Anda di halaman 1dari 109

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

oleh :
TIM KIMIA DASAR I

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2017

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 1


PETUNJUK KESELAMATAN KERJA

Dengan kehati–hatian dan pengetahuan akan teknik kerja yang


benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya. Petunjuk
keselamatan kerja berikut ini adalah hal yang masuk akal belaka.
1. Kenakan kacamata pelindung setiap saat Anda bekerja di
laboratorium. Kacamata jauh lebih aman dibandingkan dengan
kontak lensa.
2. Kenakan sepatu tertutup, bukan sepatu sandal.
3. Makan, minum, dan merokok dilarang setiap saat di
laboratorium.
4. Kenali letak dan cara penggunaan PPPK dan alat pemadam api.
5. Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi
apapun kecuali diminta oleh asisten.
6. Jika bahan kimia mengenai mata anda, cucilah dengan air
sebanyak – banyaknya dan laporkan kejadian ini kepada
asisten.
7. Jangan langsung membaui uap gas, tepiskan sedikit sampel gas
ke hidung Anda.

8. Setiap reaksi yang melibatkan bahan kimia berbahaya atau


berbau tidak enak dilakukan di lemari asam.
9. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke
muka Anda, atau ke rekan Anda; isi tabung dapat menyembur.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 2


10. Bila menyisipkan pipa kaca atau termometer ke dalam gabung,
lumasi batang dan lubang gabus dengan gliserol atau air.
Lindungi tangan Anda dengan lap dan putar masuk alat kaca
tadi ke dalam gabus. Agar tidak pecah, kedudukan kedua tangan
tidak boleh berjauhan.

11. Kumpulkan segera pecahan kaca.


12. Banyak pelarut biasa seperti alkohol, aseton, dan khususnya
eter, sangat mudah terbakar. Jangan menggunakan atau
meletakkan bahan – bahan seperti ini di dekat nyala api.
13. Jangan kerjakan percobaan yang tidak dijadwalkan.
14. Perhatikan setiap peringatan khusus yang tertulis dalam setiap
percobaan.
15. Laporkan setiap kesalahan sekecil apapun kepada asisten.
Untuk luka akibat keratin ringan, balutlah dengan plaster. Bila
kulit Anda tersentuh benda panas, siramlah dengan air dingin
untuk mengatasi rasa nyeri; jangan olesi dengan minyak. Untuk
kecelakaan yang lebih berat, hubungi paramedik.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 3


PENGENALAN ALAT, BAHAN DAN BUDAYA K3

A. Pengenalan Alat

Sebelum mulai melakukan praktikum dilaboratorium,praktikan harus


mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar
yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta merupakan K3
di laboratorium.
Berikut diuraikan beberapa peralatan yang umum digunakan
dilaboratorium kimia.

1. Erlenmeyer Tempat membuat


larutan. Dalam membuat
larutan erlenmeyer yang
selalu digunakan.

2. Labu Untuk destilasi larutan.


destilasi Digunakan pada proses
destilasi. Pada bagian
atas terdapat karet
penutup dengan sebuah
lubang sebagai tempat
termometer.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 4


3. Gelas Tempat untuk
Beaker menyimpan dan
membuat larutan.
Beaker glass memiliki
takaran namun jarang
bahkan tidak
diperbolehkan untuk
mengukur volume suatu
zat ciar
4. Corong Corong digunakan untuk
memasukan atau
memindah larutan dari
satu tempat ke tempat
lain dan digunakan pula
untuk proses
penyaringan setelah
diberi kertas saing pada
bagian atas.
5. Corong Menyaring larutan
bucher dengan dengan bantuan
pompa vakum.

6. Buret Digunakan untuk titrasi,


tapi pada keadaan
tertentu dapat pula
digunakan untuk
mengukut volume suatu
larutan.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 5


7. Corong pisah Untuk memisahkan dua
larutan yang tidak
bercampur karena
adanya perbedaan
massa jenis. Corong
pisah biasa digunakan
pada proses ekstraksi.

8. Labu ukur Untuk membuat dan


atau mengencerkan
larutan dengan ketelitian
yang tinggi.

9. Gelas ukur Untuk mengukur volume


larutan. Pada saat
praktikum dengan
ketelitian tinggi gelas
ukur tidak diperbolehkan
untuk mengukur volume
larutan. Pengukuran
dengan ketelitian tinggi
dilakukan menggunakan
pipet volume.
10. Kondensor Untuk destilasi larutan.
Lubang lubang bawah
tempat air masuk,
lubang atas tempat air
keluar.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 6


10. Filler (karet Untuk menghisap
pengisap) larutan yang akan dari
botol larutan. Untuk
larutan selain air
sebaiknya digunakan
karet pengisat yang
telah disambungkan
pada pipet ukur.
11. Pipet ukur Untuk mengukur volume
larutan

12. Pipet volume Digunakan untuk


atau pipet mengambil larutan
gondok atau dengan volume tertentu
volumetrik sesuai dengan label
yang tertera pada
bagian pada bagian
yang menggembung.

13 Pipet tetes Untuk meneteskan atau


mengambil larutan
dengan jumlah kecil.

14. Pengaduk Untuk mengocok atau


mengaduk suatu baik
akan direaksikan mapun
ketika reaksi sementara
berlangsung.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 7


15. Tabung Untuk mereaksikan dua
reaksi atau lebih zat.

16. Spatula Untuk mengambil


bahan-bahan kimia
dalam bentuk padatan,
misalnya dalam bentuk
kristal. Untuk zat-zat
yang bereaksi dengan
logam digunakan
spatula plastik
sedangkan zat-zat yang
tidak bereaksi dengan
dengan logam dapat
digunakan spatula
logam.

17. Kawat untuk uji nyala dari


nikrom beberapa zat.

18. Pipa kapiler Untuk mengalirkan gas


atau kaca ke tempat tertentu dan
kapiler digunakan pula dalam
penentuan titik lebur
suatu zat.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 8


19. Desikator Untuk menyimpan
bahan-bahan yang
harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium.
Dikenal dua jenis
desikator yaitu desikator
biasa dan desikator
vakum.

20. Indikator Untuk identifikasi


universal keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas
indikator universal
dicelupkan di cocokan
warna yang ada pada
kotak kertas universal.

21. Kacaarloji 1. penutup saat


melakukan
pemanasan terhadap
suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang
bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan
suatu bahan dalam
desikator.
22. Kertas saring Untuk menyaring
larutan.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 9


23. Kaki tiga Kaki tiga sebagai
penyangga pembakar
spirtus.

24 Kawat kasa Sebagai alas atau untuk


menahan labu atau
beaker pada waktu
pemanasan
menggunakan pemanas
spiritus atau pemanas
bunsen
25. Rak tabung Tempat tabung reaksi.
reaksi

26. Penjepit Untuk menjepit tabung


reaksi.

27. Batang stirer Pengaduk magnetik.


dan Stirer Untuk mengaduk
larutan. Batang-batang
magnet diletakan di
dalam larutan kemudian
disambungkan arus
listrik maka secara
otomatis batang
magnetik dari stirer akan
berputar.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 10


28. mortal dan Menghaluskan zat yang
pastle masing bersifat
padat/kristal.

29. Krusibel Terbuat dari persolen


dan bersifat inert,
digunakan untuk
memanaskan logam-
logam.

30. Cawan Digunakan sebagai


penguap wadah. Misalnya
penguapan larutan dari
suatu bahan yang tidak
mudah menguap.

31. Klem dan Sebagai penjepit


statif misalnya:
· Untuk menjepit soklet
pada proses ekstraksi
· Menjepit buret dalam
proses titrasi
· Untuk menjepit
kondensor pada
proses destilasi

32. Ring Untuk menjepit corong


pemisah dalam proses
pemisahan dan untuk
meletakan corong pada
proses penyeringan.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 11


33. Clay triangle Untuk menahan wadah,
misalnya krus pada saat
pemanasan atau corong
pada waktu
penyaringan.

34. Kacamata Untuk melindungi mata


pengaman dari bahan yang
menyebabkan iritasi dan
melindungi dari percikan
api, uap logam, serbuk
debu, kabut dan zat-zat
kimia yang meletup
ketika dilakukan
pemanasan, misalnya
H2SO4.
35. Pemanas Untuk membakar zat
spiritus atau memanaskan
larutan.

36. Pemanas Untuk memanaskan


atau larutan dan dapat pula
pembakar digunakan untuk
bunsen sterilisasi dalam proses
suatu proses.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 12


37. Hot plate Untuk memanaskan
larutan. Biasanya untuk
larutan yang mudah
terbakar.

38. Oven Untuk mengeringkan


alat-alat sebelum
digunakan dan
digunakan untuk
mengeringkan bahan
yang dalam keadaan
basah.
39. Tanur Digunakan sebagai
/furnace pemanas pada suhu
tinggi, sekitar 1000 °C.

40. Inkubator Digunakan untuk


fermentasi dan
menumbuhkan media
pada pengujian secara
mikrobiologi.

B. Pengenalan Bahan

Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja


di laboratorium.Sifat-sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat
dibaca pada Material Safety data Sheet (MSDS) di dalam buku,
CD,atau melalu internet. Pada table di bawah disajikan sifat bahaya
bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan
kimia.Peraturan pada pengepakan dan pelebalan bahan kimia

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 13


diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat
bahaya bahan kimia khususnya untuk bahan yang tergolong pada
hazaraous chemicalsatau bahan berbahaya dan beracun (B3).
Mahasiswa dapat mengenali informasi kimia khususnya dengan
informasi nama dan komposisi bahan,no CAS,struktur,sifat fisik dan
sifat kimiawi,bahaya kesehatan,pertolongan pertama pada
kecelakaan akibat terkena bahan kimia,penyimpanan dan
transportasi,pengolahan bahan buangan,bahaya kebakaran dan
teknik pemadaman yang diperlukan,reaktivitas bahan,dan informasi
lain-lain.

Tabel. Simbol bahaya (Hazard sysmbol)


Simbol dan arti Keterangan

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar


pada kulit,berlendir,menganggu sistem
pernafasan.Semua bahankimia mempunyai
sifat sepertiini (harmful) khususnya bila
kontak dengan kulit,dihirup atau ditelan.

BERBAHAYA

Produk ini dapat menyebabkan kematian


atau sakityang serius bila bahan kimia
tersebut masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan,menghirup uap,bau atau
debu,atau penyerapan melalui kulit.
BERACUN

Produk ini dapat merusak jaringan


hidup,menyebabkan iritasi pada kulit,gatal-
gatalbahkan dapat
menyebabkankulitmengelupas.Awas! Jangan
sampai terpercik pada mata.
KOROSIF

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 14


Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan
bahan yang bereaksi dengan air atau
membasahi udara (berkabut)untuk
menghasilkan gas yang mudah terbakar
(sepertimisalnya hidrogen) dari hidrida metal.
Sumber nyala dapat dari api
FLAMMABLE bunsen,permukaan metal panas, loncatan
(mudah terbakar) bunga api listrik,dan lain-lain.

Produk ini dapat meledak dengan adanya


panas, percitan bunga api,guncangan atau
gesekan.Beberapa senyawa membentuk
garam yang eksplosif pada
kontak(singgungan dengan logam/metal).
EXPLOSIVE
(Mudah meledak)

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran.


Senyawaini menghasilkan panas pada
kontak dengan bahan organik dan agen
pereduksi (reduktor).
OXIDATOR
(Pengoksidasi)

C.Pengenalan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keterampilan bekerja dilaboratorium dapat diperoleh mahasiswa


melalui kegiatan praktikum.Semakin sering dan serius mahasiswa
bekerja di laboratorium maka mereka akansemakin
terampil.Keterampilan ini sangat diperlukan untuk mendukung
kelancaran tugas akhir mahasiswa.Di sisi lain, laboratorium
merupakan tempat yang sangat mengerikan karena didalam
laboratorium berisi berbagai alat dan bahan kimia yang sangat
potensial menimbulkan bahaya.Kemungkinan bahaya itu antara lain
akibat bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenetik (dapat
menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 15


bahan tertentu dikulit,bahaya kebakaran,bahaya keracunan,serta
potensi bahaya lainya.Disamping itu orang yang bekerja di
laboratorium (praktikan,laboran,dan lainya)dihadapkan pada
pekerjaan pada beresiko besar,yang disebabkan dalam setiap
percobaan digunakan :
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak,mudah
terbakar,korosif, karsinogenetik,danberacun.
2. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh
kita.
3. Alat-alat listrik seperti: kompor listrik,oven,lampu pemanas,lampu
UV dan lain sebagainya,yang menyebabkan terjadinya sengatan
listrik.
4. Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat
terpecik.
Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi,mahasiswa hendaknya mengunanakan alat perlindungan diri
sesuai ketentuan.Untuk melaksanakan praktikum kimia, mahasiswa
minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan
kaca mata pelindung (goggle).
Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan
dengan selalu menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif
dalam setiap acara praktikum.Namun kita harus bertindak lebih aktif
dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat timbul di dalam
laboratorium agar kita selalu waspada dan hati-hati dalam setiap
tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi
kapan saja.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja
dilaboratorium antara lain adalah :
1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan
dikerjakan pada acara praktikum,dengan membaca petunjuk
praktikum,mengetahui tujuan dan cara kerja serta bagaimana
data percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau
tindakan yang harus dihindarkan,misalnya menjauhkan bahan
yang mudah terbakar dengan sumber api,membuang sampah
dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan
sebagainya.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 16


b. Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah
bersifat mudah terbakar,bersifat racun,karsinogenetik atau
membahayakan dan sebagainya,sehingga dapat terhindar dari
potensi bahaya yang dapat menimbulkan dari bahan kimia
yang digunakan.
c. Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara
kerja alat yang akan digunakan.
d. Mempersiap peralatan pelindung tubuh seperti,jas
laboratorium berwarna putih,kacamata goggle,sarung tangan
karet,sepatu, masker,dan sebagainya sesuai kebutuhan
praktikum.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
b. Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan
digunakan.
c. Merangkai alat yang digunakan dengan tepat,dan mengambil
bahan kimia secukupnya. Pengunaan bahan kimia JANGAN
SAMPAI BERLEBIHAN karena dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
d. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan
sifat sisa bahan yang dipergunakan.
e. Bekerja dengan tertib,tenang dan tekun, catat data-data yang
diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
a. Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai
posisi semula.
b. Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan
peralatan listrik,kran,air,menutup tempat bahan kimia dengan
rapat (dengan tutupnya semula).
c. Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.
d. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.
Kenyataan yang terjadi hingga saat ini,bekerja dilabratorium tidak
pernah memperhatikan resiko yang terjadi di laboratorium.Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan resiko atau bahaya
kerja dilaboratorium atau kurangnya kesadaran terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 17


PERCOBAAN I:
TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATORIUM

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui teknik-teknik dasar bekerja di laboratorium
2. Dapat melakukan teknik-teknik dasar bekerja di
laboratorium

