesuai dengan hasil yang

didapatkan oleh investor. Terdapat beberapa perusahaan pada Indeks LQ45

yang memberikan return negatif terhadap investornya. Sehingga, investor

9
perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

pergerakan harga saham pada Indeks LQ45 seperti perubahan keadaan

ekonomi makro maupun mikro perusahaan.

Berdasarkan data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perusahaan yang

terdaftar di Indeks LQ45 pada tahun 2015-2018 memiliki return saham yang

berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai Return saham tertinggi yaitu sebesar

176,24% pada PT. Bukit Asam Tbk. (PTBA) Tahun 2016 , sedangkan nilai

terendah yaitu sebesar -63,8% pada PT. Bukit Asam Tbk. Tahun 2015.

Berikut adalah data return saham perusahaan yang terdaftar pada

indeks LQ45 pada tahun 2015-2018.

10
Tabel 1.1. Data return saham perusahaan pada indeks LQ45 (2015-2018)

Kode Tahun (%)


No
Perusahaan 2015 2016 2017 2018
1 ADHI -27.52 -2.8 -9.38 -15.92
2 ADRO -50.48 129.36 9.73 -34.68
3 AKRA 74.15 16.38 5.83 -32.44
4 ASII -19.19 37.92 0.3 -0.9
5 BSDE -0.28 -2.5 -3.13 -26.18
6 GGRM -9.39 16.18 31.14 -0.21
7 ICBP 2.86 27.27 3.79 17.42
8 INCO -54.9 72.48 2.48 12.8
9 INDF -23.33 53.14 -3.79 -2.3
10 INTP -10.7 -31.02 42.53 -15.95
11 JSMR -25.89 -17.13 48.15 -33.13
12 KLBF -27.87 14.77 11.55 -10.06
13 LPKR 1.47 -30.43 -32.22 -47.95
14 LPPF 17.33 -14.06 -33.88 -44
15 MNCN -26.97 -5.39 -26.78 -46.3
16 PGAS -54.25 -1.64 -35.19 21.14
17 PTBA -63.8 176.24 -1.6 74.8
18 PTPP 8.39 3.45 -30.71 -31.63
19 SCMA -11.43 -9.68 -11.43 -24.6
20 SMGR -29.63 -19.52 7.9 16.16
21 SSMS 17.12 -28.21 7.14 -16.67
22 TLKM 8.38 28.18 11.56 -15.54
23 UNTR -2.31 25.37 66.59 -22.74
24 UNVR 14.55 4.86 44.07 -18.78
25 WIKA -28.26 -3.47 -34.32 6.77
26 WSKT 16.55 52.69 -13.33 -23.98
Sumber: https://finance.yahoo.com/, 2020.

Pergerakan yang fluktuatif mengindikasikan adanya faktor-faktor baik

eksternal maupun internal yang mempengaruhi harga saham perusahaan-

perusahaan tersebut. Investor perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi perubahan harga saham pada Indeks LQ45 untuk dapat

memilih perusahaan yang tepat. Sehingga penelitian terhadap faktor ekonomi

11
makro maupun mikro perusahaan terhadap return perusahaan Indeks LQ45

perlu dilakukan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dilakukan

penelitian mengenai ”Pengaruh Kurs, Inflasi, Produk Domestik Bruto,

Return On Asset, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham

PadaPerusahaan Indeks LQ45”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Apakah kurs berpengaruh signifikan terhadap return saham?

2. Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham?

3. ApakahProduk Domestik Bruto berpengaruh signifikan terhadap return

saham?

4. ApakahReturn On Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham?

5. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return

saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui signifikansi kurs terhadap return saham.

2. Untuk mengetahui signifikansi inflasi terhadap return saham.

12
3. Untuk mengetahui signifikansi Produk Domestik Bruto terhadap return

saham.

4. Untuk mengetahui signifikansi Return on Asset terhadap return saham.

5. Untuk mengetahui signifikansi Debt to Equity Ratioterhadap return

saham.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa

memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh kurs,

inflasi dan Produk Domestik Bruto, Return On Asset, Debt to Equity

Ratio terhadap return saham pada perusahaan Indeks LQ45 parsial

dan universal.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi

2. Bagi penelitian yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana atau

referensi dalam penelitian selanjutnya, terutama penelitian yang

berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

13
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Signaling Theory

Signaling Theory atau Teori Sinyal adalah sebuah tindakan yang

diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk

kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek

perusahaan (Besley & Brigham, 2018:517). Teori ini didasarkan pada

asumsi bahwa informasi yang diterima oleh masing-masing pihak

tidak sama. Teori ini berkaitan dengan asimetri informasi antara

informasi dari manajemen perusahaan dan informasi dari pemegang

saham atau pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Sehingga,

manajer perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan melalui pernerbitan laporan keuangan.

Informasi yang diterima oleh investor dapat berupa sinyal yang

baik (good news) atau sinyal yang jelek (bad news). Sinyal yang baik,

apabila laba yang dilaporkan perusahaan meningkat dan sebaliknya

apabila laba yang dilaporkan oleh perusahaan mengalami penurunan

maka termasuk sinyal yang jelek bagi investor. Sehingga informasi

merupakan unsur penting bagi investor atau pelaku bisnis, karena

informasi tersebut menyaikan keterangan, catatan atau gambaran

14
perusahaan baik untuk keadaan masa lalu, saat ini dan keadaan yang

akan datang bagi kelangsungan usaha perusahaan tersebut.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat

diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk

pengambil keputusan investasi. Teori sinyal ini dapat digunakan

dalam membahas naik turunnya harga saham di pasar modal sehingga

mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. Tanggapan para

investor terhadap sinyal positif dan negative akan mempengaruhi

kondisi pasar.

2.1.2 Return saham

Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi

investor dalam menginvestasikan sahamnya dan juga merupakan

imbalan atas risiko investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2010:102).

Return saham adalah keuntungan atau kerugian yang diperoleh

investor dari hasil kebijakan investasi saham yang dilakukannya”

(Fahmi, 2012:184).

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai return sahan, return

saham adalah imbalan atau tingkat pengembalian yang diperoleh

investor ketika melakukan investasi saham. Semakin besar return

saham yang dihasilkan oleh suatu investasi, maka akan semakin besar

pula daya tarik investasi saham tersebut bagi investor, dengan tetap

memperhitungkan faktor risiko yang melekat pada investasi tersebut.

Return saham dapat juga dikatakan sebagai perubahan harga saham

15
saat ini dengan harga saham sebelumnya. Semakin tinggi harga saham

maka return saham yang diperoleh pemegang saham juga akan tinggi

Sumber return terdiri dari dua komponen yaitu yield dan capital

gain (loss). Yield adalah komponen return yang mencerminkan aliran

kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu

investasi berupa deviden. Capital gain (loss) adalah komponen kedua

dari return yang merupakan kenaikan atau penurunan harga saham

yang dapat memberikan keuntungan maupun kerugian bagi investor.

Return total suatu investasi dapat dihitung dengan menjumlahkan

yield dan capital gain (Tandelilin, 2010:102).

Return dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu actual return

dan expected return. Actual return merupaan return yang telah terjadi.

Expected return dihitung menggunakan data historis dan merupakan

salah satu pengukur kinerja suatu perusahaan. Expected return

merupakan return harapan yang akan diperoleh investor dimasa yang

akan datang. Kedua return tersebut memiki perbedaan dimana

realized return bersifat sudah terjadi sedang expected return bersifat

belum terjadi (Hartono, 2017:199).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

Prospek perusahaan sangat tergantung pada kondisi ekonomi

makro dan kondisi internal perusahaan itu sendiri yang selanjutnya

akan mempengaruhi tingkat return yang dihasilkan perusahaan.

Analisis makro ekonomi perlu dilakukan investor karena adanya

16
hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan makro

terhadap kinerja pasar modal (Tandelilin, 2010:339). Ketika

perekonomian suatu negara mengalami pertumbuhan maka pasar

modal negara tersebut juga mengalami pertumbuhan. Pasar modal

mencerminkan kondisi ekonomi makro dimana nilai investasi

ditentukan oleh aliran kas dan tingkat return yang di pengaruhi oleh

perubahan lingkungan ekonomi makro.

Samsul (2015:200) menyebutkan bahwa faktor makro ekonomi

merupakan faktor yang berada di luar perusahaan, tetapi memiliki

pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa dalam

mengestimasi aliran kas, bunga, premi risiko, atau return suatu

sekuritas, investor perlu mempertimbangkan analisis ekonomi.

Variabel makro ekonomi yang perlu diperhatikan investor antara

lain adalah suku bunga, inflasi, kurs, produk domestik bruto, anggaran

defisit, investasi swasta, serta neraca perdagangan dan pembayaran

(Tandelilin, 2010:343). Variabel makro ekonomi tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain: tingkat bunga umum domestik,

tingkat inflasi, peraturan perpajakan, kebijakan khusus pemerintah

yang terkait dengan perusahaan tertentu, nilai kurs valuta asing,

tingkat bunga pinjaman luar negeri, kondisi perekonomian

international, siklus ekonomi, faham ekonomi, peredaran uang

(Samsul, 2015:200).

17
Kondisi internal perusahaan dapat mempengaruhi return saham

suatu perusahaan. Analisis perusahan digunakan investor untuk

mengetahui kondisi internal suatu perusahan. Beberapa faktor yang

perlu diperhatikan dalam analisis perusahaan antara lain :

profitabilitas, solvabilitas perusahaan dan informasi laporan keuangan

berupa neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas (Tandelilin,

2010:378). Penelitian ini membatasi faktor-faktor variabel makro

ekonomi dan variabel internal perusahaan yang digunakan untuk

mencari pengaruh terhadap return saham, antara lain; Kurs, Inflasi,

Produk Domestik Bruto, Return on Asset, dan Debt to Equity Ratio.

2.1.4 Kurs

Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau yang sering disebut

kurs merupakan perbandingan nilai atau harga di dalam pertukaran

barang ataupun mata uang yang berbeda (Nopirin, 2012:163). “Kurs

adalah harga dari suatu mata uang dalam mata uang negara lain,

misalnya nilai rupiah setelah dikonversi dalam dolar AS” (Natsir,

2014:302). Kurs merupakan tingkat dimana nilai mata uang domestik

dikonversi menjadi nilai mata uang asing (Bodie, dkk. 2014:175).

Depresiasi kurs mata uang domestik dapat memberi dampak

negatif terhadap emiten yang memiliki hutang dalam mata uang asing

sedangkan produk emiten tersebut dijual di dalam negeri. Hal ini

mengakibatkan penurunan harga saham emiten tersebut di bursa efek.

Penurunan harga saham selanjutnya berdampak terhadap penurunan

18
return saham (Samsul, 2015:202). Menguatnya kurs rupiah terhadap

mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk

produksi dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku

(Tandelilin, 2010:344). Bank Indonesia memiliki salah satu fungsi

yaitu menjaga stabilitas kurs Rupiah di pasar valuta asing maupun

pasar Surat Berharga Negara (dual intervention) untuk meminimalkan

depresiasi yang terlalu cepat dan berlebihan. (ww.bi.go.id)

2.1.5 Inflasi

Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan terjadinya

peningkatan harga produk barang maupun jasa secara keseluruhan dan

terus menerus dalam jangka waktu tertentu sehingga terjadi penurunan

daya beli masyarakat dan nilai mata uang suatu negara. Kenaikan yang

hanya terjadi sekali saja tidak dapat disebut inflasi. Inflasi merupakan

suatu masalah yang selalu mendapat perhatian dari pemerintah.

Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi

perekonomian negara yang buruk dimana kondisi perekonomian

mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas

penawaran produknya sehingga harga-harga cenderung mengalami

kenaikan. Peningkatan inflasi berdampak pada peningkatan harga jual

dan biaya produksi perusahaan. Apabila biaya produksi mengalami

peningkatan lebih tinggi dari pada peningkatan penjualan perusahan,

maka profitabilitas perusahaan mengalami penurunan yang berakibat

terhadap penurunan harga saham perusahaan.enurunan harga saham

19
menyebabkan menurunnya return saham yang akan diperoleh investor

(Tandelilin, 2010:343).

Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian

(uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil

akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi,

investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi (www.bi.go.id).

Secara relatif peningkatan inflasi merupakan sinyal negatif bagi

para investor. Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun

negatif terhadap return saham tergantung pada derajat inflasi itu

sendiri. Inflasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerugian

perekonomian secara keseluruhan, dimana banyak perusahaan dapat

mengalami kebangkrutan. Inflasi yang sangat rendah dapat

mengakibatkan pertumbuhan ekonomi sangat lamban yang

menyebabkan harga saham bergerak dengan lamban (Samsul,

2015:201).

2.1.6 Produk Domestik Bruto

Perekonomian suatu negara dapat dinilai berjalan baik atau

buruk dengan melihat pendapatan total yang diperoleh semua orang

dalam suatu negara dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang

dan jasa hasil dari perekonomian. Kedua hal tersebut tercermin pada

nilai Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. PDB adalah nilai

20
pasar dari seluruh barang dan jasa jadi yang diproduksi di suatu

negara pada periode tertentu. PDB memiliki beberapa komponen

antara lain; konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto

(Mankiw, et al., 2012:25).

