PUBERTAS PREKOKS
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal
pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17
tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau
dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai
diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya
tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa
pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi
perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan
hormon pertumbuhan yang tidak normal.
Hingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks adalah
gangguan organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas
genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan
hormon reproduksi. Namun disamping itu, terdapat faktor psikologis (emosi) dan stressor
lingkungan ekternal yang cukup memegang peranan.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah
keperawatan Endokrin I mengenai “Asuhan Keperawatan kline dengan gangguan
perkembangan pubertas”.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar mengenai pubertas seperti:
1). Definisi
2). Etiologi dan klsifikasi berdasarkan penyebab
3). Patofisiologi
4). Manifestasi klinik
5). Komplikasi
6). penatalaksanaan
7). Perumusan diagnostik
b. Untuk mengetahui mengenai proses keperawatan klien dengan gangguan pubertas.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 5 bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II tinjauan pustaka
membahas tentang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada klien dengan
pubertas prekoks, Bab III scenario kasus berisi tentang masalah yang akan diberikan
asuhan keperawatan. Bab IV pembahasan, memberikan penjelasan tentang proses
keperawatan yang telah dilakukan dan menemukan kesenjangan antara konsep teoritis
dan kasus dilapangan, dan yang terakhir adalah bab V penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal
pada umumnya, yaitu sekitar umur sebelum 8 tahun pada anak perempuan dan usia
sebelum 9 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan
atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai
diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya
tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa
pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi
perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan
hormon pertumbuhan yang tidak normal (Adhie 2013).
Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber
yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda
kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan
reproduksi.
B. EPIDEMOLOGI
Dari berbagai sumber seluruhnya menyatakan bahwa insiden Pubertas Prekoks
dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini
dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan
dan lebih sering akibat paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak
perempuan sering diakibatkan etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki
secara signifikan terbanyak diakibatkan adanya penyakit pada otak.
C. ETIOLOGI
Hingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks adalah
gangguan organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas
genetalia (gangguan organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan
hormon reproduksi. Namun disamping itu, terdapat faktor psikologis (emosi) dan stressor
lingkungan ekternal yang cukup memegang peranan.
Pada dasarnya konsep paparan hormon yang paling sering digunakan untuk
menjelaskan penyebab kejadian Pubertas Prekoks pada anak-anak. Sebuah penelitian
pernah menyatakan bahwa seorang anak perempuan yang gemuk atau memiliki body
mass index (BMI) bernilai obesitas seringkali menunjukkan ciri-ciri fisik terjadinya
pubertas dini. Penelitian lain mengungkapkan zat Bisphenol-A (BPA) yang merupakan
bahan baku pembuatan barang-barang dari plastik dan sering digunakan oleh bayi
maupun anak kecil (dot atau botol plastik) dapat menstimulus peningkatan kadar hormon
estrogen yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya Pubertas Prekoks.
D. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian pubertas prekoks meliputi :
1. Jenis kelamin perempuan.
2. Umumnya pada ras Afrika-Amerika.
3. Seseorang yang mengalami Obesitas (Kegemukan).
4. Terpapar hormone seksual (kosmetik ataupun makanan).
5. Sedang mengidap suatu penyakit genetik ataupun gangguan metabolik.
Pubertas prekoks banyak ditemui pada pasien dengan sindrom McCune-Albright atau
Hiperplasia Adrenal Kongenital, yaitu suatu kondisi perkembangan abnormal dari
produksi hormon androgen pada laki-laki. Pada kasus yang jarang, Pubertas Prekoks
memiliki hubungan dengan kejadian hipotiroidism.
E. PATOFISIOLOGI
Secara sederhana, gambaran perjalanan kasus Pubertas Prekoks diawali produksi
berlebihan GnRH yang menyebabkan kelenjar pituitary meningkatkan
produksi luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Peningkatan
jumlah LH menstimulasi produksi hormon seks steroid oleh sel Leydig pada testis atau
sel granul pada ovarium. Peningkatan kadar androgen atau esterogen menyebabkan fisik
berubah dan mengalami perkembangan dini meliputi pembesaran penis dan tumbuhnya
rambut pubis pada anak laki-laki dan pembesaran payudara pada anak perempuan, serta
mendorong pertumbuhan badan. Peningkatan kadar FSH mengakibatkan pengaktifan
kelenjar gonad dan akhirnya membantu pematangan folikel pada ovarium dan
spermatogenesis pada testis.
F. KLASIFIKASI
Perkembangan dini rambut pubis (bulu kemaluan), payudara atau alat-alat kelamin
bisa terjadi dari proses pematangan yang alamiah atau dari beberapa kondisi patologis.
Pubertas Prekoks bisa dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu :
1. Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam berbagai aspek fisik, kondisi ini
disebut idiopathic central precocious puberty atau GnRH-dependent (Pubertas Prekoks
Sentral). Hal ini bisa terjadi parsial ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara
dini bila terjadi gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, atau
adanya hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikit gonadotropin-releasing
hormone (GnRH).
2. Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi oleh hormon steroid yang berasal
dari keadaan abnormal lainnya (tumor gonad atau adrenal, hiperplasi adrenal kongenital
dan lainnya). Keadaan ini tidak dipengaruhi gonadotropin-releasing hormone (GnRH-
independent) disebut peripheral precocious puberty atau precocious pseudopuberty
(Pubertas Prekoks Perifer).
G. GEJALA KLINIS
Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang memberikan petunjuk pasti
apabila dialami pada usia kurang dari 8 tahun, antara lain :
1. Payudara membesar.
2. Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.
3. Bertambah tinggi dengan cepat.
4. Mulainya menstruasi.
5. Tumbuh jerawat.
6. Munculnya bau badan.
Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul
saat umur kurang dari 9 tahun meliputi :
1. Pembesaran testis dan penis.
2. Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.
3. Peningkatan tinggi dengan cepat.
4. Suara memberat
5. Tumbuh jerawat
6. Munculnya bau badan
Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai
Pubertas Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan
diantara umur 6 bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang
kemudian akan berhenti atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Pubertas Prekoks ditentukan tipenya sebagai berikut :
a. Tata Laksana Pubertas Prekoks Sentral ; Kebanyakan anak dengan Pubertas Prekoks
sentral tidak disertai penyakit lainnya. Terapinya dinamakan GnRH analogue yang
biasanya terdiri dari suntikan bulanan berupa leuprolide yang menghentikan aksis
HPG dan menghambat perkembangan. Terapi tersebut dilanjutkan hingga pasien
mencapai umur pubertas normal yang sesuai. Apabila mereka lupa atau menghentikan
pengobatan, maka proses pubertas akan dimulai lagi.
b. Tata Laksana Pubertas Prekoks Perifer ; Tujuannya adalah melakukan penanganan
pada penyakit yang mendasari timbulnya Pubertas Prekoks ; misalnya karena
konsumsi obat, maka obat tersebut dihentikan ; contohnya pada tumor, maka segera
lakukan pembedahan reseksi tumor agar menghentikan agresifitas pubertas.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pertimbangkan untuk melakukan tes laboratorium : CBC, erithrocyte sedimentation
rate ( ESR ), thyroid- stimulating hormone ( TSH ), boneage, FSH dan LH, fungsi hati,
BUN, kreatinin, urinalisis ( UA ), urin HCG, karyotyping, dehydroepiandrosterone sulfat
( DHEAS ), androstenedione, testosterone, adrenal suppresion test untuk 17-
hydroxyprogesterone, ahli yang lebih memilih MRI daripada radiograf untuk melihat
sella apabila mencari CNS penyebab amenore.pelvic ultrasound, MRI, dan kemungkinan
radiograf untuk melihat sella turcica. Yang terakhir ini dapat mendeteksi lesi hipofise di
dasar kelenjar hipofise dan dapat mengganggu sella itu sendiri. Banyak ahli yang lebih
memilih MRI daripada radiograf untuk melihat sella apabila mencari CNS penyebab
amenore.
1. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
NAMA : An.A
UMUR : 7thn
AGAMA : Islam
PENDIDIKAN : SD
PEKERJAAN : Pelajar
ALAMAT : Tulakan, Pacitan, Jatim
DIAGNOSA MEDIS : Pubertas prekok
NO. REGRISTASI : 01.11.74.68
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
NAMA : Ny. S
UMUR : 45 Th
PENDIDIKAN : Sarjana
PEKERJAAN : Swasta
ALAMAT : Tulakan, Pacitan, Jatim
HUBUNGAN : Ibu klien
2. Keluhan utama
ibu klien mengatakan payudara anaknya membesar
3. Riwayat penyakit sekarang
ibu klien menyatakan Sejak usia 7 tahun payudara ananknya sudah membesar, tumbuh
rambut di daerah ketiak dan kemaluan, dan berat badan meningkat.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami trauma kepala, pajanan terhadap
steroid atau gonadotropin atau masalah-masalah, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan
atau inkoordinasi motorik.
5. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami gejala prekoks pubertas.
6. Pengkajian psikososial
Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan teman seumurannya. Lebih banyak
mengurung diri.
7. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas / istirahat
mengalami ketidak mampuan/kurang keinginan untuk aktif atau melakukan latihan
teratur
b. Makanan dan Cairan
merencanakan makanan dengan normal/berlibahan. berat badan tidak sesuai dengan
tinggi bedan.
c. Nyeri / Kenyamanan
Nyeri waktu pertumbuhan pada payudaranya.
d. Pernapasan
Tidak mengalami gangguan pernafasan
e. Seksualitas
Tumbuh tanda tanda seks sekunder
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil test laboratorium menunjukkan LH = 0.81, FSH = 2.90 dan estradiol = 40.10
Kurang pengetahuan
kecemasan
2 DS: Ibu pasien mengatakan anaknya Gangguan hormone Gangguan citra tubuh
malu bergaul dengan temannya GnRh
DO: anak lebih banyak mengurung diri,
Kelebihan BB
DIAGNOSE KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx Implementasi
3/10/14 1 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
14.00 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.