1.2 Prinsip Teori


Salah satu teknik dasar laboratorium yang sangat
menunjang keberhasilan penelitian dan praktikum di laboratorium
adalah kebersihan meja praktikum serta penataan alat dan zat-zat
kimia harus tertata dengan baik. Dengan kerapihan dan penataan
meja praktikum beserta alat dan zat-zat kimia akan mengecilkan
kemungkinan mencampur adukan sample, salah menambahkan zat
kimia, menumpahkan larutan dan memecahkan alat gelas.
Teknik-teknik dasar yang harus diketahui dan dikuasai
diantaranya adalah : mencuci alat-alat gelas, penyiapan zat kimia
(reagensia), mengukur volume, menimbang berat, menyaring,
melakukan reaksi-reaksi pencampuran dan pelarutan

a. Teknik dasar mencuci alat-alat laboratorium


Alat-alat laboratorium yang akan dipakai untuk penelitian
dan praktikum mesti bersih. Alat yang bersih dapat diketahui bila
permukaannya dibasahi akuades maka akan terdapat suatu lapisan
film cairan yang merata. Adanya debu atau lemak menyebabkan
lapisan film tersebut tidak merata kejadian ini dapat menjadi
petunjuk bahwa alat tersebut belum bersih.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 18


Untuk alat gelas yang bisa dimasuki sikat seperti : gelas piala
dan labu erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau
dengan detergen sintetik. Pencucian untuk pipet, buret dan labu
volumetrik jika perlu dapat menggunakan larutan detergen panas
bila ingin benar-benar bersih. Setelah dicuci dengan
sabun/detergen, kemudian bilaslah dengan air yang bersih.
Jika pencucian dengan sabun/detergen belum dapat
membersihkan alat digunakan larutan pencuci. Larutan pencuci
yang sering digunakan adalah larutan yang bersifat oksidasi kuat
seperti kalium dikromat dalam asam sulfat. Cara membuat larutan
pencuci adalah sebagai berikut : larutkan 10-15 gr kalium dikromat
dengan 15 ml akuades dalam labu tahan panas sampai 500 ml,
kemudian tambahkan asam sulfat pekat perlahan-lahan dengan
sesekali digoyang. Warna larutan pencuci yang baik adalah oranye.
Bila larutan pencuci ini sudah berubah warna menjadi hijau, larutan
ini sudah tidak dapat dipakai lagi. Ingat buatlah larutan pencuci ini
di lemari asam.
Alat-alat yang telah dicuci ini kemudian dikeringkan. Untuk
alat-alat gelas yang tidak berfungsi sebagai alat ukur dapat
dikeringkan dioven pada suhu 110 0C. Tapi ingat jangan sesekali
memanaskan alat-alat gelas yang berfungsi sebagai alat ukur
dengan suhu yang tinggi, karena jika dipanaskan pada suhu yang
tinggi dapat memuaikan alat-alat gelas tersebut sehingga dapat
mengakibatkan skala yang tertera di alat-alat tersebut tidak akurat
(tidak menunjukkan skala volume yang sebenarnya).
Untuk alat-alat gelas yang berfungsi sebgai alat ukur dapat
dikeringkan dalam oven. Penentuan suhu oven untuk
pengeringan dapat mengacu pada suhu maksimal

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 19


pemanasanalat-alat ukur tersebut yang tertera di alat, biasanya
berkisar antara 20-50 0C.

b.Teknik dasar membaca meniskus pada alat-alat pengukur


volume
Pada alat-alat pengukur volume seperti yang digambarkan
pada Bab 1 gambar 1 sampai gambar 7, tertera tpraktikan skala
berupa garis melingkar yang menunjukkan tinggi cairan pada
volume-volume tertentu. Sebagai batas pembacaan adalah bagian
bawah permukaan lengkung cairan yang disebut meniscus, hal ini
dapat terlihat jelas hanya bila dilihat tepat segaris di mukanya
(parallax). Pembacaan yang dilakukan di atas ataupun di bawah
meniscus adalah salah. Lihat Gambar 30 di bawah ini !

c. Teknik dasar melakukan penimbangan


Beberapa petunjuk penting dalam menggunakan timbangan
yaitu :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 20


1. Duduk tepat menghadap timbangan untuk menghindarkan
kesalahan pembacaan
2. Timbangan harus dalam posisi tegak lurus, berarti timbangan
harus terletak pada bidang datar.
3. Periksalah timbangan apakah bekerja baik atau tidak, dengan
cara melihat apakah bila timbangan kosong (tanpa beban) posisi
penunjuk skala berat dalam keadaan nol. Bila tidak, lakukan
kalibrasi dengan cara menyeimbangkan posisi timbangan dan
memutar tombol kalibrasi.
4. Janganlah menimbang zat kimia langsung di atas pan
timbangan, tapi gunakanlah wadah yang cocok seperti gelas
arloji, botol timbangan, krus porselin, gelas piala, cawan kecil
atau kertas. Alat-alat wadah tersebut harus bersih dan sudah
dikeringkan dalam oven pada suhu 1100C kemudian didinginkan
pada suhu kamar dalam desikator selama 15 menit,
demikianpula bila akan menimbang sesuatu yang panas harus
didinginkan terlebih dahulu dengan cara yang sama.
5. Selama menimbang gunakanlah alat bantu untuk mengambil zat
kimia dari dalam botolnya atau menaruh zat kimia ke dalam
wadah. Jangan sesekali mengambil atau menaruh zat kimia
langsung dengan tangan. Alat bantu yang digunakan dapat
berupa penjepit, pinset, sendok atau sudip (lihat Bab I halaman
16). Bila zat kimia berupa larutan gunakanlah pipet.
6. Setiap menambah atau mengurangi beban dari pan penimbang,
timbangan harus dalam keadaan tidak bergerak atau bergoyang.
7. Jangan menimbang melebihi kapasistas timbangan.
8. Bila selesai menimbang bersihkan alat timbangan.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 21


d. Teknik dasar menggunakan pipet
Pipet diisi dengan menyedot secara perlahan kira-kira 2 cm
di atas garis etsa (garis batas) dengan menggunakan bola hisap yang
terbuat dari karet (propipet). Ujung bawah pipet harus tercelup
cukup dalam kecairan selama pengisian, seperti yang terlihat pada
Gambar (31).
Pencetlah propipet sehingga mengempes, kemudian
masukkan ke dalam ujung pipet. Pencetlah tpraktikan penghisap
pada propipet, cairan perlahan-lahan akan mengisi pipet. Setelah
cairan berada di atas garis etsa , pencetlah tpraktikan pengaliran
pada propipet perlahan-lahan, cairan akan kel uar dari pipet.
Hentikan pemencetan tpraktikan pengaliran untuk mengalirkan
cairan pada tempat yang kita inginkan.
Bila cairan yang akan diambil bukan cairan yang berbahaya,
pengaliran dapat diatur dengan menggunakan tangan, seperti
terlihat pada Gambar (32).

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 22


e. Teknik dasar membuat larutan
Bila ingin melarutkan zat padat dengan menggunakan
pelarut (biasanya akuades) gunakanlah labu volumetrik, agar
volume yang diinginkan dapat diketahui dengan teliti. Namun
sebelum labu volumetrik digunakan larutkanlah terlebih dahulu zat
padat dalam gelas piala, caranya adalah sebagai berikut :
1. Masukkanlah zat padat yang telah ditimbang ke dalam gelas
piala, kemudian masukanlah pelarut /akuades ke dalam gelas
piala sedikit demi sedikit sambil larutan ini diaduk dengan
batang pengaduk. Ingat jangan pergunakan pelarut secara
berlebihan. Misal bila ingin membuat larutan sebanyak 500 ml
jangan pergunakan semua pelarut sebanyak 500 ml, sisakan
kira-kira 50 sampai 100 ml
2. Lakukan langkah pertama ini sampai zat padat hampir terlarut
sempurna.
3. Pindahkan larutan yang telah dibuat digelas piala ke dalam labu
volumetrik, gunakanlah alat bantu corong pisah dan batang
pengaduk, lihat Gambar (33).
4. Setelah semua larutan dari gelas piala masuk ke labu
volumetrik, tambahkan secara sedikit demi sedikit pelarut ke
dalam labu volumetrik sampai garis batas. Bila pelarutnya
akuades gunakan botol semprot.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 23


Kadang-kadang untuk melarutkan harus dilakukan
pemanasan dan pengadukan sehingga bisa larut sempurna. Pada
Gambar (34) diperlihatkan cara pemanasan yang sederhana,
sedangkan pada Gambar (35) diperlihatkan cara pemanasan dengan
menggunakan hot plate berpengatur suhu yang dilengkapi dengan
alat pengaduk berupa magnetis yang dapat diputar

Bila ingin melakukan pengenceran lakukan langkah-langkah


sebagai berikut:
1. Bila larutan pekat yang akan diencerkan tidak mengeluarkan
gas, tidak bersifat asam kuat, masukkan sejumlah larutan pekat
tersebut ke dalam labu volumetrik dengan cara seperti yang
diperlihatkan pada Gambar (33). Kemudian tambahkan pelarut
sampai batas.
2. Bila larutan pekat tersebut mengeluarkan gas atau asam kuat,
bekerjalah di lemari asam, pergunakanlah sarung tangan dan
masker. Jangan masukan larutan pekat ini langsung ke dalam

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 24


tabung volumetrik, tapi masukan terlebih dahulu pelarut/
akuades ke dalam gelas piala kira-kira 1/4 volume yang
diinginkan kemudian baru masukkan larutan pekat tersebut ke
dalam gelas piala yang telah berisi akuades secara perlahan-
lahan, tunggu beberapa saat sampai gas-gas yang terjadi
terhisap oleh penghisap pada lemari asam, tambahkan akuades
hingga 2/3 volume yang dinginkan, baru kemudian masukan
larutan dari gelas piala ini ke dalam labu volumetrik seperti yang
diperlihatkan Gambar (33), tambahkan pelarut sampai batas.

f. Teknik dasar menggunakan buret


Sebelum digunakan pasanglah buret pada statif, buret
haruslah tegak lurus dengan cairan di dalamnya. Pada buret
terdapat keran yang berfungsi sebagai pengatur volume cairan yang
akan dialirkan. Periksalah kerannya, keran harus muah diputar dan
tidak bocor. Bila keran sukar diputar ataupun bocor, lepaslah keran
tersebut dan olesilah permukaannya dengan vaselin seperlunya.
Lihat Gambar (36).

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 25


Pengisian cairan ke dalam buret harus dengan hati-hati,
gunakan corong pisah dan batang pengaduk untuk memasukkan
cairan, lihat Gambar (37). Jika posisi buret menempel pada statif
dan dalam keadaan tegakditaruh di atas meja praktikum terlihat
terlalu tinggi, pengisian dapat dilakukan di lantai. Jangan paksakan
posisi buret seperti pada Gambar (37) di taruh di atas meja
praktikum, sebab dapat mengakibatkan cairan tumpah yang
mengakibatkan praktikan terkena cairan tersebut.

Alirkan cairan dengan membuka keran perlahan-lahan dan


usahakan kolom pipa di bawah keran terisi cairan dan tidak terdapat
gelembung udara. Proses pengaliran cairan dengan buret biasanya
dilakukan pada proses titrasi. Pengaliran pada titrasi dilakukan
dengan cara tangan kiri memegang keran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang
akan dititrasi. Lihat Gambar (38) dan (39).

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 26


g. Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
Tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi-reaksi
kimia dimana zat kimia yang dipakai dalam jumlah kecil. Biasanya
tabung reaksi digunakan untuk melakukan analisa unsur, analisa –
analisa kation .
Beberapa petunjuk penggunaan tabung reaksi :
1. Tabung jangan diisi lebih dari setengah.
2. Bila tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia
dengan cara pengocokan, pengocokan dilakukan dengan cara ke
samping (bukan ke atas dan ke bawah).
3. Jika perlu pemanasan, harus dilakukan secara hati-hati, sebab
mudah sekali menimbulkan kecelakaan, gunakan penjepit kayu
untuk memegang tabung reaksi, tabung dipegang miring,
diarahkan berlawanan muka dengan tubuh peneliti/praktikan,
digerakkan bolak-balik sambil diputar-putar.

h. Teknik dasar menyaring


Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring
dan corong pisah. Kertas saring harus dapat dilipat sedemikian rupa

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 27


sehingga memberikan suatu ruang antara kertas dan corong, kecuali
pada bagian atas kertas yang harus pas menempel dengan kaca.
Pertama-tama kertas saring dilipat dua, lihat Gambar (40)
kemudian dilipat lagi sehingga berbentuk segitiga lalu sobeklah
sedikit kertas sraign tersebut, lihat Gambar (41), buatlah menjadi
seperti kerucut, lihat Gambar (42) kemudian masukkanlah kertas
saring yang berbentuk seperti kerucut ini ke dalam corong pisah,
lihat Gambar (43).
Setelah kertas saring berada dalam corong pisah, lihat
Gambar (43) basahilah kertas saring dengan sedikit akuades.
Ratakan pembasahan kertas saring ini dengan menggunakan jari
yang bersih.

Batang corong hendaknya menjorok ke dalam wadah/gelas


piala penampung filtrat dan ujung batang menempel pada dinding
dalam wadah/gelas piala untuk mencegah muncratnya filtrat.
Semua pemindahan ke dalam corong hendaknya dilakukan dengan
bantuan batang pengaduk, dan harus dijaga baik-baik agar
larutan/cairan tidak tercecer setetes pun. Filtrat harus diperiksa
apakah ada kekeruhan; kadang-kadang sedikit endapan menembus

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 28


kertas saring pada awal penyaringan; namun endapan ini
dapat diambil dengan penyaringan ulang filtrat pada filter itu juga
setelah pori-pori agak tersumbat oleh endapan yang tertampung.
Lakukan penyaringan seperti Gambar (44).
Bila masih terdapat sisa endapan pada gelas piala wadah
campuran yang akan dipisahkan, lakukanlah pembilasan dengan
menggunakan botol pencuci yang berisi akuades. Lihat Gambar (45).

i. Teknik dasar menggunakan kertas indikator pH


Teknik menggunakan kertas indikator pH atau yang sering
disebut kertas lakmus adalah sebagai berikut :
1. Masukan batang pengaduk ke dalam larutan yang akan diuji pH-
nya.
2. Teteskan larutan yang akan diuji pH-nya ke kertas lakmus.
3. Bandingkan warna kertas lakmus yang telah ditetesi dengan
tabel warna pH yang disediakan. Lihat Gambar (46).

