Anda di halaman 1dari 13

Jupe UNS, Vol. 1, No.

3, Hal 1 s/d 13
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri.
Juli, 2013 | hal 1

UPAYA SMK BIDANG STUDI BISNIS MANAJEMEN


DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOFTSKILL DUNIA INDUSTRI

Reni Kusumastuti, Ngadiman dan Sohidin


Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
kusuma1061@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kualifikasi softskills lulusan SMK
Bisnis Manajemen yang dibutuhkan oleh industri (2) untuk mengetahui harapan pihak
pengguna lulusan SMK terhadap softskills tenaga kerja lulusan SMK Bisnis Manajemen (3)
untuk mengetahui tanggapan pihak pengguna lulusan SMK terhadap softskills tenaga kerja
lulusan SMK Bisnis Manajemen (4) untuk mengetahui upaya SMK Bisnis Manajemen dalam
memenuhi kebutuhan softskillsduniaindustri. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling dan
snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi.Teknik validitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan sumber.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa terdapat 8 kualifikasi softskill yang memang dibutuhkan oleh industri
(DU/DI), yaitu 1) tanggap terhadap kebutuhan lingkungan, 2) kemampuan kerja sama yang
baik, 3) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang lain, 4) tingkat kreativitas, 5)
semangat kerja, 6) kejujuran, 7) disiplin, serta 8) tanggung jawab yang tinggi. Upaya yang
dilakukanuntuk memenuhi tuntutan industri adalah melakukan sinkronisasi kurikulum dan
melaksanakan pendidikan berkarakter di sekolah
Kata kunci:softskill, lulusan SMK, industri
ABSTRACT
The aims of this research are (1) to know about soft skills qualifications of SMK
business management alumnus needed by industry, (2) to know about users’ expectations of
employers’ soft skills from SMK business management alumnus, (3) to know about users’
response of alumnus SMK towards soft skills of SMK business management alumnus, (4) to
know response from SMK business management towards soft skill demand needed by
industry.Research method used in this research is descriptive qualitative. Informants in this
research are the head of SMK, vice of SMK’s head in curriculum, head of BKK SMK, also
factory HRD. The sampling technique used is purposive sampling and snowball sampling.
Data collecting technique used are observation, interview and documentation. Validity
techniques used in this research are triangulation of method and source. Technique of
analyzing data used is interactive analysis.The results of this research conclude that there are
8 qualifications of soft skill needed by industry (DU/DI), 1) quick response to environment
need, 2) good ability in team work, 3) good communication skill to other people, 4) creativity
level, 5) spirit of work, 6) honesty, 7) discipline, and 8) good responsibility. The efforts are
by synchronizing curriculum with industry (DU/DI) and applying characters education in the
school
Key words: soft skill, SMK alumnus, industry.
Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13

PENDAHULUAN
Perkembangan lingkungan belajar disekolah. Sekolah sebagai
perusahaan yang begitu cepat sulit lembaga pendidikan formal memiliki
dibendung efeknya bagi perusahaan. Oleh peranan penting dalam penyiapan lulusan
karena itu, perusahaan harus mampu sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai
secara berkesinambungan melakukan dengan bidang dan jenjang pendidikannya.
respon optimal terhadap berbagai Di samping itu sekolah juga berperan
perubahan tersebur. System, orang dan dalam mempersiapkan peserta didik untuk
budaya menjadi tiga factor yang mampu beradaptasi dengan
menentukan competitive advantage seperti lingkungannya. Harapan tersebut ternyata
yang akan dibangun perusahaan. belum dapat terpenuhi sebagaiana
Rekruitmen yang berhasil mendatangkan mestinya, tingkat ketrampilan dan
orang berkualitas akan menjadi tidak kepribadian yang dimiliki para lulusan
berguna bila system yang ada di ternyata masih lemah dalam menghadapi
perusahaan tidak dapat menunjang tantangan kehidupan yang ada.
peningkatan kinerja yang diharapkan dari Setiap perusahaan menuntut tenaga
orang tersebut. kerja yang profesional, yaitu tenaga kerja
Perkembangan ilmu pengetahuan yang memiliki mental yang kuat,
dan teknologi serta tuntutan globalisasi pengetahuan dan ketrampilan yang cukup
secara bersama-sama telah mengakibatkan untuk terjun dalam dunia kerja. Keadaan
persaingan yang semakin ketat dalam seperti ini merupakan tantangan dan
penyediaan sumber daya manusia yang ada tuntutan bagi dunia pendidikan, khususnya
dituntut untuk terus meningkatkan dalam menyiapkan peserta didiknya agar
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai- siap berkompetisi dalam memasuki dunia
nilai atau kompetensinya, sehingga setiap kerja. Berbagai macam usaha harus
orang harus mampu menjadi pembelajar dilakukan oleh dunia pendidikan agar
sepanjang hayat. Dengan tingkat sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi yang tinggi, seseorang akan kemampuan professional dapat tercipta
memiliki fleksibilitas yang tinggi pula setelah siswa lulus dari bangku sekolah.
dalam menyikapi perubahan yang ada di Prasyarat utama dalam kepentingan
sekitarnya, termasuk dalam pergaulan, akselerasi suatu pembangunan apapun
dalam pekerjaan, maupun globalisasi. adalah peningkatan kualitas sumber daya
Penyediaan sumber daya manusia manusia.kualitas sumber daya manusia
yang unggul dapat dimulai sejak seseorang menyangkut dua aspek, yaitu aspek fisik
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3