Pertumbuhan ekonomi yang baik akan mengakibatkan

peningkatan daya beli masyarakat yang merupakan peluang bagi

perusahaan untuk meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan.

Adanya peningkatan penjualan perusahaan maka peluang keuntungan

yang akan diperoleh perusahaan meningkat. Ini berarti peningkatan

PDB merupakan sinyal yang baik bagi para investor untuk

berinvestasi (Bodie, dkk., 2014:177). PDB termasuk faktor yang

mempengaruhi perubahan harga saham dan PDB yang bertumbuh

dengan cepat menunjukan bahwa perekonomian mengalami

pertumbuhan. Tandelilin (2010:343) menjelaskan bahwa pertumbuhan

PDB mengindikasikan terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Perhitungan PDB dapat berdasarkan dua cara yaitu PDB atas

dasar harga berlaku dan PDB atas dasar harga konstan. PDB atas dasar

harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang

dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun,

sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang

berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga

berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur

21
ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (www.bps.go.id).

2.1.7 Return on Asset

Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor

akan memperhatikan faktor profitabilitas dan risiko. Hal ini

disebabkan karena kestabilan harga saham akan berpengaruh pada

deviden dan return yang akan diterima oleh investor pada masa yang

akan datang. Bila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

tergolong tinggi, maka harga saham juga akan mengalami peningkatan

yang akan berdampak pada peningkatan return saham di masa yang

akan datang.

Analisis profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi

keuntungan perusahaan sehubungan dengan tingkat investasi maupun

aset, sehingga dapat memberikan gambaran dan informasi yang

berguna bagi manajemen dan para analis di luar perusahaan. Apabila

pasar modal menganggap seluruh investor adalah investor yang

rasional maka para investor tersebut akan selalu memilih untuk

berinvestasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi.

Karena dengan kemungkinan perusahaan menghasilkan laba tinggi

maka return ekspektasi juga tinggi (Husnan, 2015:72).

Return on Asset sering disebut juga sebagai Return on

Investment (ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa

efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk

22
menciptakan laba. ROA diperoleh dengan cara membandingkan nilai

pendapatan bersih setelah pajak (Earnings After Tax / EAT) terhadap

total aktiva. EAT adalah nilai pendapatan / laba bersih setelah

dikurangi dengan pajak. Total aktiva adalah jumlah asset dari awal

tahun hingga akhir tahun. Semakin tinggi nilai ROA maka kinerja

perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar

(Kasmir, 2014:115). Nilai ROA dipengaruhi oleh Earnings After Tax

(pendapatan bersih sesudah pajak. Dengan meningkatnya ROA maka

kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan

menghasilkan laba tinggi. Investor akan merasa aman dengan

melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki karakteristik

seperti ini.

2.1.8 Debt to Equity Ratio

Keputusan pendanaan berkaitan dengan sumber dana, baik yang

berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Penciptaan

suatu struktur modal dapat mempengaruhi kebijakan yang selanjutnya

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan strategis. Keputusan

modal yang tepat sangat penting bagi perusahaan karena adanya

kebutuhan untuk memaksimalkan keuntungan pada berbagai macam

organisasi bisnis, keputusan tersebut juga berdampak pada

kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.

Debt to Equity Ratio selain digunakan untuk melihat struktur

permodalan perusahaan juga bisa digunakan untuk melihat tingkat

23
solvabilitas (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity

(Kasmir, 2014:151). DER yang tinggi menandakan modal usaha lebih

banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan penggunaan modal

sendiri. Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat return yang

diperoleh oleh investor adalah financial risk. Tingkat financial risk

menyatakan variabilitas laba yang akan diterima pemegang saham.

Financial leverages adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat financial risk. Semakin banyak penggunaan

financialleverages maka semakin banyak penggunaan biaya tetap

(jangka panjang) yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga laba

operasional akan semakin kecil karena digunakan untuk menutup

biaya jangka panjang dan beban bunganya. Hal ini menjelaskan bahwa

semakin tinggi nilai rasio DER maka akan menyebabkan

meningkatnya nilai hutang yang akan menyebabkan penurunan laba

bersih yang pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima oleh

pemegang saham (Sartono, 2010:35).

24
2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan hipotesis yang ada, maka dapat digambarkan kerangka

konsepsual seperti pada gambar 2.1 berikut.

Kurs

(X1)

Inflasi
H1(-)
(X2)
H2 (-)
PDB Return saham
(Y)
(X3) H3 (+)

Return on Asset
H4(+)
(X4)

Debt to Equity Ratio H5 (-)


(X5)

Gambar 2.1.Kerangka Konseptual

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh kurs terhadap return saham

Kurs merupakan perbandingan nilai atau harga di dalam

pertukaran barang ataupun mata uang yang berbeda (Nopirin,

2012:163). Menguatnya kurs mata uang domestik (apresiasi) terhadap

mata uang asing merupakan sinyal yang baik bagi perekonomian

negara. Hal ini akan mengakibatkan investor memilih untuk membeli

saham yang berakibat pada peningkatan harga saham dan return

25
saham (Tandelilin, 2010:344). Penurunan harga kurs jual/beli mata

uang asing terhadap mata uang domestik menunjukkan terapresiasinya

mata uang domestik terhadap asing.

Melemahnya kurs mata uang domestik (depresiasi) secara

konstan mengakibatkan banyak investor mengambil posisi jual yang

mengakibatkan permintaan terhadap saham dan menurun. Peningkatan

harga kurs jual/beli mata uang asing terhadap mata uang domestik

menunjukkan terdepresiasinyamata uang domestik terhadap

asing.Sehingga, peningkatan harga kurs domestik (depresiasi)

terhadap asing memiliki pengaruh yang berlawanan (negatif) dengan

return saham.

Pada penelitian sebelumnya Hutapea dkk (2014), Amrillah

(2016), Indriastuti (2017), Andes dkk (2017), dan Afiyanti (2018)

menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan

antara kurs dan return saham. Penelitian-penelitian tersebut

menggunakan data kurs USD/IDR yang sesuai dengan data penelitian

ini, sehingga dapat menjadi dasar di dalam perumusan hipotesis yang

diajukan, yaitu.

H1 : Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

2.3.2 Pengaruh inflasi terhadap return saham

Inflasi merupakan situasi dimana harga barang/jasasecara

keseluruhan dalam suatu negara mengalami kenaikan sehingga terjadi

penurunan daya beli masyarakat. Penurunan daya beli masyarakat

26
akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan sehingga harga

saham perusahaan turut menurun. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya

dikaitkan dengan kondisi perokonomian negara yang buruk danrisiko

investasi yang cukup besar sehingga investor memilih untuk menarik

investasinya pada saham.

Penarikan atau aksi jual saham oleh investor dalam jumlah yang

besar dapat mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan yang

selanjutnya menurunkan return saham(Tandelilin, 2010:343). Di

dalam penelitian Karim (2015), Muhamad (2016), Kristanto & Idris

(2016), Hidayat dkk (2017), Basarda et al., (2018) menemukan bahwa

inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return

saham.Penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar di dalam

perumusan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, yaitu.

H2 : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

2.3.3 Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap return saham

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari seluruh

barang dan jasa jadi yang diproduksi di suatu negara pada periode

tertentu (Mankiw, et al., 2012:25). PDB dapat dijadikan alat ukur

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik

akan mengakibatkan peningkatan daya beli masyarakat sehingga

profitabilitas perusahaan meningkat. Profitabilitas perusahaan serta

perekonomian negara yang baik akan menarik investor untuk

berinvestasi pada saham. Hal tersebut selanjutnya akan menaikkan

27
harga saham suatu perusahaan sehingga return saham yang diperoleh

investor meningkat. Sehingga peningkatan PDB memberikan

pengaruh yang positif terhadap return saham (Tandelilin, 2010:343).

Pada penelitian sebelumnya, Safdar et al., (2014) dan Laichena

and Obwogi (2015), Amitran et al. (2017) menemukan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara PDB dengan return

saham. Penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar di dalam

perumusan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, yaitu.

H3 : Produk domestik bruto berpengaruh positif dan signifikan

terhadap return saham.

2.3.4 Pengaruh Return on Assetterhadap return saham.

ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba (profitabilitas) dengan total aset yang dimiliki.

ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara Earnings After

Tax (EAT) yang diartikan sebagai pendapatan bersih setelah pajak

dengan total assets. Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan

mengindikasikan semakin baik kinerja suatu perusahaan. Investor

akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi, sehingga permintaan atas saham meningkat.

Peningkatan tersebut mendorong naiknya harga saham suatu

perusahaan yang selanjutnya meningkatkan return saham yang

diterima investor.

28
Berdasarkan penelitian Suhandi (2014), C.O. Trejo Pech et al.

(2015), Nesa (2015), Anwaar (2016), Standyarto & Simu (2016),

Gunartha & Dana (2016)menemukan bahwa ROA memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian-penelitian

tersebut menjadi dasar di dalam perumusan hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini, yaitu.

H4 :Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham

2.3.5 Pengaruh Debt to Equity Ratioterhadap return saham

DER memberikan gambaran penggunaan hutang oleh

perusahaan bila dibandingkan dengan ekuitas atau modal sendiri.

Rasio DER diperoleh dari perbandingan antara total hutang dengan

total ekuitas.Meningkatnya nilai DER mengindikasikan tingginya

jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan

modal sendiri, sehingga perusahaan menjadi sangat bergantung

kepada kreditur. Hal ini menyebabkan para investor ragu untuk

berinvestasi pada saham karena perusahaan memiliki risiko hutang

dan beban bunga yang tinggi. Apabila permintaan investor terhadap

suatu saham menurun, maka harga saham perusahaan tersebut akan

ikut menurun. Penurunan harga saham selanjutnya akan menurunkan

return saham yang diperoleh investor (Kasmir, 2014:152).

Penelitian oleh Ratih & Sari (2014), Dewi, dkk. (2016), Eka

(2016), Sudarsono & Sudiyanto (2016), Dedi, etal. (2018),

29
menemukan bahwa DER memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap return saham.Penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar di

dalam perumusan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, yaitu.

H5 :Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

return saham

30
BAB III

METODE PENELITAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini berbentuk asosiatif kausal (sebab

akibat) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2018:63). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Kurs, Inflasi,

Produk Domestik Bruto, Return on Assets, Debt to Equity Ratioterhadap

variabel dependen yaitu return saham.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Indeks

LQ45 oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2018.

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu sifat dari objek yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan memperoleh kesimpulan

(Sugiyono, 2018:66). Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini

adalah return saham pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 pada

Bursa Efek Indonesia.

31
3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Identifikasi variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2018:68). Berkut ini merupakan variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel terikat atau variabel dependen (Y) yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2018:68). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Return Saham.

2. Variabel bebas atau variabel independen (X) yaitu variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2018:68). Variabel bebas

dari penelitian ini adalah Kurs (X1), Inflasi (X2), Produk

Domestik Bruto (X3), Return on Asset (X4), dan Debt to

EquityRatio (X5).

3.4.2 Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Return saham

Return saham adalah tingkat keuntungan yang diharapkan

para investor dari kenaikan harga saham. Tingkat return saham

32
perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 selama periode

pengamatan tahun 2015 hingga 2018 diukur dari closing

priceharga saham selama periode tersebut. Adapun perhitungan

tingkat return saham dihitung menggunakan rumus

actualreturndengan satuan dalam persentase (Tandelilin,

2010:52). Rumus untuk mencari return saham adalah sebagai

berikut.

Pt –( Pt −1 )
Return = 𝑥 100%……………….....….….……..(1)
(Pt −1)

Keterangan :
Pt = Harga saham (closing price ) periode sekarang (t)
Pt-1 = Harga saham (closing price) periode sebelumnya (t-1)

2. Kurs rupiah (X1)

Kurs merupakan tingkat dimana nilai mata uang domestik

dikonversi menjadi nilai mata uang asing. Nilai kurs yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan nilai kurs

rupiah terhadap US Dollar. Data nilai kurs diperoleh dari web

resmi Bank Indonesia selama periode 2015-2018 dalam satuan

rupiah. Pengukuran kurs USD/IDR menggunakan rumus

pertumbuhan dengan satuan persentase. Pertumbuhan nilai kurs

dapat dihitung dengan rumus:

Nilai Kurs t +Nilai Kurs (t−1)


Pertumbuhan Kurs = x 100%.............(2)
Nilai Kurs (t−1)

33
3. Inflasi (X2)

Inflasi adalah kecendrungan terjadinya peningkatan harga

produk secara keseluruhan pada suatu negara. Tingkat inflasi

yang tinggi menunjukkan bahwa risiko investasi cukup besar

sehingga mengurangi tingkat return dari investor. Data tingkat

inflasi adalah pertumbuhan inflasi yang diperoleh dari web resmi

Bank Indonesia selama periode 2015-2018 dalam bentuk

persentase.