4/10/14 1 1. Izinkan pasien mengingat pola koping sehubungan dengan makan dalam
8.30 keluarga aslnya dan teliti bagaimana ini dapat mempengaruhi
2. Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi
individu. Yakinkan untuk memberikan privasi selama aktivitas perawatan.
3. Pastikan bahwa orang terdekat mengetahui dan mengerti gejala setatus
mental atau prilaku. Berikan informasi tentang kelompok pendukung
yang tersedia di masarakat
4. Tentukan huubungan riwayat dan kemungkinan penyalah gunaan seksual.
5. Tingkatkan komunikasi terbuka menghindari kritik/penilaian tentang perilaku
pasien.
6. Tuliskan dan nyatakan dengan jelas tanggung jawab pasien dan perawat
EVALUASI KEPERAWATAN
Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan kepada An. A dengan diagnosa
medis pubertas prekok. Adapun ruang lingkup dari pembahasan dari kasus ini adalah sesuai
dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan
,pelaksanaan dan evaluasi.
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal
pada umumnya, yaitu sekitar umur sebelum 8 tahun pada anak perempuan dan usia sebelum 9
tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan
pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-
kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ
reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini
bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula
merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal (Adhie 2013).
A. Pengkajian
Proses pengkajian terhadap klien dengan hidronefrosis adalah dengan cara wawancara,
observasi dan pemerikasaan fisik langsung kepada klien. Selain itu perawat mendapat keterangan
dari keluarga klien, diskusi dengan perawat di ruangan dan dokter serta data-data yang ada di
catatan medis klien.
Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori , akan tetapi di sesuaikan dengan kondisi klien
saat di kaji. pada saat di lakukan pengkajian , klien dan keluarga cukup terbuka dan sudah
terjalin hubungna saling percaya antar aklien, keluarga dan perawat sehingga mempermudah
perawat dalam mengkaji klien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan
dengan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat dan menerima saran yang diberikan. Data
yang didapat pada saat pengkajian pubertas prekok pada An.A :
Keluhan utama
ibu klien mengatakan payudara anaknya membesar
Riwayat penyakit sekarang
ibu klien menyatakan Sejak usia 7 tahun payudara ananknya sudah membesar, tumbuh
rambut di daerah ketiak dan kemaluan, dan berat badan meningkat.
Pengkajian psikososial
Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan teman seumurannya. Lebih banyak
mengurung diri.
Pemeriksaan fisik
Seksualitas
Tumbuh tanda tanda seks sekunder
Hasil test laboratorium menunjukkan LH = 0.81, FSH = 2.90 dan estradiol = 40.10
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang di
hadapi oleh klien yang merupakan data focus dan selanjutnya di tentukan diagnose atau masalah
keperawatan. Dari teori dan hasil pembahasan kasus tidak terdapat kesenjangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang muncul pada An.A adalah :
1. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan
ditandai DS: Ibu pasien mengatakan cemas dengan kondisi anaknya
DO: bertanya Tanya tentang kondisi anaknya, segera memeriksakan ke petugas kesehatan
2. Gangguan citra diri berhubungan dengan biofisika/psikososial seperti pandangan pasien terhadap
diri
DS: Ibu pasien mengatakan anaknya malu bergaul dengan temannya
DO: anak lebih banyak mengurung diri.
Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakkan selanjutnya dilakukan pembuatan rencana
tindakan dan kriteria hasil utnuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada klien. Dari teori
dan hasil pembahasan kasus tidak terdapat kesenjangan.
C. Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompokan,
dianalisa, dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkanm prioritas
masalah yang disesuaikan dengan kondisis klien. Setelah masalah di tentukan berdasarkan
prioritas, tujuan tindakan , dan criteria hasil keperawatan di tentukan . Tujuan dan KH sebagai
alat ukur untuk pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang di susun pada rencana
keperawatan harus bersifat SMART. Pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan
dengan waktu pemberian perawatan yang di lakukan perawatan yaitu selama 1 x 24 jam.
perencanaan di buat pada An.A dengan masalah utama kecemasan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan pada An.A adalah prioritas utama , hal ini karena merupakan keluhan
utama yang diungkapkan oleh pasien
D. Implementasi atau Pelaksanaan
Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat dilakukan dengan baik. hal
ini di dukung oleh perawat yang kompeten di bidangnya.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan.
Hambatan-hambatan itu antara lain keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan
perawat untuk membrikan asuhan keperawatan.
E. Evaluasi
Tujuan tahap evaluasi adalah untruk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan
keperawatan yang dberikan serta hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan lebih dulu.
Pada An.A, diagnosa 1 dan 2 dapat teratasi dalam kurun waktu 1 x 24 jam
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada
umumnya, yaitu sekitar umur sebelum 8 tahun pada anak perempuan dan usia sebelum 9 tahun
pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan
pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-
kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ
reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini
bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula
merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal (Adhie 2013).
B. Saran
Dari kesimpulan di atas disarankan pembaca tidak hanya terpaku pada makalah ini. Jika ingin
mendalami lebih lanjut tambahkan referensi dari buku ini.
DAFTAR PUSTAKA