Disusun Oleh :
ABDUL ROHMAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia
dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun makalah “Peran Konsistensi Kader
HMI dalam Menghadapi Pencatutan Ideologi Dunia”. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.
Makalah tersebut mengajak kita untuk memahami tentang bagaimana
peran konsistensi kader HMI dalam menghadapi pencatutan ideologi dunia.
Makalah ini disusun secara sederhana demi memenuhi persyaratan mengikuti
Latihan Kader II (Intermediate Training) tingkat nasional Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Pontianak . Juga penulis ucapkan banyak terima kasih pula
kepada teman – teman yang telah ikut membantu dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah yang penulis susun ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun, umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis butuhkan guna menyempurnakan makalah–
makalah penulis selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi
B. Macam-Macam Ideologi
C. Peran Kader HMI Terhadap Ideologi Yang Berkambang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekembangan ideologi dunia yang terjadi pada era modern saat
ini sangat pesat. Kapitalime dan liberalisme menjadi titik pusat
perkembangan dalam setiap aspek kehidupan. Ideologi dapat menjadi
sistem pemikiran yang terbuka dan tertutup, ideologi dapat dimengerti
sebagai ilusi, dan beroritntasi pada kekuasaan di mana dalam bentuk ini,
ideologi bersifat menindas.
Oleh karena itulah apa yang terjadi pada era modern ini tentang
perkembangan dan penyimpangan nilai nilai ideologi harus kita bawa
menjadi pelajaran bagi kita para generasi untuk berperilaku dan
bertindak. Lalu bagaimana peran kader HMI terhadap ideologi yang
berkembang pada saat ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
4. Komunisme
5. Fasisme
disepakati oleh para pemimpin ASEAN sekitar satu dekade lalu ini
dilakukan agar negara-negara di kawasan Asia Tenggara memiliki
daya saing dengan Cina dan India. Pembentukan pasar tunggal ini
memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah
ke negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Akibatnya tentu
saja persaingan semakin ketat.
Selain itu, tentu saja bukan hanya pasar bebas di bidang
barang dan jasa yang terjadi, namun keterbukaan terhadap tenaga
kerja profesional pun akan terjadi. Staf khusus Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, Dita Indah Sari, menjelaskan bahwa MEA
mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya
menghalangi perekrutan tenaga asing. “sehingga pada intinya,
MEA akan membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi
berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau
minim tenaga asingnya”.
Sebagai kader HMI sudah seharusnya kita mengawal dan
mengawasi secara aktif bagaimana penyelenggaraan MEA, apakah
sudah sesuai dengan prinsip keadilan yang diinginkan atau telah
menjadi ladang baru untuk pemilik modal untuk menggandakan
modal “besar”-nya. Jika hal demikian terulang dan pasar tunggal
ini berkembang menjadi “pasar” yang tidak terkekang untuk
mengalokasi sumber daya secara efisien dan meningkatkan
pertumbuhan sehingga menggerakkan kapitalisme baru dalam
bungkus globalisasi ini akan mengakibatkan pemerintah Indonesia
tidak berdaya melindungi barang dan jasa publik. Dengan demikian
fungsi negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kesejahteraan
sosial yang berdasarkan prinsip keadilan, kesetaraan, dan
kesetiakawanan hilang.
Keadaan seperti ini akan memungkinkan kelompok kaya
pemilik modal melipatgandakan kekayaannya sedang kelompok
miskin akan semakin miskin, atau dengan kata lain akan
memperlebar kesenjangan antara kaya dan miskin serta
memperjelas ketimpangan dan ketidakadilan di dalam masyarakat.
Para pengusaha, pekerja asing, pekerja profesional akan
memanfaatkan kesempatan pasar tunggal Asia Tenggara ini dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
menggapai
tujuannya. Sedangkan para tenaga kerja non-profesional dan tak
berketerampilan yang menempati angka terbesar jumlah angkatan
kerja Indonesia hanya menjadi pekerja kontrak (outsourcing) dan
buruh yang akan semakin menderita.
Dalam Alquran cukup jelas larangan untuk tidak memakan
harta yang bukan milik kita dan menumpuk-numpuk harta. Hal
tersebut sejalan dengan prinsip pemilik modal yang di dukung oleh
sistem kapitalis yang berakibat kepada kelompok yang lemah
(Mustadafhin) sebagai pihak yang dirugikan. Dalam Alquran juga
disebutkan bahwa “Wahai orang yang beriman! Jadilah kamu
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap
dirimu sendiri, atau kedua orang tuamu dan karib- kerabat. Kalau
(mengenai) orang kaya atau miskin, maka Allah lebih mampu
melindungi keduanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa
(nafsu) dalam menegakkan keadilan. Dan kalau kamu menyimpang
atau berpaling (dari keadilan), maka sesungguhnya Allah Maha
Periksa akan segala sesuatu yang kamu kerjakan”. (QS An-Nisa’
Ayat 135).13)
Alquran banyak menyebutkan masalah keadilan dalam
berbagai konteks.Selain “adil” (‘adl), untuk makna keadilan
dengan berbagai nuansanya itu, alQuran juga menggunakan
perkataan “qisth” dan “wasth”.Para ahli tafsir juga ada yang
memasukkan sebagian dari pengertin kata-kata “mizan” ke dalam
pengertian “’adl”. Semua pengertian berbagai kata tersebut
bertemu dalam suatu ide umum sekitar “ sikap tengah yang
berkesimbangan dan jujur”.
Berangkat dari penjelasan mengenai adil dipandang melalui
sudut pandang islam diatas, sebagai organisasi yang berazaskan
islam sudah seharusnya HMI mengawal dan mengawasi
keberlangsungan era globalisasi di Indonesia khususnya sistem
ekonomi pasar tunggal (MEA) dengan mengacu kepada prinsip
keadilan menurut islam dan Alquran.
A. Kesimpulan
Jakarta: Erlangga.