Nilai Inflasi t +Nilai Inflasi (t−1)


Pertumbuhan Inflasi = x 100%......(3)
Nilai Inflasi (t−1)

4. Produk Domestik Bruto (X3)

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran produksi

total barang dan jasa dari perekonomian (Bodie, dkk. 2014:177).

Data nilai PDB menggunakan data pertumbuhan yang diperoleh

dari web resmi World Bank selama periode 2015-2018 dalam

satuan persentase.

5. Return on Asset (X4)

Rasio ROA digunakan untuk mengukur seberapa efektif

perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk

menciptakan laba. Rasio ROA mewakili rasio profitabilitas dalam

penelitian ini. ROA dapat diperoleh dengan cara membagi

Earnings After Tax/EAT (pendapatan bersih setelah pajak)

dengan total asset. Namun, pada penelitian ini data diperoleh

34
langsung dari laporan Indonesia Capital Market Directory

(ICMD) selama periode 2015-2018 dalam bentuk persentase.

6. Debt to Equity Ratio(X5)

Rasio DER merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan

modal/ekuitas yang dimiliki. Rasio DER mewakili rasio

solvabilitas dalam penelitian ini. DER dapat diperoleh dengan

cara membagi nilai total hutang/liabilitas dengan total ekuitas.

Namun, pada penelitian ini data diperoleh dari laporan Indonesia

Capital Market Directory (ICMD) selama periode 2015-2018

dalam bentuk persentase.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3.5.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2018:10). Data

kuantitatif dalam penelitian ini yaitu harga saham, nilai kurs rupiah

terhadap US Dollar, tingkat inflasi, nilai pertumbuhan Produk

Domestik Bruto, nilai ROA, dan nilai DER yang diteliti dari tahun

2015-2018.

35
3.5.2 Sumber data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan pada penelitian

ini merupakan sumber data sekunder yaitu data yang telah

dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Sugiyono, 2018:219). Data

harga saham pada periode 2015 sampai 2018 diperoleh dari

www.finance.yahoo.com. Data variabel kurs valuta asing dan inflasi

diperoleh dari website resmi Bank Indonesia www.bi.go.id. Data

variabel produk domestik bruto diperoleh dari website resmi World

Bank www.databank.worldbank.org. Data variabel Return on Asset

dan Debt to Equity Ratio dari Indonesia Capital Market Directory

(ICMD).

3.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek maupun

subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2018:136). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang selalu terdaftar di Indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2015-2018 berjumlah 31 perusahaan.

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling merupakan penentuan sampel

dengan menggunakan beberapa pertimbangan, dimana anggota-anggota

sampel akan dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang terbentuk tersebut

36
dapat mewakili sifat-sifat dari populasi (Sugiyono, 2018:144). Kriteria yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel yaitu:

1. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap.

2. Perusahaan merupakan perusahaan non bank. Kriteria ini diambil dengan

alasan perusahaan bank memiliki rasio DER yang tinggi karena

dananasabah secara akuntansi merupakan liabilities/hutang. Semakin

tinggi rasio DER maka semakin baik kinerja perusahaan bank. Hal

tersebut bertolak belakang dengan hipotesis penelitian, sehingga

perusahaan bank tidak dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Jumlah populasi dan sampel penelitian

Keterangan Jumlah

Perusahaan selalu terdaftar di Indeks LQ45 pada setiap periode (6 bulan) 31


sejak tahun 2015-2018.

Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap. (0)

Perusahaan merupakan perusahaan perbankan (5)

Jumlah Sampel 26

Sumber: www.idx.co.id, 2020

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang menjadi

populasi dan sampel dalam penelitian ini. Terdapat 26 perusahaan non bank

yang selalu terdaftar di Indeks LQ45 pada setiap periode (6 bulan) sejak

tahun 2015-2018. Jumlah sampel akhir yang diperoleh yaitu sebanyak 26

perusahaan.

37
3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi non participant. Observasi non participant merupakan

observasi yang dilakukan tanpa melibatkan diri secara langsung dan hanya

sebagai pengamat independen. (Sugiyono, 2018:230). Data dikumpulkan

dengan cara mengamati serta mencatat data historis harga saham pada

perusahaan yang akan diteliti. Penelitian ini melakukan pengamatan pada data

yang bersumber dari data historis harga saham perusahaan yang terdaftar di

Indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 yang diperoleh

dari website www.finance.yahoo.com

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

3.8.1 Uji statistik deskriptif

Uji statistik deskriptif merupakan suatu teknik statistik yang

digunakan untuk memberikan gambaran informasi mengenai

karakteristik-karakteristik dari suatu kelompok data. Tujuan dari pada

uji statistik deskriptif ini adalah untuk menggabungkan dan

memberikan penjelasan mengenai variabel-variabel penelitian, seperti

jumlah variabel penelitian, nilai maksimum, minimum, rata-rata dan

standar deviasi dari masing-masing variabel yang akan diteliti

(Ghozali, 2016:19)

38
3.8.2 Uji Regresi Linier Berganda

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan sebagai persyaratan statistik yang

harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik

dalam penelitian ini meliputi:

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik

(Ghozali, 2016:154).

b. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2016:107). Uji

Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (Dw– test)

atau d statistik terhadap variabel pengganggu (disturbance

39
errorterm). Bila angka d berada diantara du< d < (4-du) berarti tidak

terjadi gejala autokorelasi. Nilai Dw test tersebut dibandingkan

dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat keyakinan 95

persen. Dalam uji Dwini, kriteria yang harus dipenuhi adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.2. Penerimaan dan Penolakan H0 Durbin Watson

H0 Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dL ≤ d ≤ d u
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak (4-dL) < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan (4-du) ≤ d ≤ (4-dL)
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ditolak du< d < (4-du)
maupun positif
Sumber: Ghozali (2016:96)

c. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji

Multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilaitolerance lebih dari

0,10 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model regresi

40
dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas (Ghozali,

2016:103-105).

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak

terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara menguji apakah suatu

model memiliki gejala heteroskedastisitas adalah dengan Uji

White.Uji white dilakukan dengan cara meregresi residual kuadrat

dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian

variabel bebas (Winarno, 2015:57).

2. Regresi linier berganda

Teknik analisis yang digunakan untuk dalam penelitian ini

adalah Regresi Linier Berganda dengan menggunakan program

komputer SPSS (Statistical Package for Social Science). Metode

regresi linier berganda digunakan untuk mencari hubungan dan

pengaruh 2 variabel atau lebih. Hubungan antar variabel dapat

digambarkan sebagai berikut (Nata Wirawan, 2017:293):

Y = b0 + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + e………......................(6)

41
Keterangan :
Y = Return Saham
b0 = Bilangan Konstanta
X1 = Kurs
X2 = Inflasi
X3 = Produk Domestik Bruto
X4 = Return on Assets
X5 = Debt to Equity Ratio
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi variabel
e = error atau residu

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari Goodness Of Fit (Ghozali, 2016:95). Secara statistik

dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (R²), nilai statistik F, dan

nilai statistik t, dengan penjelasan sebagai berikut:

3.8.3 Uji koefisien determinan (Uji R²)

Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengetahui seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Nilai

R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Jika nilai yang

ditunjukkan mendekati 1 maka variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi

untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi

yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data

42
yang runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien

determinasi yang tinggi (Ghozali, 2016:95).

3.8.4 Uji signifikansi simultan (Uji F)

Uji statistik Fdilakukan dengan mengukur probabilitas signifikansi.

Jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis diterima. Hal

ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel independen

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansi ≥ 0,05 maka hipotesis

ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel

independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

3.8.5 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Individual (Uji t)

Ghozali (2016:97) menyatakan uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan level signifikansi 0,05 (α = 5%).

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak, artinya

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

43
2) Jika nilai signifikan t < 0,05 maka hipotesis diterima, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

44
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Indeks LQ45 merupakan indeks yang mengukur performa harga dari 45

saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar

serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik (www.idx.co.id).

Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada Februari 1997 yang bertujuan

untuk menampilkan 45 saham yang paling likuid di pasar saham. Sampai saat

ini, Indeks LQ45 mencakup setidaknya 60% dari kapitalisasi pasar saham.

Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan

melewati seleksi utama sebagai berikut :

1. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.

2. Performa dari saham pada pasar reguler yang meliputi nilai perdagangan,

frekuensi transaksi, dan jumlah hari perdagangan

3. Kapitalisasi pasar saham pada periode waktu tertentu

4. Selain faktor likuiditas dan kapitalisasi pasar, pemilihan saham untuk

Indeks LQ45 juga didasarkan pada kondisi keuangan dan prospek

pertumbuan perusahaan. (IDX Factbook, 2019:81).

Dari ke- 45 saham yang termasuk dalam LQ 45 selama periode 2015-

2018 terdapat 26 perusahaan yang memenuhi kriteria dan masuk sebagai

sampel penelitian yang disajikan di dalam tabel di bawah ini:

45
Tabel 4.1 Perusahaan terdaftar di LQ45 periode 2015-2018
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI
2 Adaro Energy Tbk. ADRO
3 AKR Corporindo Tbk. AKRA
4 Astra International Tbk. ASII
5 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
6 Gudang Garam Tbk. GGRM
7 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
8 Vale Indonesia Tbk INCO
9 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
10 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP
11 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR
12 Kalbe Farma Tbk. KLBF
13 Lippo Karawaci Tbk. LPKR
14 Matahari Department Store Tbk. LPPF
15 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN
16 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS
17 Bukit Asam Tbk. PTBA
18 PP (Persero) Tbk. PTPP
19 Surya Citra Media Tbk. SCMA
20 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR
21 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS
22 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
23 United Tractors Tbk. UNTR
24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR
25 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA
26 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 1)

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis data deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau

data deskripsi mengenai variabel yang diteliti dimana terdiri dari Kurs (X1),

Inflasi (X2), Produk Domestik Bruto (X3), Return on Asset (X4), dan Debt to

Equity Ratio (X5) dan Return Saham (Y) yang terlihat dari Tabel 4.2 berikut:

46
Tabel 4.2. Hasil Statistik Deskriptif Sampel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Return 104 -63.80 176.24 -.7889 35.56119
Kurs 104 -2.602 10.342 3.86475 5.076521
Inflasi 104 -59.928 19.536 -1.58845E1 28.587540
PDB 104 4.88 5.17 5.0375 .10476
ROA 104 -.70 46.66 10.1092 10.32877
DER 104 .15 3.83 1.1490 .90866
Valid N 104
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan mengenai statistik deskriptif data

yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Return Saham (Y)

Hasil statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar -63,80 dan nilai maksimum sebesar 176,24. Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya Return saham pada sampel penelitian ini

berkisar antara -63,80 sampai 176,24 dengan rata-rata (mean) -0,7889

pada standar deviasi sebesar 35,56119. Nilai Return saham tertinggi pada

PT. Bukit Asam Tbk. Tahun 2016, sedangkan nilai terendah pada PT.

Bukit Asam Tbk. Tahun 2015.

2. Kurs (X1)

Hasil statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar -2,602 dan nilai maksimum sebesar 10,342. Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya kurs pada sampel penelitian ini berkisar

antara -2,602 sampai 10,342 dengan rata-rata (mean) 3,86475 pada

standar deviasi sebesar 5,076521. Nilai kurs tertinggi yaitu pada Tahun

2015, sedangkan nilai terendah yaitu pada Tahun 2016.

47
3. Inflasi (X2)

Hasil statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar -59,928 dan nilai maksimum sebesar 19,536 Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya inflasi pada sampel penelitian ini berkisar

antara -59,928 sampai 19,536 dengan rata-rata (mean) -1,58845E1 pada

standar deviasi sebesar 28,587540. Nilai tertinggi yaitu pada Tahun 2017,

sedangkan nilai terendah yaitu pada Tahun 2015.

4. Produk Domestik Bruto (X3)

Hasil statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar 4,88 dan nilai maksimum sebesar 5,17. Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya PDB pada sampel penelitian ini berkisar

antara 4,88 sampai 4,88 dengan rata-rata (mean) 5,0375 pada standar

deviasi sebesar 0,10476. Nilai tertinggi yaitu pada Tahun 2018,

sedangkan nilai terendah yaitu pada Tahun 2015.

5. Return on Assets (X4)

Hasil statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar -0,70 dan nilai maksimum sebesar 46,66. Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya ROA pada sampel penelitian ini berkisar

antara -0,70 sampai 46.66 dengan rata-rata (mean) 10.1092 pada standar

deviasi sebesar 10.32877. Nilai tertinggi pada PT. Unilever Indonesia

Tbk. Tahun 2018, sedangkan nilai terendah pada PT. Vale Indonesia Tbk

Tahun 2015.

48
6. Debt to Equity Ratio (X5)

Hasil statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar 0,15 dan nilai maksimum sebesar 3,83. Hal ini

menunjukkan bahwa besarnya DER pada sampel penelitian ini berkisar

antara 0,15 sampai 3,83 dengan rata-rata (mean) 1,1490 pada standar

deviasi sebesar 0,90866. Nilai tertinggi pada PT. Adhi Karya (Persero)

Tbk. Tahun 2017, sedangkan nilai terendah pada PT. Indocement

Tunggal Prakasa Tbk. Tahun 2016.

