FIRE
MAY 29, 2014 / ASTRIDSAFIRAIDHAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH Swt. atas terselesaikannya makalah ini
dengan cukup baik dan tepat waktu.
Terima kasih,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah
daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan
mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut
sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi
di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan
17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke
Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic
Ridge.[1][2]
Daerah cakupan
Beberapa daratan dan lautan yang membentuk Lingkaran Api Pasifik (dari arah barat
daya, berlawanan arah jarum jam):
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1960-an para ahli mengemukakan sebuah teori yang dinamakan “lempeng
tektonik” yang menjelaskan tentang lokasi gunung berapi dan gejala-gejala geologi.
Menurut teori tersebut, permukaan bumi terbentuk dari rangkaian lempeng-lempeng
tektonik dengan ketebalan lebih kurang 80 km, dimana lempeng-lempeng tersebut
bergerak, berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per tahun atau bisa
disamakan dengan pertumbuhan kuku jari manusia.Di bawah laut terus menerus
terjadi pembentukan kerak bumi akibat lava yang keluar dari gunung berapi bawah
laut yang langsung bertemu dengan air laut sehingga mengeras.
Maka untuk memberi ruang pada dasar laut yang baru jadi tadi semua lempeng bumi
bergerak, dan saat mereka bergerak terjadilah aktifitas geologi pada tepian lempeng
tersebut.
Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk
dasar laut yang baru.
lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak
kebawah dari lempeng yang lain.
tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Ring of Fire terbentuk akibat pergesekan lempeng tektonik seperti terlihat pada
gambar di bawah.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan
dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara,
sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng inilah terjadi akumulasi energi tabrakan hingga sampai suatu titik
lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi dan akhirnya energi
tersebut akan dilepas dalam bentuk gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini
menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan akibat percepatan gelombang
seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap
bangunan bergantung pada beberapa hal di antaranya adalah skala gempa, jarak
epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas
bangunan. Indonesia juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi
yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di
bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian
timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang
kompleks dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore
arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering
disebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut.
Pada daerah ini, material batuan penyusun utama lingkungan juga sangat spesifik serta
mengandung potensi sumberdaya alam bahan tambang yang cukup besar. Volcanic
arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas
dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang
dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir
seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki
kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain baik keanegaragaman
hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.
KESIMPULAN :
Dengan mengetahui bahwa kondisi geografis Indonesia berada pada area Ring of
Fire,maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun dan mendidik
masyarakat yang sadar dan tanggap terhadap bencana yang akan dan yang sedang
terjadi. Adapun beberapa hal yang dapat disosialisasikan dan dilatihkan ke masyarakat
antara lain adalah : Pemerintah sebaiknya menyediakan sistem peringatan dini
(misalnya sirine, detektor, alat komunikasi, dan lain-lain) yang dapat diandalkan
terutama di daerah rawan bencana. Sehingga saat bencana terjadi, masyarakat
langsung tahu apa yang harus dilakukan.
Hubungan Cincin Api (Ring of Fire) dengan Intensitas Bencana Gempa Bumi di
Indonesia
Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik yang
terdiri dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) di dasar laut. Cincin Api memiliki
panjang lebih dari 40000 km memanjang dari barat daya Amerika Selatan dibagian
timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat. Pada zona yang
disebut Cincin Api inilah banyak terjadi gempa dan letusan gunung berapi. Sekitar
90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi
di sepanjang Cincin Api ini.
Gambar Zona Cincin Api
Pada gambar, dapat dilihat bahwa lempeng Pasifik dan lempeng kecil Juan de Fuca
terdorong ke bawah lempeng Amerika Utara. Sepanjang sisi utara lempeng Pasifik
bergerak kearah barat laut terdorong kebawah busur vulkanik Pulau Aleutian.