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 29


j. Teknik dasar pemijaran dan pengabuan
Teknik pemijaran dan pengabuan adalah suatu teknik
membakar dengan suhu tinggi suatu zat padat. Pemijaran adalah
pembakaran dengan menggunakan sumber panas dari api yang
keluar dari lampu Bunsen (gas). Teknik pemijaran dapat dilihat pada
Gambar (47). Sedangkan pengabuan adalah suatu teknik
pembakaran dengan menggunakan suhu tinggi yang berasal dari
panas kumparan listrik
Alat yang digunakan pada proses pengabuan disebut
furnace, lihat Gambar (48). Karena suhu yang digunakan tinggi, bisa
mencapai 10000C, teknik ini harus dilakukan sangat hati-hati,
mintalah petunjuk pada asisten/laboran cara penggunaan alat ini.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 30


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 31
LEMBAR HASIL PRAKTIKUM
TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATORIUM

No Nama Teknik Alat-alat yang


Manfaat
Dasar Digunakan
1

10

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 32


HASIL PRAKTIKUM
TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA LEMBAR DI LABORATORIUM

Nama Teknik Masalah yang


No Manfaat
Dasar Sering Terjadi
1

10

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 33


PERCOBAAN II:
LARUTAN DAN KONSENTRASI

2.1. Tujuan Praktikum


1. Mampu menimbang zat kimia dengan benar.
2. Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.

2.2. Prinsip Teori


a. Larutan
Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut campuran
karena susunannya dapat berubah-ubah. Di sebut homogen karena
susunannya seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-
bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase yang terpisah.
Meskipun semua campuran fase gas bersifat homogen dan
karena itu dapat disebut larutan, molekul-molekulnya begitu
terpisah sehingga tak dapat saling menarik dengan efektif. Larutan
fase padat sangat berguna dan dikenal baik, contoh: perunggu
(tembaga dan zink), emas perhiasan (biasanya emas dan tembaga),
dll.
Biasanya yang disebut larutan adalah fase cair. Lazimnya
salah satu komponen (penyusun) larutan sebelum larutan tersebut
dibuat adalah cairan. Cairan ini disebut medium pelarut atau pelarut
(solvent). Komponen lain dapat berbentuk gas, cairan, zat padat,
merupakan komponen yang terlarut (solute).

b. Petunjuk umum dalam membuat larutan kimia

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 34


Untuk mencapai hasil yang baik dalam pembuatan larutan
kimia, diperlukan ketelitian dan kebersihan, baik dalam
menggunakan alat maupun bahan. Untuk hal tersebut perlu diikuti
petunjuk-petunjuk di bawah ini :
1. Semua alat yang terbuat dari kaca bila hendak dipakai haruslah
dalam keadaan bersih dan kering. Bila alat-alat tersebut
disangsikan mengandung kotoran garam, asam, basa, atau
lemak, alat ini harus dicuci dengan air kemudian direbus dengan
sabun, dicuci lagi kemudian disemprot dengan akuades dan
kemudian dikeringkan dengan meletakkannya terbalik atau
mulut alat tersebut di bawah. Bila alat tersebut tidak bisa bersih
dengan cara di atas, maka kita pakai larutan pembersih, yaitu 70
gram natrium dikromat per liter asam sulfat pekat teknik. Jika
sulit air bersih rendam satu atau dua malam, kemudian dibilas
dan akhirnya dicuci dengan air. Bila kotoran itu bersifat lemak
(non polar) maka dapat dibersihkan dengan heksana.
2. Akuades yang dipakai hendaknya yang baru, karena yang lama
dapat mengandung CO2 atau O2 yang agak banyak. Sebaiknya
akuades dibuat dengan cara menyuling. Akuades yang telah
terlalu lama dapat dimurnikan dengan memanaskan selama 15
menit.
3. Bahan yang dipakai haruslah murni (p.a), terkecuali bila dalam
petunjuk boleh dipakai zat teknik.
4. Gunakanlah lemari asam, untuk pembuatan dan pengenceran
asam-asam pekat atau zat-zat yang mudah menghasilkan gas
beracun.
5. Bila menuangkan atau memindahkan zat-zat yang pekat
haruslah memakai kaus tangan karet untuk menghindari
terkena tangan.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 35


6. Untuk menghindari terhirupnya gas yang menguap ketika
proses pelarutan/ pengenceran asam-asam pekat gunakan
masker penutup hidung dan mulut, bila perlu gunakan kaca
mata khusus sebagai pelindung.
7. Semua kaca atau pipa kaca yang tersambung dengan pipa kaca
lainnya haruslah dilapisi dengan vaselin, tetapi lapisan
hendaknya setipis mungkin. Penggunaan alat ini hendaknya
dihindari untuk larutan alkali (KOH dan NaOH). Dalam keadaan
terpaksa, alat harus segera dicuci setelah larutan alkali ini
dipakai.
8. Setiap selesai bekerja cucilah alat secepatnya dan keringkan di
rak tempat alat. Jangan menyimpan bahan kimia yang tidak
perlu di dalam alat.
9. Simpan larutan yang tidak boleh kena sinar dalam botol yang
berwarna hijau atau coklat.
10. Untuk memasukkan kristal atau zat padat ke dalam botol yang
bermulut kecil digunakan corong kaca. Zat ini dapat didorong
menggunakan air dari botol semprot sehingga zat padat dan zat
cair bersatu merupakan fluida dan hanyut ke dalam botol.
11. Untuk melarutkan asam sulfat pekat, haruslah asam sulfat pekat
yang dituangkan ke dalam air dan bukan sebaliknya.
12. Untuk memipet asam-asam keras digunakan penghisap karet.
13. Segera matikan api jika bekerja dengan bahan-bahan yang
mudah terbakar seperti eter, alkohol, dan lain-lain.
14. Pakailah baju lab pada saat bekerja di laboratorium.
15. Berilah label setiap zat yang baru selesai dibuat dan beri tanggal
pembuatan.
16. Zat kimia yang telah habis masa pakainya atau telah rusak
hendaknya dibuang dan botolnya dibersihkan kembali.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 36


c. Sistem konsentrasi
Dalam analisa kimia, sistem konsentrasi moralitas dan
normalitas paling sering digunakan. Sistem persen bobot lazim
digunakan untuk menyatakan konsentrasi kira-kira (dari) reagensia
laboratorium. Untuk larutan yang sangat encer sering digunakan
ppm (parts per million/bagian tiap sejuta).

1. Molaritas
Sistem konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan,
karena itu paling sering digunakan dalam prosedur laboratorium
dimana volume larutan merupakan kuantitas yang diukur. Molaritas
didefinisikan sebagai :
Molaritas = banyaknya mol zat terlarut per liter larutan
atau
M=n/V
Karena : n = g / BM
maka :M = g / (BM x V)
Banyaknya zat terlarut dalam gram dapat
dicari :
g = M x V x BM

Keterangan :
M = molaritas
n = banyaknya mol zat terlarut
V = volume larutan dalam liter.
g = gram zat terlarut
BM = bobot molekul zat terlarut

2. Normalitas

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 37


Seperti molaritas, sistem konsentrasi ini didasarkan pada
volume larutan. Normalitas didefinisikan sebagai berikut :
Normalitas = banyaknya ekuivalen zat terlarut per liter
larutan
atau
N = ek / V
Karena : ek = g/ BE
maka :N = g/ (BE x V)
Banyaknya gram zat terlarut dapat dicari
dari:
G = N x V x BE

Sedangkan hubungan normalitas dan molaritas adalah :


Diketahui bahwa :
BE = BM / n
N = g / [(BM/n) x V]
M = g / (BM x V)
maka :
N = nxM

Keterangan :
N = normalitas
Ek = banyaknya ekuivalen
V = volume larutan dalam liter.
g = gram zat terlarut
BE = bobot ekuivalen

Keterangan :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 38


n = jumlah mol ion hydrogen, mol electron
atau mol kation univalent yang
diberikan atau diikat oleh zat yang
bereaksi itu.

3. Persen Bobot (%b/v)


Sistem ini menyatakan berapa gram zat terlarut per 100 ml
larutan. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

P = w / 100 ml larutan
Keterangan :
P = persen bobot zat terlarut
w = banyaknya zat terlarut dalam gram.

4. Bagian Tiap Sejuta (ppm)


Sistem konsentrasi ini menyatakan satu bagian komponen
dalam satu juta bagian campuran, dengan menggunakan satuan-
satuan bobot yang serupa dengan cara persen bobot maka ppm
dapat dirumuskan sebagai berikut :

ppm = w / (w + wo) x 106


Keterangan :
w = banyaknya zat terlarut dalam gram
wo = banyaknya pelarut dalam gram.

Karena w biasanya sangat kecil dibandingkan wo, maka ppm


ini menjadi :
ppm = (w/wo) x 106

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 39


Bila pelarut yang digunakan air, sedangkan satu liter air
pada temperatur kamar berbobot kira-kira 106 mg, maka jika ingin
membuat larutan 1 ppm zat X dapat dilakukan dengan cara
melarutkan 1 mg zat X ke dalam satu liter air.

2.3. Prosedur Percobaan


1. Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 ml
BM Na2CO3 = 106 gram / mol
G = M x V x BM
G = 0,1 M x 0,25 liter x 106 gram / mol
G = 2,65 gram
Timbang 2,65 gram Na2CO3 tempatkan dalam gelas piala,
kemudian larutkan dengan akuades sedikit demi sedikit dan
aduk menggunakan gelas pengaduk, setelah kristal Na2CO3 larut
semua, pindahkan larutan ke dalam labu ukur 250 ml. Bilas
gelas piala tadi dengan akuades dan masukkan air bilasan
terebut ke dalam labu ukur. Tepatkan volume larutan dalam
gelas ukur dengan akuades hingga volumenya tepat 250 ml.
Tutup gelas ukur dan goyang gelas ukur perlahan-lahan hingga
menjadi rata. Simpan larutan dalam botol dan diberi label.

2. Larutan (COOH)2 0,1 N sebanyak 250 ml


BM (COOH)2 = 90 gram / mol
G = N x V x BE
G = 0,1 N x 0,25 liter x (90 gram / mol : 2)
G = 1,25 gram
Timbang 1,25 gram (COOH)2tempatkan dalam gelas piala,
kemudian larutkan dengan akuades sedikit demi sedikit dan
aduk menggunakan batang (gelas) pengaduk, setelah kristal

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 40


(COOH)2 larut semua, pindahkan larutan ke dalam labu ukur 250
mL. Bilas gelas piala tadi dengan akuades dan masukkan air
bilasan terebut ke dalam labu ukur. Tepatkan volume larutan
dalam gelas ukur dengan akuades hingga volumenya tepat 1
liter. Tutup gelas ukur dan goyang gelas ukur perlahan-lahan
hingga menjadi rata. Simpan larutan dalam botol dan diberi
label.

3. Larutan gula pasir 10% sebanyak 50 ml


P = w / 50 ml
10% = w / 50 ml
w = 5 gram
Timbang 5 gram gula pasir dan larutkan dengan air hingga
volume larutannya menjadi 50 ml.

4. Larutan NaCl 2000 ppm sebanyak 250 ml


ppm = (w/ wo) x 106
2000 = (w/ 0,25 liter) 106
w = 0,5 gram
Timbang 0,5 gram NaCl dan larutkan dengan air hingga berat
larutan menjadi 250 gram. Ukur volume larutan yang dibuat.

5. Larutan MgPO4 0,1 M sebanyak 250 ml


BM MgPO4 = 119 gram / mol
G = M x V x BM
G = 0,1 M x 0,25 liter x 119 gram / mol
G = 3 gram

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 41


Timbang 3 gram MgPO4 tempatkan dalam gelas piala, kemudian
larutkan dengan akuades sedikit demi sedikit dan aduk
menggunakan batang (gelas) pengaduk, setelah kristal MgPO4
larut semua, pindahkan larutan ke dalam labu ukur 250 ml. Bilas
gelas piala tadi dengan akuades dan masukkan air bilasan
terebut ke dalam labu ukur. Tepatkan volume larutan dalam
gelas ukur dengan akuades hingga volumenya tepat 250 ml.
Tutup gelas ukur dan goyang gelas ukur perlahan-lahan hingga
menjadi rata. Simpan larutan dalam botol dan diberi label.

6. Larutan Urea 5% sebanyak 100 ml


P = w / 100 ml
5% = w / 100 ml
w = 5 gram
Timbang 5 gram urea dan larutkan dengan air hingga volume
larutan menjadi 100 ml.
7. Larutan KMnO4 50 ppm sebanyak 1 liter
ppm = (w/ wo) x 106
50 = (w/ 1000 gram ) 106
w = 0,05 gram
Timbang 0,05 gram KMnO4 dan larutkan dengan air hingga berat
larutan menjadi 1000 gram. Ukur volume larutan yang dibuat.

Dengan prosedur yang sama seperti di atas buatlah


beberapa larutan dari senyawa-senyawa berikut ini sesuai dengan
petunjuk dosen pembimbing.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 42


1. Larutan Na2SO3 0,1 M sebanyak 250 ml
2. Larutan BaCl2 0,5 M sebanyak 1 liter
3. KH3COOH 0,1 N sebanyak 500 ml
4. Ca(OH)2 0,5 N sebanyak 100 ml
5. MgSO4 500 ppm sebanyak 1 liter
6. Glukosa 10 % sebanyak 400 ml
7. Larutan KCN 0.1 M sebanyak 250 ml
8. Larutan Pb-asetat 0.1 M sebanyak 250 ml
9. Larutan KBr 0.1 M sebanyak 250 ml
10. Larutan AgNO3 0.1 M sebanyak 250 ml
11. Larutan LiCl 0.5 M sebanyak 1 liter
12. Larutan Kl 0.1 M sebanyak 250 ml
13. Larutan ZnSO4 0.1 M sebanyak 250 ml
14. Larutan NaOH 0.1 M sebanyak 250 ml
15. Larutan AlCl3 0.1 M sebanyak 250 ml
16. Larutan FeSO4 0.1 M sebanyak 250 ml
17. Larutan FeCl3 0.1 M sebanyak 250 ml
18. Larutan NaCl 0.5 M sebanyak 1 liter
19. Larutan NH4OH 0.1 M sebanyak 250 ml
20. Larutan MnCl2 0.1 M sebanyak 250 ml
NB. No 1 sd 6 diselesaikan saat praktikum dan dituliskan pada
Lembar Hasil Praktikum.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 43


LEMBAR HASIL PRAKTIKUM
LARUTAN DAN KONSENTRASI

No Nama Berat Berat Zat Volume / Konsentrasi


Zat Molekul yang Berat Larutan
dilarutkan Larutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 44


PENGENCERAN

Tujuan praktikum
1. Mahasiswa menguasai perhitungan yang melandasi teori
pengenceran
2. Mahasiswa terampil melakukan pengenceran zat

Prinsip teori
Zat terdapat dalam bentuk cairan maupun padatan. Zat
dalam bentuk cairan biasanya tersedia dalam konsentrasi yang
sangat tinggi, sedangkan senyawa yang digunakan di dalam
percobaan sebagian besar harus dalam konsentrasi yang cukup
rendah. Untuk itu perlu dilakukan pengenceran sebelum zat
tersebut digunakan.
Pengenceran adalah penambahan zat pelarut ke dalam
sejumlah larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. Penambahan
pelarut ini tidak menambah ataupun mengurangi jumlah zat
terlarut, baik dalam bentuk mol maupun berat. Dalam persamaan
matematika dapat ditulis :
Mol zat terlarut pada larutan pekat = Mol zat terlarut pada
larutan encer
n1 = n2
M1 x V1 = M2 x V2
atau
Berat zat terlarut 1 = Berat zat terlarut 2
V1 x (%b/v)1 = V2 x (%b/v)2

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 45


Prosedur Percobaan
1. Pembuatan larutan H2SO4 1 M sebanyak 100 ml dari H2SO4 pekat
Diketahui dari label botol H2SO4 pekat bahwa larutan ini
memiliki konsentrasi 16 M
Mol zat terlarut pada larutan pekat = Mol zat terlarut pada larutan
encer
n1 = n2
M1 x V1 = M2 x V2
16 M x V1 = 1 M x 100 ml
V1 = 6,25 ml
Ambil 6,25 ml H2SO4 pekat dengan menggunakan pipet
volumetrik ukuran 10 ml dan karet penghisap. Tempatkan
dalam gelas piala yang telah berisi akuades (ingat bahwa jumlah
akuades harus kurang dari 100 ml), kemudian aduk dengan
batang (gelas) pengaduk. Setelah larut semua, pindahkan
larutan ke dalam labu ukur 100 ml. Bilas gelas piala tadi dengan
akuades dan masukkan air bilasan tersebut ke dalam labu ukur.
Tepatkan volume larutan dalam gelas ukur dengan akuades
hingga volumenya tepat 100 ml. Tutup gelas ukur dan goyang
gelas ukur perlahan-lahan hingga larutan menjadi rata.
Masukkan larutan ke dalam botol yang telah diberi label.

2. Pembuatan larutan cuka 5% sebanyak 100 ml dari larutan cuka


10%.
Berat zat terlarut 1 = Berat zat terlarut 2
V1 x (%b/v)1 = V2 x (%b/v)2
100 ml x 5% = V2 x 10%
V2 = 50 ml

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 46


Dengan prosedur yang sama dengan prosedur 1, encerkan 50 ml
larutan cuka 10% dengan menggunakan akuades hingga
volumenya 100 ml.

Dengan prosedur yang sama seperti di atas lakukanlah


pengenceran untuk membuat larutan berikut ini !
1. H2SO4 0,01 M sebanyak 250 ml dari H2SO4 1 M
2. CH3COOH0,16N sebanyak 250 ml dari CH3COOH 2 M
3. Larutan cuka 1,2 % sebanyak 250 ml dari larutan Cuka
20%
4. Larutan KMnO4 3 ppm sebanyak 50 ml dari larutan
KMnO4 50 ppm
5. CH3COOH 0,5 M sebanyak 100 ml dari CH3COOH 1 M
6. NaOH 0,2 M sebanyak 100 ml dari NaOH 1 M
7. HCl 0,2 N sebanyak 100 ml dari HCl 5 N
8. H2SO4 0,5 N sebanyak 300 ml dari H2SO4 3 N
9. NaOH 100 ppm sebanyak 400 ml dari NaOH 1000 ppm
10. Glukosa 10 % sebanyak 250 ml dari glukosa 40 %

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 47


LEMBAR HASIL PRAKTIKUM
PENGENCERAN

No Nama Volume Konsentrasi Volume Konsentrasi


Zat Larutan Larutan Larutan Larutan
Encer Encer Pekat Pekat

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 48


PERCOBAAN III:
PENGAMATAN ILMIAH dan STOIKIOMETRI : PENGUKURAN
KClO3

Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan
pengamatan percobaan.
2. Mengembangan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di
laboratorium.
4. Menentukan koefisien reaksi penguraian KClO3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentase O2 dalam KClO3.

Pertanyaan Prapraktek
1. Dengan kata – kata Anda sendiri, definisikan istilah berikut :
kimia, percobaan, hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah,
teori.
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati
– hati dan sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium
nitrat, kalsium klorida, bahan kimia organik, air suling.
3. Apa yang Anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata
Anda?
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila
sampel KClO3 dipanaskan.
5. Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO 3 sebelum
dipanaskan?
6. Tuliskan kegunaan KClO3 dalam industri.

Latar Belakang
Kimia ialah cabang ilmu yang mempelajari bahan dan
perubahannya. Pada dasarnya, ilmu adalah pengetahuan yang
tertata. Pengetahuan ilmiah dihimpun secara sistematis melalui
rangkaian percobaan yang dirancang dengan seksama, pengamatan
yang dicatat dengan cermat, sampai kesimpulan yang ditarik dengan
cendekia. Proses ini yang dikenal sebagai metode ilmiah, melibatkan
tiga langkah (Gambar 1.1).

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 49


HUKUM atau TEORI ILMIAH
HIPOTESIS
PERCOBAAN
Gambar 1.1. Metode ilmiah

1. Pelaksanaan percobaan : pengumpulan data lewat pengamatan


perubahan kimia di bawah kondisi yang diatur.
2. Pengajuan hipotesis : perumusan tentatif untuk menghubungkan
dan menjelaskan data percobaan.
3. Pengajuan teori : pernyataan teori atau hukum ilmiah secara
formal setelah hipotesis diuji secara luas.

Hipotesis sering kali terbukti tidak sahih walaupun tidak segera


ditolak. Menurut sejarah, kimiawan dan fisikawan seringkali lamban
dalam meninggalkan teori lama untuk menganut teori baru. Ilmuan
acap kali berhati–hati dalam menarik kesimpulan, sebab mereka
menyadari masih banyak hal–hal di ala mini yang samar–samar dan
kadang–kadang tampak berlawanan satu sama lain. Hipotesis dapat
ditolak, diubah, atau walaupun jarang, sesudah diuji dengan
seksama, malah menjadi hukum atau teori ilmiah.Mari kita lihat cara
mengajukan hipotesis.
Merkuri oksida, yaitu serbuk berwarna jingga, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan dipanaskan selama dua menit. Batang korek api
dinyalakan, kemudian nyalanya dipadamkan. Batang korek yang
masih membara ini lalu didekatkan pada mulut tabung.

Gambar 1.2. Memanaskan


senyawa dalam tabung reaksi dan
menguji gas yang timbul

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 50


Pengamatan Hipotesis
 Logam keperakan terbentuk  Merkuri dan oksigen dihasilkan
di bagian dalam tabung reaksi dari pemanasan merkuri oksida
 Batang korek api kembali
menyala

Stoikiometri : Pengukuran KClO3


Kajian tentang hubungan bobot dalam reaksi–reaksi kimia disebut
stoikiometri, yang berarti mengukur unsur. Topik ini merupakan
dasar untuk menentukan komponen senyawa dalam campuran, dan
dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan
senyawa kimia. Perhitungan ini merupakan dasar dari komsep mol,
dan digunakan untuk menyeimbangkan persamaan kimia.
Zat yang dihasilkan dari pengukuran termal KClO3 adalah zat padat
KCl dan gas O2 dengan menggunakan katalis MnO2.

2KClO3(s) MnO2 2KCl(s)+3O2(g)

Untuk menentukan stoikiometri pada reaksi ini, Anda perlu


memperoleh jumalah mol O2 yang dibebaskan, yang dapat dihitung
dari hukum gas ideal, n = PV/RT, sehingga diperlukan informasi
tentang tekanan, volume, dan suhu dari gas oksigen.
Karena volume oksigen yang dihasilkan dari diukur dengan cara
pemindahan air, uap air juga akan ada dalam gas. Percobaan
dirancang sedemikian, sehingga tekanan total oksigen dan air dapat
Anda ukur kuantitasnya dari barometer. Tekanan parsial oksigen
dalam labu dapat dihitung dari tekanan total dan tekanan uap air.

P O2 = Ptotal-P H2O

Gambar 1.3 menunjukkan alat yang cocok untuk percobaan ini.


Sampel KClO3 diletakkan dalam tabung reaksi dan labu Florence
dipenuhi dengan air. Sejumlah air dipindahkan ke dalam gelas kimia
oleh tekanan oksigen. Volume air dalam gelas kimia akan sama
dengan volume oksigen dalam labu.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 51


Dengan percobaan ini, selain Anda dapat menentukan koefisien
reaksi penguraian KClO3, Anda dapat menghitung volume molar gas
oksigen :

VO2 = Volume molar O2


nO2

VO2 (pada STP)=VO2x

Di samping itu, Anda juga dapat menghitung persentase O 2 dalam


KClO3.
PERHATIAN : percobaan ini berbahaya bila Anda tidak hati–hati
mengerjakannya. Sebelum memulai, bacalah petunjuk dengan
saksama.

Tabel: Tekanan uap air (mmHg) pada berbagai suhu.


o
Suhu C 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
1 4.93 5.00 5.07 5.14 5.22
2 5.29 5.37 5.45 5.53 5.61
3 5.69 5.77 5.85 5.93 6.02
4 6.10 6.19 6.27 6.36 6.45
5 6.54 6.64 6.73 6.82 6.92
6 7.01 7.11 7.21 7.31 7.41
7 7.51 7.62 7.72 7.83 7.94
8 8.05 8.16 8.27 8.38 8.49
9 8.61 8.73 8.85 8.97 9.09
10 9.21 9.33 9.46 9.59 9.71
11 9.64 9.98 10.11 10.24 10.38
12 10.52 10.66 10.80 10.94 11.09
13 11.23 11.38 11.53 11.68 11.83
14 11.99 12.14 12.30 12.46 12.62
15 12.79 12.95 13.12 13.29 13.46
16 13.63 13.81 13.99 14.17 14.35
17 14.53 14.72 14.90 15.09 15.28
18 15.48 15.67 15.87 16.07 16.27
19 16.48 16.69 16.89 17.11 17.32
20 17.54 17.75 17.97 18.20 18.42

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 52


o
Suhu C 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
21 18.65 18.88 19.11 19.35 19.59
22 19.83 20.07 20.32 20.57 20.82
23 21.07 21.32 21.58 21.85 22.11
24 22.38 22.65 22.92 23.20 23.48
25 23.76 24.04 24.33 24.62 24.91
26 25.21 25.51 25.81 26.12 26.43
27 26.74 27.06 27.37 27.70 28.02
28 28.35 28.68 29.02 29.35 29.70
29 30.04 30.39 30.75 31.10 31.46
30 31.62 32.19 32.56 32.93 33.31
31 33.70 34.08 34.47 34.86 35.26
32 35.66 36.07 36.48 36.89 37.31
33 37.73 38.16 38.58 39.02 39.46
34 39.90 40.34 40.80 41.25 41.71
35 41.18 42.64 43.12 43.60 44.08
36 44.56 45.05 45.55 46.05 46.56
37 47.07 47.58 48.10 48.63 49.16
38 49.69 50.23 50.77 51.32 51.88
39 52.44 53.01 53.58 54.16 54.74
40 55.32 55.91 56.51 57.11 57.72
41 58.34 58.96 59.58 60.22 60.86
42 61.50 62.14 62.80 63.46 64.12
43 64.80 65.46 66.16 66.86 67.56
44 68.26 68.97 69.69 70.41 71.14
45 71.88 72.62 73.76 74.12 74.88

Prosedur
Pengamatan Ilmiah
A. Demonstrasi oleh Asisten
Percobaan berikut ini dimaksudkan untuk memberikan demonstrasi
kimia yang menarik. Sambil memperagakan (demonstrasi), Asisten
dapat membahas hal–hal yang berkaitan dngan keselamatan kerja.
Praktikan harus mencatat pengamatan pada lembar laporan,
kemudian mengajukan hipotesis untuk menjelaskan gejala yang
diamati.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 53


1. Warna biru yang sirna. Larutan biru (3 g glukosa dalam 100 mL
KOH 0,5 M dan 10 mL larutan biru metal 0,1 g/l) ada di dalam
labu Florence tertutup (kapasitas 1000 mL). Angkatlah labu dan
kocok satu kali dengan ibu jari tetap memegangi tutup. Ulangi
pengocokan dua sampai tiga kali.
2. Busa hitam. Masukkan gula pasir ke dalam gelas piala 150 mL
sampai setengah terisi. Tambahkan 15 mL asam sulfat pekat
dan aduk hati–hati dengan pengaduk kaca.
3. Kalor. Tambahkan 40 mL etanol pada 60 mL air dalam 150 mL
gelas piala. Ambillah kertas saring dan rendam dalam larutn
alkohol. Peras kelebihan larutan, bentangkan pada kaca arloji,
lalu bakar.
Catatan : Efeknya akan lebih baik bila percobaan dilakukan di
kegelapan. Asisten dapat memperagakan cara memadamkan
api kecil yaitu dengan lap basah. Sifat mudah terbakar pada
alkohol dapat dibahas.
4. Bahaya air. Gerus sekitar 3 g amonium nitrat dalam lumpang.
Alihkan serbuk ke dalam cawan penguap. Taburkan serbuk zink
segar pada serbuk amonium nitrat. Mundur beberapa langkah
dan semprotkan air dari botol semprot kepada campuran bahan
kimia tadi.

CATATAN : Reaksi yang terjadi sangat eksotermik sehingga


harus dilakukan dengan hati–hati. Beberapa butir Kristal iodine
akan memperbesar efek ini.

B. Percobaan Oleh Praktikan


Catatlah pengamatan Anda dalam lembar laporan. Ajukan hipotesis
dan jelaskan pengamatan Anda.
1. Panas dan dingin. Masukkan seujung sudip amonium klorida ke
dalam tabung reaksi dan kalsium klorida ke dalam tabung reaksi
lain. Isilah tabung sampai setengahnya dengan air. Peganglah
bagian bawah tabung.

Catatan : Buanglah bahan kimia ke dalam bak cuci, lalu


siram dengan air yang banyak.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 54


2. Aktif dan tidak aktif. Isilah gelas piala (250 mL) dengan air
sampai setengahnya. Masukkan sebuah paku besi dan sekepig
logam kalsium dalam air. Catat pengamatan Anda dan ajukan
hipotesis.
3. Paku tembaga. Isilah setengah gelas piala (250 mL) dengan
larutan tembaga (II) sulfat. Masukkan sebuah paku besi ke
dalamnya. Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan Anda.
4. Ada dan hilang. Masukkan sekitar 10 mL merkuri (II) nitrat ke
dalam gelas ukur. Tambahkan 20 mL larutan kalium iodide ke
dalam gelas ukur tersebut. Amati dan catat apa yang terjadi.
Tambahkan lagi 30 mL kalium iodide ke dalam gelas ukur, dan
aduk isinya. Catat pengamatan Anda dan ajukan hipotesis.

Prosedur
Stoikiometri : Penguraian KClO3
A. Persiapan alat
1. Pasanglah alat seperti Gambar 1.3
2. Tes alat terhadap kebocoran, menggunakan cara dalam langkah
3 hingga 6.
3. Isilah labu Florence dengan air hingga hampir penuh dan buka
klep penjepit.
4. Lepaskan selang karet bagian atas labu Florence yang
berhubungan dengan tabung reaksi. Tiuplah melalui pipa kaca
hingga selang karet terisi penuh air. Air akan mengalir dari labu
ke gelas piala.
5. Hubungkan kembali selang karet dengan pipa kaca pendek pada
labu Florence, selama air masih mengalir.
6. Jika tidak ada kebocoran, tidak ada lagi air yang akan mengalir
dari labu ke gelas piala.
7. Jepit selang karet dengan klem penjepit, dan kosongkan gelas
piala.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 55


B. Percobaan
1. Dalam keadaan bersih dan kering, timbang tabung reaksi Pyrex
200 mm dalam keadaan kosong menggunakan neraca dengan
ketelitian 0,001 g.
2. Timbang sekitar 0,2 g KClO3 dengan ketelitian 0,001 g dalam
tabung reaksi lalu tambahkan 0,03 g MnO2.
3. Homogenkan KClO3 dengan MnO2 dalam tabung reaksi
4. Pasang tabung reaksi yang terisi KClO3 dan MnO2
menggantikan tabung reaksi kosong pada alat yang telah
disiapkan.
5. Dengan api spirtus panaskan dasar tabung reaksi yang
mengandung campuran KClO3 dan MnO2 sekitar 1 menit, dan
buka klem penjepit.
6. Lanjutkan pemanasan hingga tidak ada lagi air yang mengalir
dari selang karet ke gelas piala (selama pengaliran air, tekanan
dalam alat dan udara diusahakan sama, dengan cara mengatur
tinggi permukaan air di dalam labu dan gelas piala).
7. Setelah tidak ada lagi air yang menetes (sekitar 30 menit
pemanasan) selang karet dijepit kembali dan padamkan api.
8. Air dari gelas kimia diukur volumenya dengan gelas ukur, dan
catat suhu air ini.
9. Setelah tabung reaksi dingin, lepaskan tabung reaksi dan
bersihkan lalu ditimbang dengan ketelitian 0,001 g.
10. Catat tekanan dan suhu udara di laboratorium.
11. Lakukan percobaan ini dua kali dari B.1 hingga B.9.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 56


Nama :
NIM :

LEMBAR LAPORAN
Percobaan 3 : PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI :
Penguraian KClO3

1. PENGAMATAN ILMIAH
A. Demonstrasi oleh Asisten
1. Warna biru yang sirna
Pengamatan Hipotesis

2. Asbut tembaga
Pengamatan Hipotesis

3. Busa hitam
Pengamatan Hipotesis

4. Kalor
Pengamatan Hipotesis

5. Bahay air
Pengamatan Hipotesis

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 57


B. Percobaan oleh Praktikan
1. Panas dan dingin
Pengamatan Hipotesis

2. Aktif dan tidak aktif


Pengamatan Hipotesis

3. Paku tembaga
Pengamatan Hipotesis

4. Ada dan Hilang


Pengamatan Hipotesis

Pertanyaan
1. Benar (B) atau Salah (S) kah pernyataan ini ?
a. Kaca mata pelindung tidak berguna bagi pekerja
di laboratorium
b. Semua bahan kimia dianggap berbahaya
c. Semua reaksi yang menggunakan bahan kimia
yang mengiritasi kulit atau berbahaya, harus
dilakukan di lemari asam
d. Bila menyisipkan pipa kaca atau termometer ke
dalam gabus, gunakan bahan pelumas mei
motor.
e. Buanglah sisa reagen cair ke dalam bak cuci
dan siram dengan air yang banyak
2. Sesudah menyelesaikan percobaan dan memeriksa data,
apalagi yang perlu Anda kerjakan?
3. Anda diberi Sembilan keeping uang logam dan sebuah neraca
palang. Salah satu keping lebih ingan dari delapan lainnya yang
bobotnya sama. Bagaimana Anda menetapkan kepingan mana
yang ringan hanya dengan melakukan dua kali penimbangan?

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 58


ULANGAN
2. STOIKIOMETRI : PENGUKURAN KClO3
I II
1. Massa tabung reaksi Pyrex + KClO3
2. Massa tabung reaksi Pyrex
3. Massa KClO3 (g)
4. Massa KClO3+MnO2 (g)
o
5. Suhu air ( C)
6. Tekanan uap air (mmHg)
7. Tekanan udara (mmHg)
8. Volume air yang pindah (bobot jenis H2O
1,00g/mL)
9. Volume O2 yang timbul (I)
10. Massa tabung reaksi Pyrex dan
perlengkapannya
setelahpemanasan (g)

A. Koefisien reaki penguraian KClO3


1. Mol KClO3
2. Mol O2
3. Mol KCl
4. Persamaan reaksi penguraian KClO3
KClO3KCl+O2

B. Volume molar O2 dan % dalam KClO3


1. Tekanan dari O2 kering
2. Volume O2 pada STP
3. Mol O2 yang timbul (mol)
4. Volume molar O2 (l/mol) pada STP
5. Volume molar rata–rata dari O2 (l/mol) pada
STP
6. Persentase O2 dalam KClO3

Perhitungan

Kesimpulan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 59


Pertanyaan
1. Gas oksigen sedikit larut dalam air. Apakah keadaan ini akan
mempengaruhi jumlah KClO3 yang terurai dalam campuran yang
sudah Anda laporkan? Jelaskan.
2. A. Bila ketinggian air di lur tabung reaksi pengumpul gas lebih
tinggiyang diluar, apakah ini isebabkan oleh tekanan gas O 2
lebihtinggi atau lebihrendah daripada tekanan udara? Jelaskan.
a. Bila Anda menyertakan tekanan gas pada pertanyaan 2a,
apakah volume gas O2 bertambah atau berkurang?
Jelaskan.
b. Andaikan Anda tidak menyertakan tekanan, tetapi
mengambil tekanan O2 sama dengan tekanan udara luar,
apakah jumlah mol O2 yang timbul lebih besar atau lebih
kecil daripada yang sebenarnya? Jelaskan.
3. Bila udara memasuki tabung reksi pengumpul gas, bagaimana
hal ini dapat mempengaruhi jumlah mol KClO3 yang terurai?
Jelaskan.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 60


PERCOBAAN IV:
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR

Tujuan
1. Mengkajikesamaan sifat unsur–unsur dalam tabel berkala.
2. Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali
tanah.
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida.
4. Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali atau
alkali tanah dan halida.

Pertanyaan Prapraktek
1. Tuliskan unsur–unsur yang termasuk golongan IA (alkali) dan
Gol IIA (alkali tanah).
2. Selesaikanlah persamaan reaksi berikut :
a. CaCl2+(NH4)2CO3
b. BaCl2+(NH4)2CO3
c. NaCl +(NH4)2CO3
d. NaCl +Cl
e. NaBr +Cl2
f. NaI+Cl2
3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C?

Latar Belakang
Dalam percobaan ini akan dilakukan uji nyala dari larutan alkali dan
alkali tanah. Uji nyala dapat diamati dari larutan yang jumlahnya
sangat sedikit dengan menggunnakan kawat nikrom. Dengan
mencelupkan kawat nikrom ke dalam larutan kemudian
membakarnya pada nyala yang panas (api yang biru) akan dapat
diamati warna nyala dari unsur tersebut. Larutan yang digunakan
adalah larutan garam dari unsur tersebut. Setiap unsur akan
memberikan warna nyala yang berbeda. Contoh : larutan natrium
memberikan nyala kuning, larutan tembaga nyala hijau. Larutan litiu
nyala merah.
Nyala menjadi ciri khas setiap unsur–unsur. Warna nyala kuning
tajam merupakan cara yang praktis untuk menentukan unsur

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 61


natrium. Inilah sebabnya uji nyala dapat digunakan untuk
menentukan larutan yang tidak diketahui.

Garam halida dari alkali dan alkali tanah dapat bereaksi dengan
halogen yang lebih bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk
halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan pengoksidasi ialah :
-
F2> Cl2> Br2> I2. F2 dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2 dan Cl2
-
dapat mengoksidasi Br menjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2
-
tidak dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2. Reaksinya dapat dilihat
sebagai berikut :
- -
Cl2+Br Cl +Br2
- -
Cl2+I Cl +I2
-
Br2+Cl tak bereaksi

Dalam reaksi ini untuk mendapatkan klorin dapat dibuat air klorin
dengan jalan memanaskan campuran MnO2 dengan HCl 6 M.
Pemanas yang digunakan cukup lampu spirtus. Gas yang terbentuk
dialirkan ke dalam air suling (lihat gambar 2.1).

Gambar 2.1. Pembuatan gas


klorin

Persamaan reaksi

MnO2+4HCl MnCl2+2H2O+Cl2

Prosedur
A. Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
1. Letakkan enam tabung reaksi pada rak. Tambahkan ke
dalamnya masing 2 mL larutan BaCl2 0,5 M ; CaCl2 0,5 M ;
LiCl0,5 M ; KCl 0,5 M ; NaCl 0,5 M ; SrCl 0,5 M.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 62


2. Ambil kawat nikrom, panaskan pada bagian biru dari nyala
Bunsen. Panaskan terus sampai tidak ada lagi warna yang
timbul pada nyala. Untuk mencegah kontaminasi, jangan
menyentuh kawat nikrom yang bersih.
3. Celupkan kawat tadi ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan barium, lalu panaskan ujung kawat pada nyala. Catat
pengamatan Anda. Bersihkan kawat dan ulangi uji nyala
untuk larutan yang mengandung kalsium, litium, kalium,
natrium, dan stronsium.
Catatan : Untuk membersihkan kawat bekas pakai, selupkan
kawat ke dalam larutan HCl pekat (12 M) dan panaskan
sampai merah. Bila perlu, ulangi prosedur ini.

B. Reaksi – reaksi unsur alkali dan alkali tanah


1. Tambahkan 1 mL larutan amonium karbonat 0,5 M ke
dalam setiap tabung. Jika terbentuk endapan, tuliskan EDP
dalam lembar laporan. Bila tidak ada reaksi, tulislah TR.
2. Bersihkan tabung reaksi dan bilas dengan air suling.
Masukkan 2 mL larutan barium, kalsium, litium, kalium,
natrium, dan stronsium masing–masing ke dalam tabung
reaksi. Tambah 1 mL larutan amonium fosfat 0,5 M ke
dalam setiap tabung. Catat pengamatan Anda.
3. Bersihkan tabung dan masukkan 1 mL larutan kalsium,
litium, kalium, natrium, dan stronsium ke dalam tabung
terpisah. Tambahkan 1 mL larutan amonium sulfat ke
dalamsetiap tabung. Catat pengamatan Anda.

C. Reaksi – reaksi Halida


1. Letakkan tiga tabung reaksi pada rak. Masukkan 1 mL
larutan berikut ke dalam masing–masing tabung : NaCl 0,5
M ; NaBr 0,5 M ; NaI 0,5 M.
2. Ke dalam setiap tabung tambahkan 1 mL karbon
tetraklorida, 1 mL air klorin, dan 5 tetes asam nitrat encer
(6M)
3. Kocok setiap tabung dan amati warna lapisan karbon
tetraklorida di bagian bawah.
Catatan : Buanglah larutan ini ke dalam wadah khusus untuk
membuah limbang organik.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 63


D. Analisis larutan anu
1. Mintalah sejumlah larutan anu (X) kepada asisten. Lakukan
uji nyala dan catat pengamatan Anda.
2. Masukkan 1 mL larutan anu masing–masing ke dalam tiga
tabung reaksi. Tambahkan 1 mL amonium karbonat ke
dalam tabung pertama, 1 mL amonium fosfat ke dalam
tabung kedua, dan 1 mL amonium sulfat ke dalam tabung
ketiga. Catat pengamatan Anda.
3. Masukkan 1 mL larutan anu (Y) ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 1 mL karbon tetraklorida, 1 mL air klorin, dan
setetes asam nitrat. Kocok tabung reaksi dan catat warna
lapisan karbon tetraklorida.
4. Bandingkan uji nyala dan reaksi larutan X dengan keenam
larutan yang diketahui (prosedur A dan B). Nyatakan unsur
alkali apa yang terdapat dalam larutan X.
5. Bandingkan uji halida dari larutan Y dengan ketiga larutan
halida yang diketahui (prosedur C). Nyatakan halida apa
yang terdapat dalam larutan Y.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 64


Nama :
NIM :

LEMBAR LAPORAN
Percobaan 4 : GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR

A. Uji nyala unsur alkali dan alkali tanah


No. Zat Warna nyala Keterangan
1. CaCl2
2. BaCl2
3. SrCl2
4. KCl
5. NaCl
6. LiCl

B. Reaksi – reaksi unsur alkali dan alkali tanah


No. Zat Pereaksi EDP TR
1. CaCl2 (NH4)2CO3
2. BaCl2
3. SrCl2
4. KCl
5. NaCl
6. LiCl
No. Zat Pereaksi EDP TR
1. CaCl2 (NH4)3PO4
2. BaCl2
3. SrCl2
4. KCl
5. NaCl
6. LiCl
No. Zat Pereaksi EDP TR
1. CaCl2 (NH4)2SO4
2. BaCl2
3. SrCl2
4. KCl
5. NaCl
6. LiCl

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 65


C. Reaksi – reaksi halida

No. Zat Warna nyala


1. NaCl+Cl2
2. NaBr+Cl2
3. NaI+Cl2

D. Anaisis larutan anu


a. Zat X
 Warna nyala
zatX...................................................................
 X+(NH4)2CO3 ...................................................................
 X+(NH4)3PO4 ...................................................................
 X+(NH4)2SO4...................................................................

Kesimpulan

b. Zat Y
 Zat
Y+CCl4+HNO3..............................................................
 Warna lapisan
CCl4..............................................................

Kesimpulan

Pertanyaan
1. Apakah reaksi nyala saja dapat digunakan untuk
mengidentifikasi unsur? Jelaskan jawaban Anda.
2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI
memberikan hasil yang berbeda?
3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda
dengan golongan IIA pada percobaan B1, 2, dan 3?

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 66


PERCOBAAN V:
RUMUS EMPIRIS SENYAWADAN HIDRASI AIR

Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan
rumus molekul senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara
memakai data untuk menghitung rumus empiris.
3. Mempelajari sifat–sifat senyawa berhidrat.
4. Mempelajari reaksi bolak–balik hidrasi.
5. Menentukan persentase air di dalam suatu berhidrat.

Pertanyaan Prapratek
1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul?
2. Jika dalam 5 g tembaga klorida terdapat 2,35 g tembaga dan 2,
65 g klorida, tentukan rumus yang paling sederhana dari
tembaga klorida tersebut.
3. Definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.
4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu zink sulfat (ZnSO 4).
Bila 300 g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot
yang tersisa adalah 1,692 g. bagaimana rumus garam hidrat ini?

Latar belakang
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah
atom yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus yang
sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus
molekul. Misalnya, hidrogen peroksida mempunyai rumus nyata
H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang
digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat
fisis dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama,
yaitu CH. Rumus molekul asetilena C2H2, sedangkan rumus molekul
benzen C6H6.

Menurut sejarah, rumus empiris ditentukan lewat penggabungan


nisbah bobot dari unsur–unsur ny. Ini merupakan langkah yang
penting untuk memperlihatkan sifat berkala dari unsur–unsur.
Percobaan rumus empiris juga dilakukan untuk menentukan daya

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 67


gabung suatu unsur. Baru–baru ini, unsur sintetik lawrensium
diketahui memiliki daya gabung 3 berdasarkan percobaan rumus
empiris. Lawrensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk
lawrensium klorida dengan rumus LrCl3.

Beberapa unsur menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga


rumus empiris senyawa bergantung pada bagaimana unsur tersebut
bergabung. Misalnya, besi dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk besi (II) oksida dan besi (III) oksida, bergantung pada
kondisi percobaan pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini, pita
magnesium akan dipanaskan dalam krus dan diubah menjadi
oksida.

Hidrasi Air

Beberapa reaksi yang dilakukan di laboratorium kimia selalu


berkenaan dengan larutan, beberapa diantaranya bekerja dengan
menggunakan air sebagai pelarut. Ketika air diuapkan, hasil reaksi
dapat diisolasi, seringkali dalam bentuk padatan. Kadangkala produk
padatan ini mengandung molekul air sebagai bagian dari
komposisinya. Sebagai contoh, jika nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan
dalam larutan H2SO4 encer, akan terbentuk NiSO4.

NiO(s)+H2SO4(aq) NiSO4(aq)+H2O(l)

Bila air diuapkan, terbentuklah kristal berwarna hijau gelap. Ketika


dianalisis kristal tersebut mengandung 6 mol air untuk setiap mol
nikel (II) sulfat. Senyawa ini dinamakan hidrat atau garam hidrat, dan
air yang ada merupakan bagian penting dari komposisinya yang
terbentuk dan disebut dengan air hidrat.

Beberapa bahan akan menyerap sedikit air jika ditempatkan di


atmosfir yang mengandung banyak uap air. Penambahan air akan
membentuk hidrat dan kehilangan air akan membentuk anhidrat, dan
proses ini merupakan proses bolak – balik. Sebagai contoh, nikel (II)
sulfat jika dipanaskan akan kehilangan air membentuk nikel (II) sulfat
anhidrat. Nikel (II) sulfat anhidrat dapat dilarutkan kembali dalam air
dan dikristalisasi ulang sebagai senyawa hidrat.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 68


NiSO4.6H2O NiSO4(s)+6H2O(g)

Perubahan kimia pada reaksi kedua juga berlangsung spontan,


tanpa tambahan panas atau tambahan air. Pada kelembapan relatif
tinggi zat anhidrat yang hidroskopis dapat menyerap air dari
atmosfer. Zat yang menyerap air sering digunakan sebagai zat
pengering atau zat pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air yang
diserap terlalu besar, zat tersebut akan meleleh, dan dapat hilang
secara spontan bila ditempatkan pada kelembaban yang rendah. Zat
ini dinamakan zat pemekar (floresensi). Hal ini sering ditandai
dengan hancurnya kristal hidrat yang terbentuk dari serbuk anhidrat
padat.

Persentase air pada beberapa sampel dapat ditentukan secara tak


langsung. Pemanasan akan menguapkan air dan jika ditimbang
ulang terjadi penyusutan bobot contoh. Besarnya penyusutan
merupakan bobot air ada, dan dalam hal ini dianggap tak ada gas
lain yang dihasilkan dalam proses ini. Jika dilakukan pada senyawa
yang diketahui, rumus hidrat dapat diketahui.

Pada percobaan ini, Anda akan menentukan persentase air pada


contoh hidrat, membuat pengamatan kualitatif yang menarik pada
proses hidrasi dan mengamati penyusutan air pada pemanasan
sejumlah contoh.

Prosedur
Rumus Empiris Senyawa
1. Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan kering.
2. Timbang krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 g, catat
bobotnya.
3. Ambil sepotong pita Mg (10-15 cm) yang telah disediakan,
bersihkan dengan tetras tisu untuk menghilangkan kotoran dan
minyak.
4. Gulung pita magnesium hingga dapat masuk sesuai dengan
dasar krus.
5. Masukkan gulungan magnesium ini ke dalam krus dan timbang.
6. Letakkan krus dan isinya di atas kaki tiga yang dilengkapi
dengan segitiga porselen dan panaskan krus beserta isinya
dengan pembakarbunsen (api biru) hingga dasar krus berpijar.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 69


7. Setelah dipanasi 20 menit, ambil penjepit krus dan buka tutup
krus sedikit agar udara dapat masuk. Lanjutkan pemanasan
selama 20 menit lagi.
8. Matikan Bunsen dan biarkan dingin sekitar 15 menit. (Selama
pemanasan dengan tutup terbuka sedikit, logam Mg bereaksi
dengan nitrogen udara membentuk magnesium nitrit).
9. Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan 40 tetes air ke
dalam cawan krus.
10. Panaskan krus dalam keadaan tertutup dengan api kecil selama
5 menit hingga tidak ada lagi asap yang timbul.
11. Matikan Bunsen, dan dinginkan krus selama 15 menit lalu
timbang.
12. Lanjutkan pemanasan dengan api kecil (nyala biru) sekitar 20
menit, lalu dinginkan.
13. Timbang krus dengan isinya dan tutupnya hingga ketelitian
0,001 g.

Catatan : Bila Mg tidak tersedia, dapat digunakan Cu dengan


prosedur sebagai berikut:

1. Bersihkan cawan penguap, panaskan, dinginkan, timbang


sampai bobot tetap.
2. Ke dalam cawan tambahkan 0,5 g logam tembaga, campur
dengan 10 mL asam nitrat 4 M dan tutup dengan gelas arloji.
3. Setelah semua logam tembaga larut, panaskan lagi sampai
terbentuk Kristal hitam.
4. Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk kristal kekuning–
kuningan, dinginkan dalam suhu kamar.
5. Timbang cawan penguap beserta isinya sampai bobot tetap.
6. Tentukan rumus empiris dari oksida tembaga tersebut.

Hidrasi Air
A. Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
1. Periksa cawan porselin dan tutupnya, apakah masih baik. Cuci
cawan dengan detergen dan air, bilas dengan air suling
kemudian dengan larutan HNO3 6 M dan bilas dengan air suling
lagi. Keringkan dan tempatkan cawan pada segitiga penyangga.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 70


2. Atur ketinggian kaki tiga sehingga bagian tengah cawan tepat
pada bagian yang panas pada pembakar. Penutup sedikit
terbuka saat dipanaskan.
3. Panaskan cawan dengan hati–hati sampai bagian tengah cawan
terlihat membara. Pertahankan pemanasan selama 5 menit.
4. Hentikan pemanasan dan dinginkan pada suhu kamar selama
10-15 menit. Jaga cawan dan tutupnya selalu dalam keadaan
bersih. Timbang cawan beserta tutupnya.
5. Dapatkan contoh dari asisten, catat bobotnya. Tempatkan kira–
kira 1 g sampel dalam cawan, timbang besrta tutupnya.
Letakkan cawan pada segitiga dengan tutup sedikit terbuka
sehingga uap dapat keluar.
6. Panaskan cawan selama 1 menit dengan pembakar di
bawahnya, kemudian naikkan panas hingga bagian atas cawan
terlihat merah. Biarkan pemanasan selama 10 menit.
7. Hentikan pemanasan, tutup cawan, biarkan dingin pada suhu
kamar, kemudian timbang.
8. Ulangi pemanasan sampai didapatkan bobot tetap, artinya
sampai didapatkan perbedaan bobot 2-3 mg. Hitung persentase
air dalam contoh dan tentukan rumus hidratnya.

B. Reaksi bolak – balik Hidrat


1. Masukkan setengah spatula tembaga (II) sulfat pentahidrat
(CuSO4.5H2O) ke dalam cawan porselen. Amati sampel ini dan
catat warnanya.
2. Tutup cawan dengan kaca arloji, kemudian panaskan (jangan
terlalu panas) Contoh akan berubah warna menjadi pucat dan
akhirnya putih. Catat hasil pengamatan Anda.
3. Hentikan pemanasan, setelah dingin teteskan air yang
terkumpulpada kaca arloji ke dalam cawan, apa yang terjadi?
(jika air tidak terkumpul dapat ditambahkan air lain).

Catatan : Tembaga sulfat jangan dibuang.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 71


Nama :
NIM :

LEMBAR LAPORAN
Percobaan 5 : RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR

1. Senyawa Magnesium
Bagaimana Ulangan Ulangan
mendapatkannya I II
1. Bobot cawan krus + Menimbang
tutup
2. Bobot cawan krus + Menimbang
magnesium
3. Bobot magnesium (2) - (1)
4. Bobot cawan krus + Menimbang
tutup + magnesium
oksida
5. Bobot magnesium (4) - (1)
oksida
6. Bobot oksida (4) - (2)
7. Bobot atom Tabel berkala 24,3 24,3
magnesium
8. Bobot atom oksida Tabel berkala 16,0 16,0
9. Jumlah mol atom
oksida
10. Jumlah mol atom
magnesium
11. Rumus empiris
magnesium oksida

2. Senyawa tembaga
 Bobot cawan penguap=............ g
 Bobot cawan penguap + tembaga =........... g
 Bobot cawan penguap + oksida tembaga = ........... g
 Bobot oksida tembaga yang diperoleh = ........... g
 Tulis reaksi antara logam tembaga dengan asam nitrat.
 Dari hasil percobaan buatlah perhitungan untuk menentukan
rumus empiris oksida tembaga tersebut.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 72


Perhitungan

Kesimpulan

Pertanyaan
1. Bila logam magnesium yang digunakan bobotnya berbeda–
beda, apakah rumus empirisnya sama? Jelaskan.
2. Dari data di bawah ini, hitunglah rumus empiris senyawa. Suatu
senyawa surfur dengan bobot 50,00 g dipanaskan dengan
kondisi tertentu untuk menghasilkan senyawa sulfur oksigen.
Bobot senyawa sulfur oksigen 100,00 g. Bagaimana rumus
empiris senyawa tersebut?
3. Suatu senyawa setelah dianalisis ternyata mengandung 74,06%
oksigen dan sisanya nitrogen. Tentukan rumus empiris senyawa
tersebut.
4. Berapa g logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan
berapa volume gas hidrogen yang dibebaskan dalam keadaan
standar?

A. Hidrat
1. Massa cawan kosong + tutup=............ g
2. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
3. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
Pemanasan 1
4. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
Pemanasan 2
5. Massa cawan kosong + tutup + contoh=............ g
Pemanasan 3
6. Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap) =............ g

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 73


7. Massa contoh setelah pemanasan=............ g
8. Massa air yang hilang dari contoh=............ g
9. Persentase air yang hilang dari contoh=............ g
10. Massa molar senyawa anhidrat =............ g
11. Rumus hidrat =............ g
12. Jumlah zat anu =............ g

Jika Anda memanaskan cawan dan isinya sampai bobot tetap, apa
masalah–masalah yang timbul dari percobaan? Apakah perhitungan
Anda tentang persentase air terlalu tinggi, terlalu rendah, atau
hasilnya tidak berubah? Kemukakan alasan Anda.

B. Reaksi bolak – balik hidrasi


a. Warna CuSO4.5H2O …………………..
b. Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak terdapat air
pada kaca arloji?
c. Warna contoh setelah pemanasan adalah ……………………
d. Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna
…………………..
e. Persamaan reaksi :
CuSO4.5H2O
CuSO4+5H2O

Pertanyaan
1. Kenapah dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk
percobaan menentukan rumus hidrat (Percobaan A)?
2. Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
3. Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada percobaan B?
Jelaskan.
4. Mengapa warna CuSO4 yang biru berubah menjadi putih pada
pemanasan?
5. Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah
menjadi coklat atau hitam. Jelaskan maksud dan tujuan kalimat
tersebut.
6. Seuatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 g sebelum
dipanaskan dan 1,008 g setelah dipanaskan. Hitung persentase
air secara eksperimen pada hidrat.
7. Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.5H2

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 74


PERCOBAAN VI:
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

Tujuan Percobaan
1.Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan
larutan pada berbagai konsentrasi.
2.Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu
larutan terhadap daya hantar listrik.

Pertanyaan Prapraktikum
1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik?
2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik?
3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan
menggunakan alat multimeter.

Latar Belakang
Menurut pandangan modern, arus listrik dapat ditafsirkan sebagai
arus elektron yang membawa muatan negatif melewati penghantar.
Perpindahan muatan ini dapat terjadi bila terdapat beda potensial
antara satu tempat dengan tempat yang lain dan arus listrik akan
mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah.
Pada gambar ini, Potensial di A lebih tinggi dari potensial
yang ada di B sehingga bila dipasang suatu penghantar dengan
tahanan, maka akan mengalir arus listrik sebesar I. Untuk beda
potensial yang sama tidak selalu dihasilkan kuat arus yang sama
melainkan bergantung pada besar tahanan yang dipakai .Semakin
besar tahanan R maka semakin sedikit muatan listrik yang dihantar.
i
u
A u B
(VI) i (V2)

penghantar

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 75


Kemampuan suatu penghantar untuk memindahkan muatan listrik
dikenal sebagai Daya Hantar Litrik yang besarnya berbanding
terbalik dengan tahanan R.
Rumus daya hantar listrik :
L= 1/R
-1
Dimana L= daya hantar (ohm )
R = tahanan (ohm)

Alat dan Bahan


Alat :
1. Beker Gelas 100 mL : 8 buah
2. Batang Pengaduk : 1 buah
3. Rangkaian alat multimeter
4. Gelas ukur 100 mL : 1 buah
5. Gelas ukur 50 mL : 1 buah
6. Kaca arloji : 1 buah
7. Pipet tetes : 5 buah
8. Spatula : 1 buah

Bahan :
6. HCl 1. Akuades
7. NaOH 2. NaCl
8. NaBr 3. Air jeruk nipis
9. NaI 4. NH4OH
10. NH4Cl 5. NaOH
11. Minyak Tanah

Cara Kerja
a. Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
1. Sediakan 5 buah gelas beker 100mL
2. Masing-masing diisi dengan 25 mL minyak tanah, H2O,
Larutan NaCl dan Kristal NaCl
3. Ukurlah daya hantar listrik setiap larutan tersebut
menggunakan alat multimeter yang dirangkaikan seperti
gambar berikut :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 76


Ke
AC
22
AD
0V
AP
TO larut
R an
4. Tentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor kuat,
konduktor lemah, atau isolator).

b. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar


Listrik Larutan Elektrolit.
1. Sediakan masing-masing larutan dengan volume 25 mL dan
konsentrasi 0,05; 0,1;0,5 dan 1,0M
2. Untuk setiap larutan, diukur daya hantar
listriknya.Pengukuran dilakukan dari larutan terencer.
3. Gambarkan grafik daya hantar listrik larutan kelompok 1
terhadap kosentrasi.Tentukan senyawa mana yang
merupakan elektrolit kuat dan mana yang lemah.Terangkan
perbedaan pengaruh pengenceran terhadap elektrolit kuat
dan lemah.
4. Gambarkan grafik daya hantar listrik larutan kelompok 2
terhadap konsentrasi. Bandingkan daya hantar listrik kation
- - - +
dan anion segolongan antara Cl , Br , I dan antara Na dan
+
NH4 ).

Hasil Pengamatan :
a. Menentukan Daya Hantar Berbagai Senyawa
-1
Senyawa  (mA) V (volt) L=1/R (ohm )

Minyak Tanah
H2O
Larutan NaCl

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 77


Kristal NaCl

b. Mempelajari Pengaruh konsentrasi Terhadap Daya Hantar


Listrik Larutan Elektrolit
Kelompok I
[M] Air Jeruk Nipis NH4OH HCl NaOH
Im V L I V L I V L I V L
A vol oh m vol oh m vol oh m vol oh
-1 -1 -1 -1
t m A t m A t m A t m
0,0
5
0,1
0,5
1,0

Kelompok II
[M] NaCl NaBr NaI NH4Cl
Im V L I V L I V L I V L
A vol oh m vol oh m vol oh m vol oh
-1 -1 -1 -1
t m A t m A t m A t m
0,0
5
0,1
0,5
1,0

Pengamatan Virtual :
1. Lakukan percobaan Virtual penentuan larutan elektrolit
berikut.
2. Isilah tabel di bawah ini :

No. Larutan Jenis Elektrolit Penjelasan


1.
2.
3.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 78


Evaluasi :
1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit?
2. Bagaimana sifat dari larutan yang besifat elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan non-elektrolit?
3. Berikan masing-masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non-elektrolit.
4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 79


PERCOBAAN VII:
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN ANALISIS
MELALUI PENGENDAPAN

Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi, (2) ekstraksi,
(3) dekantasi, (4) kristalisasi, dan (5) kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil
dari barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi
kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan
endapan.

Pertanyaan Prapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari
campuran?
2. Sebutkan cara–cara pemisahan yang Anda ketahui dan jelaskan
prinpnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses
pemisahan?
4. Berikan definisi untuk : a. Filtrat; b. % komposisi; c. endapan; d.
stoikiometri; e. supernatant; f. hasil teoritis.
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang terjadi tidak
sempurna?
7. Apakah yang Anda lakukan jika partikel endapan keliatan dalam
filtrate? Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan
tersebut?

Latar belakang
Bahan kimia dapat terdiri dari beberapa komponen yang bergabung,
biasanya disebut campuran. Pemisahan campuran dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain : ekstraksi, dekantasi, kristalisasi,
dan kromatografi.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 80


1. Ekstraksi yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu
campuran berdasarkan perbedaan kelarutan.
2. Dekantasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya
dengan menuangkan supernatant (perlahan).
3. Kristalisasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya
berdasarkan kelarutan.
4. Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya
berdasarkan perbedaan migrasi senyawa.

Dalam percobaan ini digunakan kromatografi kertas atau jenis


kromatografi partisi yang proses pemisahannya didasarkan pada
perbedaan kecepatan migrasi setiap komponen campuran melalui
medium stasioner. Pemisahan dipengaruhi oleh jenis fasa gerak,
atau pemisahan terjadi karena adanya perbedaan kepolaran
senyawa yang dianalisis terhadap pelarut.

Dalam sistem kromatografi, perbandingan gerakan zat terhadap


aliran pelarut adalah tetap dan merupakan sifat yang khas. Hal ini
dinyatakan sebagai harga Rf, yang didefinisikan sebagai :

Rf=

Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion–ionnya


lebih besar daripada harga Ksp. Pada percobaan ini larutan barium
klorida diendapkan dengan larutan barium kromat.

BaCl2(aq)+K2CrO4(aq) BaCrO4(s)+2KCl(aq)

Endapan barium kromat disaring. Hasil teoritis barium kromat


dihitung dari endapan yang terbentuk. Semua barium klorida
dianggap berubah menjadi hasil. Hasil teoritis ditentukan dari
stoikiometri reaksi.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 81


Skema kerja untuk pemisahan dalam percobaan ini

Campuran
NH4Cl
NaCl
SiO2

Residu Uap
NaCl NH4OH
SiO2

Supernatan Residu
Larutan NaCl SiO2

Kristal SiO2
NaCl

Prosedur
Pemisahan Komponen dari Campurannya
A. Pemisahan dengan cara konvensional
1. Timbang cawan penguap yang kering dan bersih dengan
ketelitian 0,01 g dan timbang NH4Cl 0,1 g, NaCl 0,1 g, dan
SiO2 0,1 g.
2. Timbang cawan penguap dan contoh, kemudian letakkan
pada alat (cara pemanasan lihat gambar 10).
3. Panaskan dengan hati–hati cawan penguap yang berisi
contoh sampai asap putih betul–betul habis.
4. Biarkan cawan penguap dingin, setelah itu timbang.
5. Tambahkan 25 mL air pada padatan yang terbentuk dan
aduk selama 5 menit.
6. Dekantasi larutan dengan cermat pada cawan penguap lain
yang sudah ditimbang sebelumnya.
7. Cuci dengan air sampai padatan betul–betul bebas NaCl.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 82


8. Tempatkan cawan penguap yang mengandung NaCl di atas
pemanas.
9. Panaskan dan tutup cawan dengan kaca arloji yang sudah
ditimbang. Biarkan sampai terbentuk NaCl kering kemudian
timbang.
10. Sambil menunggu terjadinya penguapan pada pengerjaan di
atas, keringkan SiO2 dengan pembakar bunsen.
11. Tempatkan cawan penguap yang mengandung SiO 2, tutup
dengan kaca arloji yang sudah ditimbang.
12. Setelah SiO2 kering dan tidak terjadi penguapan lagi,
dinginkan sampai mencapai suhu kamar, lalu timbang.

B. Pemisahan dengan kromatografi


1. Sediakan bejana kromatografi atau gelas piala 150 mL.
2. Isi bejana dengan pelarut (eluen), yakni campuran butanol,
asam asetat, air dengan nisbah 1 : 1 : 4 sebanyak 4 sampai
5 mL, lalu tutup dengan kaca untuk menjenuhkan bejana
dengan eluen.
3. Gunting kertas saring dengan ukuran 3 x 10 cm, buat garis
(3 x 8,5 cm) dengan pensil pada jarak 1-1,5 cm dari bagian
bawah kertas. Dengan menggunakan penotol (pipa kapiler)
buatlah noda dengan tinta hitam. Ukuran tinggi kertas dapat
disesuaikan dengan tinggi bejana yang Anda gunakan.
4. Gantunglah kertas saring yang telah diberi noda dalam
bejana kromatografi dengan noda harus berada di atas
permukaan pelarut.
5. Biarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik. Pelarut
dibiarkan bergerak sampai 1 cm menjelang tepi atas kertas
saring.
6. Tentukan harga Rf dari setiap noda yang diperoleh.

Analisis Melalui Pengendapan


A. Persentase hasil barium kromat
1. Timbang gelas piala 250 mL dan catat bobotnya.
2. Ke dalam gelas piala masukkan kira–kira 1 g (0,8 sampai 1,2
g) BaCl2 dan timbang kembali.
3. Kemudian tambahkan 25 mL air suling, aduk–aduk sampai
larutan homogeny, sesudah itu masukkan lagi larutan
K2CrO40,2 M sebanyak 25 mL, aduk–aduk dan amati

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 83


endapan yang terbentuk. Ujilah larutan dengan beberapa
tetes larutan K2CrO4, apakah endapan masih terbentuk.
4. Jika endapan dari BaCrO4 masih terbentuk, tambahkan terus
K2CrO4 sampai endapan BaCrO4 tidak terbentuk lagi.
5. Panaskan sampai mendidih, alihkan dari api, dan saring
dengan kertas saring Whatman yang bobotnya telah
diketahui.
6. Ambil kertas saring beserta endapannya, keringkan,
timbang, dan catat bobotnya.
7. Hitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan tentukan juga
persen hasil.

B. Persentase barium klorida dalam campuran


1. Dapatkan suatu campuran yang mengandung barium
klorida. Catat bobotnya.
2. Hitung Prosedur A.
3. Hitunglah massa barium klorida dalam campuran itu. Carilah
persentase barium klorida dalam campuran semula.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 84


Nama :
NIM :

LEMBAR LAPORAN
Percobaan 7.PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN

A. Pemisahan dengan cara konvensional


1. Bobot cawan penguap dan contoh semula ............. g
Bobot cawan penguap ............. g
Bobot contoh ............. g
Bobot cawan penguap sesudah NH4Cl menyublim ............. g
Bobot NH4Cl ............. g
Persentase NH4Cl .............%
(tunjukkan perhitungannya)
2. Bobot cawan + kaca arloji + NaCl ............ g
Bobot cawan + kaca arloji ............ g
Bobot NaCl ............ g
Persentase NaCl ............ g
Perhitungan ............ g
3. Bobot cawan + SiO2 ............ g
Bobot cawan ............ g
Bobot SiO2 ............ g
Persentase SiO2 ............ g
Perhitungan ............ g
4. Bobot sampel ............ g
Bobot NH4Cl + NaCl + SiO2 ............ g
Selisih bobot ............ g

Persen bahan yang terpisahkan =

…………………

Periksa kembali perhitungan Anda :

B. Pemisahan dengan Kromatografi


No. Noda Rf Warna

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 85


1
2
3
4
Dst

Apakah campuran warna terpisah dengan baik?

Kesimpulan Anda mengenai bahan penyusun tinta:

Pertanyaan
1. Gunakan handbook untuk menjawab pertanyaan ini :
(a) Bagaimana cara Anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3?
(b) Bagaimana cara memisahkan AgCl dari BaCl2?
(c) Bagaimana cara memisahkan TeO2 dari SiO2?
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam
percobaan ini?
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai
alat analisis?

Analisis Melalui Pengendapan


A. Persentase hasil barium kromat
Bobot gelas piala + BaCl2...........g
Bobot gelas piala........... g
Bobot BaCl2........... g
Bobot kertas saring + endapan BaCrO4........... g
Bobot kertas saring........... g
Hasil nyata endapan BaCrO4........... g

Perhitungan hasil teoritis BaCrO4 :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 86


Bobot endapan BaCrO4 (hasil teoritis)............. g

Perhitungan persentase hasil :

Persen hasil BaCrO4................ %

B. Persentase barium klorida dalam campuran


Bobot gelas piala + campuran ...............g
Bobot gelas piala............... g
Bobot campuran............... g
Bobot kertas saring + endapan BaCl2............... g
Bobot kertas saring............... g
Hasil nyata endapan BaCl2............... g

Perhitungan massa BaCl2 dalam campuran :


Massa BaCl2............... g

Perhitungan persentase BaCl2 dalam campuran :

Persentase BaCl2............... g

Pertanyaan
1. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552 g dilarutkan dalam
air dan diendapkan dengan larutan perak nitrat. Jika endapan
perak klorida bobotnya 1,631 g, berapa persentase hasil?

MgCl2(aq)+2AgNO3(aq)2AgCl(g)+Mg(NO3)2(aq)

2. Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh


batu gamping diolah dengan asam hidroklorida dan memberikan
reaksi :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 87


CaCO3(g)+2HCl(aq) CaCl2(aq)+H2O(l)+CO2(g)

Larutan kalsium klorida diuapkan sampai kering, dan ternyata


mempunyai bobot 0,789 g. Hitunglah persentase kalsium
karbonat jika contoh batu gamping bobotnya 0,750 g.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 88


PERCOBAAN VIII:
REAKSI-REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS

Tujuan
1. Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis.
2. Mengamati tanda–tanda terjadinya reaksi.
3. Menuliskan persamaan reaksi dengan benar.
4. Menyelesaikan persamaan redoks dari setiap percobaan.

Pertanyaan prapratek
1. Memberikan definisi dari istilah–istilah berikut; katalis, deret
elektromotif, reaksi eksotermik, endapan, produk, dan pereaksi.
2. Terangkan arti lambang–lambang berikut : ∆, WR. (s), (l), (g),
dan (aq)?
3. Berapa kira–kira volume dalam tabung reaksi yang berisi
sepersepuluh bagian?
4. Apakah warna indikator pp dalam larutan asam?
5. Hitung massa atom Cu dari data berikut :
Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui=45,82 g
Bobot cawan penguap=45,361 g
Bobot cawan penguap + logam Cu=45,781 g
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor?

Latar belakang
Ada lima jenis reaksi kimia biasa. Jenis pertama ialah sintesis satu
jenis senyawa dari dua zat atau lebih. Jenis ini dimanakan reaksi
penggabungan.

A+Z AZ

Jenis kedua disebut reaksi penguraian, yaitu terpecahnya satu


senyawa menjadi dua zat atau lebih, biasanya dengan memasok
kalor.

AZ A+Z

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 89


Jenis reaksi ketiga dinamakan penggantian; disini, satu unsur
menggantikan unsur lain dalam senyawa. Unsur yang digantikan
adalah yang letaknya lebih bawah dari deret elektromotif.
(Deret elektromotif: Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Zn, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb,
(H), Cu, HG, Ag, Au).

A+BZ AZ+ B

Dalam reaksi penggantian rangkap, dua zat dalam larutan bertukar


pasangan; artinya anion dari salah satu zat bertukar anion dengan
senyawa lain.

AX+BZ AZ+BX

Jenis reaksi kelima ialah reaksi netralisasi; asam dan basa bereaksi
membentuk garam dan air.

HX+BO HBX+HOH

Reaksi netralisasi sesungguhnya adalah reaksi khusus dari reaksi


penggantian rangkap, dengan satu kation hidrogen dan satu anion
hidroksida. Hidrogen dalam asam menetralkan hidroksida dalam
basa untuk membentuk air. Jika rumus air dituliskan sebagai HOH,
persamaan reaksi lebih mudah diimbangkan.

Di samping kelima jenis reaksi itu, perlu juga dikaji reaksi oksidasi
dan reduksi (redoks). Banyak logam bereaksi dengan asam
membentuk garam dari logam tersebut dan gas hidrogen. Beberapa
logam tak aktif dapat bereaksi dengan asam nitrat, HNO 3. Yang
terjadi bukan gas hidrogen, melainkan oksidasi dari nitrogen.

Dalam percobaan ini, akan dilakukan kelima jenis reaksi dan reaksi
redoks. Tanda–tanda reaksi harus diamati dan dicatat. Tanda–tanda
ini berupa (1) timbulnya gas, (2) endapan, (3) perubahan warna, (4)
perubahan suhu. Dalam mengerjakan lembar laporan, tulislah
persamaan reaksi dan segala notasinya dengan benar.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 90


Prosedur
A. Reaksi penggabungan
Masukkan seujung sudip Mg ke dalam krus dan bakar pada
nyala Bunsen, amati, dan catat hasilnya.
B. Reaksi penguraian
Masukkan seujung sudip Kristal CuSO4.5H2O ke dalam tabung
reaksi, kemudian panaskan dengan Bunsen, amati dan catat
hasilnya.
C. Reaksi penggantian tunggal
1. Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan AgNO3 0,01 M
dan masukkan kira–kira 0,1 g serbuk Cu kemudian kocok,
amati, dan catat hasilnya.
2. Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan HCl 0,1 M dan
masukkan kira–kira 0,1 g serbuk Mg, amati dan catat
hasilnya.

D. Reaksi penggantian rangkap


1. Sediakan 3 buah tabung reaksi.
Tabung reaksi I:isi dengan 1 mL larutan AgNO3 0,01 M
II:isi dengan 1 mL larutan Hg(NO3)2 0,1 M
III:isi dengan 1 mL larutan Al(NO3)2 0,1 M
2. Ke dalam tabung reaksi I, II, dan III masing–masing
tambahkan 1 mL KI 0,1 M; amati dan catat hasilnya.
3. Sediakan 3 buah tabung reaksi.
Tabung reaksi IV:isi dengan 1 mL larutan AgNO3 0,01 M
V:isi dengan 1 mL larutan Hg(NO3)2 0,1 M
VI :isi dengan 1 mL larutan Al(NO3)2 0,1 M
4. Ke dalam tabung reaksi IV, V, dan VI masing–masing
tambahkan 1 mL larutan Na3PO4 1 M; amati dan catat
hasilnya. (catatan : khusus untuk reaksi V jangan goyangkan
tabung setelah penambahan Na3PO4).

E. Reaksi netralisasi
1. Sediakan 3 buah tabung reaksi.
Tabung reaksiVII:isi dengan 1 mL HNO3 0,1 M
VIII:isi dengan 1 mL H2SO4 0,1 M
IX:isi dengan 1 mL H3PO4 0,1 M

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 91


2. Ke dalam tabung reaksi VII, VIII, dan IX masing–masing
tambahkan 1 tetes indikator fenolftalein.
3. Kemudian tetesin masing–masing tabung reaksi VII, VIII,
dan IX dengan larutan NaOH 0,1 M sampai terjadi
perubahan warna, amati dan catat jumlah tetesan NaOH
yang terpakai.

F. Reaksi redoks serta perubahan warna


1. Sediakan 3 buah tabung reaksi.
Tabung reaksi X : isi dengan 0,5 mL larutan H 2SO4 6 M dan
0,5 mL larutan KMnO4 0,1 M.
2. Tetesi dengan larutan Na2C2O4 0,1 M sampai terjadi
perubahan warna.
3. Tabung reaksi XI : isi dengan 3 mL larutan NaHSO3 0,1 M
dan 1 mL NaOH 10 M sambil dikocok.
4. Tetskan larutan KMnO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi XI dan
amati setiap tetes penambahan KMnO4 sampai terjadi
perubahan warna yang stabil dan catat jumlah KMnO 4 yang
terpakai.
5. Tabung reaksi XII : isi dengan 1 mL HCl 6 M dan tambahkan
kira–kira 1 g Kristal KMnO4, panaskan dalam lemari asam;
amati apa yang terjadi.

G. Beberapa reaksi redoks


1. Pipet 2 mL CuSO4 0,5 M, masukkan ke dalam tabung reaksi,
tambahkan sepotong logam Zn. Biarkan beberapa menit.
Catat apa yang terjadi. Lakukan sebaliknya, dengan
memasukkan logam Cu ke dalam larutan ZnSO 4 0,5 M.
Catat apa yang terjadi. Jelaskan keadaan di atas dengan
menggunakan daftar potensial electrode reduksi.
2. Ke dalam larutan Pb(NO3)2 0,5 M, dan NaNO3 0,5 M
masukkan sedikit serbuk logam Mg. catat urutan logam
sesuai dengan berkurangnya kereaktifan dan tulis
persamaan reaksinya. Jaga agar tabung jangan goyang.
3. Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 tetes H 2O2 0,1 M,
tambahkan 5 tetes H2SO4 1 M dan 10 tetes KI 0,1 M,
kemudian tambahkan satu tetes larutan kanji. Catat
pengamatan Anda.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 92


4. Tetes FeCl3 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 10 tetes H2SO4 1 M dan 10 tetes KI 0,1 M.
panaskan 2 menit kemudian tambahkan 1 tetes larutan kanji.
Perhatikan apa yang terjadi.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 93


Nama :
NIM :

LEMBAR LAPORAN
Percobaan 8 : REAKSI–REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS

Persamaan Reaksi Bukti terjadinya reaksi


A. Reaksi penggabungan
Mg+O2 ∆
B. Reaksi penguraian
CuSO4.5H2O ∆
C. Reaksi penggantian tunggal
1. Cu+AgNO3
2. MgHCl
D. Reaksi penggantian rangkap
1. AgNO3+KI
2. Hg(NO3)2+KI
3. Al(NO3)3+KI
4. AgNO3+Na3PO4
5. Hg(NO3)2+Na3PO4
6. Al(NO3)3+Na3PO4
E. Reaksi netralisasi
1. HNO3+NaOH
2. H2SO4+NaOH
3. H3PO4+NaOH
F. Reaksi redoks
1. Na2C2O4+KMnO4 H+
2. NaHSO4+KMnO4 OH-
3. HCl+KMnO4

Pertanyaan
1. Identifikasi zat–zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
Anda.
(a) Asap putih (A.1)
(b) Cairan tak berwarna (B.1)
(c) Gas yang dapat memadamkan api (B.2)
(d) Padatan kelabu (C.1)
(e) Gastak berwarna (C.2)
(f) Endapan jingga (D.2)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 94


(g) Endapan kuning (D.4)
(h) Yang mengubah warna indikator (E.1)
2. Buatlah persamaan reaksinya :
(a) Tembaga logam + oksigen tembaga (II) oksida
(b) Merkuri (II) nitrat + kalium bromide merkuri (I) bromide
+ kalium nitrat
3. Lengkapi persamaan reaksi berikut, bila tidak ada reaksi, tulislah
RT.
(a) Hg+Fe(NO3)3
(b) Zn+Ni(OH)2
(c) Pb(NO3)2+K2CrO4
(d) Zn(HCO3)2 ∆
Beberapa reaksi redoks

No. Percobaan Pengamatan Reaksi


1. CuSO4+logam Zn
ZnSO4+logam Cu
Serbuk Mg+Pb(NO3)2
2. Serbuk Mg+Zn(NO3)2
Serbuk Mg+NaNO3
3. H2O2+H2SO4+KI+kanji
4. FECl3+ H2SO4+KI+kanji

Kesimpulan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 95


PERCOBAAN IX:
PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

Tujuan Percobaan
1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.
2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang
mempengaruhi senyawa secara langsung.
3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang
isomer.
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia
organik.

Pertanyaan Prapaktek
1. Apa sebabnya air disebut molekul polar? Jelaskan dwikutub
air berdasarkan bentuk molekulnya.
2. Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan
kovalen.
3. Gambarkan struktur isomer dari C 3H6Cl12 (gambarkan setiap
ikatan dengan garis). Apakah setiap isomer mempunyai
jumlah ikatan yang sama?berapa jumlahnya?
4. Diantara senyawa – senyawa berikut ini : MgCl2, C4H10, SO3,
Li2O, C3H8, PCl3, HCl, tentukan mana senyawa ionik dan
mana senyawa kovalen.
5. Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8 (setiap
ikatan digambarkan dengan garis).

Latar Belakang
Perbedaan fisis yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionik
terdapat pada titik leleh, kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga
perbedaan ini umumnya disebabkan oleh kelarutan ikatan ionik yang
lebih besar daripada ikatan kovalen.
Perbedaan titik leleh antara senyawa kovelen dan ionik
disebabkan oleh kekuatan ikatan di antara pertikel – pertikel atau
molekul – molekulnya. Gaya tarik van der Waals yang ada di antara
molekul kovalen lebih lemah dibandingkan ikatan yang ada pada
senyawa ionik. Akibatnya, hanya sedikit energi yang dibutuhkan
untuk memisahkan partikel dalam senyawa kovalen. Dengan

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 96


demikian, senyawa kovalen mendidih pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan senyawa ionik.
Senyawa ionik sebagian besar larut dalam air karena molekul air
yang polar membentuk ikatan yang kuat dengan ion – ion. Sejalan
dengan bertambahnya interaksi antara molekul air dengan ion,
banyak ikatan antara ion dengan ion tetangganya dalam struktrur
kristal semakin lemah, dan akhirnya ion hidrat terlepas ke dalam
larutannya. Senyawa kovalen larut dalam pelarut nonpolar, tetapi
tidak dalam air kecuali apabila molekulnya membentuk ikatan
hidrogen dengan air.

Rantai lurus dan lingkar dari atom – atom karbon


Unsur karbon sangat unik, karena adanya ikatanyang
berulang dengan sesamanya membentuk senyawa berantai lurus
atau lingkar yang stabil. n-Heksana, C6H12, dan sikloheksana, C6H12,
merupakan contoh – contoh dari molekul rantai lurus dan lingkar
beranggota enam atom C
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
n-Heksana, satu senyawa rantai lurus
CH2 – CH2

CH2 CH2

CH2 – CH2
Sikloheksana, satu senyawa lingkar
Rantai – rantai yang lebih panjang terdapat pada dekana, C 10H22 ,
minyak mineral (campuran molekul hidrokarbon C20H42 dan yang
lebih panjang), bahkan n-hektana, C100H202.

Isomer
Isomer adalah beberapa molekul dengan rumus molekul
yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya (maksudnya,
penataan atom – atom dalam molekulnya berbeda). Keisomeran
umumnya terdapat pada senyawaan karbon tetapi tidak ada pada

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 97


senyawa kovalen lainnya maupun senyawa ionik. Perbedaan sifat
fisis dan kimia senyawa isomer akan anda amati pada percobaan ini.
o-Diklorobenzena dan p-diklorobenzena, C6H4Cl2,
merupakan sepasang isomer, n-butil alkohol dan dietil eter
semuanya adalah isomer dengan rumus molekul C6H10. Karena
kedua senyawa dan isomer ini merupakan anggota senyawa alkohol
(dicirikan oleh gugus – OH), maka sifat mereka umunya sama.
Perhatikan bahwa dietil ester adalah anggota senyawa eter yang
dicirikan dengan satu oksigen yang mengikat dua gugus karbon,
mempunyai sifat yang berbeda dengan alkohol.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi : 10 buah
2. Rak tabung reaksi : 1 buah
3. Pipet tetes : 5 buah
o
4. Thermometer 100 C : 1 buah
5. Gelas piala 100 mL : 3 buah
6. Gelas piala 150 mL : 3 buah
7. Erlenmeyer 150 mL : 2 buah
8. Batang pengaduk : 1 buah
9. Spatula : 1 buah
10. Kaca arloji : 2 buah

Bahan :
9. Naftalen 1. Akuades
10. C10H8 2. n-heksan
11. p-dikorobenzen 3. Sikloheksan
12. C6H4Cl2 4. n-dekana
13. NaCl 5. o-diklorobenzen
14. KI 6. p-diklorobenzen
15. MgSO4 7. n-butil alkohol
16. (CH3)2CHOH 8. t-butil alkohol

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 98


Cara Kerja
A. Perbandingan Titik Leleh
a. Senyawa – senyawa kovalen
Susunlah radas titik leleh (Gambar 11.1) lalu tentukan titik
leleh dari naftalen, C10H8, p-diklorobenzena, C6H4Cl2.
Cara penentuan titik leleh
1. Siapkan tabung kapiler untuk penentuan titik leleh, lalu
masukkan serbuk dari senyawa yang akan diamati,
dengan cara menekankan ujung yang terbuka dari
kapiler pada contoh. Balikkan kapiler dan ketuk perlahan
– lahan sehingga contoh turun ke dasar kapiler.
Diperlukan sekitar 3 mm contoh dalam setiap kapiler
(lihat gambar)
2. Ikatan pipa kapiler pada termometer dengan karet
gelang, dan sejajarkan ujung pipa kapiler dengan ujung
air raksa termometer
3. Panaskan penangas air sehingga Hg dalam termometer
0
naik sekitar 10 C/menit. Selama pemanasan, aduklah
airnya.
4. Amati contoh baik – baik. Catat suhu pada saat contoh
mulai meleleh. Catat kisaran titik leleh untuk setiap
senyawa. Percobaan bisa di ulangi apabila pengamatan
pertama dirasakan kurang tepat. Bandingkan dengan
titik leleh senyawa dari handbook. Apakah hasil
percobaan anda berbeda dengan handbook?

b. Senyawa ionik
Anda tidak dapat menentukan titik leleh senyawa ionik
dengan radas seperti pada percobaan 1.a. Untuk itu,
gunakan handbook dan catat titik leleh dari senyawa ionik
berikut : NaCl (garam dapur), kalium iodida, KI (aditif dalam
garam dapur), dan MgSO4 (obat pencahar).

B. Perbandingan Kelarutan
Tentukan apakah isopropil alkohol, (CH3)2CHOH, dan lima
senyawa yang ada pada percobaan 1 larut dalam air atau
dalam karbon tetraklorida? Untuk menjawab hal tersebut,
maka:

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 99


1. Sediakan enam tabung reaksi yang berisi masing –
masing keenam senyawa di atas kira – kira 0,5 g.
Masukkan 1 ml air, aduk dan amati apakah senyawa
tersebut larut.
2. Ulangi percobaan di atas menggunakan karbon
tetraklorida sebagai pelarut (untuk percobaan ini
digunakan tabung reaksi kering).

C. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)


1. Bandingkan sifat fisis (kenampakan dan bau) dan n-
heksana dan sikloheksana
2. Bandingkan kekentalan n-heksana, n-dekana dan
minyak bumi dengan meneteskan masing – masing
senyawa tadi menggunakan pipet tetes.

D. Isomer
1. Bandingkan dan catat bau dan wujud o-diklorobenzena,
dan p-diklobenzena
2. Catat pula bau n-butil alkohol dan t-butil alkohol. Apakah
baunya sama? Tentukan kelarutan kedua senyawa ini
dalam air dengan jalan menetaskannya hingga tidak
lebih dari 15 tetes ke dalam masing – masing tabung
reaksi yang mengandung 1 ml air. (Setelah setiap
penambahan 1 tetes alkohol, goyangkan tabung reaksi
hingga larut. Pada saat terbentuk kekeruhan, catat
berapa jumlah alkohol yang telah diteteskan).
3. Bandingkan sifat kimia n-butil alkohol dengan t-butil
alkohol. Ke dalam dua tabung reaksi kering yang masing
– masing berisi 1 ml n-butil alkohol dan t-butil alkohol,
tambahkan sepotong kecil (sebesar kepala korek api)
logam natrium, catat laju pembentukan gelembung
hidrogen. Setelah diamati dan dicatat, tuangkan alkohol
dan natrium yang tidak bereaksi ke dalam gelas piala
yang sudah disediakan. Natrium tidak boleh di buang di
tempat basah, karena akan bereaksi dengan air.
4. Catat bau dietil eter dan bandingkanlah dengan bau
alkohol
5. Untuk mengamati sifat kimia yang lainnya, misalnya
seberapa cepat senyawa tersebut dapat terbakar

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 100


(bereaksi dengan oksigen), maka teteskan eter pada
sudip dan bakar dengan jalan mendekatinya
menggunakan n-butil alkohol dan t-butil alkohol.

Hasil Pengamatan
A. Perbandingan titik leleh
a. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen Titik leleh Titik leleh
0 0
C Pustaka, C
Naftalena, C10H8
p-diklorobenzena,
C6H4Cl

Bila hasil titik leleh percobaan berbeda dengan pustaka jelaskan


kemungkinan sebabnya.

b. Senyawa ionik
0
Senyawa ionik Titik leleh Pustaka, C
Garam dapur, NaCl
KI
MgSO4

B. Perbandingan kelarutan
Senyawa kovalen Kelarutan
Air Kabon
Tetraklorida
Isopropilalkohol,
(CH3)2CHOH
C10H8
C6HCl2
NaCl
KI
MgSO4

Catatan : Beri tanda x, bila senyawa larut

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 101


Menurut anda, apa yang menyebabkan senyawa – senyawa di
atas dapat larut dalam pelarutnya ?

C. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)

Senyawa Warna Bau


n-Heksana
sikloheksana

Senyawa Warna Bau


n-Heksana
n-Dekana
Minyak bumi

Catatan : Untuk taraf kekentalan


1 = sangat kental
2 = kental
3 = kurang kental
4 = tidak kental
Menurut anda, apa yang menyebabkan perbedaan sifat fisis
senyawa di atas?

D. Isomer
Sifat fisis

Senyawa Warna Bau


o-Diklorobenzena
p-Diklobenzena
n-Butilalkohol
t-Butil alkohol

Apakah senyawa 3 dan 4 memiliki bau yang sama?


Sifat kelarutan
Senyawa Kejenuhan larutan
n-Butil alkohol
t-Butil alkohol

Sifat kimia

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 102


Senyawa Laju Pembentukan
gelembung (jumlah
gelembung/detik)
n-Butil alkohol
t-Butil alkohol

Senyawa Bau Kecepatan


terbakar
Dietil eter
n-Butil alkohol
t-Butil alkohol

Jelaskan apa sebabnya senyawa – senyawa di atas berbeda sifat


kimianya.

Pengamatan Virtual :
1. Lakukan percobaan Virtual jenis-jenis ikatan yang terjadi
pada senyawa NaF, F2, dan HF.
2. Isilah tabel di bawah ini :

Jelaskan jenis ikatan kimia yang terjadi pada senyawa:

1. NaF :

2. F2 :

3. HF :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 103


Evaluasi :
1. Manakah yang lebih tinggi titik lelehnya, kalsium klorida, CaCl2,
atau asetil klorida, CH3C(O)Cl? Jelaskan alasan ramalan anda
2. Mengapa naftalena tidak larut dalam air?
3. Mengapa senyawa ionik tidak larut dalam heksana?
4. Dietil eter sedikit larut dalam air. Jelaskan peranan air dalam
pelarutan eter
5. Gambarkan dua isomer eter dari etil eter.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 104


CATATAN:

..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 105


..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 106


..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 107


..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 108


..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
....
..............................................................................................................
............................................................................................................

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI-2017 | 109

Anda mungkin juga menyukai