(kualitas fisik) dan aspek non fisik yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja
(kualitas non fisik) yang menyangkut terampil tingkat menengah. Secara rinci
kemampuan bekerja, berpikir, dan misi penyelenggaraan Sekolah Menengah
ketrampilan-ketrampilan lain. Upaya Kejuruan (SMK) adalah (1) menyiapkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia siswa untuk memasuki lapangan kerja
ini dapat diarahkan pada kedua aspek serta mengembangkan sikap profesional,
tersebut. (2) menyiapkan siswa agar mampu
Pendidikan merupakan suatu memilih karir, mampu berkompetensi, (3)
proses transformasi anak didik agar dapat menyiapkan tenaga terampil tingkat
mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat menengah untuk mengisi kebutuhan
dari proses pendidikan yang diikutinya. tenaga kerja saat ini dan masa mendatang
Suatu sistem pendidikan bukan hanya serta (4) menyiapkan tamatan agar menjadi
terdiri dari lembaga pendidikan (sekolah, warga negara yang produktif, siap
perguruan tinggi), tetapi juga meliputi berkembang, beradaptasi serta kreatif.
perpustakaan, museum, penerbit, dan (Depdikbud, 1999)
berbagai agen yang melakukan transmisi Upaya dalam peningkatan kualitas
pengetahuan dan ketrampilan. Secara sumber daya manusia menjadi suatu
keseluruhan berbagai sasaran pendidikan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan,
dilaksanakan oleh berbagai lembaga khususnya adalah pendidikan pada tingkat
pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai menengah kejuruan. Hal ini dikarenakan
pengetahuan (sasaran kognitif), perubahan sosial ekonomi kemajuan
pengembangan ketrampilan dan industri dan kemajuan informasi menuntut
kemampuan (sasaran motorik) dan tamatan pendidikan kejuruan sesuai
pembentukan sikap (sasaran afektif). dengan persyaratan keahlian, artinya
Sasaran-sasaran ini hendaknya mereka dapat ditempatkan pada
diterjemahkan dalam berbagai sasaran kedudukan sesuai kompetensinya. Untuk
yang dapat diukur secara rinci dan spesifik mencapai persyaratan keahlian tersebut
tentang apa yang diharapkan dari hasil maka banyak hal yang harus diperbaiki
belajar mengajar (proses pendidikan), dalam penyelenggaraan Sekolah
demikian juga dengan sasaran motorik dan Menengah Kejuruan terutama
afektif. pengembangan kurikulum dan peningkatan
Sekolah Menengah Kejuruan sarana prsarana yang dapat menunjang
merupakan subsistem pendidikan formal kompetensi siswa. Untuk meningkatkan
Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13

