Oleh:
Adiwarman A. Kariml
....
li
!; i :;Z Z ' ~ : ?
IF; i
s.4-
.
w..
- VO.IYI
, ,.- L-..o
.-&+
.ti
:. ..,
A.ar* ?rX
cukup kondusif memberikan dukungan 2; I 6:
' F w,",,
-.Sn:*..b-* w.-1. W,,N g I l P
:a!
;! ;O WIF* ,.b+
L,;:h**..
91.4.
-w*-, *sf- V.C.
#
,I:.- .-L *.. i
dengan mengeluarkan beberapa aturan r: I * : r;uruc-m*. =.an- v- .%s
g j 2 :::-z;s,y-- *a- 9.-
k.," I*nu :
31.5
>A\
tentang pendirian asuransi syariah serta -..F- .-...I...C.........-. -W,.rm,YI,l~*
bn-3
.*w.
il*nmw
I*,. aL,.I-
~
Lar Upr
I U C :*Yrr+ C*v
?an
W
menerbitkan obligasi syariah mudharabah, yang sulit dibaca, bahkan bagi orang
yang kemudian di tahun 2004, mulai yang fasih membaca al-Quran
diikuti dengan penerbitan obligasi sekalipun, saat ini ilmu fikih telah
syariah ijarah (bisa dilihat Tabel 1).Pada menjadi bagian dari kehidupan umat.
tahun 2006, diharapkan sudah ada Inilah the living Islam, Islam yang hidup
langkah yang lebih maju dalam dalam kehidupan masyarakat. Para
penerbitan SUN Syariah. Maraknya pengusaha di sektor riil yang
penerbitan obligasi syariah dan SUN memerlukan jasa bank untuk
Syariah ini memberikan alternatif mengembangkan usaha mereka, mulai
scheme pembiayaan yang diharapkan terinspirasi dengan ekonomi syariah
memperlancar program pemerintah yang dikenalnya melalui lembaga
untuk mengundang investor, khususnya keuangan syariah.
dari Timur Tengah. Perkembangan
Hotel syariah dan MLM syariah
yang cukup signzficant lainnya adalah
merupakan contoh kasus ini. Dorongan
semakin banyaknya sekuritas yang
yangkuat juga terjadi pada sertifikasi
mengelola reksadana syariah.
halal Luada makanan dan minuman.
Perusahaan produsen besar dan restoran
B. Sektor Riil besar mulai memahami permintaan
pasar akan kejelasan kehalalan makanan
Menjamurnya lembaga keuangan dan minuman yang mereka produksi
syariah dan makin luasnya umat yang atau mereka jual. Produk-produk
merasakan pengalaman berinteraksi, berkualitas yang selama ini memang
merupakan suatu proses pembelajaran diminati pasar, tanpa kesulitan yang
yang amat berarti. Ilmu fikih tidak lagi berarti mendapat sertifikasi halal.
tersimpan dalam kitab-kitab kuning Interaksi yang terjadi antara para
pengusaha dan MU1 yang memberikan infak, sede kah, wakaf, hi bah dan
sertifikat, merupakan pembelajaran bentuk-bentuk sejenisnya. Memang, ha1
fikih yang tiada taranya. Bahkan saat ini ini bukan monopoli ajaran Islam karena
sistem sertifikasi halal Indonesia instrumen sejenis - biasanya disebut tithe
diadopsi oleh banyak negara, terutama - juga dikenal dalam ajaran agama laim3
mitra dagang yang ingin memasukkan Hasil riset Public Interest Research
barangn~ake Indonesia. Pada beberapa and Advocacy Center (PIRAC) pada
tahun terakhir ini juga mulai tahun 2002 menyatakan bahwa rata-rata
berkembang industri pakaian muslim, zakat yang dikeluarkan per tahun
radio, televisi, majalah, surat kabar, dan sekitar Rp 416 ribu dan rata-rata per
berbagai aktivitas sektor riil lainnya kapita Rp 207 ribu. Dengan begitu,
yang melayani kebutuhan umat Islam. diperkirakan potensi dana zakat di In-
Bukan saja umat menjadi terhindar donesia mencapai Rp 7-14 triliun dan
dari yang syubhat, namun yang paling perkiraan zakat terbayarkan Rp 6,l
penting dari proses ini adalah triliun (dengan asumsi terdapat 32 juta
pengalaman para pengusaha berinteraksi keluarga muzaki). Dan sayangnya, dari
I
dengan para ahli fikih. Ulama, kyai, jumlah tadi, yang terkelola baru sekitar
fuqaha bukanlah sosok yang kolot dan 12,5 persen-nya saja. Pusat Bahasa &
- masalah ekonomi mod-
tidak mengerti Budaya U I N Syarif Hidayatullah
- e r n , mereka bukanlah sosok yang
dengan mudahn~amengharamkan atau
menyimpulkan hal yang tak jauh beda:
zakat di Indonesia belum tergarap opti-
menghalalkan
- sesuatu. Penelitian, mal padahal potensinya amatlah besar
pengujian, kunjungan lapangan yang yakni sekitar Rp 19,3 triliudtahun
dilakukan sebelum keluarnya sertifikat (tidak termasuk wakaf).