4.3 Uji Regresi Linier Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

linier berganda. Model regresi linier berganda bertujuan untuk mengukur

pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dari variabel-

variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi

normal atau tidak. Jika model berdistribusi tidak normal, maka prediksi

yang dilakukandengan data tersebut akan tidak baik atau menyimpang.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Kolmogorov –Smirnov (K-S test). Adapun hasil uji normalitas dari

penelitian ini disajikan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

49
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov)

Unstandardized Residual
N 104
Kolmogorov-Smirnov Z 1.235
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.095
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 7)

Data penelitian dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α=0,05. Berdasarkan Tabel 4.2

diatas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari model persamaan yang diuji

sebesar 0.095 yang lebih besar dari α=0,05. Hal ini menunjukkan data

yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t (saat ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika suatu model mengandung gejala autokorelasi, maka

prediksi yang dilakukan dengan data tersebut akan tidak baik atau

menyimpang. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan Uji Durbin Watson (DW-test). Adapun hasil uji

autokorelasi dari penelitian ini disajikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi (DW-test)

R Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R Square Square the Estimate Watson
1 .343a .118 .073 34.24430 1.898
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 8)

50
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.3 diatas, nilai DW

yang dihasilkan sebesar 1,898. Pada Tabel Durbin Watson (Lampiran 9)

dengan jumlah n = 104 dan k = 5, dapat diperoleh nilai Du =1,7823 dan

Dw = 2,163 sehingga diperoleh juga nilai 4 – Du = 2,2177 , maka dapat

dirumuskan du< d < (4-du) = 1,7823 < 1,898 < 2,217. Hal ini

menunjukkan bahwa data yang digunakan tidak ada autokorelasi negatif

maupun positif sehingga penelitian ini bebas dari autokorelasi.

c. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

suatu model terdapat korelasi antara variabel bebas. Adapun hasil uji

multikolinieritas dari penelitian ini disajikan pada Tabel 4.5 sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas

Toleran
Model Kurs Inflasi PDB ROA DER VIF
ce
Corelation
Kurs 1.000 -0.800 -0.200 -0.052 0.059 0.373 2.684
Inflasi -0.800 1.000 0.400 0.041 -0.047 0.208 4.811
PDB -0.200 0.400 1.000 -0.143 -0.006 0.408 2.452
ROA -0.052 0.041 -0.143 1.000 -0.333 0.989 1.011
DER 0.059 -0.047 -0.006 -0.333 1.000 0.994 1.006
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 10)

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.5 diatas, dapat

diketahui nilai korelasi variabel kurs dengan variabel inflasi sebesar -

0.800 (<0,90), nilai korelasi variabel kurs dengan variabel PDB sebesar -

0.200 (<0,90), nilai korelasi variabel kurs dengan variabel ROA sebesar -

-0,052 (<0,90), nilai korelasi variabel kurs dengan variabel DER sebesar

51
0,059 (<0,90), nilai korelasi variabel inflasi dengan variabel PDB sebesar

0,400 (<0,90), nilai korelasi variabel inflasi dengan variabel ROA

sebesar 0,041 (<0,90), nilai korelasi variabel inflasi dengan variabel DER

sebesar -0,047 (<0,90), nilai korelasi variabel PDB dengan variabel ROA

sebesar -0,143 (<0,90), nilai korelasi variabel PDB dengan variabel DER

sebesar -0,006 (<0,90), nilai korelasi variabel ROA dengan variabel DER

sebesar -0,333 (<0,90).

Nilai VIF dan tolerance dari variabel kurs sebesar 2,684 (<10) dan

0,373 (>0,1), variabel inflasi sebesar 4,811 (<10) dan 0,208 (>0,1),

variabel PDB sebesar 2,452 (<10) dan 0,408 (>0,1), variabel ROA

sebesar 1,011 (<10) dan 0,989 (>0,1), variabel DER sebesar 1,006 (<10)

dan 0,994 (>0,1). Hal ini menunjukkan data yang digunakan tidak

mengandung gejala multikolinearitas.

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model penelitian terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika model mengandung gejala

heteroskedastisitas, maka prediksi yang dilakukan dengan data tersebut

akan tidak baik atau menyimpang. Dalam penelitian ini, uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan cara meregresi residual kuadrat

dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel

bebas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dari penelitian ini disajikan

pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

52
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Variabel Signifikansi


1 Kurs 0.310
Inflasi 0.716
PDB 0.829
ROA 0.464
DER 0.772
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 11)

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.6 diatas,

dapat diketahui nilai signifikansi dari variabel kurs sebesar 0,310 (>0,05),

variabel inflasi sebesar 0,716 (>0,05), variabel produk domestik bruto

sebesar 0,829 (>0,05) , variabel return on asset sebesar 0,464 (>0,05),

variabel debt to equity ratio sebesar 0,772 (>0,05). Nilai signifikansi dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel absolute residual

berada diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan

pada penelitian ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

4.3.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil uji regresi linier berganda dari penelitian ini disajikan pada

Tabel 4.7 sebagai berikut:

53
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Hasil Uji
Model t Sig.
B Std. Beta hipotesis
Error
1 (Constant) 77.909 255.690 .305 .761
Kurs -2.958 1.089 -.422 -2.716 .008 Diterima
Inflasi -.155 .259 -.125 -.601 .550 Ditolak
PDB -13.617 50.438 -.040 -.270 .788 Ditolak
ROA .057 .328 .017 .174 .862 Ditolak
DER -1.498 3.724 -.038 -.402 .688 Ditolak
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 12)

Hasil analisis pada Tabel 4.7 dapat dibuat persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Y = 77,909 + -2,958X1 + -0,155X2+ -13,617X3 + 0,057X4 + -1,498X5 + e

Keterangan :
Y = Return Saham
b0 = Bilangan Konstanta
X1 = Kurs
X2 = Inflasi
X3 = Produk Domestik Bruto
X4 = Return on Assets
X5 = Debt to Equity Ratio
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi variabel
e = error atau residu

54
Persamaan regresi linier berganda tersebut memperlihatkan arah

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya, persamaan regresi

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien beta kurs sebesar –0,422 memiliki nilai yang negatif

menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan, apabila nilai kurs naik

sebesar satu persen, maka return saham menurun sebesar 0,422 persen

dengan syarat variabel bebas lainnya konstan atau sama dengan nol.

2. Nilai koefisien beta inflasi sebesar -0,125 memiliki nilai yang negatif

menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan, apabila inflasi naik

sebesar satu persen, maka return saham menurun sebesar 0,125 persen

dengan syarat variabel bebas lainnya konstan atau sama dengan nol.

3. Nilai koefisien beta PDB sebesar -0,040 memiliki nilai yang negatif

menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan, apabila PDB naik

sebesar satu persen, maka return saham menurun sebesar 0,040 persen

dengan syarat variabel bebas lainnya konstan atau sama dengan nol.

4. Nilai koefisien beta ROA sebesar 0,017 memiliki nilai yang positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah, apabila ROA naik sebesar

satu persen, maka return saham meningkat sebesar 0,017 persen dengan

syarat variabel bebas lainnya konstan atau sama dengan nol.

5. Nilai koefisien beta DER sebesar -0,038 memiliki nilai yang negatif

menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan, apabila DER naik

sebesar satu persen, maka return saham menurun sebesar 0,038 persen

dengan syarat variabel bebas lainnya konstan atau sama dengan nol.

55
4.4 Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

Analisis koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan semua variabel bebas dalam menerangkan variasi

dari variabel terikatnya (Ghozali, 2016:98). Koefisien determinasi dalam

penelitian ini dilihat melalui Adjusted R2. Hasil uji koefisien determinasi R2

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate
1 .343a .118 .073 34.24430
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 12)

Berdasarkan tabel 4.8, nilai R2 sebesar 0,118, hal ini berarti 11,8 persen

variasi harga saham dapat dijelaskan oleh variasi Kurs, Inflasi, PDB, ROA,

DER. Sedangkan, sisanya sebesar 88,2 persen dipengaruhi oleh variabel lain

diluar dari model penelitian.

4.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikan simultan (Uji F) bertujuan untuk menunjukkan pengaruh

variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,

2016:99). Hasil uji signifikan simultan (Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.9

berikut

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 15331.797 5 3066.359 2.615 .029a
Residual 114921.838 98 1172.672
Total 130253.635 103
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 12)

56
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel

independen berpengaruh serempak (simultan) terhadap variabel dependen.

Tingkat signifikansi (Sig. F) sebesar 0,029 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel independen (Kurs,

Inflasi. PDB, ROA, DER) dapat memprediksi atau menjelaskan fenomena

return saham pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018,

sehingga dapat dikatakan bahwa model dalam penelitian ini dikatakan layak

untuk diteliti.

4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahi seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel

dependen. Uji statistik t dilakukan dengan membandingkan hasil nilai

signifikansi dengan α = 0,05. Apabila tingkat signifikansi t hitung lebih kecil

daripada 0,05 maka dapat dikatakan variabel bebas tersebut secara individual

mempengaruhi variabel terikat, begitu pula sebaliknya. Hasil uji statistik t

dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.

57
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Individual (t- test)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 77.909 255.690 .305 .761
Kurs -2.958 1.089 -.422 -2.716 .008
Inflasi -.155 .259 -.125 -.601 .550
PDB -13.617 50.438 -.040 -.270 .788
ROA .057 .328 .017 .174 .862
DER -1.498 3.724 -.038 -.402 .688
Sumber: Data diolah, 2020 (Lampiran 12)

Hasil dari pengujian parsial masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat dijabarkan sebagai berikut.

1. Pengaruh Kurs (X1) terhadap Return Saham (Y)

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi t dari variabel kurs

sebesar 0,008 lebih kecil dari α = 0,05, hal tersebut mengindikasikan

bahwa kurs berpengaruh signifikan terhadap return saham pada Indeks

LQ45 pada tahun 2015-2018 dengan arah yang negatif sebesar -0,422

dengan asumsi variabel lain konstan.

2. Pengaruh Inflasi (X2) terhadap Return Saham (Y)

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi t dari variabel inflasi

sebesar 0,550 lebih kecil dari α = 0,05, hal tersebut mengindikasikan

bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada

Indeks LQ45 pada tahun 2015-2018 dengan arah yang negatif sebesar -

0,125 dengan asumsi variabel lain konstan.

58
3. Pengaruh PDB (X3) terhadap Return Saham (Y)

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi t dari variabel PDB

sebesar 0,788 lebih besar dari α = 0,05, hal tersebut mengindikasikan

bahwa PDB berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada

Indeks LQ45 pada tahun 2015-2018 dengan arah yang negatif sebesar -

0,040 dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Pengaruh ROA (X4) terhadap Return Saham (Y)

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi t dari variabel ROA

sebesar 0,862 lebih besar dari α = 0,05, hal tersebut mengindikasikan

bahwa ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada

Indeks LQ45 pada tahun 2015-2018 dengan arah yang positif sebesar

0,017 dengan asumsi variabel lain konstan.

5. Pengaruh DER (X5) terhadap Return Saham (Y)

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi t dari variabel DER

sebesar 0,688 lebih besar dari α = 0,05, hal tersebut mengindikasikan

bahwa DER berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada

Indeks LQ45 pada tahun 2015-2018 dengan arah yang negatif sebesar -

0,038 dengan asumsi variabel lain konstan.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

4.7.1 Kurs dan Pengaruhnya terhadap Return Saham

Hipotesis pertama di dalam penelitian ini adalah kurs berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil

59
pengujian pengaruh kurs (X1) terhadap return saham (Y) yang

ditunjukkan pada Tabel 4.10, diketahui bahwa tingkat signifikansi uji t

sebesar 0,008 yang menunjukkan angka lebih besar dari taraf nyata

dalam penelitian (α = 0,05) dengan nilai koefesien regresi kurs sebesar -

0,422. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap return saham, sehingga H1 dalam penelitian ini

diterima.

Kurs menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap return

saham. Nilai yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang

berlawanan antara nilai kurs dengan return saham. Penurunan harga

kurs jual/beli USD terhadap IDR menunjukkan terapresiasinya IDR

terhadap USD. Semakin sedikit jumlah uang Rupiah yang ditukarkan

untuk mendapatkan satu Dollar Amerika menunjukkan bahwa mata

uang Rupiah terapresiasi terhadap Dollar Amerika. Apabila kurs mata

uang Rupiah terhadap Dollar Amerika menguatmaka return saham

akan meningkat. Menguatnya mata uang suatu negara mencerminkan

kondisi perekonomian yang baik sehingga investor tertarik untuk

menanamkan modalnya di pasar saham. Investor dapat berhati-hati

dalam menentukan posisi jual/beli saham jika nilai tukar mata uang

tidak stabil.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Andes dkk (2017),

dan Afiyanti (2018) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang

negatif dan signifikan antara kurs dan return saham. Pergerakan kurs

60
USD/IDR pada awal tahun penelitian yaitu tahun 2015 menunjukkan

adanya pelemahan mata uang Rupiah. Kemudian pada tahun 2018

pelemahan Rupiah kembali terjadi bahkan sempat mencapai angka Rp

15.002 pada bulan September, namun volatilitas kurs USD/IDR pada

tahun 2015-2018 cenderung stabil.