kualitas atau kemampuan-kemampuan non adanya pembelajaran produktif,


fisik maka upaya pendidikan dan pelatihan penbelajaran ini diarahkan pada kebutuhan
merupakan hal yang sangat diperlukan. industry. Seperti kita ketahui bahwa
Upaya inilah yang dimaksud dengan lulusan SMK dipersiapkan untuk dapat
pengembangan sumber daya manusia. bekerja langsung sesuai dengan
Oleh karena itu, peranan sekolah sebagai kompetensinya masing-masing.
lembaga pendidikan yaitu mempersiapkan Pembelajaran produktif harus benar-benar
siswa agar unggul dan mampu dikuasai oleh siswa agar mereka dapat
berkompetisi di dunia kerja dalam hal bersaing secara sehat untuk mendapatkan
meningkatkan wawasan, pengetahuan, pekerjaan. Akan tetapi selama ini
pembinaan mental dan ketrampilan siswa. pembelajaran produktif belum memuaskan
Dalam pendidikan, berbagai upaya atau masih belum sesuai dengan harapan.
tentu telah dilakukan pemerintah melalui Hal tersebut disebabkan oleh berbagai
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan faktor yang sangat komplek, salah satu
untuk meningkatkan kualitas Sekolah diantaranya adalah kurikulum.
Menengah Kejuruan (SMK). Langkah Sekolah Menengah Kejuruan
tersebut diambil untuk menghasilkan (SMK) merupakan salah satu institusi
lulusan yang siap mendukung pendidikan yang secara khusus bertujuan
pembangunan nasional terutama untuk mempersiapkan peserta didik agar siap
mengantisipasi perkembangan ilmu bekerja, baik secara mandiri maupun
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
sangat pesat. Salah satunya dengan Sebagaimana dinyatakan dalam Penjelasan
pengembangan unit produksi yang atas UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
disesuaikan dengan perkembangan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15
teknologi dan kondisi yang sebenarnya bahwa, “pendidikan kejuruan merupakan
terjadi. Unit produksi digunakan sebagai pendidikan menengah yang
tempat para siswa untuk melatih praktek mempersiapkan peserta didik untuk
menerapkan teori yang telah didapatkan di bekerja dalam bidang tertentu”, maka
dalam sekolah, sebelum mereka SMK dituntut untuk mampu menghasilkan
menerapkan ilmunya di dunia kerja. lulusan dengan kompetensi standar yang
Pembelajaran yang diterima oleh diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja
siswa SMK berbeda dengan pembelajaran yang dibutuhkan adalah sumber daya
siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA). manusia yang memiliki kompetensi sesuai
Salah satu hal yang membedakan adalah dengan bidang pekerjaannya, memiliki
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3

daya adaptasi dan daya saing tinggi. Atas dibutuhkan oleh stakeholder, sehingga
dasar itulah penyelenggaraan pendidikan ketika lulus siswa SMK akan kesulitan
di SMK senantiasa disesuaikan dengan dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai
kondisi dan kebutuhan dunia kerja. dengan bidangnya. Hal ini terjadi karena
Tidak teridentifikasinya kebutuhan kurangnya informasi yang diperoleh siswa
dunia kerja oleh SMK akan sangat SMK tentang dunia kerja yang
berpengaruh terhadap daya serap lulusan sesungguhnya.
SMK di dunia kerja, karena dunia kerja Sekolah Menengah Kejuruan
hanya akan mempekerjakan seseorang bidang keahlian Bisnis Manajemen terdiri
yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dari tiga program keahlian, yaitu program
itu sendiri. Dengan demikian, SMK keahlian akuntansi, program keahlian
diharapkan dapat mengidentifikasi administrasi perkantoran dan program
kebutuhan dunia kerja serta keahlian pemasaran. Ketiga program
mengaplikasikan kebutuhan tersebut pada keahlian tersebut cukup diminati oleh
materi yang diberikan kepada peserta industri sebagai pengguna tenaga kerja
didiknya. Untuk mengidentifikasi lulusan SMK. Bidang keahlian bisnis
kebutuhan dunia kerja, diperlukan manajemen menghasilkan siswa dengan
komunikasi yang lebih jauh antara pihak kompetensi yang cukup dibutuhkan oleh
SMK dengan dunia kerja. industri. Lulusan bidang keahlian bisnis
Kompetensi kerja sangat manajemen memilki keahlian dasar yang
dibutuhkan dan penting artinya dalam cukup bila digunakan untuk bekerja.
memperoleh pekerjaan, karena siswa SMK Dalam mempersiapkan siswa SMK
dituntut untuk mempunyai skill yang Bisnis Manajemen sebagai tenaga kerja
diperlukan dalam suatu pekerjaan baik tingkat menengah, kerap ditemui adanya
berupa hardskill maupun softskill. Saat ini masalah. Direktorat Pendidikan Sekolah
stakeholder lebih cenderung melihat calon Menengah Kejuruan (Dit. PSMK), (2008)
pekerja dari softskill, tentunya dengan mkengatakan bahwa permasalah yang
tidak mengesampingkan hardskill yang dihadapi diantaranya adalah masih
merupakan kemampuan yang sifatnya terdapatnya kesenjangan kompetensi
keterampilan. Perlu diperhatikan, bahwa lulusan SMK Bisnis Manajemen dengan
saat ini masih sedikit siswa SMK yang kebutuhan riil pihak DU/DI, di mana
mempunyai kesiapan kerja dan belum lulusan SMK masih lemah dalam aspek
mengetahui apa yang sebenarnya softskill.Kesenjangan ini salah satunya
Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13

dapat diindikasikan dengan rendahnya rendahnya daya serap lulusan SMK oleh
daya serap tenaga kerja lulusan SMK DU/DI. Kemudian menurut Mariah dan
Bisnis Manajemen oleh DU/DI Sugandi (2010), disamping pengetahuan
(SAKERNAS, 2009). Kondisi tersebut dan ketrampilan DU/DI juga
cenderung mengakibatkan terjadinya membutuhkan kemampuan softskill
banyak pengangguran lulusan SMK. sebagai kualifikasi seorang calon tenaga
Permasalahan lain yang mungkin dihadapi kerja. Namun kenyataan yang terjadi
oleh lulusan SMK Bisnis Manajemen adalah lulusan SMK lebih banyak
adalah kurang mampu mengembangkan mendapatkan hardskill, sementara
diri dan karirnya ditempat kerja. Mariah softskill-nya kurang diperhatikan.
dan Sugandi (2010) dalam penelitiannya Sehingga softskill yang dimiliki lulusan
menyatakan bahwa kualifikasi calon SMK masih lemah.
tenaga kerja yang dibutuhkan dunia kerja Berdasarkan fenomena yang ada,
di samping syarat keilmuan dan sebagaimana dideskripsikan dalam latar
ketrampilan juga serangkaian kemampuan belakang, maka judul penelitian ini adalah
non-teknis yang tidak terlihat wujudnya sebagai berikut “Upaya SMK Bidang Studi
(intangible) namun sangat diperlukan yang Bisnis Manajemen Dalam Memenuhi
disebut sebagai softskills. Softskills Kebutuhan Softskill Dunia Industri”.
didefinisi sebagai perilaku personal dan
interpersonal yang mengembagkan dan METODE PENELITIAN

memaksimalkan kinerja humanis. Selama Penelitian tentang upaya smk

ini peserta didik di SMK lebih banyak bidang studi bisnis manajemen dalam

mendapatkan hardskills dan lupa terhadap memenuhi kebutuhan softskill dunia

softskills-nya, sehingga kelemahan lulusan industri ini menggunakan metode

SMK dalam mengisi peluang kerja pada penelitian deskriptif kualitatif. Teknik

umumnya adalah masalah personal skills pengambilan sampel yang digunakan

(dari http://www.dikti.go.id/index.php) adalah teknik purposive sampling dan

Berdasarkan pemaparan diatas snowball sampling.Dengan kerangka

dapat disimpulkan bahwa menurut Dit. teknik purposive sampling ini, peneliti

PSMK ada kesenjangan kompetensi hanya mengamati kondisi lokasi penelitian

lulusan SMK dengan kebutuhan pihak yang relevan dengan permasalahan yang

DU/DI. Kesenjangan tersebut dikarenakan dikaji. Teknik snowball sampling ini

masih lemahnya softskill yang dimiliki digunakan karena dipandang mampu

oleh lulusan SMK, sehingga mengkibatkan mengungkap kedalaman data yang digali
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3

dari informan kunci. Data yang digunakan model analisis interaktif


dikumpulkan didasarkan atas kebutuhan (interactive model of analysis)
dan keperluan penelitian dengan memilih
informan yang dianggap mengetahui dan PEMBAHASAN
dapat dipercaya menjadi sumber data yang Hasil penelitian yang telah
mantap dan mengetahui masalah yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
diteliti secara mendalam. bahwa sebenarnya lulusan SMK itu sudah
Teknik pengumpulan data yang memiliki keahlian yang kompeten dalam
digunakan adalah observasi, wawancara bidang atau jurusan yang mereka pilih.
dan dokumentasi. Teknik validitas yang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
digunakan dalam penelitian ini adalah memang mempersiapkan siswanya untuk
triangulasi metode dan sumber. dapat bekerja setelah mereka
Trianggulasi sumber digunakan dengan menyelesaikan studinya, Sehingga mereka
teknik wawancara dengan narasumber dibekali dengan keahlian-keahlian yang
yang berbeda. Kemudian kesamaan data sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi
dari narasumber dibandingkan satu dengan yang dimiliki oleh lulusan SMK ini
yang lain dan dapat digunakan untuk sebenarnya sudah dapat memenuhi
menarik kesimpulan.Sedangkan harapan DU/DI untuk tenaga kerja
trianggulasi metode dalam penelitian ini setingkat lulusan SMK, namun untuk
digunakan untuk mengumpulkan data yang masalah softskill masih perlu ditingkatkan
sejenis tetapi teknik pengumpulan data lagi agar dapat memenuhi harapan DU/DI.
yang digunakan berbeda. Ada beberapa softskill yang
Dalam mengumpulkan data, dibutuhkan oleh DU/DI. Softskill tersebut
peneliti menggunakan wawancara, diantaranya adalah 1) Kemampuan untuk
observasi dan dokumentasi. Hal ini tanggap terhadap kebutuhan lingkungan.
dilakukan untuk mendapat informasi yang Tanggap disini dapat diartikan mengetahu
jelas sesuai dengan tujuan penelitian. apa yang dibutuhkan lingkungan dan
Teknianalisis data dalam penelitian segera melakukan tindakan yang memang
kualitatif dilakukan bersamaan dengan dibutuhkan oleh lingkungan. Sehingga
proses pengumpulan data sampai diperoleh tanpa menunggu perintah, ketika kita
suatu kesimpulan, sehingga analisis data mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
tersebut dapat mencapai tujuan yang lingkungan kerja, kita dapat memenuhi
diinginkan. Dalam penelitian ini kebutuhan tersebut. Lingkungan kerja
Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13

yang dimaksud adalah lingkungan sekitar belum dikenal ataupun memecahkan


dimana kita bekerja bukan saja terhadap masalah baru yang dihadapi. 5) Tanggung
individunya (atasan, rekan kerja) tetapi jawab yang tinggi. Tanggung jawab adalah
juga terhadap benda mati. 2) Kemampuan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
kerja sama yang baik. Kerja sama adalah perbuatan yang disengaja maupun yang
keterlibatan mental dan emosional orang di tidak di sengaja. Tanggung jawab juga
dalam situasi kelompok yang mendorong berarti berbuat sebagai perwujudan
mereka untuk memberikan kontribusi dan kesadaran akan kewajiban. Tanggung
tanggung jawab dalam mencapai tujuan jawab ini lebih ditekankan pada tanggung
kelompok.Dasar utama dalam kerja sama jawab terhadap pekerjaannya. 6) Disiplin.
ini adalah keahlian, di mana masing- Menurut Suradinata (1996: 150), disiplin
masing orang yang memiliki keahlian pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh,
berbeda, bekerja bersama menjadi satu taat, kesetiaan, hormat kepada
kelompok/tim dalam menyeleseaikan ketentuan/peraturan/norma yang berlaku.
sebuah pekerjaan. Kerja sama tersebut Sedangkan disiplin yang dimaksud di sini
adakalanya harus dilakukan dengan orang adalah disiplin waktu dan bekerja. Disiplin
yang sama sekali belum dikenal, dan waktu adalah dapat melakukan sesuatu
begitu berjumpa langsung harus bekerja secara tepat waktu, tidak ditunda-tunda
bersama dalam sebuah kolempok. Oleh kecuali jika benar-benar harus
karena itu selain keahlian juga dibutuhkan ditunda.Dalam hubungannya dengan
kemampuan penyesuaian diri dalam setiap disiplin kerja, disiplin merupakan unsur
lingkungan atau bersama segala mitra yang pengikat, unsur integrasi dan merupakan
dijumpai. 3) Kemampuan berkomunikasi unsur yang dapat menggairahkan kerja
yang baik. Kemampuan komunikasi yang bahkan dapat pula sebaliknya. 7)
dimaksud disini adalah kecakapan atau Semangat kerja yang baik. Siswanto
kesanggupan penyampaian pesan, gagasan, (2000:35), mendefinisikan semangat kerja
atau pikiran kepada orang lain dengan sebagai keadaan psikologis seseorang.
tujuan orang lain tersebut memahami apa Semangat kerja dianggap sebagai keadaan
yang dimaksudkan dengan baik, secara psikologis yang baik bila semangat kerja
langsung lisan atau tidak langsung. 4) tersebut menimbulkan kesenangan yang
Kreativitas. Kreativitas yang dimaksud mendorong seseorang untuk bekerja
adalah kemampuan seseorang untuk dengan giat dan konsekuen dalam
menciptakan atau menghasilkan sesuatu mencapai tujuan yang ditetapkan oleh
yang baru dan asli, yang sebelumnya perusahaan. 8) Kejujuran.Jujur adalah apa
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3

