Anda di halaman 1dari 12

KEJADIAN KONTIJENSI YANG TERDAPAT DI CATATAN ATAS LAPORAN

KEUANGAN PADA PT. BANK CAPITAL INDONESIA Tbk

Diajukan sebagai

Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Disusun Oleh :

Margareth Serevina (188330287)

Sri Rahayuni Pasaribu (188330195)

Veronika Sitanggang (188330253)

JURUSAN AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia nikmatnya sehingga makalah

pendidikan yang berjudul “Kejadian Kotenjensi yang terdapat di catatan laporan atas keuangan PT.

Bank Capital Indonesia, Tbk” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang

berarti. Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.

Pemilihan judul ini didasari atas keputusan dosen pembimbing untuk mengetahui lebih mendalam

mengenai mata kuliah yang sedang kami lakukan bersama. Semoga dengan adanya makalah

pendidikan ini dapat membuka pola fikir penulis khususnya  dan pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi

EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang menambah kekayaan

intelektual bangsa.

Medan, 11 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontinjensi atau lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang


mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam
kegiatan bank sehari- hari. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat
tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan.
PSAK No. 31 mengatur akuntansi untuk transaksi kontinjensi dalam suatu
perusahaan. Istilah kewajiban bersyarat digunakan untuk menyatakan kewajiban yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu peristiwa di masa
yang akan datang. Dengan demikian pada tanggal neraca belum terdapat kepastian
mengenai ada tidaknya kewajiban tersebut.

Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian


mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru
akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa
yang akan datang. Transaksi yang bersifat kontinjensi (bersyarat) ini belum mengikat
bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini, akan tetapi secara
antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak sangat tergantung
terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan dengan kontinjensi ini di masa
yang akan datang. Transaksi kontinjensi belum mempengaruhi posisi dalam neraca dan
laba rugi perusahaan. Kontinjensi sebenarnya dapat tidak diungkapkan dalam laporan
keuangan apabila nilai transaksi kontinjensi tidak materil. Dalam kata lain tidak akan
mempengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan.
Akan tetapi, transaksi kontinjensi banyak ditemukan dalam transaksi perbankan
sehari-hari yang apabila dikumpulkan dalam satu periode menghasilkan nilai yang
cukup atau bahkan sangat materil sehingga mempengaruhi posisi keuangan secara
keseluruhan. Karena nilai yang sangat materil ini, bank diwajibkan untuk melakukan
pencatatan transaksi yan bersifat kontinjen ini.
Dalam PSAK No. 31, kontinjensi harus disajikan sedemikian rupa sehingga bila dikaitkan
dengan pos-pos aktiva dan pasiva dapat menggambarkan posisi keuangan bank secara wajar.
Kontinjensi merupakan transaksi yang belum mengubah posisi aktiva dan pasiva bank pada
tanggal pelaporan, tetapi harus dilaksanakan oleh bank apabila persyaratan yang telah disepakati
dengan nasabah terpenuhi. Kontinjensi ini dapat bersifat tagihan atau kewajiban baik dalam
rupiah maupun dalam valuta asing.
PSAK No. 31 menyatakan bahwa sistematika penyajian laporan komitmen dan kontinjensi
disusun berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi
keuangan dan hasil usaha bank. Selanjutnya komitmen dan kontijnensi baik yang bersifat sebagai
tagihan maupun kewajiban masing-masing disajikan secara tersendiri tanpa pos lawan.
Dengan demikian, pengungkapan dalam laporan dilakukan dengan single entry melalui
rekening administratif yang merupakan pos di luar neraca (off balance-sheet).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Kontijensi yang terdapat pada PT. Bank Capital Indonesia, Tbk?
2. Bagaimana dengan analisis kontijensi terhadap perusahaan tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kontijensi yang terjadi pada PT. Bank Capital Indonesia, Tbk
2. Mengetahui analisis yang dilakukan perusahaan tersebut dalam mengatasi kontijensi.

D. Manfaat Penelitian
Digunakan untuk menambah pengetahuan tentang hubungan laba akuntansi dan laba tunai
dengan dividen kas, Serta untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan studi
pada Jurusan Akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

KOMITMEN DAN KONTINJENSI

a. Berdasarkan Jenis dan Mata Uang


Bank memiliki transaksi komitmen dan kontinjensi, sebagai berikut:

2019 2018
KOMITMEN COMMITMENTS
Tagihan komitmen Commitment receivables
Posisi pembelian spot dan derivatif Spot and derivative in current
yang masih berjalan purchase position
Rupiah - 66.530 Rupiah
Dolar Amerika Serikat 485.888 - United States Dollar
Jumlah 485.888 66.530 Total
Liabilitas komitmen Commitment liabilities
Rupiah Rupiah
Fasilitas kredit kepada nasabah Unused loan facilities granted
yang belum digunakan 1.389.034 1.101.815 to customers
Dolar Amerika Serikat United States Dollar
Posisi penjualan spot dan Spot and derivative in
derivatif yang masih berjalan 483.198 64.710 current sales
position Fasiitas kredit kepada nasabah Unused loan
facilities granted yang belum digunakan 13.879 66.599 to
customers
Dolar Singapura Singapore Dollar
Irrevocable L/C - 11.337 Irrevocable L/C
Euro Euro
Irrevocable L/C - 5.662 Irrevocable L/C

Jumlah 1.886.111 1.250.123 Total


Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (1.400.223) (1.183.593) Total Commitment Liabilities - Net
KONTINJENSI CONTINGENTS
Tagihan kontijensi Contingents receivables
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
yang masih berjalan Accrued
interest
Bunga kredit yang diberikan 29.943 47.619 Loan Interest
Lainnya 144.555 117.573
Other
Jumlah 174.498 165.192 Total
Liabilitas kontinjensi Contigent liabilities
Rupiah Rupiah
Bank garansi 44.235 49.922 Bank guarantees
Bunga kredit dalam penyelesaian - 47.619 Past due interest income
Euro Euro
Bank garansi 1.133 5.663 Bank guarantees

Jumlah 45.368 103.204


LAINNYA OTHERS
Kredit hapus buku 144.555 117.573 Write-off

Tidak terdapat komitmen dan kontinjensi dari pihak berelasi pada periode yang berakhir
pada tahun 2019 dan 2018. Klasifikasi kolektibilitas semua komitmen dan kontinjensi
pada tahun 2019 dan 2018 adalah lancar.

a. Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

Manajemen berpendapat bahwa tidak ada estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang
dibentuk karena semua kolektibilitas komitmen dan kontinjensi lancar.

b. Litigasi

(1)Bank telah melaporkan Sutris (“Debitur) dan Didik (mantan karyawan Bank) ke Kepolisian
Resort Solo berdasarkan Surat Tanda Penerimaan Pelaporan nomor
STPL/177/XI/2012/SPK.II tanggal 7 Nopember 2012, dengan kewajiban sebesar Rp 2.710
juta.
Debitur telah meningggal dunia pada tanggal 27 Maret 2015 dan pemeriksaan terhadap
perkara yang bersangkutan dihentikan oleh Kepolisian Resort Solo dan sampai dengan
tanggal 30 September 2019 Kepolisian Resort Solo belum menerbitkan Surat Keterangan
Penghentian Pemeriksaan Perkara. Saat ini kewajiban Debitur sudah dihapus buku tanggal
31 Oktober 2018.

(2)PT Gilang Citra Perdana (“Debitur) telah mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum
terhadap Bank pada tanggal 21 Desember 2016 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
sehubungan dengan tindakan Bank melakukan eksekusi atas jaminan Debitur. Pada tanggal 8
September 2017 Bank telah menerima salinan resmi Putusan PN Jakarta Selatan No.
894/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel tanggal 22 Agustus 2017 yang menolak gugatan yang diajukan
pihak Penggugat seluruhnya.
Pada tanggal 22 Agustus 2017, jaminan Debitur telah laku terjual melalui lelang KPKNL
Denpasar dengan nilai yang berbentuk dilelang sebesar Rp 12.501 juta dan hasil
penjualan lelang telah digunakan untuk mengurangi jumlah kewajiban Debitur terhadap
Bank.

Pada tanggal 5 September 2017, Debitur mengajukan permohonan Banding atas Putusan PN
Jakarta Selatan No. 894/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
menolak banding dari Debitur (berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta nomor
92/Pdt/2018/PT.DKI tanggal 29 Maret 2018).
Debitur mengajukan upaya hukum Kasasi kepada Mahkamah Agung berdasarkan Memori
Kasasi tanggal 21 Mei 2018, yang diterima bagian Kasasi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
tanggal 21 Mei 2018 dan pemberitahuan Memori Kasasi tersebut diterima oleh Bank tanggal 6
Juni 2018, selanjutnya Bank menunjukan Kuasa Hukum untuk mengajukan Kontra Memori
Kasasi dan Kuasa Hukum telah menyerahkan Kontra Memori Kasasi melalui Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 8 Juni 2018.

(3)PT Citra Bumi Abadi (“Debitur’) telah mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum
terhadap Bank pada tanggal 11 Januari 2017 di pengadilan Negeri Jakarta Selatan
sehubungan dengan tindakan Bank melakukan eksekusi atas jaminan Debitur.
Pada tanggal 14 November 2017 Bank telah menerima salinan resmi Putusan PN Jakarta
Selatan No. 18/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel tanggal 17 Oktober 2017 yang menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak banding dari
Debitur (berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta nomor 247/Pdt/2018/PT.DKI
tanggal 6 Juli 2018). Debitur mengajukan upaya hukum Kasasi kepada Mahkamah Agung
berdasarkan Memori Kasasi tanggal 27 September 2018, yang menerima bagian Kasasi
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 September 2018 dan pemberitahuan Memori
Kasasi tersebut telah diterima oleh Bank tanggal 1 Oktober 2018, selanjutnya Bank telah
menunjuk Kuasa Hukum untuk mengajukan Kontra Memori Kasasi dan Kuasa Hukum telah
menyerahkan Kontra Memori Kasasi melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan tanggal 11 Oktober 2018.

(4)PT Citra Mas Gemilang (“Debitur”) telah mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum
terhadap Bank pada tanggal 11 Januari 2017 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
sehubungan dengan tindakan Bank melakukan eksekusi atas jaminan Debitur. Berdasarkan
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan nomor 19/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel tanggal 12 Juli
2017 gugatan yang diajukan oleh Debitur ditolak.
Pada tanggal 26 Juli 2018, Debitur mengajukan permohonan Banding atas Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatannomor 19/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel tanggal 12 Juli 2017, dan Bank
telah menerima pemberitahuan upaya hukum Banding Debitur tanggal 15 Oktober 2018,
selanjutnya Bank melalui Kuasa Hukum telah mengajukan Kontra Memori Banding melalui
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 9 November 2018, dan saat ini perkara
masih dalam proses di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Pada tanggal 20 September 2019 Bank telah menerima salinan resmi Putusan Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta No. 298/PDT/2019/PT.DKI tanggal 5 Agustus 2019 jo. Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 19/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel tanggal 20
September 2019 yang menyatakan menolak banding dari Debitur.

(5)Bank telah melakukan pengajuan sita jaminan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat terkait
penetapan eksekusi sita barang jaminan Debitur Lidya Purba dengan nomor perkara 28/2017
Eks.Jo.No.118/2017, dan pada tanggal 16 April 2018 Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah
mengeluarkan penetapan sita eksekusi, saat ini masih menunggu jadwal pelaksanaan lelang
eksekusi. Debitur (“Penggugat”) melakukan pengajuan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta
Barat terkait penetapan sita eksekusi yang telah dilakukan oleh Bank dengan nomor
Perkara Perdata No.591/PDT.PLW/2018/PN.JKT.BAR pada tanggal 28 Agustus 2018.
Selanjutnya atas gugatan Debitur tersebut, Bank telah menunjuk Kuasa Hukum dan sidang
pertama pada tanggal 30 Oktober 2018, dilanjutkan sebelum pembacaan gugatan oleh
Penggugat, telah dilakukan sidang Mediasi pada tanggal 21 November 2018 dan upaya
perdamaian yang dilakukan melalui Mediasi tersebut gagal.
Selanjutnya sidang dilanjutkan mulai pembacaan gugatan oleh Penggugat, penyerahan
jawaban, replik, duplik dan pembuktian serta kesimpulan, dan selanjutnya pada tanggal
13 Agustus 2019 agenda sidang pembacaan Putusan oleh Majelis Hakim Pemeriksa
Perkara, dalam Putusannya Majelis Hukum menolak gugatan yang diajukan oleh
Debitur (Penggugat) (Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat
No.250/Pdt.G/2019/PN.Jkt.Brt tanggal 13 Agustus 2019).

(6)Bank telah melakukan permohonan teguran terhadap Debitur Oscar Sidharta ke


Pengadilan Negeri Tangerang dengan nomor surat permohonan Aanmaning 43/MJ-
LO/VIII.2017, dan atas permohonan Annmaning ini, Pengadilan Negeri Tangerang pada
tanggal 15 Mei 2018 telah mengeluarkan Penetapan Aanmaning dan saat ini masih
menunggu Penetapan Sita Eksekusi Hak Tanggungan dari Pengadilan Negeri Tangerang.
Pada tanggal 1 Oktober 2018 Pengadilan Negeri Tangerang telah mengeluarkan Penetapan
Sita Eksekusi Hak Tanggungan No. 62/Pen.Eks/APHT/2017/PN.Tng tanggal 1
Oktober 2018, dan saat ini menunggu jadwal pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak
Tanggungan.

(7)Bank telah melakukan pengajuan sita jaminan ke Pengadilan Negeri Depok terkait atas
penetapan Sita Eksekusi Hak Tanggungan atas jaminan Debitur Nurul Nurromah ke
Pengadilan Negeri Depok terkait atas Penetapan Sita Eksekusi Hak Tanggungan atas
jaminan Debitur dengan nomor perkara
17/Pen.pdt/Aanm.Eks.HT/2017/PN.DN, dan saat ini masih menunggu proses penetapan
Aanmaning dari Pengadilan Negeri Depok.

(8)Pembiayaan Pada tanggal 8 Mei 2018, PT Sunprima Nusantara Pembiayaan


(“Debitur”) ditetapkan dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU)
berdasarkan Penetapan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor
52/PDT SUS- KPU/2018/PN.JKT.Pst jo nomor 10/PDT SUS- Pailit/2018PN.JKT.Pst,
pada tanggal 25 Oktober 2018 proposal perdamaian yang diajukan oleh Debitur Pada
ditolak oleh Kreditur Separatis dan pada tanggal 26 Oktober 2018, Majelis Hakim
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan Putusan Pailit
terhadap Debitur (Putusan nomor 52/PDT SUS- KPU/2018/PN.JKT.Pst jo nomor 10/PDT
SUS- Pailit /2018PN.JKT.Pst) dan mengangkat Kurator dalam proses Kepailitan Debitur
tersebut, dan atas proses Kepailitan Debitur.

Bank telah mendaftarkan tagihan dan diterima oleh Tim Kurator pada tanggal 22
November 2018 dan saat inimasih dalam tahap rencana pencocokan Utang dalam bentuk
rapat pra verifikasi dan verifikasi utang Debitur dan Kreditur. Perkembangan perkara
tersebut sampai dengan tanggal 30 September 2019 untuk rapat verifikasi Utang masih
ditunda sampai dengan adanya pemberitahuan penunjukan Hakim Pengawas yang baru.

(9)Henny Halim selaku Penjamin (pemilik jaminan) atas fasilitas kredit PT Sumber Artha Mas
Finance (“Debitur’) di PT Bank Capital Indonesia Tbk (“Bank”) telah mengajukan Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum terhadao Bank pada tanggal 8 Mei 2019 dengan perkara
No. 282/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Pst, sehubungan dengan pelaksanaan lelang eksekusi Hak
Tanggungan atas tanah dan bangunan sebagaimana dalam sertifikat HGB no. 862/Kelurahan
Kwitang, luas 112 m2 dan sertifikat HGB no. 1414/Kelurahan Kwitang, luas
169 m2 kesemuanya terletak di Propinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Pusat, Kecamatan Senen,
Kelurahan Kwitang.

Sidang pertama telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2019 dengan agenda pemeriksaan
dokumen- dokumen legalitas dari pihak Bank, dan sidang berikutnya dijadwalkan pada
tanggal 17 Juli 2019 dengan agenda penyerahan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan perkara gugatan. Selanjutnya pada tanggal 9 September 2019 agenda sidang
dilanjutkan dengan Mediasi diantara para pihak dalam gugatan oleh Mediator.
BAB III
HASIL ANALISIS

Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum
terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur
maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan
dalam hal timbul liabilitas atas instrumen yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit,
eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum
ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.

Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank atas instrumen
keuangan pada laporan posisi keuangan dan komitmen dan kontinjensi (rekening
administratif), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya.

2019 2018
Jakarta Solo Bandung Jakarta Solo Bandung

Laporan Posisi Keuangan: On-financial position:


Giro pada Bank Indonesia 1.332.822 - - 1.213.029 - - Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain 858.726 - - 328.365 - - Currents account with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia
dan Bank lain 1.576.696 - - 4.426.066 - - and other Banks
Efek-efek 3.779.920 - - 3.217.668 - - Marketable securities
Kredit yang diberikan 9.579.721 6.002 2.891 7.933.365 33.870 6.190 Loans
Tagihan akseptasi 21.272 - - 30.005 - - Acceptance receivables
Pendapatan bunga yang masih harus
diterima 89.835 15 16 69.771 419 33 Accured interest receivables

Sub-jumlah 17.238.992 6.017 2.907 17.218.269 34.289 6.223 Sub-total

Komitmen dan kontijensi: Off-financial position:


Garansi yang diterbitkan 45.367 - - - - - Guarantees issued

Sub-jumlah 45.367 - - - - - Sub-total

Jumlah 17.284.359 6.017 2.907 17.218.269 34.289 6.223 Total


KESIMPULAN

Berdasarkan peraturan tersebut di atas, bank-bank diwajibkan untuk memelihara PDN secara
keseluruhan dan untuk posisi keuangan setinggi- tingginya 20% dari modal.

PDN secara keseluruhan merupakan angka penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari
selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan selisih bersih tagihan dan
liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif (transaksi rekening
administratif) untuk setiap mata uang asing, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
Sedangkan PDN untuk posisi keuangan, merupakan angka penjumlahan dari selisih bersih aset
dan liabilitas dalam posisi keuangan untuk setiap mata uang asing yang semuanya dinyatakan
dalam Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA

Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan Tahunan 2019. (diakses di http://www.idx.co.id)

Anda mungkin juga menyukai