Dibagian barat lempeng Pasifik terdorong sepanjang Semenanjung Kamchatka-Kurile
diselatan Jepang. Di bagian selatan Lempeng Pasifik bertumbukan dengan banyak
lempeng-lempeng kecil, yang terbentang dari Kepulauan Mariana, Philipina,
Bougenville, Tonga sampai Selandia Baru. Indonesia terletak diantara Cincin Api dan
Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke
Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di
Indonesia banyak gunung berapi aktif dan banyak terjadi gempa seperti yang baru-
baru ini terjadi di Sumatra Barat. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang
paling aktif dalam jajaran gunung berapi pada Ring of Fire. Gunung berapi di
Indonesia terbentuk dalam zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-
Australia.
Gambar posisi gunung berapi di Indonesia
Pada gambar, terlihat segitiga merah yang terdapat di sepanjang pantai Indonesia.
Segitiga merah ini berarti gunung berapi/ jalur ring of fire pasific di Indonesia.
Jelas sudah mengapa di negeri tercinta kita ini sering sekali terjadi bencana gempa
bumi. Wilayah Indonesia merupakan pertemuan empat lempeng besar di dunia yaitu
lempeng Indo Australia, Eurasia, Filipina, dan Pasifik. Di Indonesia, gempa bumi
interplate banyak terjadi di laut dengan kedalaman dangkal dan yang terjadi di daratan
kedalaman fokusnya menengah sampai dalam dan bisa mencapai kedalaman 700
kilometer.
Antar lempeng tersebut berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per
tahun, jika terjadi desakan antar lempeng secara horizontal, maka terjadi gempa bumi,
namun apabila terjadi desakan antar lempeng secara vertikal maka akan terjadi letusan
gunung berapi. Aktivitas magmatik ini berpotensi menyebabkan gempa bumi.
Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
* lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk
dasar laut yang baru.
* lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak
kebawah dari lempeng yang lain.
* tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Pergerakan lempeng yang beradu ini juga dapat menimbulkan tsunami. Tsunami
adalah gelombang laut yang sangat besar. Indonesia yang merupakan negara yang
memiliki titik gempa terbanyak di dunia (mencapai 129 titik) merupakan negara
rawan gempa terbesar di dunia yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Gempa bumi yang besar selalu menimbulkan deretan gempa susulan yang biasa
disebut dengan aftershock. Kekuatan aftershock selalu lebih kecil dari gempa utama
dan waktu berhentinya aftershock bisa mencapai mingguan sampai bulanan
tergantung letak, jenis dan besarnya magnitude gempa utama. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng, akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik di mana
lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa
gempa bumi.
Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena
percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak
gempa bumi terhadap bangunan tergantung pada beberapa hal di antaranya adalah
skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi
bangunan dan kualitas bangunan.
Solusi
Setelah mengetahui dan menyadari tentang kenyataan ini, apa yang akan kita lakukan?
Apakah kita harus berpasrah dan menerima keadaan saat bencana itu datang, atau kita
harus meninggalkan Indonesia dan pindah ke negara lain yang jauh dari Cincin Api?
Negara ini adalah tanah air kita, tempat kita lahir dan hidup. Indonesia telah
memberikan keindahannya untuk kita. Lalu ketika Indonesia diancam bencana,
apakah kita hanya diam saja tanpa berusaha melindungi?
Akan timbul banyak sekali kerugian yang akan didapat, akan banyak nyawa yang
akan terenggut bila kita tidak melakukan sesuatu. Alam memang tidak dapat dilawan,
tapi kita seharusnya dapat meminimalisir risiko kerugian-kerugian yang disebabkan
oleh bencana gempa bumi ini.
Ketidakmampuan terprediksinya gempa bumi dan seberapa bahayanya gempa bumi
dalam kehidupan manusia, seharusnya menyadarkan kita bahwa Indonesia adalah
negara yang sering kali terkena musibah gempa bumi dan banyak sekali kehilangan
nyawa warga negaranya yang tak berdosa. Pemerintah mungkin dapat meniru Jepang
dalam konstruksi bangunan yang tahan terhadap getaran gempa, karena korban gempa
kebanyakan tewas tertimbun runtuhan rumah/ bangunan. Bila konstruksi kokoh, maka
korban gempa dapat diminimalisir. Selain itu, diperlukan pula pengetahuan tentang
gempa bumi sejak dini, yaitu sejak tingkat sekolah dasar. Pengetahuan ini meliputi
langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh apabila gempa bumi terjadi.
Kini sudah waktunya Indonesia memaksimalkan Mitigasi Bencana. Tidak hanya
untuk Gempa Bumi, tetapi juga untuk semua bencana yang dapat terjadi di Indonesia
dalam waktu ke depan. Contohlah negara lain yang telah maju dalam hal mitigasi
bencana, tengok saja Hong Kong. Di sana apabila di tempat keramaian ditempel
kertas besar bertuliskan angka (1 s.d. 10) orang sudah mengerti bahwa ada sesuatu
yang mengharuskan mereka pulang dan bertahan di rumahnya masing masing.
Semakin besar angkanya, semakin mendesak pula urusan mitigasi bencananya. Tidak
ada yang salah bila kita terinspirasi cara negara lain dalam mengatasi bencana, karena
kita melakukannya demi kemaslahatan jutaan umat manusia di Indonesia.
Kita sebagai manusia telah diberi kelebihan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu salah
satunya kita dapat mencari jalan terbaik untuk bertahan hidup dan mempertahankan
hak hidupnya sebagai manusia di muka bumi ini. Sesungguhnya, mencoba mengatasi
akan lebih baik daripada diam dan tidak melakukan apa-apa.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhitama, A. 2009. Indonesia Rawan Gempa Bumi.
(http://www.mdopost.com/news2009/index.php?
option=com_content&view=article&id=6595:indonesia-rawan-gempa-bumi-
&catid=36:opini&Itemid=66) diakses tanggal 14 November 2009.
Rachmat. 2009. Ring of Fire. (http://ayahrachmat.blogspot.com/2009/10/ring-of-
fire.html) diakses tanggal 14 November 2009.
Risyad, M. 2009. Terlambatkah Indonesia dalam hal Mitigasi Bencana seperti Gempa
Bumi? (http://mrisyad.tumblr.com/post/205498348/gempa) diakses tanggal 14
November 2009.
makalah tentang gunung berapi
BAB 1
PENDAHULUAN
LETUSAN GUNUNG BERAPI
Gunung berapi
Gunung berapi:
1. Kamar magma besar 9. Lapisan lava dari gunung berapi
2. Batu dasar 10. Tengkuk
3. Penyalur (Conduit) 11. Kon parasit
4. Asas 12. Aliran lava
5. Sill 13. Bukaan
6. Paip cabang 14. Kawah
7. Lapisan abu dari gunung 15. Kepulan abu
berapi
8. Sisi
BAB 2
PEMBAHASAN
TERJADINYA LETUSAN GUNUNG BERAPI
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah
gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur
dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri
daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa
dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias
mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
1. gas vulkanik
2. Lava dan aliran pasir serta batu panas
3. Lahar
4. Tanah longsor
5. Gempa bumi
6. Abu letusan
7. Awan panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi
yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen
Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan
manusia.
1. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti
sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari
sumbernya.
2. Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng
gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari
campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar
letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang
memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan
material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
3. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas,
mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari
lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan
adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas
oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar
puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan
km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan
luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki
dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.
4. Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan
angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu
letusan Permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air
bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan
bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infrastruktur.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar
dingin menyapu pemukiman penduduk. Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat
meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini
kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15
tahunan bagi letusan gunung ini.
GUNUNG TOBA
Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di
planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan
seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung
Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia. Letusan
ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa
dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba,
bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah
sebuah sendawa kecil. Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir
memusnahkan umat manusia 73.000 tahun yang lalu.Bersamaan dengan gelombang
besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke
seluruh atmosfir bumi kita. Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan
aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara.
banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang
berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang
tertidur.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi gunung merapi adalah suatu pelepas tenaga bumi yang ada di perut
bumi,jadi semakin dalam dapur magma maka akan semakin bahaya letusan yang
kan terjadi,apabila dapur magma sempit, letusan yang kan terjadi akan lebih
lebih kuat dari yang tadi,gunung merapi yang akan meletus biasanya
mengeluarkan tanda –tanda seperti keluarnya asap belerang,dan terjadi gempa
kecil berulang – ulang kali…