adanya dan tanpa ada kapalsuan dalam DU/DI mereka lebih terampil karena pada
suatu tindakan jujur ialah murni dan fakta dasarnya di sekolah mereka lebih banyak
yang benar -benar terjadi. Apabila dalam praktek daripada teorinya, apalagi
bekerja kita selalu bertindak jujur, maka didukung dengan program OJT yang
kita akan dapat mendapatkan kepercayaan dilaksanakan selama mereka
dari orang lain dalam hal pekerjaan. melaksanakan studi. Pelaksanaan program
Dengan demikian akan mempermudah kita ini sedikit lebih lama daripada program
untuk mencapai kesuksesan. magang yang dilaksanakan oleh
Beberapa softskill tersebut sangat mahasiswa yaitu 2 bulan selama 3 tahun,
dibutuhkan oleh calon tenaga kerja lulusan sementara mahasiswa D3 maupun S1
SMK dalam bekerja agar mereka dapat hanya 1 bulan selama 3 atau 4 tahun.
terserap dengan baik oleh DU/DI dan Program ini membawa dampak
dapat bersaing dalam dunia kerja. Namun positif bagi siswa SMK, karena dari
saat ini masih ada beberapa softskill yang program ini mereka sudah dilatih untuk
belum dimiliki oleh lulusan SMK. terjun langsung dalam dunia pekerjaan.
Beberapa diantaranya adalah kemampuan Dengan demikian mereka akan lebih
untuk tanggap terhadap kebutuhan terlatih untuk mengaplikasikan ilmu yang
lingkungan, kemampuan berkomunikasi mereka terima di sekolah dalam dunia
yang baik serta kemampuan kerjasama kerja. Hal inilah yang membuat lulusan
yang baik. SMK menjadi lebih terampil dalam
Kinerja yang ditunjukkan oleh para bekerja. Namun untuk kriteria softskill
lulusan SMK terbukti cukup baik. Mereka yang dibutuhkan oleh DU/DI, lulusan
bisa mengikuti instruksi yang diberikan SMK masih kurang. Softskill yang dimiliki
dengan baik sehingga mereka bisa oleh lulusan SMK masih lemah sehingga
mengerjakan tugas yang diberikan dengan belum bisa untuk memenuhi kebutuhan
penuh tanggung jawab. Dari hasil DU/DI. Perlu ada peningkatan softskill
penelitian, pihak DU/DI mengaku tidak agar mereka dapat terserap oleh DU/DI
menemukan masalah dalam pekerjaan dengan baik.
yang ditimbulkan oleh lulusan SMK ini. Pihak DU/DI tentunya mempunyai
Dalam segi ketrampilan yang dimiliki, harapan terhadap para lulusan SMK agar
para lulusan SMK ini cenderung memiliki kinerja mereka lebih baik lagi. Mereka
ketrampilan yang lebih baik daripada berharap lulusan SMK akan memiliki
lulusan D3 maupun S1. Menurut pihak kemampuan softskill yang baik setelah
Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13

