Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH RING OF 

FIRE
MAY 29, 2014 / ASTRIDSAFIRAIDHAM

KATA PENGANTAR
 

Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH Swt. atas terselesaikannya makalah ini
dengan cukup baik dan tepat waktu.

            Makalah ini berisi beberapa penjelasan mengenai “RING OF FIRE”(Cincin


Api). Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini saya berharap agar para Mahasiswa
atau pun masyarakat lain dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan ring of fire
maupun hal lainnya yang berhubungan dengan fenomena gempa bumi atau letusan
gunung berapi.
            Dalam menyusun makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” “tak ada
manusia yang sempurna”. Oleh karena itu,saran dan kritik yang dapat membangun
tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah saya selanjutnya.

Terima kasih,

           

Penulis

 
 

BAB I
PENDAHULUAN
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah
daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan
mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut
sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi
di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan
17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke
Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic
Ridge.[1][2]
Daerah cakupan
Beberapa daratan dan lautan yang membentuk Lingkaran Api Pasifik (dari arah barat
daya, berlawanan arah jarum jam):

Selandia Baru, Palung Kermadec, Palung Tonga,Palung


Bougainville, Indonesia, Gunung Merapi, Filipina, Palung Filipina, Palung
Yap, Palung Mariana, Palung Izu Bonin, Palung Ryukyu, Jepang, Gunung
Fuji, Palung Jepang, Palung Kurile, Kamchatka, Kepulauan Aleutia, Palung
Aleutia, American cordillera, Alaska, Pacific RangeBritish Columbia,Barisan
Pegunungan Cascade, Gunung St. Helens, California, ,Palung Amerika
Tengah,Guatemala, Nikaragua.
 

BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1960-an para ahli mengemukakan sebuah teori yang dinamakan “lempeng
tektonik” yang menjelaskan tentang lokasi gunung berapi dan gejala-gejala geologi.
Menurut teori tersebut, permukaan bumi terbentuk dari rangkaian lempeng-lempeng
tektonik dengan ketebalan lebih kurang 80 km, dimana lempeng-lempeng tersebut
bergerak, berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per tahun atau bisa
disamakan dengan pertumbuhan kuku jari manusia.Di bawah laut terus menerus
terjadi pembentukan kerak bumi akibat lava yang keluar dari gunung berapi bawah
laut yang langsung bertemu dengan air laut sehingga mengeras.
Maka untuk memberi ruang pada dasar laut yang baru jadi tadi semua lempeng bumi
bergerak, dan saat mereka bergerak terjadilah aktifitas geologi pada tepian lempeng
tersebut.
Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
 lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk
dasar laut yang baru.
 lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak
kebawah dari lempeng yang lain.
 tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Ring of Fire terbentuk akibat pergesekan lempeng tektonik seperti terlihat pada
gambar di bawah.

Dilihat dari kondisi geografisnya , Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman


bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Banyaknya
gunung aktif serta bentuknya yang berupa negara kepulauan adalah sebagian faktor
yang mempengaruhi seringnya terjadi bencana di Indonesia. Tercatat sebanyak 17
bencana tsunami besar di Indonesia selama hampir satu abad, setelah kejadian tsunami
besar Gunung Krakatau yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa pada tahun 1883.
Gempa dan tsunami besar yang terakhir adalah tsunami Aceh dan sebagian Sumatera
Utara yang menewaskan kurang lebih 150.000 orang pada tahun 2004. Kemudian
disusul gempa 2005 pada Pulau Nias dan sekitarnya yang menelan korban sekitar
1000 jiwa, serta gempa yang terjadi pada akhir 2006 yang menimpa Yogyakarta dan
sebagian Jawa Tengah yang menelan korban sekitar 5000 jiwa dan bencana Gunung
Merapi dan tsunami Mentawai pada akhir 2010. Namun selain semua itu, terjadi
banyak sekali gempa-gempa lain di Indonesia pada setiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan posisi Indonesia yang dikepung oleh tiga lempeng tektonik dunia yakni
Lempeng Indo-Australian, Eurasia dan Lempeng Pasific yang apabila bertemu dapat
menghasilkan tumpukan energi yang memiliki ambang batas tertentu. Selain itu,
Indonesia juga berada pada Pasific Ring Of Fire yang merupakan jalur rangkaian
gunung api aktif di dunia yang setiap saat dapat meletus dan mengakibatkan
datangnya bencana. Catatan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukan bahwa ada 28
wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian
selatan, Jatim bagian selatan, Bali, NTB dan NTT, kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel,
Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan
Kaltim.

Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan
dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara,
sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng inilah terjadi akumulasi energi tabrakan hingga sampai suatu titik
lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi dan akhirnya energi
tersebut akan dilepas dalam bentuk gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini
menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan akibat percepatan gelombang
seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap
bangunan bergantung pada beberapa hal di antaranya adalah skala gempa, jarak
epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas
bangunan. Indonesia juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi
yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di
bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian
timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang
kompleks dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore
arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering
disebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut.
Pada daerah ini, material batuan penyusun utama lingkungan juga sangat spesifik serta
mengandung potensi sumberdaya alam bahan tambang yang cukup besar. Volcanic
arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas
dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang
dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir
seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki
kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain baik keanegaragaman
hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.

Indonesia merupakan Jalur Pasific Ring of Fire yang merupakan jalur rangkaian


gunung api aktif di dunia. Cincin Api Pasifik ini membentang di antara subduksi
maupun pemisahan Lempeng Pasifik dengan Lempeng Indo-Australia, Lempeng
Eurasia, Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Nazca yang bertabrakan dengan
lempeng Amerika Selatan. Jalur ini membentang mulai dari pantai barat Amerika
Selatan, terus ke pantai barat Amerika Utara, lalu melingkar ke Kanada, semenanjung
Kamsatschka, Jepang, melewati Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di Pasifik
Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah,
dimana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zona kegempaan dan gunung api aktif
Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di
kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.w Sekitar 90%
dari gempa bumi di dunia dan 80% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di
sepanjang Cincin Api. Berikutnya wilayah paling seismik (5-6% dari gempa bumi dan
17% dari gempa bumi terbesar di dunia) adalah sabuk Alpide, yang membentang dari
Jawa ke Sumatera melalui Himalaya, Mediterania, dan keluar ke Atlantik. Mid-
Atlantic Ridge adalah sabuk ketiga tempat sering terjadinya gempa. Indonesia terletak
di antara Cincin Api sepanjang kepulauan timur laut berbatasan langsung dengan New
Guinea dan di sepanjang sabuk Alpide Selatan dan barat dari Sumatera, Jawa, Bali,
Flores, dan Timor yang terkenal dan sangat aktif. Gunung berapi di Indonesia adalah
yang teraktif di antara tempat lainnya yang termasuk dalam Ring Api Pasifik. Mereka
terbentuk dari daerah subbagian antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-
Australia. Beberapa gunung berapi yang tercatat Kenyataannya keadaan geografis
Indonesia ini tidak diantisipasi oleh masyarakatnya. Akibatnya, bencana selalu
menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. Untuk menyiasati hal tersebut, yang
perlu dilakukan pemerintah adalah membangun dan mendidik masyarakat yang sadar
dan tanggap terhadap bencana yang akan dan yang sedang terjadi. Adapun beberapa
hal yang dapat disosialisasikan dan dilatihkan ke masyarakat antara lain adalah
:Pemerintah sebaiknya menyediakan sistem peringatan dini (misalnya sirine, detektor,
alat komunikasi, dan lain-lain) yang dapat diandalkan terutama di daerah rawan
bencana. Sehingga saat bencana terjadi, masyarakat langsung tahu apa yang harus
dilakukan. Hal ini sudah dilakukan pemerintah, khususnya yang terkait dengan
bencana tsunami, melalui TEWS (Tsunami Early Warning System). Penyebab
timbulnya korban dengan jumlah yang cukup banyak adalah ketidaksiapan saat terjadi
bencana sehingga muncul kepanikan.  

