Nabiilah Nur Syifa - KMB - 2 REG A
Nabiilah Nur Syifa - KMB - 2 REG A
Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan ketrampilan
keperawatan lansia berbasis IPTEK keperawatan.
RESPONSI KMB
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Disusun Oleh:
A. Tranfusi darah
Transfusi darah adalah prosedur yang menyelamatkan nyawa, khususnya pada kondisi gawat
darurat. Transfusi juga dapat dilakukan dengan segera dan aman serta telah terbukti memberikan
pemulihan pasien yang lebih cepat. Akan tetapi, setiap kantung darah yang diberikan kepada
pasien memiliki risiko memberikan reaksi Transfusi.
B. Penyimpanan darah
Gunakan darah yang telah diskrining dan bebas dari penyakit yang dapat ditularkan melalui
transfusi darah. Jangan gunakan darah yang telah kedaluwarsa atau telah berada di luar lemari es
lebih dari 2 jam. Transfusi darah secara cepat dan jumlah yang besar dengan laju >15
ml/kgBB/jam dengan darah yang disimpan pada suhu 4°C, dapat menyebabkan hipotermi,
terutama pada bayi kecil.
- Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala:
1. demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
2. menggigil
3. gelisah
4. peningkatan detak jantung
5. napas cepat
6. urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
7. perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
8. bingung
9. gangguan kesadaran.
Catatan: pada yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin
merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana
1. stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
2. jaga jalan napas anak dan beri oksigen
3. beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
4. tangani syok
5. beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
6. beri bronkodilator jika terjadi wheezing
7. lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
8. jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
9. beri antibiotik untuk septisemia.
ELEKTROKARDIOGRAPH
A. Prinsip kerja EKG
Elektrokardiograph bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik. Seperti yang
sudah disebutkan di atas, tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang
sangat kecil. Apabila ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik.
Tegangan listrik ini dapat menggamabarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut jantung
manusia.
Cara merekam denyut jantung menggunakan EKG tidaklah sembarang. Sensor atau dalam hal ini
elektroda, harus diletakkan pada tempat-tempat tertentu. Biasanya ditempatkan pada lengan
tangan dan kaki. Kenapa ditempatkan pada bagian-bagian tersebut? Sebab pada bagian-bagian
tersebutlah pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut jantung mendekati keadaan sebenarnya.
Elektroda yang digunakan pada EKG biasanya dibuat dari bahan Ag atau AgCl. Bahan-bahan ini
digunakan untuk mengurangi noise karena pergerakan. Selain elektroda, EKG juga
membutuhkan tranducer. Tranducer ini digunakan untuk mengkonversi informasi yang
didapatkan oleh elektroda menjadi sesuatu yang dapat kita baca pada kertas EKG.Tatapi pada
zaman sekarang EKG menggunakan ADC, sehingga pulsa listrik analog yang ditangkap oleh
elektroda akan dikonversi menjadi digital dan akan diolah di komputer.
2.Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan teknik ini,
dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan anggota tubuh
lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan anggota
tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota tubuh
lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90º monitoring EKG prekordial/ dada
atau standard chest leads monitoring EKG.
Sumber:
Diakses pada tangal 28 November 2020. Hospital Care for Children. https://www.ichrc.org/106-
transfusi-darah