menyelesaikan studinya, sehingga mereka DU/DI. Sinkronisasi kurikulum ini


dapat diterima dengan baik oleh DU/DI. bertujuan untuk mengetahui keinginan
Dari hasil penelitian pihak DU/DI ataupun harapan DU/DI terhadap siswa
berharap kemandirian dan tanggung jawab SMK. Setelah melaksanakan sinkronisasi
yang dimiliki oleh lulusan SMK harus kurikulum ini, pihak sekolah dapat
ditingkatkan lagi. Selain dua hal tersebut menyesuaikan kurikulum yang akan
tingkat kreativitas juga harus lebih baik diterapkan di sekolah agar dapat
lagi, sehingga mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan DU/DI tersebut.
menuruti perintah namun dapat berinovasi Namun pihak sekolah kurang maksimal
dalam pekerjaan yang mereka laksanakan. dalam melaksanakan program ini.
Pihak DU/DI cenderung lebih memilih Sinkronisasi yang dilaksanakan dengan
lulusan dengan pengetahuan yang standar pihak DU/DI kurang maksimal dengan
tapi memiliki kemampuan softskill yang tidak terpenuhinya kebutuhan DU/DI oleh
tinggi daripada lulusan dengan pihak SMK. Dalam melaksanakan
pengetahuan tinggi namun memiliki pembelajaran berkarakter pun kurang
softskill yang rendah, karena dengan maksimal. Guru kurang dapat menerapkan
softskill yang tinggi mereka akan dapat pembelajaran berkarakter dalam
mengaplikasikan ilmu mereka dengan pembelajaran secara maksimal.
baik. Selain denganmelaksanakan
Berdasarkan harapan-harapan yang sinkronisasi kurikulum sekolah juga selalu
telah disampaikan oleh DU/DI mengenai berusaha untuk meningkatkan fasilitas
kemampuan softskill yang harus dimiliki belajar yang dapat digunakan siswanya.
oleh lulusan SMK, ternyata pihak SMK Peningkatan kualitas ini tidak hanya dalam
sendiri memberikan respon yang positif. sarana dan prasarana saja tetapi juga dalam
Pihak SMK selalu berusaha untuk hal kualitas SDM atau tenaga pengajarnya.
memenuhi harapan pihak DU/DI tersebut. Sekolah selalu berusaha meningkatkan
Banyak upaya yang telah dilakukan kualitas tenaga pengajar agar mereka dapat
sekolah dalam memenuhi harapan-harapan memberikan pelayanan yang maksimal
DU/DI tersebut. Beberapa diantaranya kepada siswanya. Berbagai pelatihan
adalah dengan melaksanakan sinkronisasi diadakan untuk guru agar mereka semakin
kurikulum serta menerapkan pendidikan terampil dalam memberikan ilmu kepada
karakter dalam setiap mata pelajaran yang siswanya.
diberikan di SMK. Sinkronisasi kurikulum Dalam lingkungan kerja selain
dilaksanakan antara pihak sekolah dengan dibutuhkan softskill yang baik juga perlu
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3

diimbangi dengan hardskill yang baik baik dari pengetahuan yang diberikan di
pula. Kombinasi keduanya dibutuhkan sekolah, baik itu secara teori maupun
oleh seorang tenaga kerja agar mereka praktek, tetapi softskill-nya masih lemah.
dapat meraih kesuksesan dalam dunia Dengan bekal hardskill yang sudah
kerja. Kemampuan hardskill lulusan SMK dimiliki oleh siswa SMK, mereka sudah
bisa dikatakan sudah baik. Mereka sudah bisa bersaing dan bisa diserap dengan baik
dibekali pengetahuan yang sesuai dengan oleh DU/DI. Pihak DU/DI pun
bidang jurusan mereka masing-masing, berpendapat bahwa hardskill yang dimiliki
sehingga mereka cukup kompeten dalam oleh lulusan SMK ini sudah baik, bahkan
bidangnya. Beberapa kemampuan sudah cukup sebagai bekal mereka untuk
hardskill yang umumnya dimiliki oleh menjadi tenaga terampil tingkat menengah.
lulusan SMK adalah: 1) Lulusan SMK Hanya saja softskill-nya yang masih
jurusan akuntansi mempunyai kemampuan kurang dan perlu ditingkatkan lagi.
mengenai pembukuan, mampu Pendekatan hardskill dianggap
menerapkan siklus akuntansi dalam sebuah sudah tidak efektif, percuma saja jika
transaksi. 2) Lulusan SMK jurusan hardskill baik tapi softskill-nya buruk.
administrasi perkantoran mampu Perusahaan (DU/DI) akan lebih memilih
mengoperasikan mesin-mesin kantor calon karyawan yang memiliki
dengan baik, serta mempunyai kepribadian dan karakter lebih baik
kemampuan mengenai surat menyurat walaupun tidak ditunjang hardskill yang
dalam perusahaan. 3) Lulusan SMK mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih
jurusan pemasaran mempunyai keterampilan teknis jauh lebih mudah
ketrampilan dalam memasarkan suatu daripada pembentukan karakter seseorang.
produk serta memiliki kemampuan untuk Dalam dunia kerja hardskill sudah pasti
bernegosiasi dengan rekan kerja.Dengan dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan
bekal yang sudah mereka miliki tersebut tepat tujuan. Namun adalah softskill yang
mereka dapat bekerja dengan baik sesuai bisa membuat seseorang bisa betul-betul
dengan bidangnya. bekerja dan dipertimbangkan untuk naik
Pihak sekolah sudah memberikan ke tingkatan karir atau jabatan lebih tinggi.
ketrampilan hardskill yang maksimal bagi Ini karena softskill menentukan
siswanya, namun softskill yang diberikan kemampuan seseorang dalam menyikapi
masih kurang. Sehingga lulusan SMK pekerjaannya, organisasinya, rekan
mempunyai ketrampilan hardskill yang kerjanya, dan para client-nya.Dengan kata
Hal 2 | Jupe UNS, Vol. 1, No. 3, Hal 1 s/d 13

lain, hardskill merupakan faktor penting memenuhi kebutuhan DU/DI secara


bagi manusia dalam bekerja, tetapi maksimal.
keberhasilan seseorang dalam bekerja Pihak pengguna (DU/DI) menaruh
biasanya lebih ditentukan oleh softskill harapan besar terhadap lulusan SMK agar
yang lebih baik. mereka mempunyai softskill yang lebih
baik lagi, agar mereka dapat diterima dan
SIMPULAN diserap DU/DI dengan maksimal serta
Berdasarkan hasil analisis data dan mereka akan mampu bersaing dengan yang
pembahasan yang telah penulis lakukan lain dalam dunia kerja.
pada bab sebelumnya, maka dapat Pihak sekolah memberikan respon
disimpulkan sebagai berikut positif terhadap tuntutan DU/DI mengenai
Terdapat beberapa kualifikasi kualifikasi softskill yang harus dimiliki
softskill yang memang dibutuhkan oleh oleh lulusan SMK. Sekolah melakukan
DU/DI (industri), yaitu: 1) tanggap beberapa upaya untuk memenuhi tuntutan
terhadap kebutuhan lingkungan, 2) DU/DI. Upaya tersebut antara lain adalah
kemampuan kerja sama yang baik, 3) dengan melakukan sinkronisasi kurikulum
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan DU/DI dan melaksanakan
dengan orang lain, 4) tingkat kreativitas, 5) pendidikan berkarakter di sekolah. Namun
semangat kerja, 6) kejujuran, 7) disiplin, pihak sekolah kurang optimal dalam
serta 8) tanggung jawab yang tinggi. melaksanakan program ini sehingga
Namun kenyataan yang ada di SMK 1, softskill yang dibutuhan DU/DI kurang
SMK 3 dan SMK 6 softskill tersebut terpenuhi.
belum optimal, sehingga perlu
ditingkatkan lagi. UCAPAN TERIMA KASIH
Pihak pengguna (DU/DI) Terselesaikannya artikel hasil
memberikan tanggapan positif terhadap penelitian ini tidak terlepas dari bantuan,
lulusan SMK. Dalam hal ketrampilan, bimbingan,
DU/DI menilai bahwa lulusan SMK sudah arahandandorongandariberbagaipihak.
mempunyai ketrampilan yang cukup baik. Untukitupenulismengucapkanterimakasihk
Namun dalam hal softskill, pihak DU/DI epada Pembimbing I dan II yang telah
berharap bahwa lulusan SMK mempunyai memberikan arahan dan bimbingan serta
softskill yang kuat. Saat ini softskill yang segala motivasinya, Prodi Pendidikan
dimiliki memang sudah cukup baik, keonomi dan khususnya BKK Pendidikan
namun perlu ditingkatkan lagi agar dapat Akuntansi, dan segenap tim redaksi jupe
Reni Kusumastuti---Upaya SMK Bidang Studi Bisnis ManajemenDalam Memenuhi
Kebutuhan Softskill Dunia Industri |hal 3

FKIP UNS, serta semuapihak yang


telahmembantukelancaran penyusunan
artikel hasil penelitian ini yang tidak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsismi. 1990. Organisasi
Dan Administrasi Pendidikan
Teknologi Dan Kejuruan. Jakarta:
CV. Rajawali

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur


Penelitian ( Suatu Pendekatan
Praktek ). Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 1990. Pendidikan


Tenaga Kerja Nasional Kejuruan,
Kewiraswastaan Dan Manajemen.
Bandung: Citra Aditya Bakti

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta

Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian


Kualitatif Dasar, Teori dan
Terapannya Dalam Penelitian.
Surakarta: UNS Press

Usman, husaini. 2000. Metodologi


Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu


Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta:
Diva Press

http://www.dikti.go.id/index.php

Anda mungkin juga menyukai