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat


bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan minyak
yang selalu menekankan pentingnya keselamatan pekerjanya. Tentu saja hal ini dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai mitra kerjasama.Pengetahuan tentang teknik
pertolongan pertama pada korban bencana (P3K/First Aid) juga perlu diberikan
kepada masyarakat. Ketika bencana terjadi, tenaga medis adalah suatu kebutuhan
yang bersifat mendesak. Sering kali ketika didapati korban dalam jumlah yang cukup
besar dan butuh penanganan secepatnya, rumah sakit tidak mampu menampung dan
merawat seluruhnya dengan cepat karena terbatasnya fasiltas dan tenaga medis disana.
Hal ini pernah dirasakan saat gempa Yogyakarta tahun 2006 silam yang menelan
korban lebih dari 5000 jiwa. Karena banyaknya korban yang membutuhkan
pertolongan, semua rumah sakit menjadi overload sehingga banyak korban-korban
tersebut yang terpaksa diletakkan di halaman sampai ke lapangan parkir rumah sakit.
Maka dari itu, Jika masyarakat sudah terlatih untuk memberikan pertolongan pertama,
diharapkan dapat meminimalisir jumlah korban meninggal, misalnya dengan
menghentikan pendarahan yang terjadi dan sebagainya.Ketika bencana terjadi,
bantuan logistik pangan baru berdatangan sekitar 12 jam pasca bencana terjadi dan ini
belum terdistribusi ke seluruh wilayah bencana. Ada baiknya jika setiap desa yang
rentan bencana memiliki semacam tempat penyimpanan logistik bencana, yang dapat
dipakai untuk bertahan ketika bencana terjadi, sambil menunggu datangnya bantuan
logistik dari pemerintah.Untuk meminimalisir kerusakan pasca terjadinya bencana,
pengetahuan mengenai struktur bangunan tahan bencana juga perlu diberikan kepada
masyarakat yang berada pada daerah rentan bencana. Harapan ke depan adalah
menurunnya jumlah kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat kerusakankerusakan
tersebut. (eq) letusannya antara lain Krakatau yang memberikan efek global pada
1883, Danau Toba dengan letusan supervolcanic yang diperkirakan terjadi pada
74000SM yang bertanggung jawab atas enam tahun musim dingin, dan Gunung
Tambora yang merupakan letusan tersadis yang tercatat dalam sejarah di tahun 1815.
Gunung berapi paling aktif saat ini adalah Gunung Kelud dan Merapi di Pulau Jawa
yang telah membunuh ribuan penduduk di sekitarnya. Sejak tahun 1000, Gunung
Kelud telah meletus 30 kali, dengan letusan terbesar berskala lima dalam indeks
Letusan Gunung Berapi, sementara itu Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali. The
International Association of Volcanology and Chemistry menjuluki Merapi sebagai
gunung berapi 10 tahunan sejak 1995 karena aktivitasnya yang tinggi dan banyaknya
korban yang berjatuhan akibat letusan dengan intensitas kejadian yang cukup tinggi.
Terakhir kali, Gunung Merapi meletus di Yogyakarta pada akhir 2010 lalu memakan
cukup banyak korban.Dengan adanya kejadian seperti itu pemerintah dan aparat
Negara diharapkan agar cepat tanggap dalam evakuasi dan pertolongan pada korban
bila terjadi bencana seperti itu.
BAB III
PENUTUP
 

KESIMPULAN :
 

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah


daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan
mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut
sebagai sabuk gempa Pasifik.
Dilihat dari kondisi geografisnya , Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman
bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Indonesia
merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-
Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan
Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan
dengan Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng
inilah terjadi akumulasi energi tabrakan hingga sampai suatu titik lapisan bumi tidak
lagi sanggup menahan tumpukan energi dan akhirnya energi tersebut akan dilepas
dalam bentuk gempa bumi.