halal, merupakan bukti pemahaman Survei PIRAC 2004 menunjukkan
mereka akan Wus-'yariah dan juga hanya 12,5 persen rnasyarakat Muslim
fiqhul-waqi. menyalurkan zakatnya melalui lembaga
resmi seperti Badan Amil Zakat (BAZ),
C . Sektor Philantrophy Islam - Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau
ZISWAF yayasan amal lainnya. Adapun data
yang tercatat pada Departemen Agama,
Kegiatan philantrophy merupakan realisasi zakat tahun 2004 sebesar Rp
salah satu pilar ekonomi Islam yang 199,3 miliar. Artinya, hanya 1,6 persen
terdiri dari dua ha1 yaitu pemenuhan dari potensi zakat yang bisa
kebutuhan dasar para mustahiq, dan dikumpulkan. Berbagai potensi yang
terciptanya social equilibrium. ada tersebut seharusnya bisa lebih
Instrumen utama pilar ini adalah zakat, dioptimalkan, apalagi dengan ditunjang
' Adiwarman A Karim, "Rethingking Potensi, Sumber dan Distribusi Philantrophy di Dunia Islam
dan Barat", Cisarua, 28 Juni 2002.
oleh penerbitan U U No. 38 tahun 1999 saling kerelaan), atau dalam bahasa
tentang Pengelolaan Zakat. Aktivitas- fikihnya "tsaman al-mitsil" (the price of
aktivitas oleh LAZ dan BAZ seperti equivalent / harga keseimbangan pasar).
Dompet Dhuafa (DD), Pos Keadilan Lihat saja bagaimana harga bahan bakar
Peduli Ummat (PKPU), Rumah Zakat dalam negeri dipengaruhi pasar global,
Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ), begitu pula harga minyak sawit, harga
Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF), gula, bahkan harga benelekomunikasi.
Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid
Semakin maju suatu perekonomian,
(DPUDT), serta berbagai LAZ dan
peran sektor swasta akan semakin besar.
BAZ lainnya.
Pada akhirnya pemerintah hanya akan
memiliki industri strategis, dan lebih
D. Sektor Pemerintah dan banyak memainkan perannya sebagai
Legislasi regulator untuk memastikan kebebasan
para pelaku pasar sekaligus melindungi
Selama pemerintah yang ada pelaku pasar dari kezaliman fhaqqal
menganut sistem pasx, maka kekuatan ghairu syarlan). Peran pemerintah
pasarlah yang akan mewarnai kebijakan sebagai regulator ini dalam industri
dan peraturan pemerintah. Bila keuangan syariah dikembangkan oleh
kekuatan pasar menghendaki transaksi Bank Indonesia dan Departemen
ekonomi yang dilandasi oleh nilai-nilai Keuangan. Berbagai produk peraturan
syariah, maka tidak ada pilihan lain telah diterbitkan untuk menunjang
kecuali memformulasikan keinginan implementasi dan praktek lembaga
pasar ini menjadi suatu kebijakan dan keuangan syariah yang telah ada. Pada
peraturan hukurn positif. Penanyaannya sisi lain, dukungan lembaga legislasi
adalah siapa yang menjadi pemain besar khususnya DPR juga sangat diperlukan.
dalarn pasar? Hal aktual yang sekarang sedang dibahas
adalah penyusunan R U U Perbankan
Dalam negara berkembang memang
Syariah, serta kemungkinan akan
seringkali, pemerintahlah yang menjadi
dibahasnya R U U atau Perpu tentang
pemain dominan. Ibnu Khaldun pernah
S U N Syariah dan R U U Wakaf.
mengatakan bahwa "pemerintah ibarat
Lembaga pemerintah dan legislasi ini
ibunya pasar. Bila ia sakit, maka sakitlah
juga selalu berkoordinasi dengan regu-
pasar. Bila ia sehat, maka sehatlah
lator yang terkait langsung dengan aspek
pasar". Tentu saja, Pemerintah adalah
syariah yakni Dewan Syariah Nasional
konsumen besar melalui APBN-nya, ia
MUI. Sampai dengan Maret 2006, DSN
juga adalah produsen besar melalui
MU1 telah mengeluarkan 53 fatwa yang
perusahaan negara dan BUMN-nya.
terkait dengan penerapan ekonomi
Namun sebesar-besarnya, pemerintah,
syariah di Indonesia.
akan tunduk pada hukum pasar, yang
dalam bahasa al-Quran "an taradlin
minkum" (harga ditentukan atas dasar
Pengembangan Ekonorni Islam dan Perannya dalam Peningbtan Kerejahteraan Umat
umat. Jangan masuki sektor produksi Nah, teori yang unggul dan sistem
kecuali telah menguasai aspek ekonomi yang sesuai syariah, belum
pemasarannya. Pintar memproduksi menjamin bahwa perekonomian umat
tanpa menguasai pemasaran hanya akan Islam akan juga maju. Sistem ekonomi
membuat posisi tawar umat lemah di Islam hanya memastikan bahwa tidak
pasar, sehingga marjin keuntungan ada transaksi ekonorni yang bertentangan
terbesar dinikmati oleh pedagang dengan syariah, namun siapa pelaku
perantara. Jadi langkah berikutnya ekonominya? Dapat saja pelaku
setelah jiwa bisnis tumbuh, adalah ekonorninya adalah urnat lain selain umat
menguasai pasar. Rumusnya sangat Islam. Oleh karena itu perekonomian
sederhana, tahu di mana membeli umat Islam baru dapat maju bila pola
dengan harga murah dan tahu ke mana laku muslimin-muslimat secara itqan
menjual dengan harga mahal. Syukur (profesional) mengembangkan bisnis
kalau bisa membeli murah dengan bayar mereka. Bukankah Imam al-Gazali
tangguh, dan menjual mahal dengan berkesimpulan bahwa motivasi para
tunai. Jangan dibalik kecuali bermodal pedagang adalah mencari keuntungan,
besar dan siap menghadapi resiko baik keuntungan di dunia maupun
piutang tidak tertagih. keuntungan di akhirat.
Bila pasar telah dikuasai, maka
.langkah berikutnya adalah menguasai G . Penutup
aspek produksi. Bukan dengan maksud
memproduksi seluruh barang yang Langkah ke seribu diawali dengan
dijual, namun sekedar menguasai seluk langkah pertama. Efek bola salju yang
beluk produksi dengan tingkat produksi menggelinding semakin besar (snow ball-
sendiri sekitar 20% dari total barang ing effect) juga diawali dengan bola salju
yang dijual. Hal ini dimaksudkan untuk yang kecil. Bukankah Islam juga datang
menjaga dua hal. Pertama, mengurangi sebagai suatu yang asing, dan di akhir
ketergantungan pada produsen pemasok zaman akan dianggap asing. Bukankah
sehingga bila pasokan barang kosong, Islam diawali dengan segelintir orang,
maka kemampuan produksi dapat kemudian bertambah banyak di rumah
ditingkatkan untuk menggantikannya; Arqam bin Abi Arqam, kemudian
posisi tawar umat lebih kuat. Kedua, membesar, membesar, dan membesar,
menjaga hubungan dengan produsen sehingga "Idza ja 'a nashrttllahi wal-
pemasok sehingga suatu saat memerlukan fath...". Selama kita yakin dan
tambahan pasokan, kredibilitas masih mengerjakanpe-er kita, maka tidak ada
tetap terjaga sehingga dibolehkan lagi yang perlu diharapkan kecuali
mengambil barang dengan pembayaran nashrum minallah wa fatbun qarib.
tangguh.