Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alifia Safitri

Kelas : II A
NPM : 411118001
KELAINAN BENTUK LEUKOSIT

Kelainan morfologi leukosit. Kelainan yang paling sering terjadi adalah pada sel neutrofil
dan limfosit. Pada sel harus dinilai perubahan pada inti sel, sitoplasma, terdapatnya granula
toksik, vakuolisasi pada sitoplasma, hipersegmentasi, Dohle’s bodies, dan kelainan lain.
Perbedaan jumlah dan morfologi leukosit dapat menentukan penyebab infeksi, misalnya infeksi
yang diakibatkan oleh virus, bakteri, jamur dan infeksi parasit (misalnya cacing).
Gambaran leukosit pada infeksi bakteri dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa
nukleus atau inti sel dan organel lain seperti mitokondria atau kloroplas. Bakteri memiliki
dinding sel yang mengandung peptidoglikans dan bergerak menggunakan flagella. Bakteri dapat
berada di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme. Invasi bakteri bergantung pada
kemampuannya dalam menghindari respon imun. Bakteri menggunakan mekanisme yang dapat
menyebabkan infeksi dan mekanisme yang dapat menghindari kehancurannya akibat sistem
imun. Mekanisme bakteri dalam mengindari sistem imun dengan melakukan replikasi
intraseluler. Bakteri juga hidup dalam kapsul protektif untuk mencegah lisis oleh komplemen.
Pada infeksi bakteri akan terjadi peningkatan jumlah neutrofil yang signifikan, diikuti oleh
monosit/makrofag. Komponen sel yang terpengaruh pada keadaan infeksi bakteri adalah segmen inti
dan sitoplasma, dapat terjadi hipersegmentasi, granula toksik dan vakuolisasi sitoplasma sel
polimorfonuklear (PMN)/neutrofil.
Infeksi virus: pada infeksi virus akan terjadi peningkatan jumlah limfosit yang signifikan.
Komponen sel yang terpengaruh pada keadaan infeksi virus adalah ukuran sel limfosit, bentuk
inti dan sitoplasma. Limfosit mengalami perubahan bentuk menjadi limfosit atipik. Pada infeksi
virus tertentu seperti infeksi virus pox mungkin saja terjadi peningkatan jumlah basofil.
Infeksi parasit: pada infeksi parasit seperti infeksi oleh cacing (cacing pita atu cacing
cambuk) akan terjadi peningkatan jumlah eosinofil yang signifikan, terkadang terjadi
peningkatan jumlah basofil. Komponen sel relative tidak terpengaruh pada infeksi parasit.
Pada infeksi jamur tidak terjadi peningkatan jumlah leukosit baik granulosit maupun
agranulosit. Komponen sel pun relatif tidak ada perubahan.
Kelainan morfologi leukosit yang mungkin terjadi adalah kelainan pada sitoplasma seperti
granulasi toksik (seperti pada infeksi bakteri akut, luka bakar, intoksikasi), badan Dohle (pada
intoksikasi, luka bakar, infeksi berat), limfosit plasma biru 9infeksi virus), vakuolisasi
sitoplasma neutrofil (pada infeksi berat, keracunan) atau kelianan pada inti sel seperti
hipersegmentasi (pada anemia megaloblastik, infeksi. uremia) atau inti piknotik (pada sepsis,
leukemia).
1. Granula toksik
Suatu kelainan sitoplasma neutrofil berupa granula yang lebih besar (hipergranula),
kasar dibandingkan dengan granula normal, berwarna lebih gelap (biru hitam atau ungu).
Terjadinya granula toksik adalah saat mikroorganisme difagositosis oleh neutrofil akan
terjadi penghancuran (respiratory burst, penghancuran dengan enzim lisososom dan
pengeluaran nitric oxide). Pada respiratory burst terjadi peningkatan konsumsi oksigen 100
kali lipat. Peningkatan konsumsi oksigen yang besar ini akan mengaktivasi enzim
permukaan sel yang disebut NADPH-oksidase. Ketika mikroorganisme terikat pada reseptor
neutrofil, proses oksidasi akan teraktivasi, kemudian molekul O2 secara spontan dan cepat
berubah di bawah pengaruh enzim superoxide dismutase, kemudian H2O2 dapat diubah
menjadi bentuk lain melalui aktivasi mieloperoksidase (dalam jumlah banyak ditemukan
pada granula primer neutrofil). Aktivasi mieloperoksidase pada granula primer akan
mengubah gambaran granula menjadi abnormal berupa grnaula toksik.
2. Hipersegmentasi
Kelainan inti seperti hipersegmentasi biasanya terjadi pada infeksi kronik atau
infeksi berat pada seluruh tubuh (sepsis). Neutrofil disebut hipersegmentasi bila terdapat
25% segmen inti berjumlah 4, atau 4% segmen berjumlah 5 atau cukup 1% saja neutrofil
dengan jumlah segmen 6.
Selain neutrofil, eosinofilpun pada keadaan toksik/infeksi dapat menjadi hipersegmentasi (3-
4 segmen). Kelainan hipersegmentai ini disebabkan karenan gangguan pematangan pada inti
neutrofil atau eosinofil saat terjadi infeksi.
3. Limfosit atipik
Limfosit dengan ukuran lebih besar dibandingkan normal (diameter >15µm).
Sitoplasma pada limfosit atipik jauh lebih banyak dan mempunyai granula azurofilik. Inti
padat mengelompok dan tidak terlihat anak inti. Sel ini merupakan limfosit T sitotoksik atau
disebut juga “natural killer cell”. Limfosit ini banyak ditemukan pada infeksi virus.
Limfosit atipik memiliki sitoplasma lebih biru, inti besar dengan sitoplasma berlebihan
dengan bentuk teratur. Limfosit atipik dapat ditemukan pada penyakit mononukleosis
infeksiosa, infeksi virus dan reaksi imunologis.

4. Vakuolisasi sitoplasma

Keadaan pada sel polimorfonuklear (PMN) dengan adanya vakuolisasi yaitu area
kosong pada sitoplasma yang dapat diakibatkan oleh infeksi berat. Vakuolisasi ini umumnya
terdapat pada neutrofil toksik, hal ini karena meningkatnya aktivitas lisozim dan vakuola-
vakuola tersebut adalah sisa tempat pencernaan material yang difagosit oleh sel neutrofil
ataupun sel lain seperti monosit.
5. Neutrofil piknotik
Neutrofil piknotik merupakan neutrofil yang mati/berdegenerasi. Sel ini memiliki inti
yang telah memadat dengan kromatin tanpa pola yang jelas. Lobus inti terpisah, tidak ada
filamen yang mengubungkan antar lobus, lobus inti kecil, gelap dan padat. Neutrofil
piknotik ini adalah indikator infeksi berkepanjangan atau infeksi berat.
6. Dohle bodies
Satu atau lebih kumparan berwarna biru pucat yang merupakan sisa-sisa ribososm
dan reticulum yang rusak dalam bentuk oval atau bulat, berwarna biru abu-abu dan biasanya
dijumpai pada tepi sitoplasma neutrofil. Dohle bodies dapat ditemukan pada keadaan
infeksi, cedera karena suhu (luka bakar), keganasan, setelah kemoterapi dan trauma. Dohle
bodies sering disertai adanya granula toksik dan vakuolisasi sitoplasma yang menandakan
infeksi bakteri. Kelainan ini terjadi karena adanya kerusakan fokal pada sitoplasma yang
disebabkan denaturasi dari ribosom atau reticulum endoplasma saat toksik atau infeksi.
Soal Test Pemahaman Materi Kuliah ke 12 : Kelainan Bentuk Leukosit

(diketik dan dikumpulkan pada hari Rabu minggu depan, tanggal 13 Mei 2020). Beri nama,
kelas dan NPM.

1. Sebutkan rentang normal prosentase masing-masing jenis sel leukosit dalam hitung jenis
(basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit dan monosit) beserta sumber rujukannya.
2. Jelaskan perbedaan jumlah neutrofil ,limfosit dan eosinofil pada masing-masing infeksi berikut
(meningkat, tetap/tidak ada perubahan atau menurun): infeksi virus, infeksi bakteri dan infeksi
parasit (misalnya diakibatkan oleh cacing). Buat dalam tabel seperti contoh berikut:
No Jenis infeksi Prosentase/jumlah Prosentase/jumlah Prosentase/jumlah
Eosinofil Neutrofil Limfosit
Infeksi virus Meningkat, tidak Meningkat, tidak Meningkat, tidak
ada perubahan atau
ada perubahan atau
ada perubahan atau
menurun? menurun? Menurun?
Infeksi bakteri Dst dst dst
Infeksi parasit
Infeksi jamur

Anda mungkin juga menyukai