Anda di halaman 1dari 4

ADPU4440

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Administrasi Pemerintahan Daerah


ADPU4440

No. Soal Skor


1. Pelaksanaan desentralisasi pada masa reformasi pada hakikatnya membawa angin segar bagi 30
pemerintah daerah untuk berkiprah lebih nyata di tengah-tengah masyarakat yang diayominya.
Namun, pada prinsipnya kita tidak dapat menutup mata dari kendala empiris yang muncul dalam
pelaksanaan desentralisasi di Indonesia.
Beberapa permalasahan dalam pelaksanaan desentralisasi di Indonesia diantaranya :
a. Munculnya Peraturan Daerah (Perda) bermasalah.
b. Anggaran Daerah lebih banyak dialokasikan untuk Belanja Pegawai.
c. Euforia pemekaran wilayah.
d. lemahnya perolehan Pendapatan Daerah sebagai akibat dari kewenangan pajak yang
terbatas.,
e. masalah integrasi pembangunan nasional baik dari aspek perencanaan maupun realisasi
pembangunan. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi mekanisme pemilihan kepala daerah
secara langsung.
f. masalah kesiapan aparatur pemerintah daerah untuk mengemban kewenangan yang
dimilikinya.
g. masalah yang berhubungan dengan kesenjangan pembangunan antar wilayah.

Pertanyaan :
Dari uraian di atas terdapat beberapa permasalahan, coba saudara lakukan analisa bagaimana
penyelesaian masalah dalam pelaksanaan desentralisasi di Indonesia!

Petunjuk :
- Pahami terlebih dahulu materi BMP mengenai konsep Desentralisasi
- Saudara lakukan analisa bagaimana penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan
desentralisasi di Indonesia berdasarkan poin-poin permasalahan di atas.

2. Penetapan status Pandemi Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health 25
Organization) berdasarkan jumlah penyebaran virus bertambah signifikan dan berkelanjutan
secara global, hal ini diresponsi oleh Pemerintah Indonesia dengan menetapkan status wabah
Covid-19 sebagai Bencana Nasional pada tanggal 14 Maret yang tertuang dalam Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional. Selanjutnya Presiden membentuk
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam rangka mengkoordinasikan kapasitas
pusat dan daerah.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah merupakan sesuatu yang sering diperbincangkan
karena dalam praktiknya masih menimbulkan upaya tarik-menarik kepentingan (spanning of
interest) antara kedua satuan pemerintahan. Terlebih dalam negara kesatuan, upaya pemerintah
pusat untuk selalu memegang kendali atas berbagai urusan pemerintahan sangat jelas sekali.
Persoalan relasi pemerintah pusat – pemerintah daerah kembali mencuat dalam penanganan
Covid-19. Kegamangan terjadi dalam menjawab kewenangan siapa urusan Covid-19 tersebut.
Urusan kesehatan yang didesentralisasikan kepada pemerintah daerah telah menyebabkan
masing-masing daerah menyusun kebijakan sepihak dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
Sementara itu pemerintah pusat juga mengambil tindakan sendiri.

1 dari 4
ADPU4440

Bentuk tarik menarik tersebut dapat dilihat pada saat pemerintah daerah yang lebih dahulu
mengambil langkah antisipasi dan penanganan Covid-19. Misalnya kebijakan lockdown lokal
yang diambil Bupati Tegal sejak 23 Maret 2020 dengan cara menutup akses masuk kota dengan
beton movable concrete barrier (MBC). Kebijakan Gubernur Papua yang melakukan penutupan
akses keluar-masuk dari pelabuhan, bandara, darat, termasuk Pos Lintas Batas Negara sejak 26
Maret 2020. Kebijakan Gubernur Bali sejak 27 Maret 2020, telah menegaskan kepada
masyarakat untuk tidak berkumpul, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Begitu pun dengan
beberapa daerah lainnya, sedangkan Pemerintah Pusat baru mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Covid-19 pada tanggal 31 Maret 2020. Dengan demikian menimbulkan
persoalan bagaimana pengaturan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam urusan penanganan pandemi Covid-19.

Pertanyaan :
Dalam uraian di atas dijelaskan bahwa ada problem koordinasi, komunikasi dan sinergi dalam
memutus rantai Covid-19, yang menyebabkan adanya tarik-menarik kepentingan (spanning of
interest) antara kedua satuan pemerintahan (Pusat dan Daerah). Coba saudara lakukan analisa
terkait Probem/persoalan pengaturan kewenangan antara pusat dan daerah dalam proses
penanganan Covid-19 di Indonesia!

Petunjuk :
- Pahami terlebih dahulu materi BMP mengenai Hubungan pusat dan daerah.
- Saudara lakukan analisa terkait problem/persoalan koordinasi, komunikasi dan sinergi antara
pusat dan daerah dalam proses penanganan Covid-19.
- Saudara harus dapat mengetahui kebijakan pusat dan kebijakan beberapa daerah untuk
dapat menentukan tumpang tindih kebijakan Pemerintah pusat dan daerah.
- Uraikan hasil analisa dan penemuan saudara berdasarkan tanggal terbitnya
pelaturan/kebijakan tersebut.

3. Perubahan pendekatan akuntansi pemerintah daerah dari single entry menuju double entry 25
merupakan perubahan yang cukup revolusioner. Kesiapan SDM daerah khususnya di Satuan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah (Badan Pengelola Keuangan Daerah) umumnya kurang
memiliki latar belakang bidang akuntansi. Oleh karena itu, penerapan pendekatan baru ini relatif
akan menghadapi banyak kendala yang cukup besar di daerah. Meskipun pemerintah daerah
sudah memiliki software akuntansi pemerintah bagi daerahnya, namun demikian karena
penguasaan terhadap akuntansi masih belum memadai, maka kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan juga menjadi tidak memenuhi kaidah pelaporan keuangan normatif sesuai yang
disyaratkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel itu sudah menjadi kebutuhan
dalam rangka terciptanya good governance dan clean government yang menjadi simbol reformasi
pemerintahan secara umum. Untuk itu upaya percepatan terhadap keberhasilan pembaruan
(reformasi) manajemen keuangan bagi pemerintah daerah sudah selayaknya mendapat perhatian
serius. Pengelolaan keuangan daerah sering menghadapi masalah ketika perencanaan dan
penganggaran tidak dilakukan dan berjalan dengan baik.

2 dari 4
ADPU4440

Adapun beberapa permasalahan dalam pengelolaan keuangan daerah diantaranya :


1. Intervensi hak budget DPRD terlalu kuat
2. Pendekatan partisipatif dalam perencanaan melalui mekanisme musrenbang masih menjadi
retorika.
3. Proses Perencanaan kegiatan yang terpisah dari penganggaran.
4. Ketersediaan dana yang tidak tepat waktu.
5. Breakdown RPJPD ke RPJMD dan RPJMD ke RKPD seringkali tidak nyambung (match).
6. Kualitas RPJPD, RPJM Daerah dan Renstra SKPD seringkali belum optimal .
7. Terlalu banyak “order” dalam proses perencanaan.
8. Koordinasi antar SKPD untuk proses perencanaan masih lemah.
9. SKPD yang mempunyai alokasi anggaran besar misal Dinas Pendidikan dan Dinas PU
seringkali tidak mempunyai tenaga perencana yang memadai.
10. APBD kabupaten/Kota perlu evaluasi oleh Pemprop.
11. Kualitas hasil Musrenbang Desa/Kecamatan seringkali rendah karena kurangnya Fasilitator
Musrenbang yang berkualitas.
12. Pedoman untuk Musrenbang atau perencanaan (misal Permendagri 66 tahun 2007) cukup
rumit (complicated) .
13. Dalam praktek penerapan P3MD, pendekatan pemecahan masalah yang HANYA melihat ke
AKAR MASALAH saja dapat berpotensi menimbulkan bias dan oversimplifikasi terhadap
suatu persoalan.

Pertanyaan :
Dari beberapa permalashan di atas, coba saudara lakukan analisa bagaimana dampak negatif
bila permasalahan tersebut tidak segera di selesaikan!

Petunjuk :
 Pahami terlebih dahulu materi BMP mengenai Perencanaan keuangan daerah.
 saudara lakukan analisa dampak dari permasalahan di atas bila tidak segera di selesaikan.
 lakukan analisa berdasarkan poin-poin permasalahan di atas
 setidaknya saudara dapat menganalisa minimal lima poin permasalahan dari tiga belas
permasalahan di atas.

4. Era teknologi informasi dan kemajuan internet telah menjadikan kehidupan dari civil society 20
menjadi lebih modern serta tidak lepas dari koneksi internet melalui media gadget. Hal tersebut
menimbulkan, bahwa masyarakat saat ini dalam memenuhi kebutuhannya akan pelayanan publik
ingin lebih mudah, cepat dan praktis. Inilah yang menjadi urgensi bagi lembaga maupun instansi
untuk beradaptasi dalam perubahan perilaku dari masyarakat tersebut dalam mendapatkan
sebuah pelayanan. Perubahan keinginan dan perilaku masyarakat tersebut harus diimbangi
dengan kemampuan lembaga maupun instansi untuk menghadapi perubahan yang terjadi di
masyarakat. Internet saat ini telah menjadi kebutuhan dan menjadi media bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi apapun, serta dapat pula dimanfaatkan untuk upaya dalam pemenuhan
kebutuhan akan pelayanan administrasi.
Adapun salah satu bentuk pelayanan yang telah dilakukan adanya layanan untuk masyarakat
berbasis website dan hal tersebut dikenal dengan istilah e-government. Namun hal tersebut
belum menjawab akan semua kebutuhan masyarakat akan layanan tersebut. Dimana saat ini
masyarakat cenderung menggunakan maupun memanfaatkan internet melalui smartphone. Inilah
yang harus dicari solusi yang tepat berkaitan dengan permasalahan yang muncul di era disrupsi.
Era dimana segala kemungkinan sulit untuk diprediksi dan diperlukan inovasi untuk menghadapi
akan tuntutan zaman yang semakin modern.

3 dari 4
ADPU4440

Pertanyaan :
Melihat uraian di atas, bahwa dalam mewujudkan kepuasan publik perlunya inovasi dalam
pelayanan publik, coba saudara analisa Inovasi apa yang harus di terapkan di Indonesia pada
saat ini!

Petunjuk :
- Pamahi terlebih dahulu materi BMP mengenai Pelayanan Publik
- Saudara lakukan analisa, mengenai Inovasi pelayanan publik untuk dapat meningkatkan
kepuasan masyarakat.
- Analisa berdasarkan pemahaman saudara dengan melihat hal apa saja yang di harapkan
oleh masyarakat.
Skor Total 100

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai