Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMEBALAJARAN

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
belajar dan pembelajaran semester III
Dosen Pengampuh:
Kholilurrahim, S.Pd.I S.Sy, M.Pd
2122109202

Disusun oleh:

Andri Kurniawan
20.11.34.0110.0027

JURUSAN TARBIYAH
PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MEMPAWAH
TAHUN AKADEMIK 2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Prinsip-prinsip belajar.........................................................................3
B. Asas pembelajaran.............................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................10
A. Saran..................................................................................................13
B. Kesimpulan.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya kemapuan untuk belajar dan menurunkan kemampuan
belajar antar generasi merupakan ciri penting manusia yang
membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Kemampuan belajar
telah memberikan banyak manfaat bagi perkembangan peradaban manusia
baik secara individual maupun kelompok (masyrakat).secara individual,
kemampuan belajar dapat mengantarkan seseorang pada perkembangan
pribadi yang mengarah pada tebentuknya pola kecakapan intelektual,
kecakapan hidup, serta penguasaan keterampilan-keterampilan tertentu.
Berkaitan dengan hal ini, maka tidaklah mengherankan jika ada
seorang dokter yang menguasai keterampilan lain selain keterampilan
profesinya, misalnya keterampilan dalam memasak, mengajar, dan
lainnya. Bagi masyarakat, kegiatan belajar memainkan peranan penting
dalam proses pewarisan nilai-nilai budaya antar generasi. Hasil yang
diperoleh dari proses belajar baik berupa temuan-temuan ilmiah maupun
hasil coba-coba yang berlangsung terus menerus dari waktu ke waktu
selalu terwariskan dan terus berkembang dari generasi ke generasi. Hal
inilah yang menjadikan masyrakat manusia selalu berkembang secara
dinamis dari waktu ke waktu atau dari generasi ke generasi berikutnya.
Proses belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu
berkaitan. Agar proses pembelajaran dapat belangsung, maka mesti ada
peserta didik yang belajar dan pendidik yang berperan sebagai perancang,
penilai proses dan hasil pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar bukan hanya
mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang
sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Selain itu, belajar
2

sering juga dimaknai sebagai adanya perolehan ketrampilan dan ilmu


pengetahuan.
Seiring dengan perkembangan mutakhir yang didukung oleh hasil
kajian neurofisiologi dan neuropsikologi makna belajar lebih luas yakni
melibatkan kemampuan memproses informasi, menalar, dan
mengembangkan pemahaman serta meningkatkan penguaasaan
keterampilan dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang hendak dikaji dalam belajar dan pembelajaran
antara lain:
1. Bagaimana prinsip-prinsip belajar?
2. Apa asas pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar.
2. Untuk mengetahui asas pembelajaran.
3

BAB III
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip belajar
1. Pengertian prinsip belajar
Prinsip Belajar Menurut Gestalt  Adalah suatu transfer belajar
antara pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari
proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan
diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan
sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah
diterimanya.
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies adalah Suatu komunikasi
terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga peserta didik
termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh
dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang
menyenangkan peserta didik.
Berdasarkan Pendapat para Ahli, disimpulkan bahwa Prinsip
Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu
proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti
cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang
dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan
tertentu. Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan
sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan
perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri peserta
didik. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah
yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut
digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada
satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
4

2. Prinsip-Prinsip Belajar Yang Terkait Dengan Proses Belajar


Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai
prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum
yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi
peserta didik yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru
dalam apaya meningkatkan mengajarnya.
Secara umum prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap belajar
akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih Ianjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka peserta didik
perlu dibangkitkan perhatiannya. Di samping perhatian, motivasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Motivasi
adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil
“Motivation is the concept we use when we describe the force action on or
whitin an organism yo initiate and direct behavior”
Demikian menurut H.L. Petri (Petri, Herbet L, 1986: 3). Motivasi
dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan,
motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap
bahwa peserta didik tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai
kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu
faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat
menentukan keberhasilan belajar peserta didik dalam bidang pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan.
5

Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Peserta didik


yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-
nilai yang dianggap penting dalan, kehidupannya. Perubahan nilai-nilai
yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya.
Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan
dengan minat peserta didik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
Sikap peserta didik, seperti halnya motif menimbulkan dan
mengarahkan aktivitasnya. Peserta didik yang menyukai matematika akan
merasa senang belajar matematika dan terdorong untulk belajar lebih giat,
demikian pula sebaliknya. Karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk
bisa menanamkan sikap positif pada diri peserta didik terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang dengan sungguh-
sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki
pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan motif ekstrinsik adalah tenaga
pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi
penyertaanya. Sebagai contoh, peserta didik belajar sungguh-sungguh bukan
disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong
oleh keinginan naik kelas atau mendapat ijazah. Naik kelas dan mendapat
ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat
dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (fikiran dan perasaan)
terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses
belajar makin baik dan hasilnya akan makin haik pula. Oleh karena itu guru
harus selalu berusaha supaya perhatian peserta didik terpusat pada pelajaran.
6

Memunculkan perhatian seseorang pada suatu objek dapat diakibatkan oleh


dua hal.
Pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan
dengan dirinya umpamanya dengan kebutuhan, cita cita, pengalaman,
bakat, minat.
Kedua, Objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang
lain, atau yang lain dari yang biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.
Dari uraian kedua hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa,
1. Belajar dengan pernah perhatian pada pelajaran yang sedang
dipelajari, proses dan hasilnya akan lebih baik.
2. Upaya guru memumbuhkan dan meningkatkan perhatian peserta
didik terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:

a) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-


cita, bakat atau minat peserta didik.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang tidak monoton.
Umpamanya penggunaan metode mengajar yang bervariasi,
penggunaan media, tempat belajar tidak terpaku hanya
didalam kelas saja.
2) Keaktifan Belajar
Kecendrungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri.
Mon Dewey mengemukakan bahwa “belajar adalah menyangkut apa yang
harus dikerjakan peserta didik untuk dirmya sendiri. maka inisiatif harus
datang dari peserta didik sendiri.” Guru sekedar pembimbing dan pengarah
Dalam setiap proses belajar, peserta didik selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan
7

fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis
misaInya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam
memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan
yang lain, menyimpulkan basil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
Seperti yang telah dibahas di depan bahwa belajar iu sendiri adalah
akivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Bila ada peserta didik )
yang duduk di kelas pada saat pelajaran berlangsung, akan tetapi mental
emosionainya tidak terlibat akif didalam situasi pembelajaran itu, Pada
hakikamya peserta didik tersebut tidak ikut belajar. Oleh karena itu guru
jangan sekali-kali membiarkan ada peserta didik yang tidak ikut aktif
belajar. Lebih jauh dari sekedar mengaktifkan peserta didik belajar, guru
harus berusaha meningkatkan kadar aktifitas belaiar tersebut.
Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan
adanya aktivitas belajar. Akan tetapi barangkali kadarnya perlu
ditingkinkan dengan metode mengajar lain. Sekali untuk memantapkan
pemahaman anda tentang upaya meningkatkan kadar aktivitas belajar
peserta didik, coba anda tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu
mata pelajaran yang biasa diajarkan. Silahkan anda rancang kegiatan-
kegiatan belajar  yang bagaimana yang harus peserta didik anda lakukan,
supaya kadar aktivitas belajair mereka relatif tinggi. Bila sudah selesai
anda kerjakan, silahkan diskusikan deingan guru lain disekolah anda atau
guru sesama peserta program
3) Keterlibatan Langsung Dalam Belajar
Di muka telah dibkarakan bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri
oleh peserta didik yang, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerueut pengalamannya
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung
8

peserta didik tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus


menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe,
yang paling baik apabila ia terlihat secara langsng dalam perbuatan (direct
performance), bukan sekadar melihat bagaimana orang menikmati tempe
(demonstrating), apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana
cara pembuatan tempe (telling).
Pentingnya ketelibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh
John Dewey dengan “leaming by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh peserta didik
secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan
masalah (prolem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator.
Keterlibatan peserta didik di dalam belajar jangan diartikan
keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan
mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian
dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan intemalisasi nilai-nilai
dalam pembentukan sikap dan nilat, dan juga pada saat mengadakan
latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4) Pengulangan Belajar
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang
dikemukakan oleh teori Psikologi Dava. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya
mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut
akan berkembang. Seperti hainya pisau yang selalu diasah akan menjadi
tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-
pengulangan akan menjadi sempuma.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokoh yang terkenal
9

Thorndike. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise“,


ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara
stimulus dan respons. dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman
itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Seperti kata pepatah “latihan menjadikan sempurna”. Psikologi
Conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
Koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar.
Kalau pada Koneksionisme, belajar adalah pembentukan hubungan
stimulus dan respons maka pada psikologi conditioning respons akan
timbul bukan karena saja stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang
dikondisikan.
Banyak tingkah laku manusia yang terjadi karena kondisi,
misalnya peserta didik berbaris masuk ke kelas karena mendengar bunyi
lonceng, kendaman berhenti ketika lampu Ialu lintas berwarna merah.
Menurut teori ini perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar
merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons
terhadap sesuatu. Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang-
ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan
pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi
dapat juga oleh stimulus penyerta.
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan
dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama
pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan
ketiga pengulangan untuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-
kabiasaan. Walaupun kita tidak japat menerima bahwa belajar adalah
pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak
dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip
pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam belajar
tetap diperlukan latihan/pengulangan. Metode drill dan stereotyping
adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip pengulangan.
10

B. Asas pembelajaran
1. Pengertian asas pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar;
suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar. Sedangkan prinsip adalah
asas atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan
sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip
sebenarnya adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik bertindak
maupun berpikir.
Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suat kegiatan untuk membelajarkan peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan
kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dengan demikian inti dari
pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak
akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta
didiknya.
2. Asas-asas pembelajaran
a) Peragaan
Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan
maksud memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang
disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa.
Dengan peragaan diharapkan proses pengajaran terhindar dari
verbalisme, yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh
guru tetapi tidak mengerti maksudnya. Untuk itu sangat diperlukan
peragaan dalam pengajaran terutama terhadap siswa pada tingkat
dasar.
Peragaan meliputi semua pekerjaan indera yang bertujuan untuk
mencapai pengertian tentang sesuatu hal secara tepat. Agar peragaan
berkesan secara nyata, anak tidak hanya mengamati benda atau model
yang diperagakan terbatas pada luarnya saja, tetapi harus mencapai
11

berbagai segi,dianalisis, disusun, dan dibanding-bandingkan untuk


memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap.
b) Minat dan perhatian
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar,
tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar, perhatian
akan timbul dari siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhanya. Minat dan perhatian merupakan gejala jiwa yang selalu
berkaitan, seorang siswa yang berminat dalam belajar akan timbul
perhatiannya terhadap pelajaran tersebut. Akan tetapi terkadang
perhatian siswa akan hilang jika tidak ada minat dalam pelajaran yang
diajarkan, oleh karena itu diperlukan kecakapan seorang guru untuk
membangkitkan minat dan perhatian peserta didik.
c) Motivasi
Motivasi bersal dari bahasa latin “movere”, yang berarti
menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut. Sedangkan
Imron (1996) menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa inggris
motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Motivasi
adalah dorongan bagi seseorang untuk kekuatan melakukan sesuatu
dengan penuh semangat, yang berasal dari diri sendiri disebut motivasi
instrinsik, kemudian dorongan dari luar disebut motivasi ekstrinsik.
d) Apresiasi
Apersepsi berasal dari kata apperception (Inggris), yang berarti
menafsirkan buah pikiran, menyatukan dan mengasimilasikan suat
pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan
demikian memahami dan menafsirkanya. Ahli psikologi
mendenifisikan apersepsi adalah bersatunya memori yang lama dengan
yang baru pada saat tertentu.
e) Korelasi dan konsentrasi
12

Korelasi adalah hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan


yang lainnya yang berfungsi untuk menguatkan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa, juga dapat menimbulkan minat dan perhatian
siswa. Hendaknya guru juga menghubungkan pelajaran dengan realita
sehari-hari.
f) Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Kooperatif
menggambarkan makna yang lebih luas, yaitu menggambarkan
keseluruhan proses sosial dalam belajar dan mencangkup pula
pengertian kolaborasi. Adapun pengelompokan kelompok itu biasanya
didasarkan pada adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi
jumlahnya, kemampuan belajar siswa, memperbesar partisipasi siswa,
pembagian tugas dan kerja sama. yang dimaksud dengan kooperatif
disini adalah belajar atau bekerja sama (kelompok).
13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan suatu  proses perubahan  tingkah laku yang
dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi
terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan
sesuatu dan lain sebagainya. Prinsip belajar merupakan landasan berpikir,
landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini
dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi peserta didik
maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. asas-asas pembelajaran
adalah prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh guru dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas
pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak
untuk menciptakan proses belajar
B. Saran
Dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas,
sebaiknya sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip dan
azas belajar dan pembelajaran, menerapkannya dalam upaya
meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan
suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan
ajar yang akan kita berikan nantinya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. 2002. Rineka Cipta &
Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Syaifuddin Iskandar. Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008.
Universitas Samawa.
Sari Ratna Annisa. Modul Teori Prinsip Media (Online), (http://staff.uny.ac.id/,
diakses 24 September 2017).
Ahmadi, Abu Dan Uhbiyati.2001. Ilmu Pendidikan Cetakan II. Jakarta: Rineka
Cipta.
Baharudin Dan Esa .2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz.
Dimyati Dan Mujiono.1999. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai