oleh :
TIM KIMIA DASAR I
A. Pengenalan Alat
B. Pengenalan Bahan
BERBAHAYA
10
10
1. Molaritas
Sistem konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan,
karena itu paling sering digunakan dalam prosedur laboratorium
dimana volume larutan merupakan kuantitas yang diukur. Molaritas
didefinisikan sebagai :
Molaritas = banyaknya mol zat terlarut per liter larutan
atau
M=n/V
Karena : n = g / BM
maka :M = g / (BM x V)
Banyaknya zat terlarut dalam gram dapat
dicari :
g = M x V x BM
Keterangan :
M = molaritas
n = banyaknya mol zat terlarut
V = volume larutan dalam liter.
g = gram zat terlarut
BM = bobot molekul zat terlarut
2. Normalitas
Keterangan :
N = normalitas
Ek = banyaknya ekuivalen
V = volume larutan dalam liter.
g = gram zat terlarut
BE = bobot ekuivalen
Keterangan :
P = w / 100 ml larutan
Keterangan :
P = persen bobot zat terlarut
w = banyaknya zat terlarut dalam gram.
Tujuan praktikum
1. Mahasiswa menguasai perhitungan yang melandasi teori
pengenceran
2. Mahasiswa terampil melakukan pengenceran zat
Prinsip teori
Zat terdapat dalam bentuk cairan maupun padatan. Zat
dalam bentuk cairan biasanya tersedia dalam konsentrasi yang
sangat tinggi, sedangkan senyawa yang digunakan di dalam
percobaan sebagian besar harus dalam konsentrasi yang cukup
rendah. Untuk itu perlu dilakukan pengenceran sebelum zat
tersebut digunakan.
Pengenceran adalah penambahan zat pelarut ke dalam
sejumlah larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Penambahan
pelarut ini tidak menambah ataupun mengurangi jumlah zat
terlarut, baik dalam bentuk mol maupun berat. Dalam persamaan
matematika dapat ditulis :
Mol zat terlarut pada larutan pekat = Mol zat terlarut pada
larutan encer
n1 = n2
M1 x V1 = M2 x V2
atau
Berat zat terlarut 1 = Berat zat terlarut 2
V1 x (%b/v)1 = V2 x (%b/v)2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan
pengamatan percobaan.
2. Mengembangan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di
laboratorium.
4. Menentukan koefisien reaksi penguraian KClO3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentase O2 dalam KClO3.
Pertanyaan Prapraktek
1. Dengan kata – kata Anda sendiri, definisikan istilah berikut :
kimia, percobaan, hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah,
teori.
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati
– hati dan sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium
nitrat, kalsium klorida, bahan kimia organik, air suling.
3. Apa yang Anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata
Anda?
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila
sampel KClO3 dipanaskan.
5. Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO 3 sebelum
dipanaskan?
6. Tuliskan kegunaan KClO3 dalam industri.
Latar Belakang
Kimia ialah cabang ilmu yang mempelajari bahan dan
perubahannya. Pada dasarnya, ilmu adalah pengetahuan yang
tertata. Pengetahuan ilmiah dihimpun secara sistematis melalui
rangkaian percobaan yang dirancang dengan seksama, pengamatan
yang dicatat dengan cermat, sampai kesimpulan yang ditarik dengan
cendekia. Proses ini yang dikenal sebagai metode ilmiah, melibatkan
tiga langkah (Gambar 1.1).
P O2 = Ptotal-P H2O
Prosedur
Pengamatan Ilmiah
A. Demonstrasi oleh Asisten
Percobaan berikut ini dimaksudkan untuk memberikan demonstrasi
kimia yang menarik. Sambil memperagakan (demonstrasi), Asisten
dapat membahas hal–hal yang berkaitan dngan keselamatan kerja.
Praktikan harus mencatat pengamatan pada lembar laporan,
kemudian mengajukan hipotesis untuk menjelaskan gejala yang
diamati.
