KESEHATAN
Dosen Pengampu : NS. Dian Novita Kumalasari M. Kep
Oleh :
Natasya Nur Esperanza
20191281
Nb:
1. Untuk tugas diatas mahasiswa dianjurkan untuk mencari sumber referensi terkait materi
tersebut dan menjelaskan sesuai dengan bahasa dan pemahaman masing-masing mahasiswa
yang berpedoman/ mengacu pada sumber referensi yang didapat.
2. Pengumpulan tugas harus disertai Print out sumber referensi yang didapat dari masing-
masing mahasiswa.
3. Apabila terdapat kesamaan dalam mahasiswa menjelaskan materi tugas maka mahasiswa
yang bersangkutan nilainya dianggap “0” atau tidak ada nilai tugas.
4. Tugas tidak perlu diberikan sampul tetapi diberikan judul dan nama serta Nim mahasiswa.
5. Batas pengumpulan tugas sampai dengan hari Senin, 09 November 2020.
6. Tugas dikumpulkan dimeja Saya (Dian Novita Kumalasari)
Pengertian Peran perawat adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kusnanto, 2009).
Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik,
yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya, diakui dan diberikan kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional
sesuai dengan kode etik profesinya. Peran yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain
peran sebagai pelaksana, peran sebagai pendidik, peran sebagai pengelola, dan peran
sebagai peneliti (Asmadi, 2008). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat diantaranya pemberi perawatan, sebagai
advokat keluarga, pencegahan penyakit, pendidikan, konseling, kolaborasi, pengambil
keputusan etik dan peneliti (Hidayat, 2012).
3. Cari dan jelaskan upaya – upaya keshatan yang ada kaitanya dengan promosi kesehatan ?
4. Pelayanan keperawatan
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Bentuk-bentuk kegiatan dari upaya kesehatan ini adalah penyuluhan KB, kunjungan
rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelaksanaan SDIDTK pada anak pra sekolah.
Upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit perlu terus dilakukan untuk memutus
rantai penularan penyakit. Upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat turut
berpartisipasi dalam pemberantasan sarang nyamuk, adalah dengan cara 3M, yaitu :
1. Menguras
Yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak
mandi, ember air, tempat penampungan air minum, ataupun penampung air lemari es
2. Menutup
Yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air,
ataupun bak mandi
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk
jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DF
Sedangkan yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan 3M yang
diikuti dengan :
1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
3. Menggunakan kelambu saat tidur
4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi
tempat istirahat nyamuk
Upaya pencegahan ini perlu digiatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena
meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
penular DF. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus
dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. [37]
Imunisasi Dengue
Sekitar akhir tahun 2015, dan awal tahun 2016, vaksin pertama dengue dipasarkan oleh Sanofi
Pasteur dengan nama Dengvaxia (CYD-TDV). Vaksin ini diindikasikan untuk pencegahan
terhadap virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4.
WHO merekomendasikan kepada negara-negara yang memiliki tanggungan beban penyakit
dengue yang tinggi (high burden of disease) untuk menggunakan vaksin recombinant
tetravalent ini. Hal ini disarankan mengingat adanya bukti ilmiah yang mengungkapkan bahwa
seseorang yang pernah mendapatkan DF memiliki risiko tinggi mengidap DHF, atau DSS bila
mereka terinfeksi dengan virus dengue strain yang lain. Karenanya, vaksin yang diterima
haruslah memberikan imunitas tubuh yang tinggi terhadap ke-4 serotipe virus dengue agar
berguna secara klinis
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia telah menyetujui izin edar vaksin
dengue Dengvaxia sejak 31 Agustus 2016. Sebelumnya, Indonesia adalah salah satu negara yang
berpartisipasi dalam fase ke-3 randomized clinical trials untuk evaluasi vaksin tersebut. Vaksin
Dengvaxia ini diberikan 3 dosis kepada anak usia 9-16 tahun, dengan jadwal pemberian 0, 6 dan
12 bulan. Namun, pemberian vaksin tersebut memiliki kontraindikasi terhadap orang dengan
riwayat reaksi alergi terhadap komponen vaksin ini, individu dengan defisiensi imunitas tubuh,
penderita HIV, wanita hamil dan menyusui, dan orang yang sedang menderita demam.[6, 32-35]
Data terbaru menemukan efek samping terkait penggunaan vaksin ini pada orang yang
sebelumnya belum pernah terinfeksi. Di Indonesia sendiri, IDAI membuat pernyataan untuk
menangguhkan pemberian vaksin Dengue ini.[36]
Reverensi
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes; 2017. 2. WHO dengue
and Severe dengue 2014. 3. Putra SE.
Mengenal Nyamuk Aedes aegypti Penyebaran Demam Berdarah dan Upaya
Pengendaliannya. Padang: Pustaka Artas; 2010. 4. SSP S.
Demam Berdarah ( dengue) Pada Anak. Jakarta: Universitas Indonesia; 2009. 5.
Kemenkes.
Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kemenkes; 2015. 6. Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Barat