Andes dkk (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

melemahnya nilai kurs mata uang domestik akan menyebabkan

kerugian perusahaan tertentu seperti: perusahaan yang memiliki

hutang dengan mata uang asing, menggunakan bahan baku dari luar

negeri, atau mengimpor barang modal lainnya. Perusahaan yang

terdaftar pada Indeks LQ45 merupakan perusahaan yang berasal dari

berbagai sektor dengan kegiatan ekspor dan impor yang tinggi.

Sehingga, kurs merupakan variabel yang perlu diperhatikan didalam

memilih saham untuk dibeli.

4.7.2 Inflasi dan Pengaruhnya terhadap Return Saham

Hipotesis kedua di dalam penelitian ini adalah inflasi berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil

pengujian pengaruh inflasi (X2) terhadap return saham (Y) yang

ditunjukkan pada Tabel 4.10, diketahui bahwa tingkat signifikansi uji t

sebesar 0,550 yang menunjukkan angka lebih kecil dari taraf nyata

dalam penelitian (α = 0,05) dengan nilai koefesien regresi inflasi

sebesar -0,125. Hasil tersebut menunjukkan bahwa inflasi

61
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham,

sehingga H2 dalam penelitian ini ditolak.

Inflasi menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap return saham. Nilai yang negatif menunjukkan adanya

hubungan yang berlawanan antara tingkat inflasi dengan return

saham. Inflasi terjadi akibat kenaikan harga-harga secara menyeluruh

sehingga menurunkan daya beli masyarakat terhadap suatu produk.

Inflasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerugian

perekonomian secara keseluruhan sehingga menurunkan return

saham, sedangkan inflasi yang terlalu rendah juga dapat

mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lamban.

Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian

(uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil

akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi,

investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi. Tingginya inflasi akan membuat masyarakat

cenderung untuk mengamankan uangnya dibandingkan mengambil

risiko untuk berinvestasi, sehingga harga saham perusahaan menurun

dan selanjutnya menurunkan return saham yang diterima investor.

4.7.3 Produk Domestik Bruto dan Pengaruhnya terhadap Return

Saham

62
Hipotesis ketiga di dalam penelitian ini adalah PDB berpengaruh

positif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil

pengujian pengaruh PDB (X3) terhadap return saham (Y) yang

ditunjukkan pada Tabel 4.10, diketahui bahwa tingkat signifikansi uji t

sebesar 0,788 yang menunjukkan angka lebih besar dari taraf nyata

dalam penelitian (α = 0,05) dengan nilai koefesien regresi PDB

sebesar –0,040. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PDB berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, sehingga H3

dalam penelitian ini ditolak.

PDB menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham. Nilai yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang

berlawanan antara jumlah PDB dengan return saham. Hal tersebut

berlawanan dengan teori yang dinyatakan oleh Tandelilin, (2010: 342)

bahwa, meningkatnya PDB merupakan sinyal positif untuk investasi.

Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya

pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka

daya beli masyarakat di pasar saham juga akan meningkat.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi juga memiliki indikasi

lain yaitu tingginya defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan

merupakan kondisi dimana pertumbuhan impor suatu negara lebih

tinggi dibandingkan ekspor.

Ketika transaksi berjalan mengalami defisit, pemerintah dituntut

untukmeningkatkan transaksi finansial baik investasi langsung,

63
investasi portofolio, maupun investasi lainnya. Apabila transaksi

finansial yang telah dilakukan tidak mampu menutup defisit yang

terjadi, maka simpanan yang ada pada cadangan devisa akan

digunakan. Akibatnya, rupiah akan mengalami tekanan sebab

kebutuhan terhadap Dolar Amerika meningkat.Permintaan akan Dolar

Amerika yang tinggi berimbas pada pelemahan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan laporan triwulanan oleh OJK (Otoritas Jasa

Keuangan) pada tahun 2018, “defisit transaksi berjalan tercatat sebesar

USD8,8 miliar atau 3,37% terhadap PDB. Surplus transaksi modal dan

finansial belum cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan,

sehingga neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III-2018

mengalami defisit sebesar USD4,4 miliar. Dengan perkembangan

tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2018 menjadi

sebesar USD114,8 miliar, turun dibandingkan awal tahun 2018

sebesar USD130,2 miliar. Kondisi ini menekan nilai tukar Rupiah.”

Pelemahan nilai tukar rupiah mengakibatkan penurunan return atas

investasi di pasar saham. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

pengaruh tersebut tidak signifikan. Pengaruh yang tidak signifikan

mengindikasikan bahwa pengaruh negatif dari peningkatan PDB tidak

menjadi faktor yang utama di dalam keputusan investor, sehingga

informasi tentang PDB tidak berpengaruh dengan cepat terhadap naik

turunnya harga saham perusahaan Indeks LQ45. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitianKrisna dan Dana (2014), yang menemukan

64
bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara

PDB dan return saham.

4.7.4 Return on Assets dan Pengaruhnya terhadap Return Saham

Hipotesis keempat di dalam penelitian ini adalah ROA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh ROA (X4) terhadap return

saham (Y) yang ditunjukkan pada Tabel 4.10, diketahui bahwa tingkat

signifikansi uji t sebesar 0,862 yang menunjukkan angka lebih besar

dari taraf nyata dalam penelitian (α = 0,05) dengan nilai koefesien

regresi ROA sebesar 0,017. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ROA

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham,

sehingga H4 dalam penelitian ini ditolak.

ROA menunjukkan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

return saham. Nilai yang positif menunjukkan adanya hubungan yang

searah antara nilai ROA dengan return saham. ROA digunakan untuk

mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan

dalam mendayagunakan jumlah assets yang dimiliki. Semakin tinggi

nilai ROA maka semakin baik kinerja suatu perusahaan. Kinerja

perusahaan yang baik akan memberikan sinyal positif terhadap

investor untuk menanamkan modalnya. Meningkatnya permintaan

atas suatu saham akanmeningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

Meningkatnya harga saham perusahaan akan meningkatkan

keuntungan atau return saham yang diterima investor.

65
Pada penelitian ini ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap

return saham perusahaan Indeks LQ45. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa, ROA tidak menjadi faktor utama yang digunakan investor di

dalam menentukan investasi pada suatu perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa selain rasio profitabilitas, keputusan investasi

terhadap perusahaan Indeks LQ45 dapat dipengaruhi oleh faktor-

faktor lainnya seperti; likuiditas perusahaan, kapitalisasi pasar,

tingkat suku bunga SBI, dan lain-lain. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Juanita &Ayu (2016) yang menemukan bahwa

ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

4.7.5 Debt to Equity Ratio dan Pengaruhnya terhadap Return Saham

Hipotesis kelima di dalam penelitian ini adalah DER berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil

pengujian pengaruh DER (X5) terhadap return saham (Y) yang

ditunjukkan pada Tabel 4.10, diketahui bahwa tingkat signifikansi uji t

sebesar 0,688 yang menunjukkan angka lebih besar dari taraf nyata

dalam penelitian (α = 0,05) dengan nilai koefesien regresi DER

sebesar -0,038. Hasil tersebut menunjukkan bahwa DER berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, sehingga H5

dalam penelitian ini ditolak.

DER menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham. Nilai yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang

berlawanan antara nilai DER dengan return saham. DER yang tinggi

66
menandakan modal usaha lebih banyak dibiayai oleh hutang

dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi nilai

rasio DER maka semakin tinggi risiko pada suatu perusahaan karena

tingginya beban bunga. Tingginya beban bunga selanjutnya

menurunkan laba bersih suatu perusahaan, sehingga investor menjadi

tidak tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

menurunnya permintaan atas suatu saham akan menurunkan harga

saham perusahaan tersebut. Menurunnya harga saham selanjutnya

menurunkan return saham yang akan diterima oleh investor.

Hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa, rasio DER tidak

menjadi faktor utama seorang investor di dalam membuat keputusan

investasi di perusahaan Indeks LQ45. Hal ini menunjukkan bahwa

selain rasio solvabilitas, keputusan investasi terhadap perusahaan

Indeks LQ45 dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti;

likuiditas perusahaan, kapitalisasi pasar, tingkat suku bunga SBI, dan

lain-lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Husein

dan Mahfud (2015), Saragih (2018), dan Sri, dkk. (2019) menyatakan

DER memiliki efek negatif dan tidak signifikan terhadap return

saham.

4.8 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi dari yang

diperoleh sebagai berikut:

67
4.5.1 Implikasi Teoritis

1. Berdasarkan hasil penelitian, kurs berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap return saham. Terapresianya mata uang Rupiah terhadap

Dolar Amerika mencerminkan kondisi perekonomian Indonesia

membaik sehingga investor tertarik untuk menanamkan modalnya di

pasar saham. Sehingga, fluktuasi kurs tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham yang akan diperoleh investor.

2. Berdasarkan hasil penelitian, inflasi berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap return saham. Inflasi berkaitan dengan penurunan

kemampuan daya beli, sehingga menurunkan tingkat profitabilitas

perusahaan. Turunnya profit perusahaan dapat mengakibatkan

turunnya harga saham perusahaan tersebut, namun tinggi rendahnya

tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

yang diterima oleh investor.

3. Berdasarkan hasil penelitian, PDB berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa

PDB hanya berpengaruh terhadap konsumsi produk perusahaan secara

langsung, dan tidak dapat memengaruhi peningkatan harga saham

secara langsung. Sehingga tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap return yang diperoleh investor.

4. Berdasarkan hasil penelitian, ROA berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap return saham. Semakin tinggi nilai ROA maka

semakin baik kinerja perusahaan di dalam memanfaatkan sumber

68
ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. Dalam penelitian ini, nilai

ROA tidak dapat dijadikan prediktor di dalam menentukan return

yang akan diterima investor karena tidak memberikan hasil signifikan.

5. Berdasarkan hasil penelitian, DER berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap return saham. Tingginya nilai DER

mengindikasikan risiko beban bunga yang tinggi sehingga dapat

berakibat menurunkan return saham. Tingkat hutang yang tinggi

apabila dapat dikelola dengan baik maka akan menghasilkan return

saham yang tinggi. Sehingga pengaruh negatif dari tingginya DER

tidak signifikan terhadap return saham.

4.5.2 Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi calon

investor dalam pengambilan keputusan membeli saham pada

perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45. Salah satu faktor yang

dapat diperhatikan yaitu tingkat kurs suatu negara.

69
4.6 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mempunyai beberapa ketebatasan diantaranya sebagai

berikut:

1. Dalam penelitian ini periode penelitian relatif singkat yaitu periode 2015

sampai 2018, sehingga data yang diolah dan diambil ada kemungkinan

kurang mencerminkan kondisi perusahaan dalam jangka panjang.

2. Keterbatasan dalam menggunakan indikator ekonomi makro yang

diwakili tiga indikator yaitu Kurs, Inflasi, PDB. Sehingga terdapat

kemungkinan indikator makro lain yang lebih signifikan berpengaruh

terhadap perubahan return saham.

3. Keterbatasan dalam menggunakan rasio keuangan perusahaan yang

diwakili dua rasio keuangan yaitu Return on Assets dan Debt to Equity

Ratio. Sehingga terdapat kemungkinan rasio-rasio keuangan lain yang

lebih signifikan berpengaruh terhadap perubahan return saham.

4. Ruang lingkup perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini hanya

berfokus pada perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45.

70
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi Kurs, Inflasi,

Produk Domestik Bruto, Return on Assets, Debt to Equity Ratio terhadap

return saham pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 pada tahun

2015-2018. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang diperoleh dalam

penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham sehingga

hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

2. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham

sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak.

3. Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak.

4. Return on Assets berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return

saham sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini ditolak.

5. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini ditolak.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, maka dapat

diajukan saran-saran sebagai berikut:

71
1. Bagi calon investor yang ingin berinvestasi pada saham dapat

mempertimbangkan faktor kurs karena faktor tersebut memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di

Indeks LQ45 pada tahun 2015-2018.

2. Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan penambahan variabel lain

seperti: suku bunga, harga minyak dunia, Return On Equity maupun

faktor-faktor eksternal dan internal lainnya.

3. Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan menambah periode

penelitian, sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang

kondisi pasar modal di Indonesia.

72
DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, Ujang., Iskandar Muda, Syahyunan. (2018). The Factors Which


Influence Stock Return with Stock Price as Moderating Variable in
Automotive Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange.
International Journal of Research and Review. Vol.5; Issue: 10. E-ISSN:
2349-9788; P-ISSN: 2454-2237

Afiyanti, H. T. (2018). Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar Terhadap Return
Saham (Studi Pada Perusahaan Subsektor Food & Beverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016). Jurnal
Administrasi Bisnis, 61(2).

Allozi, Nurah Musa., Obeida, Ghassan S. (2016). The Relationship between the
Stock Return and Financial Indicators (Profitability, Leverage): An
Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Amman Stock
Exchange. Journal of Social Sciences (COES&RJ-JSS). ISSN (E): 2305-
9249 ISSN (P): 2305-9494. Volume 5, Number 3.

Al Oshaibat, S., & Majali, A. (2016). The Relationship Between Stock Returns
and Each of Inflation, Interest Rates, Share Liquidity and Remittances of
Workers in the Amman Stock Exchange. Journal of Internet Banking and
Commerce, 21(2).

Amrillah, Muhammad Faisal. (2016). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs),


Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2008-2014.

Amtiran, P. Y., Indiastuti, R., Nidar, S. R., & Masyita, D. (2017). Macroeconomic
Factors and Stock Returns in APT Framework. International Journal of
Economics and Management, 11(SpecialIssue1), 197–206.

Andes, S., Puspitaningtyas, Z., & Prakoso, A. (2017). Pengaruh Inflasi, Kurs
Rupiah dan Suku Bunga terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur.

73
Jurnal Akuntasi Keuangan dan Bisnis. 10(2), 8-16.

Anwaar, Maryyam. (2016). Impact of Firms’ Performance on Stock Returns


(Evidence
from Listed Companies of FTSE-100 Index London, UK). Global Journal
of Management and Business Research: D Accounting and Auditing
Volume 16 Issue 1 Version 1.0. Online ISSN: 2249-4588 & Print ISSN:
0975-5853

Artaya, Made., Anom Purbawangsa, Ida Bagus., Sri Artini, Luh Gede. (2014).
Pengaruh Faktor Ekonomi Makro, Risiko Investasi dan Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis UNUD 3.12, 689–701. ISSN: 2337-3067

Ayu Desy Geriadi, Made., Wiksuana, I Gusti Bagus. (2017). Pengaruh Inflasi
terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Risiko Sistematis dan Profitabilitas
sebagai Variabel Mediasi). E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana 6.9 (2017): 3435-3462. ISSN : 2337-3067

Basarda, R. F., Moeljadi, M., & Indrawati, N. K. (2018). Macro and Micro
Determinants of Stock Return Companies in LQ-45 Index. Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 22 (2), 310–320.
https://doi.org/10.26905/jkdp.v22i2.1439

Besley, Scott & Brigham Essentials, Eugene F. (2018). Essentials of Managerial


Finance. United States of America: Thomson South-Western

Bodie, Zvi., Kane, Alex., dan Marcus, Alan J. (2014). Manajemen Portofolio dan
Investasi. Edisi 9 Buku 1. Jakarta: Salempa Empat

Bustami, F., & Heikal, J. (2019). Determinants of Return Stock Company Real
Estate and Property Located in Indonesia Stock Exchange. International
Journal of Economics and Financial Issues, 9(1), 79–86. ISSN: 2146-4138

74
Carlos Omar Trejo Pech., Magdy Noguera., Susan White. (2015). Financial ratios
used by equity analysts in Mexico and stock returns Razones financieras
usadas por analistas del mercado de capital en México y rendimiento de
acciones. Contaduría y Administración 60 (2015) 578–592.

Dedi Kusmayadi., Rani Rahman., Yusuf Abdullah. (2018). Analysis of The Effect
of Net Profit Margin, Price to Book value, and Debt to Equity ratio on
Stock Return. International Journal of Recent Scientific Research. Vol. 9,
Issue, 7(F), pp. 28091-28095. DOI:
http://dx.doi.org/10.24327/ijrsr.2018.0907.2392

Dewi Fitriana, Rita Andini, Abrar Oemar. (2016). Pengaruh Likuiditas,


Solvabilitas, Profitabilitas, Aktivitas dan Kebijakan Dividen terhadap
Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar pada BEI Periode
2007-2013. Journal Of Accounting, Volume 2 No.2

Fahmi, Irham dan Hadi, Yovi Lavianti. (2012). Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta

Farida, Mawar., Darmawan, Ari. Pengaruh Risiko Inflasi, Risiko Suku Bunga,
Risiko Valuta Asing dan Profitabilitas terhadap Return Saham. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 1 Oktober 2017|

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM


SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Gunartha Dwi Putra, I Made., Dana, I Made. (2016). Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham
Perusahaan Farmasi di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 11,
2016: 6825-6850 ISSN : 2302-8912.

Hartono, Jogiyanto. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi


Kesebelas). Yogyakarta: BPFE

75
Hidayat, L. R., Setyadi, D., & Azis, M. (2017). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga
dan Nilai Tukar Rupiah serta Jumlah Uang Beredar terhadap Return
Saham. Forum Ekonomi, 19(2), 148-154. ISSN: 2528-150X.
https://doi.org/10.29264/jfor.v19i2.2121

Husein, Ferhat., Mahfud, Mohammad Kholiq. (2015). Analisis Pengaruh Distress


Risk, Firm Size, Book to Market Ratio, Return on Assets, dan Debt to
Equity Ratio terhadap Return Saham. Diponogoro Journal of
Management. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 1-15. ISSN
(Online): 2337-3792. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr

Husnan, Suad. (2015). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekurita Edisi
5s. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hutapea, Ganda., Margareth, Elvania., Tarigan, Lukas. (2014). Analisis Pengaruh


Kurs US$/IDR, Harga Minyak, Harga Emas, Terhadap Return Saham
(Studi Kasus Pada BEI Periode 2007-2011). Jurnal IlmiahBuletin Ekonomi
ISSN: 1410-3842. Volume 18 No.2 Agustus 2014.

IDX Fact Book. (2019). Jakarta. PT Bursa Efek Indonesia.

Indriastuti, Ariyanti., Nafiah, Zumrotun. (2017). Pengaruh Volume Perdagangan,


Kurs dan Risiko Pasar terhadap Return Saham. Jurnal STIE Semarang Vol.
9 No.1 Edisi Februari 2017. ISSN:2085-5656.

Juanita Bias Dwialesi., Ayu Darmayanti, Ni Putu., (2016). Pengaruh Faktor-


Faktor Fundamental terhadap Return Saham Indeks Kompas 100.E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2016: 2544-2572 ISSN: 2302-8912

Karim, A. (2015). Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap


Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2010-2012. Media Ekonomi Dan Manajemen,
30(1). 41–55. ISSN 0854-1442

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh.

76
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Kirui, E., Wawire, N. H. W., & Onono, P. O. (2014). Macroeconomic Variables,


Volatility and Stock Market Returns: A Case of Nairobi Securities
Exchange, Kenya. International Journal of Economics and Finance, 6(8),
214–228. ISSN: 1916-971X. https://doi.org/10.5539/ijef.v6n8p214

Krisna Putra, I Wayan., dan Dana, I Made. (2014). Pengaruh Kondisi Ekonomi
dan Kinerja Keuangan terhdapa Return Saham Perusahaan Food and
Beverages di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal UNUD, :3170-3194

Kristanto, M. E., & Idris. (2016). Analisis pengaruh Inflasi, Kurs, dan Suku
Bunga Terhadap Pergerakan Bersama Return Saham Ihsg Dan Volume
Perdagangan Periode Januari 2006 – Desember 2015. Journal of
Management, 5(3), 1–15.

Laichena, E., & Obwogi, N. (2015). Effetct of Macroeconomic Variables on Stock


Returns in The East African Community Stock Exchange Market.
International Journal of Education and Research, 3(10), 305–320.

Lukmana Putra, Febriyansyah., Siti Nurlaela2., Samrotun, Yuli Chomsatu. (2018).


Effect of Return on Asset, Return on Equity, Debt to Equity Ratio to
Return Stock Company Property and Real Estate In Indonesia Stock
Exchange. The 2nd International Conference on Technology, Education,
and Social Science(The 2nd ICTESS 2018).

Maharditya, M. A., Layyinaturrobaniyah, L., & Anwar, M. (2018). Implication of


Macroeconomic Factors to Stock Returns of Indonesian Property and Real
Estate Companies. Jurnal Dinamika Manajemen, 9(1), 100–113.
https://doi.org/10.15294/jdm.v9i1.14656

Mankiw, Gregory N., Quah, Euston., Wilson, Peter. (2012). Pengantar Ekonomi
Makro Edisi Asia Volume 2. Jakarta Selatan:Salemba Empat.

Mardiyanto, Handono. (2013). Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: Gramedia

77
Widiasarana Indonesia

Martina Carissa Dewi, Luh Gede Sri Artini. (2019). Pengaruh Kurs, Gross
Domestic Product dan Solvabilitas terhadap Return Saham Investor pada
Perusahaan Pertambangan. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 10: 6262-
6280 ISSN : 2302-8912 DOI:
https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v08.i10.p20

Mayfi, Fathimah., dan Rudianto, Dudi. (2014). Analisis Pengaruh Faktor Internal
dan Eksternal Perusahaan terhadap Return Saham. Jurnal MIX, IV(3), 348-
362

Mazuruse, P. (2014). Canonical correlation analysis: Macroeconomic variables


versus stock returns. Journal of Financial Economic Policy, 6(2), 179–
196. https://doi.org/10.1108/JFEP-09-2013-0047

Muhammad, F. A. (2016). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi Dan


Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-
2014. Jurnal Valuta, 2(2), 232–250.

Nata Wirawan. (2017). Cara Mudah Memahami Statistika Ekonomi dan Bisnis
(Statistika Inferensia) Edisi Keempat. Denpasar: Keraras Emas Denpasar.

Natsir, M. (2014). Ekonomi Moneter dan Perbankan Sentral. Jakarta: Mitra


Wacana Media.

Nesa Anisa. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham


(Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Automotive and Components
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period 2010-2014). Perbanas
Review Volume 1, Nomor 1. PP:72-86

Nopirin. (2012). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Makro. Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta.

Okech, T., & Mugambi, M. (2016). Effect of Macroeconomic Variables on Stock

78
Returns of Listed Commercial Banks in Kenya. IV(6), 390–418, ISSN
2348-0386.

Ratih Nirayanti, Luh Putu., Sari Widhiyanti, Ni Luh. (2014). Pengaruh Kebijakan
Dividen, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio pada Return
Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 803-815.
ISSN : 2302 – 8556

Safdar Abbas., Safdar Hussain Tahir., Shahid Raza. (2014). Impact Of


Macroeconomic Variables on Stock Returns: Edince from KSE-100 Index
of Pakistan. The international Journals Research Journal of Economics &
Business Studies. 03(7). ISSN: 2251-
1555https://doi.org/10.5539/ijef.v8n1p195

Samsul, Mohamad. (2015). Pasar Modal & Manajemen Portofolio Edisi 2.


Jakarta: Erlangga.

Saragih, Joanna L. (2018). The Effects of Return on Assets (ROA), Return on


Equity (ROE), and Debt to Equity Ratio (DER) on Stock Returns in
Wholesale and Retail Trade Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange. International Journal of Science and Research Methodology.
Vol.:8, Issue:3

Sartono, Agus. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


BPEF-YOGYAKARTA.

Satria Wiradharma A, Made., Sudjarni, Luh Komang. (2016). Pengaruh Tingkat


Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Produk Domestik
Bruto terhadap Return Saham. E-Jurnal Manajemen UNUD, 5(6), 3392-
3420. ISSN : 2302-8912.

Sidhi Adiyadnya, I Nyoman., Sri Artini, Luh Gede., Rahyuda, Henny. (2016).
Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro Terhadap Profitabilitas dan
Return Saham. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol 5
No. 8. ISSN : 2337-3067

79
Sri Martina, Isfenti Sadalia, Rina Bukit. (2019). The Effect of Quick Ratio, Debt
to Equity Ratio, Earning Per Share, Price to Book Value and Return on
Equity on Stock Return with Money Supply as Moderated Variables
(Study of Banking Companies Listed on Indonesia Stock Exchange Period
2008-2017). International Journal of Public Budgeting, Accounting and
Finance. Vol. 2 No. 3

Standyarto, Belinda Yuniandri., Simu, Nicodemus. (2016). Kinerja Keuangan


Perusahaan dan Risiko Saham Serta Dampaknya terhadap Return Saham.
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia. Vol 4, Nomor 1.

Sudarsono, Bambang., Sudiyanto, Bambang. (2015). Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 s/d 2014. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE), Hal. 30 – 51 Vol. 23, No. 1ISSN: 1412-3126

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhandi, Ni Putu Mila. (2014). Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage Keuangan


dan Profitabilitas terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Period 2009-2013. Jurnal TEKUN/Volume V, No. 02,
September 2014: 177-190

Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi (Edisi Pertama).


Yogyakarta: Kanisius.

Winarno, Wahyu Wing. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


Eviews, Edisi Empat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

www.finance.yahoo.com

www.bi.go.id.

www.idx.co,.id .

80
LAMPIRAN

Lampiran 1

Populasi dan Sampel Perusahaan Terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek

Indonesia Periode 2015-2018

Populasi:

2015 2016 2017 2018


NO
I II I II I II I II
1 AALI AALI AALI AALI AALI AALI ADHI ADHI
2 ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADRO ADRO
3 ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO AKRA AKRA
4 AKRA AKRA AKRA AKRA AKRA AKRA ANTM ANTM
5 ANTM ASII ANTM ANTM ANTM ANTM ASII ASII
6 ASII ASRI ASII ASII ASII ASII BBCA BBCA
7 ASRI BBCA ASRI ASRI ASRI BBCA BBNI BBNI
8 BBCA BBNI BBCA BBCA BBCA BBNI BBRI BBRI
9 BBNI BBRI BBNI BBNI BBNI BBRI BBTN BBTN
10 BBRI BBTN BBRI BBRI BBRI BBTN BJBR BJBR
11 BBTN BMRI BBTN BBTN BBTN BJBR BMRI BKSL
12 BMRI BMTR BMRI BMRI BMRI BMRI BMTR BMRI
13 BMTR BSDE BMTR BMTR BSDE BMTR BRPT BRPT
14 BSDE CPIN BSDE BSDE BUMI BRPT BSDE BSDE
15 CPIN EXCL CPIN CPIN CPIN BSDE BUMI ELSA
16 CTRA GGRM GGRM ELSA ELSA BUMI EXCL EXCL
17 EXCL ICBP HMSP GGRM EXCL EXCL GGRM GGRM
18 GGRM INCO ICBP HMSP GGRM GGRM HMSP HMSP
19 ICBP INDF INCO ICBP HMSP HMSP ICBP ICBP
20 INCO INTP INDF INCO ICBP ICBP INCO INCO
21 INDF ITMG INTP INDF INCO INCO INDF INDF
22 INTP JSMR JSMR INTP INDF INDF INDY INDY
23 ITMG KLBF KLBF JSMR INTP INTP INTP INKP
24 JSMR LPKR LPKR KLBF JSMR JSMR JSMR INTP
25 KLBF LPPF LPPF LPKR KLBF KLBF KLBF ITMG
26 LPKR LSIP LSIP LPPF LPKR LPKR LPKR JSMR
27 LPPF MNCN MNCN LSIP LPPF LPPF LPPF KLBF
28 LSIP MPPA MPPA MNCN LSIP LSIP MNCN LPKR

81
2015 2016 2017 2018
NO I II I II I II I II
29 MNCN PGAS MYRX MPPA MNCN MNCN MYRX LPPF
30 MPPA PTBA PGAS MYRX MYRX MYRX PGAS MEDC
31 PGAS PTPP PTBA PGAS PGAS PGAS PTBA MNCN
32 PTBA PWON PTPP PTBA PPRO PPRO PTPP PGAS
33 PTPP SCMA PWON PTPP PTBA PTBA PWON PTBA
34 PWON SILO SCMA PWON PTPP PTPP SCMA PTPP
35 SCMA SMGR SILO SCMA PWON PWON SMGR SCMA
36 SILO SMRA SMGR SILO SCMA SCMA SRIL SMGR
37 SMGR SRIL SMRA SMGR SMGR SMGR SSMS SRIL
38 SMRA SSMS SRIL SMRA SMRA SMRA TLKM SSMS
39 SSMS TBIG SSMS SRIL SRIL SRIL TPIA TLKM
40 TBIG TLKM TBIG SSMS SSMS SSMS TRAM TPIA
41 TLKM UNTR TLKM TLKM TLKM TLKM UNTR UNTR
42 UNTR UNVR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR
43 UNVR WIKA UNVR UNVR UNVR UNVR WIKA WIKA
44 WIKA WSKT WIKA WIKA WIKA WIKA WSBP WSBP
45 WSKT WTON WSKT WSKT WSKT WSKT WSKT WSKT

Perusahaan Perbankan:

NO Nama Perusahaan Kode Perusahaan


1 PT Bank Central Asia Tbk BBCA
2 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
3 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
4 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN
5 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

Sampel:

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan


1 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI
2 Adaro Energy Tbk. ADRO
3 AKR Corporindo Tbk. AKRA
4 Astra International Tbk. ASII
5 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
6 Gudang Garam Tbk. GGRM
7 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP

82
8 Vale Indonesia Tbk INCO
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
9 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
10 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP
11 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR
12 Kalbe Farma Tbk. KLBF
13 Lippo Karawaci Tbk. LPKR
14 Matahari Department Store Tbk. LPPF
15 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN
16 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS
17 Bukit Asam Tbk. PTBA
18 PP (Persero) Tbk. PTPP
19 Surya Citra Media Tbk. SCMA
20 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR
21 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS
22 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM
23 United Tractors Tbk. UNTR
24 Unilever Indonesia Tbk. UNVR
25 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA
26 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT

83
Lampiran 2

Perhitungan Return Saham Sampel Penelitian

Pt –( Pt −1 )
Return = 𝑥 100
(Pt −1)

Kode Nama Closing Closing Return


No Tahun
Perusahaan Perusahaan Price (Pt) Price (Pt-1) Saham (%)
2015 2,140.00 2,952.66 -27.52
PT. Adhi
2016 2,080.00 2,140.00 -2.80
1 ADHI Karya
(Persero) Tbk 2017 1,885.00 2,080.00 -9.38
2018 1,585.00 1,885.00 -15.92
2015 739.00 1,040.00 -50.48
PT Adaro 2016 1,695.00 739.00 129.36
2 ADRO
Energy Tbk 2017 1,860.00 1695.00 9.73
2018 1,215.00 1860.00 -34.68
2015 7,175.00 4,120.00 74.15
PT AKR
2016 6,000.00 7,175.00 -16.38
3 AKRA Corporindo
Tbk 2017 6,350.00 6,000.00 5.83
2018 4,290.00 6,350.00 -32.44
2015 6,000.00 7,425.00 -19.19
PT Astra
2016 8,275.00 6,000.00 37.92
4 ASII International
Tbk 2017 8,300.00 8,275.00 0.30
2018 8,225.00 8,300.00 -0.90
2015 1,800.00 1,805.00 -0.28
PT Bumi
2016 1,755.00 1,800.00 -2.50
5 BSDE Serpong
Damai Tbk 2017 1,700.00 1,755.00 -3.13
2018 1,255.00 1,700.00 -26.18
2015 55,000.00 60,700.00 -9.39
PT Gudang 2016 63,900.00 55,000.00 16.18
6 GGRM
Garam Tbk 2017 83,800.00 63,900.00 31.14
2018 83,625.00 83,800.00 -0.21
2015 6,737.50 6,550.00 2.86
PT Indofood
2016 8,575.00 6,737.50 27.27
7 ICBP CBP Sukses
Makmur Tbk 2017 8,900.00 8,575.00 3.79
2018 10,450.00 8,900.00 17.42
2015 1,635.00 3,625.00 -54.90
PT Vale
8 INCO 2016 2,820.00 1,635.00 72.48
Indonesia Tbk
2017 2,890.00 2,820.00 2.48

84
2018 3,260.00 2,890.00 12.80
Kode Nama Closing Closing Return
No Tahun
Perusahaan Perusahaan Price (Pt) Price (Pt-1) Saham (%)
2015 5,175.00 6,750.00 -23.33
PT Indofood
2016 7,925.00 5,175.00 53.14
9 INDF Sukses
Makmur Tbk 2017 7,625.00 7,925.00 -3.79
2018 7,450.00 7,625.00 -2.30
2015 22,325.00 25,000.00 -10.70
PT Indocement
2016 15,400.00 22,325.00 -31.02
10 INTP Tunggal
Prakarsa Tbk 2017 21,950.00 15,400.00 42.53
2018 18,450.00 21,950.00 -15.95
2015 5,212.79 7,033.53 -25.89
PT Jasa Marga 2016 4,320.00 5,212.79 -17.13
11 JSMR
(Persero) Tbk 2017 6,400.00 4,320.00 48.15
2018 4,280.00 6,400.00 -33.13
2015 1,320.00 1,830.00 -27.87
PT Kalbe 2016 1,515.00 1,320.00 14.77
12 KLBF
Farma Tbk. 2017 1,690.00 1,515.00 11.55
2018 1,520.00 1,690.00 -10.06
2015 821.34 809.44 1.47
PT Lippo 2016 571.37 821.34 -30.43
13 LPKR
Karawaci Tbk 2017 387.26 571.37 -32.22
2018 201.57 387.26 -47.95
2015 17,600.00 15,000.00 17.33
PT Matahari
2016 15,125.00 17,600.00 -14.06
14 LPPF Department
Store Tbk 2017 10,000.00 15,125.00 -33.88
2018 5,600.00 10,000.00 -44.00
2015 1,855.00 2,540.00 -26.97
PT. Media
2016 1,755.00 1,855.00 -5.39
15 MNCN Nusantara
Citra Tbk 2017 1,285.00 1,755.00 -26.78
2018 690 1,285.00 -46.30
2015 2,745.00 6,000.00 -54.25
PT Perusahaan
2016 2,700.00 2,745.00 -1.64
16 PGAS Gas Negara
Tbk 2017 1,750.00 2,700.00 -35.19
2018 2,120.00 1,750.00 21.14
2015 905 2,500.00 -63.80
PT Bukit 2016 2,500.00 905.00 176.24
17 PTBA
Asam Tbk 2017 2,460.00 2,500.00 -1.60
2018 4,300.00 2,460.00 74.80

85
Kode Nama Closing Closing Return
No Tahun
Perusahaan Perusahaan Price (Pt) Price (Pt-1) Saham (%)
2015 3,683.09 3,397.95 8.39
PT PP (Persero) 2016 3,810.00 3,683.09 3.45
18 PTPP
Tbk 2017 2,640.00 3,810.00 -30.71
2018 1,805.00 2,640.00 -31.63
2015 3,100.00 3,500.00 -11.43
PT Surya Citra 2016 2,800.00 3,100.00 -9.68
19 SCMA
Media Tbk 2017 2,480.00 2,800.00 -11.43
2018 1,870.00 2,480.00 -24.60
2015 11,400.00 16,200.00 -29.63
PT Semen
2016 9,175.00 11,400.00 -19.52
20 SMGR Indonesia
(Persero) Tbk 2017 9,900.00 9,175.00 7.90
2018 11,500.00 9,900.00 16.16
2015 1,950.00 1,665.00 17.12
PT Sawit
2016 1,400.00 1,950.00 -28.21
21 SSMS Sumbermas
Sarana Tbk. 2017 1,500.00 1,400.00 7.14
2018 1,250.00 1,500.00 -16.67
PT 2015 3,105.00 2,865.00 8.38
Telekomunikasi 2016 3,980.00 3,105.00 28.18
22 TLKM
Indonesia 2017 4,440.00 3,980.00 11.56
(Persero) Tbk 2018 3,750.00 4,440.00 -15.54
2015 16,950.00 17,350.00 -2.31
PT United 2016 21,250.00 16,950.00 25.37
23 UNTR
Tractors Tbk 2017 35,400.00 21,250.00 66.59
2018 27,350.00 35,400.00 -22.74
2015 37,000.00 32,300.00 14.55
PT Unilever 2016 38,800.00 37,000.00 4.86
24 UNVR
Indonesia Tbk 2017 55,900.00 38,800.00 44.07
2018 45,400.00 55,900.00 -18.78
2015 2,444.83 3,407.95 -28.26
PT Wijaya
2016 2,360.00 2,444.83 -3.47
25 WIKA Karya (Persero)
Tbk. 2017 1,550.00 2,360.00 -34.32
2018 1,655.00 1,550.00 6.77
2015 1,670.00 1,432.89 16.55
PT Waskita
2016 2,550.00 1,670.00 52.69
26 WSKT Karya (Persero)
Tbk 2017 2,210.00 2,550.00 -13.33
2018 1,680.00 2,210.00 -23.98

86
Lampiran 3
Perhitungan Kurs (USD/IDR)

Nilai Kurs t +Nilai Kurs (t−1)


Pertumbuhan Kurs = x 100%
Nilai Kurs (t−1)

PERTUMBUHAN KURS
TAHUN KURS TENGAH (RUPIAH) PERTUMBUHAN (%)
2014 12502 10.342
2015 13795 -2.602
2016 13436 0.833
2017 13548 6.886
2018 14481

87
Lampiran 4

Perhitungan Inflasi

Nilai Inflasi t +Nilai Inflasi (t−1)


Pertumbuhan Inflasi = x 100%
Nilai Inflasi (t−1)

PERTUMBUHAN INFLASI
TAHUN NILAI INFLASI (%) PERTUMBUHAN INFLASI (%)
2014 5.64 -40.517
2015 3.35 -9.850
2016 3.02 19.536
2017 3.61 -13.296
2018 3.13

88
Lampiran 5

Tabulasi Data

Kode
No Tahun RETURN KURS INFLASI PDB ROA DER
Perusahaan
1 2015 ADHI -27.52 10.342 -40.517 4.88 2.77 2.25
2 2015 ADRO -28.94 10.342 -40.517 4.88 2.53 0.78
3 2015 AKRA 74.15 10.342 -40.517 4.88 6.96 1.09
4 2015 ASII -19.19 10.342 -40.517 4.88 6.36 0.94
5 2015 BSDE -0.28 10.342 -40.517 4.88 6.53 0.63
6 2015 GGRM -9.39 10.342 -40.517 4.88 10.16 0.67
7 2015 ICBP 2.86 10.342 -40.517 4.88 11.01 0.62
8 2015 INCO -54.9 10.342 -40.517 4.88 2.21 0.25
9 2015 INDF -23.33 10.342 -40.517 4.88 4.04 1.13
10 2015 INTP -10.7 10.342 -40.517 4.88 15.76 0.16
11 2015 JSMR -25.89 10.342 -40.517 4.88 3.59 1.97
12 2015 KLBF -27.87 10.342 -40.517 4.88 15.02 0.25
13 2015 LPKR 1.47 10.342 -40.517 4.88 2.48 1.18
14 2015 LPPF 17.33 10.342 -40.517 4.88 45.79 2.52
15 2015 MNCN -26.97 10.342 -40.517 4.88 8.82 0.51
16 2015 PGAS -54.25 10.342 -40.517 4.88 6.2 1.15
17 2015 PTBA -63.8 10.342 -40.517 4.88 12.06 0.82
18 2015 PTPP 8.39 10.342 -40.517 4.88 4.42 2.74
19 2015 SCMA -11.43 10.342 -40.517 4.88 33.32 0.34
20 2015 SMGR -29.63 10.342 -40.517 4.88 11.86 0.39
21 2015 SSMS 17.12 10.342 -40.517 4.88 8.42 1.3
22 2015 TLKM 8.38 10.342 -40.517 4.88 14.03 0.78
23 2015 UNTR -2.31 10.342 -40.517 4.88 4.52 0.57
24 2015 UNVR 14.55 10.342 -40.517 4.88 37.2 2.26
25 2015 WIKA -28.26 10.342 -40.517 4.88 3.59 2.6
26 2015 WSKT 16.55 10.342 -40.517 4.88 3.46 2.12
27 2016 ADHI -2.8 -2.602 -9.85 5.03 1.57 2.69
28 2016 ADRO 129.36 -2.602 -9.85 5.03 5.22 0.72
29 2016 AKRA -16.38 -2.602 -9.85 5.03 6.61 0.96
30 2016 ASII 37.92 -2.602 -9.85 5.03 6.99 0.87
31 2016 BSDE -2.5 -2.602 -9.85 5.03 5.32 0.57
32 2016 GGRM 16.18 -2.602 -9.85 5.03 10.6 0.59
33 2016 ICBP 27.27 -2.602 -9.85 5.03 12.56 0.56
34 2016 INCO 72.48 -2.602 -9.85 5.03 0.09 0.21

89
Kode
No Tahun RETURN KURS INFLASI PDB ROA DER
Perusahaan
35 2016 INDF 53.14 -2.602 -9.85 5.03 6.41 0.87
36 2016 INTP -31.02 -2.602 -9.85 5.03 12.84 0.15
37 2016 JSMR -17.13 -2.602 -9.85 5.03 3.37 2.27
38 2016 KLBF 14.77 -2.602 -9.85 5.03 15.44 0.22
39 2016 LPKR -30.43 -2.602 -9.85 5.03 2.69 1.07
40 2016 LPPF -14.06 -2.602 -9.85 5.03 41.57 1.62
41 2016 MNCN -5.39 -2.602 -9.85 5.03 10.41 0.5
42 2016 PGAS -1.64 -2.602 -9.85 5.03 4.52 1.16
43 2016 PTBA 176.24 -2.602 -9.85 5.03 10.9 0.76
44 2016 PTPP 3.45 -2.602 -9.85 5.03 3.69 1.89
45 2016 SCMA -9.68 -2.602 -9.85 5.03 31.35 0.3
46 2016 SMGR -19.52 -2.602 -9.85 5.03 10.25 0.45
47 2016 SSMS -28.21 -2.602 -9.85 5.03 8.26 1.07
48 2016 TLKM 28.18 -2.602 -9.85 5.03 16.24 0.7
49 2016 UNTR 25.37 -2.602 -9.85 5.03 7.98 0.5
50 2016 UNVR 4.86 -2.602 -9.85 5.03 38.16 2.56
51 2016 WIKA -3.47 -2.602 -9.85 5.03 3.69 1.49
52 2016 WSKT 52.69 -2.602 -9.85 5.03 2.95 2.66
53 2017 ADHI -9.38 0.833 19.536 5.07 1.82 3.83
54 2017 ADRO 9.73 0.833 19.536 5.07 7.87 0.67
55 2017 AKRA 5.83 0.833 19.536 5.07 7.75 0.86
56 2017 ASII 0.3 0.833 19.536 5.07 7.84 0.89
57 2017 BSDE -3.13 0.833 19.536 5.07 11.29 0.57
58 2017 GGRM 31.14 0.833 19.536 5.07 11.62 0.58
59 2017 ICBP 3.79 0.833 19.536 5.07 11.21 0.56
60 2017 INCO 2.48 0.833 19.536 5.07 -0.7 0.2
61 2017 INDF -3.79 0.833 19.536 5.07 5.85 0.88
62 2017 INTP 42.53 0.833 19.536 5.07 6.44 0.18
63 2017 JSMR 48.15 0.833 19.536 5.07 2.64 3.31
64 2017 KLBF 11.55 0.833 19.536 5.07 14.76 0.2
65 2017 LPKR -32.22 0.833 19.536 5.07 1.51 0.9
66 2017 LPPF -33.88 0.833 19.536 5.07 35.14 1.33
67 2017 MNCN -26.78 0.833 19.536 5.07 10.41 0.54
68 2017 PGAS -35.19 0.833 19.536 5.07 2.35 0.97
69 2017 PTBA -1.6 0.833 19.536 5.07 20.68 0.59
70 2017 PTPP -30.71 0.833 19.536 5.07 4.13 1.93
71 2017 SCMA -11.43 0.833 19.536 5.07 24.47 0.22
72 2017 SMGR 7.9 0.833 19.536 5.07 4.17 0.61
73 2017 SSMS 7.14 0.833 19.536 5.07 8.22 1.37

90
Kode
No Tahun RETURN KURS INFLASI PDB ROA DER
Perusahaan
74 2017 TLKM 11.56 0.833 19.536 5.07 16.48 0.77
75 2017 UNTR 66.59 0.833 19.536 5.07 9.33 0.73
76 2017 UNVR 44.07 0.833 19.536 5.07 37.05 2.65
77 2017 WIKA -34.32 0.833 19.536 5.07 2.97 2.12
78 2017 WSKT -13.33 0.833 19.536 5.07 4.29 3.3
79 2018 ADHI -15.92 6.886 -13.296 5.17 1.19 3.64
80 2018 ADRO -34.68 6.886 -13.296 5.17 4.92 0.66
81 2018 AKRA -32.44 6.886 -13.296 5.17 3.27 1.15
82 2018 ASII -0.9 6.886 -13.296 5.17 6.46 0.98
83 2018 BSDE -26.18 6.886 -13.296 5.17 1.67 0.75
84 2018 GGRM -0.21 6.886 -13.296 5.17 8.63 0.55
85 2018 ICBP 17.42 6.886 -13.296 5.17 10.51 0.54
86 2018 INCO 12.8 6.886 -13.296 5.17 2.75 0.17
87 2018 INDF -2.3 6.886 -13.296 5.17 3.73 0.98
88 2018 INTP -15.95 6.886 -13.296 5.17 2.32 0.18
89 2018 JSMR -33.13 6.886 -13.296 5.17 2.22 3.01
90 2018 KLBF -10.06 6.886 -13.296 5.17 10.46 0.2
91 2018 LPKR -47.95 6.886 -13.296 5.17 3.31 0.95
92 2018 LPPF -44 6.886 -13.296 5.17 29.88 1.01
93 2018 MNCN -46.3 6.886 -13.296 5.17 6.82 0.52
94 2018 PGAS 21.14 6.886 -13.296 5.17 3.29 1.01
95 2018 PTBA 74.8 6.886 -13.296 5.17 17.78 0.51
96 2018 PTPP -31.63 6.886 -13.296 5.17 2.31 2.19
97 2018 SCMA -24.6 6.886 -13.296 5.17 19.22 0.22
98 2018 SMGR 16.16 6.886 -13.296 5.17 4.08 0.6
99 2018 SSMS -16.67 6.886 -13.296 5.17 3.3 1.53
100 2018 TLKM -15.54 6.886 -13.296 5.17 10.1 0.93
101 2018 UNTR -22.74 6.886 -13.296 5.17 8.76 0.97
102 2018 UNVR -18.78 6.886 -13.296 5.17 46.66 1.58
103 2018 WIKA 6.77 6.886 -13.296 5.17 1.86 2.7
104 2018 WSKT -23.98 6.886 -13.296 5.17 3.48 3.78

91
Lampiran 6

Statistik Deskriptif

Statistics

RETURN KURS INFLASI PDB ROA DER


N Valid 104 104 104 104 104 104
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean -1.3719 13582.48 4.2300 9695537.6000 10.8395 120.8676
St d. Error of Mean 3.17691 36.42377 .11928 51772.64187 1.00314 8.59429
Median -1.9700 13391.97 3.8100 9695537.6000 8.1300 94.7600
Mode -.04 13307.38a 3.20a 8982517.10a 10.61 115.35
St d. Dev iation 32.39828 371.45102 1.21637 527979.42235 10.23005 87.64491
Variance 1049.649 137975.9 1.480 278762270422 104.654 7681.629
Range 240.04 939.05 3.18 1469799.20 47.36 365.76
Minimum -63.80 13307.38 3.20 8982517.10 -.70 16.92
Maximum 176.24 14246.43 6.38 10452316.30 46.66 382.68
Sum -142.67 1412578 439.92 1008335910. 40 1127.31 12570.23
a. Mult iple modes exist. The smallest v alue is shown

92
Lampiran 7

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 104
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 33.40278435
Most Extreme Absolute .121
Differences Positive .121
Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z 1.235
Asymp. Sig. (2-tailed) .095
a. Test distribution is Normal.

93
Lampiran 8

Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .343 .118 .073 34.24430 1.898
a. Predictors: (Constant), DER, INFLASI, ROA, PDB, KURS
b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM

94
Lampiran 9

Tabel Durbin Watson

Tabel Durbin Watson (DW), α=0,05

95
Lampiran 10

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 KURS .373 2.684
INFLASI .208 4.811
PDB .408 2.452
ROA .989 1.011
DER .994 1.006
a. Dependent Variable: RETURN_SAHAM

Correlations
KURS INFLASI PDB ROA DER
** *
Spearman's KURS Correlation Coefficient 1.000 -.800 -.200 -.052 .059
rho Sig. (2-tailed) . .000 .042 .601 .553
N 104 104 104 104 104
** **
INFLASI Correlation Coefficient -.800 1.000 .400 .041 -.047
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .677 .634
N 104 104 104 104 104
* **
PDB Correlation Coefficient -.200 .400 1.000 -.143 -.006
Sig. (2-tailed) .042 .000 . .148 .948
N 104 104 104 104 104
ROA Correlation Coefficient -.052 .041 -.143 1.000 -.333**
Sig. (2-tailed) .601 .677 .148 . .001
N 104 104 104 104 104
**
DER Correlation Coefficient .059 -.047 -.006 -.333 1.000
Sig. (2-tailed) .553 .634 .948 .001 .
N 104 104 104 104 104
Unstandar Correlation Coefficient .101 -.036 .021 .073 -.029
dized Sig. (2-tailed) .310 .716 .829 .464 .772
Residual
N 104 104 104 104 104

96
Lampiran 11

Uji Heteroskedasitas

Correlations
Unstandardized Residual
Spearman's rho KURS Correlation Coefficient .101
Sig. (2-tailed) .310
N 104
INFLASI Correlation Coefficient -.036
Sig. (2-tailed) .716
N 104
PDB Correlation Coefficient .021
Sig. (2-tailed) .829
N 104
ROA Correlation Coefficient .073
Sig. (2-tailed) .464
N 104
DER Correlation Coefficient -.029
Sig. (2-tailed) .772
N 104
Unstandard Correlation Coefficient 1.000
ized Sig. (2-tailed) .
Residual
N 104

97
Lampiran 12

Uji Regresi Linier Berganda

Model Summary b
Mo R Adjusted R Std. Error of Durbin-
del R Square Square the Estimate Watson
1 .343a .118 .073 34.24430 1.898
a. Predictors: (Constant), DER, INFLASI, ROA, PDB, KURS
b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 15331.797 5 3066.359 2.615 .029a
Residual 114921.838 98 1172.672
Total 130253.635 103
a. Predictors: (Constant), DER, INFLASI, ROA, PDB, KURS
b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 77.909 255.690 .305 .761
KURS -2.958 1.089 -.422 -2.716 .008
INFLASI -.155 .259 -.125 -.601 .550
PDB -13.617 50.438 -.040 -.270 .788
ROA .057 .328 .017 .174 .862
DER -1.498 3.724 -.038 -.402 .688
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM

98

Anda mungkin juga menyukai