Prosedur
Stoikiometri : Penguraian KClO3
A. Persiapan alat
1. Pasanglah alat seperti Gambar 1.3
2. Tes alat terhadap kebocoran, menggunakan cara dalam langkah
3 hingga 6.
3. Isilah labu Florence dengan air hingga hampir penuh dan buka
klep penjepit.
4. Lepaskan selang karet bagian atas labu Florence yang
berhubungan dengan tabung reaksi. Tiuplah melalui pipa kaca
hingga selang karet terisi penuh air. Air akan mengalir dari labu
ke gelas piala.
5. Hubungkan kembali selang karet dengan pipa kaca pendek pada
labu Florence, selama air masih mengalir.
6. Jika tidak ada kebocoran, tidak ada lagi air yang akan mengalir
dari labu ke gelas piala.
7. Jepit selang karet dengan klem penjepit, dan kosongkan gelas
piala.
LEMBAR LAPORAN
Percobaan 3 : PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI :
Penguraian KClO3
1. PENGAMATAN ILMIAH
A. Demonstrasi oleh Asisten
1. Warna biru yang sirna
Pengamatan Hipotesis
2. Asbut tembaga
Pengamatan Hipotesis
3. Busa hitam
Pengamatan Hipotesis
4. Kalor
Pengamatan Hipotesis
5. Bahay air
Pengamatan Hipotesis
3. Paku tembaga
Pengamatan Hipotesis
Pertanyaan
1. Benar (B) atau Salah (S) kah pernyataan ini ?
a. Kaca mata pelindung tidak berguna bagi pekerja
di laboratorium
b. Semua bahan kimia dianggap berbahaya
c. Semua reaksi yang menggunakan bahan kimia
yang mengiritasi kulit atau berbahaya, harus
dilakukan di lemari asam
d. Bila menyisipkan pipa kaca atau termometer ke
dalam gabus, gunakan bahan pelumas mei
motor.
e. Buanglah sisa reagen cair ke dalam bak cuci
dan siram dengan air yang banyak
2. Sesudah menyelesaikan percobaan dan memeriksa data,
apalagi yang perlu Anda kerjakan?
3. Anda diberi Sembilan keeping uang logam dan sebuah neraca
palang. Salah satu keping lebih ingan dari delapan lainnya yang
bobotnya sama. Bagaimana Anda menetapkan kepingan mana
yang ringan hanya dengan melakukan dua kali penimbangan?
Perhitungan
Kesimpulan
Tujuan
1. Mengkajikesamaan sifat unsur–unsur dalam tabel berkala.
2. Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali
tanah.
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida.
4. Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali atau
alkali tanah dan halida.
Pertanyaan Prapraktek
1. Tuliskan unsur–unsur yang termasuk golongan IA (alkali) dan
Gol IIA (alkali tanah).
2. Selesaikanlah persamaan reaksi berikut :
a. CaCl2+(NH4)2CO3
b. BaCl2+(NH4)2CO3
c. NaCl +(NH4)2CO3
d. NaCl +Cl
e. NaBr +Cl2
f. NaI+Cl2
3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C?
Latar Belakang
Dalam percobaan ini akan dilakukan uji nyala dari larutan alkali dan
alkali tanah. Uji nyala dapat diamati dari larutan yang jumlahnya
sangat sedikit dengan menggunnakan kawat nikrom. Dengan
mencelupkan kawat nikrom ke dalam larutan kemudian
membakarnya pada nyala yang panas (api yang biru) akan dapat
diamati warna nyala dari unsur tersebut. Larutan yang digunakan
adalah larutan garam dari unsur tersebut. Setiap unsur akan
memberikan warna nyala yang berbeda. Contoh : larutan natrium
memberikan nyala kuning, larutan tembaga nyala hijau. Larutan litiu
nyala merah.
Nyala menjadi ciri khas setiap unsur–unsur. Warna nyala kuning
tajam merupakan cara yang praktis untuk menentukan unsur
Garam halida dari alkali dan alkali tanah dapat bereaksi dengan
halogen yang lebih bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk
halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan pengoksidasi ialah :
-
F2> Cl2> Br2> I2. F2 dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2 dan Cl2
-
dapat mengoksidasi Br menjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2
-
tidak dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2. Reaksinya dapat dilihat
sebagai berikut :
- -
Cl2+Br Cl +Br2
- -
Cl2+I Cl +I2
-
Br2+Cl tak bereaksi
Dalam reaksi ini untuk mendapatkan klorin dapat dibuat air klorin
dengan jalan memanaskan campuran MnO2 dengan HCl 6 M.
Pemanas yang digunakan cukup lampu spirtus. Gas yang terbentuk
dialirkan ke dalam air suling (lihat gambar 2.1).
Persamaan reaksi
MnO2+4HCl MnCl2+2H2O+Cl2
Prosedur
A. Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
1. Letakkan enam tabung reaksi pada rak. Tambahkan ke
dalamnya masing 2 mL larutan BaCl2 0,5 M ; CaCl2 0,5 M ;
LiCl0,5 M ; KCl 0,5 M ; NaCl 0,5 M ; SrCl 0,5 M.
LEMBAR LAPORAN
Percobaan 4 : GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
Kesimpulan
b. Zat Y
Zat
Y+CCl4+HNO3..............................................................
Warna lapisan
CCl4..............................................................
Kesimpulan
Pertanyaan
1. Apakah reaksi nyala saja dapat digunakan untuk
mengidentifikasi unsur? Jelaskan jawaban Anda.
2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI
memberikan hasil yang berbeda?
3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda
dengan golongan IIA pada percobaan B1, 2, dan 3?
Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan
rumus molekul senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara
memakai data untuk menghitung rumus empiris.
3. Mempelajari sifat–sifat senyawa berhidrat.
4. Mempelajari reaksi bolak–balik hidrasi.
5. Menentukan persentase air di dalam suatu berhidrat.
Pertanyaan Prapratek
1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul?
2. Jika dalam 5 g tembaga klorida terdapat 2,35 g tembaga dan 2,
65 g klorida, tentukan rumus yang paling sederhana dari
tembaga klorida tersebut.
3. Definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.
4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu zink sulfat (ZnSO 4).
Bila 300 g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot
yang tersisa adalah 1,692 g. bagaimana rumus garam hidrat ini?
Latar belakang
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah
atom yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus yang
sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus
molekul. Misalnya, hidrogen peroksida mempunyai rumus nyata
H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang
digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat
fisis dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama,
yaitu CH. Rumus molekul asetilena C2H2, sedangkan rumus molekul
benzen C6H6.
Hidrasi Air
NiO(s)+H2SO4(aq) NiSO4(aq)+H2O(l)
Prosedur
Rumus Empiris Senyawa
1. Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan kering.
2. Timbang krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 g, catat
bobotnya.
3. Ambil sepotong pita Mg (10-15 cm) yang telah disediakan,
bersihkan dengan tetras tisu untuk menghilangkan kotoran dan
minyak.
4. Gulung pita magnesium hingga dapat masuk sesuai dengan
dasar krus.
5. Masukkan gulungan magnesium ini ke dalam krus dan timbang.
6. Letakkan krus dan isinya di atas kaki tiga yang dilengkapi
dengan segitiga porselen dan panaskan krus beserta isinya
dengan pembakarbunsen (api biru) hingga dasar krus berpijar.
Hidrasi Air
A. Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
1. Periksa cawan porselin dan tutupnya, apakah masih baik. Cuci
cawan dengan detergen dan air, bilas dengan air suling
kemudian dengan larutan HNO3 6 M dan bilas dengan air suling
lagi. Keringkan dan tempatkan cawan pada segitiga penyangga.
LEMBAR LAPORAN
Percobaan 5 : RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR
1. Senyawa Magnesium
Bagaimana Ulangan Ulangan
mendapatkannya I II
1. Bobot cawan krus + Menimbang
tutup
2. Bobot cawan krus + Menimbang
magnesium
3. Bobot magnesium (2) - (1)
4. Bobot cawan krus + Menimbang
tutup + magnesium
oksida
5. Bobot magnesium (4) - (1)
oksida
6. Bobot oksida (4) - (2)
7. Bobot atom Tabel berkala 24,3 24,3
magnesium
8. Bobot atom oksida Tabel berkala 16,0 16,0
9. Jumlah mol atom
oksida
10. Jumlah mol atom
magnesium
11. Rumus empiris
magnesium oksida
2. Senyawa tembaga
Bobot cawan penguap=............ g
Bobot cawan penguap + tembaga =........... g
Bobot cawan penguap + oksida tembaga = ........... g
Bobot oksida tembaga yang diperoleh = ........... g
Tulis reaksi antara logam tembaga dengan asam nitrat.
Dari hasil percobaan buatlah perhitungan untuk menentukan
rumus empiris oksida tembaga tersebut.
Kesimpulan
Pertanyaan
1. Bila logam magnesium yang digunakan bobotnya berbeda–
beda, apakah rumus empirisnya sama? Jelaskan.
2. Dari data di bawah ini, hitunglah rumus empiris senyawa. Suatu
senyawa surfur dengan bobot 50,00 g dipanaskan dengan
kondisi tertentu untuk menghasilkan senyawa sulfur oksigen.
Bobot senyawa sulfur oksigen 100,00 g. Bagaimana rumus
empiris senyawa tersebut?
3. Suatu senyawa setelah dianalisis ternyata mengandung 74,06%
oksigen dan sisanya nitrogen. Tentukan rumus empiris senyawa
tersebut.
4. Berapa g logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan
berapa volume gas hidrogen yang dibebaskan dalam keadaan
standar?
A. Hidrat
1. Massa cawan kosong + tutup=............ g
2. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
3. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
Pemanasan 1
4. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
Pemanasan 2
5. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
Pemanasan 3
6. Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap) =............ g
Jika Anda memanaskan cawan dan isinya sampai bobot tetap, apa
masalah–masalah yang timbul dari percobaan? Apakah perhitungan
Anda tentang persentase air terlalu tinggi, terlalu rendah, atau
hasilnya tidak berubah? Kemukakan alasan Anda.
Pertanyaan
1. Kenapah dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk
percobaan menentukan rumus hidrat (Percobaan A)?
2. Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
3. Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada percobaan B?
Jelaskan.
4. Mengapa warna CuSO4 yang biru berubah menjadi putih pada
pemanasan?
5. Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah
menjadi coklat atau hitam. Jelaskan maksud dan tujuan kalimat
tersebut.
6. Seuatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 g sebelum
dipanaskan dan 1,008 g setelah dipanaskan. Hitung persentase
air secara eksperimen pada hidrat.
7. Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.5H2
Tujuan Percobaan
1.Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan
larutan pada berbagai konsentrasi.
2.Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu
larutan terhadap daya hantar listrik.
Pertanyaan Prapraktikum
1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik?
2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik?
3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan
menggunakan alat multimeter.
Latar Belakang
Menurut pandangan modern, arus listrik dapat ditafsirkan sebagai
arus elektron yang membawa muatan negatif melewati penghantar.
Perpindahan muatan ini dapat terjadi bila terdapat beda potensial
antara satu tempat dengan tempat yang lain dan arus listrik akan
mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah.
Pada gambar ini, Potensial di A lebih tinggi dari potensial
yang ada di B sehingga bila dipasang suatu penghantar dengan
tahanan, maka akan mengalir arus listrik sebesar I. Untuk beda
potensial yang sama tidak selalu dihasilkan kuat arus yang sama
melainkan bergantung pada besar tahanan yang dipakai .Semakin
besar tahanan R maka semakin sedikit muatan listrik yang dihantar.
i
u
A u B
(VI) i (V2)
penghantar
Bahan :
6. HCl 1. Akuades
7. NaOH 2. NaCl
8. NaBr 3. Air jeruk nipis
9. NaI 4. NH4OH
10. NH4Cl 5. NaOH
11. Minyak Tanah
Cara Kerja
a. Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
1. Sediakan 5 buah gelas beker 100mL
2. Masing-masing diisi dengan 25 mL minyak tanah, H2O,
Larutan NaCl dan Kristal NaCl
3. Ukurlah daya hantar listrik setiap larutan tersebut
menggunakan alat multimeter yang dirangkaikan seperti
gambar berikut :
Hasil Pengamatan :
a. Menentukan Daya Hantar Berbagai Senyawa
-1
Senyawa (mA) V (volt) L=1/R (ohm )
Minyak Tanah
H2O
Larutan NaCl
Kelompok II
[M] NaCl NaBr NaI NH4Cl
Im V L I V L I V L I V L
A vol oh m vol oh m vol oh m vol oh
-1 -1 -1 -1
t m A t m A t m A t m
0,0
5
0,1
0,5
1,0
Pengamatan Virtual :
1. Lakukan percobaan Virtual penentuan larutan elektrolit
berikut.
2. Isilah tabel di bawah ini :
Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi, (2) ekstraksi,
(3) dekantasi, (4) kristalisasi, dan (5) kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil
dari barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi
kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan
endapan.
Pertanyaan Prapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari
campuran?
2. Sebutkan cara–cara pemisahan yang Anda ketahui dan jelaskan
prinpnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses
pemisahan?
4. Berikan definisi untuk : a. Filtrat; b. % komposisi; c. endapan; d.
stoikiometri; e. supernatant; f. hasil teoritis.
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang terjadi tidak
sempurna?
7. Apakah yang Anda lakukan jika partikel endapan keliatan dalam
filtrate? Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan
tersebut?
Latar belakang
Bahan kimia dapat terdiri dari beberapa komponen yang bergabung,
biasanya disebut campuran. Pemisahan campuran dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain : ekstraksi, dekantasi, kristalisasi,
dan kromatografi.
Rf=
BaCl2(aq)+K2CrO4(aq) BaCrO4(s)+2KCl(aq)
Campuran
NH4Cl
NaCl
SiO2
Residu Uap
NaCl NH4OH
SiO2
Supernatan Residu
Larutan NaCl SiO2
Kristal SiO2
NaCl
Prosedur
Pemisahan Komponen dari Campurannya
A. Pemisahan dengan cara konvensional
1. Timbang cawan penguap yang kering dan bersih dengan
ketelitian 0,01 g dan timbang NH4Cl 0,1 g, NaCl 0,1 g, dan
SiO2 0,1 g.
2. Timbang cawan penguap dan contoh, kemudian letakkan
pada alat (cara pemanasan lihat gambar 10).
3. Panaskan dengan hati–hati cawan penguap yang berisi
contoh sampai asap putih betul–betul habis.
4. Biarkan cawan penguap dingin, setelah itu timbang.
5. Tambahkan 25 mL air pada padatan yang terbentuk dan
aduk selama 5 menit.
6. Dekantasi larutan dengan cermat pada cawan penguap lain
yang sudah ditimbang sebelumnya.
7. Cuci dengan air sampai padatan betul–betul bebas NaCl.
LEMBAR LAPORAN
Percobaan 7.PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN
…………………
Pertanyaan
1. Gunakan handbook untuk menjawab pertanyaan ini :
(a) Bagaimana cara Anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3?
(b) Bagaimana cara memisahkan AgCl dari BaCl2?
(c) Bagaimana cara memisahkan TeO2 dari SiO2?
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam
percobaan ini?
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai
alat analisis?
Persentase BaCl2............... g
Pertanyaan
1. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552 g dilarutkan dalam
air dan diendapkan dengan larutan perak nitrat. Jika endapan
perak klorida bobotnya 1,631 g, berapa persentase hasil?
MgCl2(aq)+2AgNO3(aq)2AgCl(g)+Mg(NO3)2(aq)
Tujuan
1. Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis.
2. Mengamati tanda–tanda terjadinya reaksi.
3. Menuliskan persamaan reaksi dengan benar.
4. Menyelesaikan persamaan redoks dari setiap percobaan.
Pertanyaan prapratek
1. Memberikan definisi dari istilah–istilah berikut; katalis, deret
elektromotif, reaksi eksotermik, endapan, produk, dan pereaksi.
2. Terangkan arti lambang–lambang berikut : ∆, WR. (s), (l), (g),
dan (aq)?
3. Berapa kira–kira volume dalam tabung reaksi yang berisi
sepersepuluh bagian?
4. Apakah warna indikator pp dalam larutan asam?
5. Hitung massa atom Cu dari data berikut :
Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui=45,82 g
Bobot cawan penguap=45,361 g
Bobot cawan penguap + logam Cu=45,781 g
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor?
Latar belakang
Ada lima jenis reaksi kimia biasa. Jenis pertama ialah sintesis satu
jenis senyawa dari dua zat atau lebih. Jenis ini dimanakan reaksi
penggabungan.
A+Z AZ
AZ A+Z
A+BZ AZ+ B
AX+BZ AZ+BX
Jenis reaksi kelima ialah reaksi netralisasi; asam dan basa bereaksi
membentuk garam dan air.
HX+BO HBX+HOH
Di samping kelima jenis reaksi itu, perlu juga dikaji reaksi oksidasi
dan reduksi (redoks). Banyak logam bereaksi dengan asam
membentuk garam dari logam tersebut dan gas hidrogen. Beberapa
logam tak aktif dapat bereaksi dengan asam nitrat, HNO 3. Yang
terjadi bukan gas hidrogen, melainkan oksidasi dari nitrogen.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan kelima jenis reaksi dan reaksi
redoks. Tanda–tanda reaksi harus diamati dan dicatat. Tanda–tanda
ini berupa (1) timbulnya gas, (2) endapan, (3) perubahan warna, (4)
perubahan suhu. Dalam mengerjakan lembar laporan, tulislah
persamaan reaksi dan segala notasinya dengan benar.
E. Reaksi netralisasi
1. Sediakan 3 buah tabung reaksi.
Tabung reaksiVII:isi dengan 1 mL HNO3 0,1 M
VIII:isi dengan 1 mL H2SO4 0,1 M
IX:isi dengan 1 mL H3PO4 0,1 M
LEMBAR LAPORAN
Percobaan 8 : REAKSI–REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS
Pertanyaan
1. Identifikasi zat–zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
Anda.
(a) Asap putih (A.1)
(b) Cairan tak berwarna (B.1)
(c) Gas yang dapat memadamkan api (B.2)
(d) Padatan kelabu (C.1)
(e) Gastak berwarna (C.2)
(f) Endapan jingga (D.2)
Kesimpulan
Tujuan Percobaan
1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.
2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang
mempengaruhi senyawa secara langsung.
3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang
isomer.
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia
organik.
Pertanyaan Prapaktek
1. Apa sebabnya air disebut molekul polar? Jelaskan dwikutub
air berdasarkan bentuk molekulnya.
2. Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan
kovalen.
3. Gambarkan struktur isomer dari C 3H6Cl12 (gambarkan setiap
ikatan dengan garis). Apakah setiap isomer mempunyai
jumlah ikatan yang sama?berapa jumlahnya?
4. Diantara senyawa – senyawa berikut ini : MgCl2, C4H10, SO3,
Li2O, C3H8, PCl3, HCl, tentukan mana senyawa ionik dan
mana senyawa kovalen.
5. Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8 (setiap
ikatan digambarkan dengan garis).
Latar Belakang
Perbedaan fisis yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionik
terdapat pada titik leleh, kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga
perbedaan ini umumnya disebabkan oleh kelarutan ikatan ionik yang
lebih besar daripada ikatan kovalen.
Perbedaan titik leleh antara senyawa kovelen dan ionik
disebabkan oleh kekuatan ikatan di antara pertikel – pertikel atau
molekul – molekulnya. Gaya tarik van der Waals yang ada di antara
molekul kovalen lebih lemah dibandingkan ikatan yang ada pada
senyawa ionik. Akibatnya, hanya sedikit energi yang dibutuhkan
untuk memisahkan partikel dalam senyawa kovalen. Dengan
CH2 CH2
CH2 – CH2
Sikloheksana, satu senyawa lingkar
Rantai – rantai yang lebih panjang terdapat pada dekana, C 10H22 ,
minyak mineral (campuran molekul hidrokarbon C20H42 dan yang
lebih panjang), bahkan n-hektana, C100H202.
Isomer
Isomer adalah beberapa molekul dengan rumus molekul
yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya (maksudnya,
penataan atom – atom dalam molekulnya berbeda). Keisomeran
umumnya terdapat pada senyawaan karbon tetapi tidak ada pada
Bahan :
9. Naftalen 1. Akuades
10. C10H8 2. n-heksan
11. p-dikorobenzen 3. Sikloheksan
12. C6H4Cl2 4. n-dekana
13. NaCl 5. o-diklorobenzen
14. KI 6. p-diklorobenzen
15. MgSO4 7. n-butil alkohol
16. (CH3)2CHOH 8. t-butil alkohol
b. Senyawa ionik
Anda tidak dapat menentukan titik leleh senyawa ionik
dengan radas seperti pada percobaan 1.a. Untuk itu,
gunakan handbook dan catat titik leleh dari senyawa ionik
berikut : NaCl (garam dapur), kalium iodida, KI (aditif dalam
garam dapur), dan MgSO4 (obat pencahar).
B. Perbandingan Kelarutan
Tentukan apakah isopropil alkohol, (CH3)2CHOH, dan lima
senyawa yang ada pada percobaan 1 larut dalam air atau
dalam karbon tetraklorida? Untuk menjawab hal tersebut,
maka:
D. Isomer
1. Bandingkan dan catat bau dan wujud o-diklorobenzena,
dan p-diklobenzena
2. Catat pula bau n-butil alkohol dan t-butil alkohol. Apakah
baunya sama? Tentukan kelarutan kedua senyawa ini
dalam air dengan jalan menetaskannya hingga tidak
lebih dari 15 tetes ke dalam masing – masing tabung
reaksi yang mengandung 1 ml air. (Setelah setiap
penambahan 1 tetes alkohol, goyangkan tabung reaksi
hingga larut. Pada saat terbentuk kekeruhan, catat
berapa jumlah alkohol yang telah diteteskan).
3. Bandingkan sifat kimia n-butil alkohol dengan t-butil
alkohol. Ke dalam dua tabung reaksi kering yang masing
– masing berisi 1 ml n-butil alkohol dan t-butil alkohol,
tambahkan sepotong kecil (sebesar kepala korek api)
logam natrium, catat laju pembentukan gelembung
hidrogen. Setelah diamati dan dicatat, tuangkan alkohol
dan natrium yang tidak bereaksi ke dalam gelas piala
yang sudah disediakan. Natrium tidak boleh di buang di
tempat basah, karena akan bereaksi dengan air.
4. Catat bau dietil eter dan bandingkanlah dengan bau
alkohol
5. Untuk mengamati sifat kimia yang lainnya, misalnya
seberapa cepat senyawa tersebut dapat terbakar
Hasil Pengamatan
A. Perbandingan titik leleh
a. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen Titik leleh Titik leleh
0 0
C Pustaka, C
Naftalena, C10H8
p-diklorobenzena,
C6H4Cl
b. Senyawa ionik
0
Senyawa ionik Titik leleh Pustaka, C
Garam dapur, NaCl
KI
MgSO4
B. Perbandingan kelarutan
Senyawa kovalen Kelarutan
Air Kabon
Tetraklorida
Isopropilalkohol,
(CH3)2CHOH
C10H8
C6HCl2
NaCl
KI
MgSO4
D. Isomer
Sifat fisis
Sifat kimia
Pengamatan Virtual :
1. Lakukan percobaan Virtual jenis-jenis ikatan yang terjadi
pada senyawa NaF, F2, dan HF.
2. Isilah tabel di bawah ini :
1. NaF :
2. F2 :
3. HF :
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................