Dengan mengetahui bahwa kondisi geografis Indonesia berada pada area Ring of
Fire,maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun dan mendidik
masyarakat yang sadar dan tanggap terhadap bencana yang akan dan yang sedang
terjadi. Adapun beberapa hal yang dapat disosialisasikan dan dilatihkan ke masyarakat
antara lain adalah : Pemerintah sebaiknya menyediakan sistem peringatan dini
(misalnya sirine, detektor, alat komunikasi, dan lain-lain) yang dapat diandalkan
terutama di daerah rawan bencana. Sehingga saat bencana terjadi, masyarakat
langsung tahu apa yang harus dilakukan.

 
Hubungan Cincin Api (Ring of Fire) dengan Intensitas Bencana Gempa Bumi di
Indonesia

Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik yang
terdiri dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) di dasar laut. Cincin Api memiliki
panjang lebih dari 40000 km memanjang dari barat daya Amerika Selatan dibagian
timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat. Pada zona yang
disebut Cincin Api inilah banyak terjadi gempa dan letusan gunung berapi. Sekitar
90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi
di sepanjang Cincin Api ini.
Gambar Zona Cincin Api

Pada gambar, dapat dilihat bahwa lempeng Pasifik dan lempeng kecil Juan de Fuca
terdorong ke bawah lempeng Amerika Utara. Sepanjang sisi utara lempeng Pasifik
bergerak kearah barat laut terdorong kebawah busur vulkanik Pulau Aleutian.
Dibagian barat lempeng Pasifik terdorong sepanjang Semenanjung Kamchatka-Kurile
diselatan Jepang. Di bagian selatan Lempeng Pasifik bertumbukan dengan banyak
lempeng-lempeng kecil, yang terbentang dari Kepulauan Mariana, Philipina,
Bougenville, Tonga sampai Selandia Baru. Indonesia terletak diantara Cincin Api dan
Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke
Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di
Indonesia banyak gunung berapi aktif dan banyak terjadi gempa seperti yang baru-
baru ini terjadi di Sumatra Barat. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang
paling aktif dalam jajaran gunung berapi pada Ring of Fire. Gunung berapi di
Indonesia terbentuk dalam zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-
Australia.
Gambar posisi gunung berapi di Indonesia
Pada gambar, terlihat segitiga merah yang terdapat di sepanjang pantai Indonesia.
Segitiga merah ini berarti gunung berapi/ jalur ring of fire pasific di Indonesia.
Jelas sudah mengapa di negeri tercinta kita ini sering sekali terjadi bencana gempa
bumi. Wilayah Indonesia merupakan pertemuan empat lempeng besar di dunia yaitu
lempeng Indo Australia, Eurasia, Filipina, dan Pasifik. Di Indonesia, gempa bumi
interplate banyak terjadi di laut dengan kedalaman dangkal dan yang terjadi di daratan
kedalaman fokusnya menengah sampai dalam dan bisa mencapai kedalaman 700
kilometer.
Antar lempeng tersebut berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per
tahun, jika terjadi desakan antar lempeng secara horizontal, maka terjadi gempa bumi,
namun apabila terjadi desakan antar lempeng secara vertikal maka akan terjadi letusan
gunung berapi. Aktivitas magmatik ini berpotensi menyebabkan gempa bumi.
Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
* lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk
dasar laut yang baru.
* lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak
kebawah dari lempeng yang lain.
* tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Pergerakan lempeng yang beradu ini juga dapat menimbulkan tsunami. Tsunami
adalah gelombang laut yang sangat besar. Indonesia yang merupakan negara yang
memiliki titik gempa terbanyak di dunia (mencapai 129 titik) merupakan negara
rawan gempa terbesar di dunia yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Gempa bumi yang besar selalu menimbulkan deretan gempa susulan yang biasa
disebut dengan aftershock. Kekuatan aftershock selalu lebih kecil dari gempa utama
dan waktu berhentinya aftershock bisa mencapai mingguan sampai bulanan
tergantung letak, jenis dan besarnya magnitude gempa utama. Di sekitar lokasi
pertemuan lempeng, akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik di mana
lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa
gempa bumi.
Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena
percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak
gempa bumi terhadap bangunan tergantung pada beberapa hal di antaranya adalah
skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi
bangunan dan kualitas bangunan.
Solusi
Setelah mengetahui dan menyadari tentang kenyataan ini, apa yang akan kita lakukan?
Apakah kita harus berpasrah dan menerima keadaan saat bencana itu datang, atau kita
harus meninggalkan Indonesia dan pindah ke negara lain yang jauh dari Cincin Api?
Negara ini adalah tanah air kita, tempat kita lahir dan hidup. Indonesia telah
memberikan keindahannya untuk kita. Lalu ketika Indonesia diancam bencana,
apakah kita hanya diam saja tanpa berusaha melindungi?
Akan timbul banyak sekali kerugian yang akan didapat, akan banyak nyawa yang
akan terenggut bila kita tidak melakukan sesuatu. Alam memang tidak dapat dilawan,
tapi kita seharusnya dapat meminimalisir risiko kerugian-kerugian yang disebabkan
oleh bencana gempa bumi ini.
Ketidakmampuan terprediksinya gempa bumi dan seberapa bahayanya gempa bumi
dalam kehidupan manusia, seharusnya menyadarkan kita bahwa Indonesia adalah
negara yang sering kali terkena musibah gempa bumi dan banyak sekali kehilangan
nyawa warga negaranya yang tak berdosa. Pemerintah mungkin dapat meniru Jepang
dalam konstruksi bangunan yang tahan terhadap getaran gempa, karena korban gempa
kebanyakan tewas tertimbun runtuhan rumah/ bangunan. Bila konstruksi kokoh, maka
korban gempa dapat diminimalisir. Selain itu, diperlukan pula pengetahuan tentang
gempa bumi sejak dini, yaitu sejak tingkat sekolah dasar. Pengetahuan ini meliputi
langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh apabila gempa bumi terjadi.
Kini sudah waktunya Indonesia memaksimalkan Mitigasi Bencana. Tidak hanya
untuk Gempa Bumi, tetapi juga untuk semua bencana yang dapat terjadi di Indonesia
dalam waktu ke depan. Contohlah negara lain yang telah maju dalam hal mitigasi
bencana, tengok saja Hong Kong. Di sana apabila di tempat keramaian ditempel
kertas besar bertuliskan angka (1 s.d. 10) orang sudah mengerti bahwa ada sesuatu
yang mengharuskan mereka pulang dan bertahan di rumahnya masing masing.
Semakin besar angkanya, semakin mendesak pula urusan mitigasi bencananya. Tidak
ada yang salah bila kita terinspirasi cara negara lain dalam mengatasi bencana, karena
kita melakukannya demi kemaslahatan jutaan umat manusia di Indonesia.
Kita sebagai manusia telah diberi kelebihan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu salah
satunya kita dapat mencari jalan terbaik untuk bertahan hidup dan mempertahankan
hak hidupnya sebagai manusia di muka bumi ini. Sesungguhnya, mencoba mengatasi
akan lebih baik daripada diam dan tidak melakukan apa-apa.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhitama, A. 2009. Indonesia Rawan Gempa Bumi.
(http://www.mdopost.com/news2009/index.php?
option=com_content&view=article&id=6595:indonesia-rawan-gempa-bumi-
&catid=36:opini&Itemid=66) diakses tanggal 14 November 2009.
Rachmat. 2009. Ring of Fire. (http://ayahrachmat.blogspot.com/2009/10/ring-of-
fire.html) diakses tanggal 14 November 2009.
Risyad, M. 2009. Terlambatkah Indonesia dalam hal Mitigasi Bencana seperti Gempa
Bumi? (http://mrisyad.tumblr.com/post/205498348/gempa) diakses tanggal 14
November 2009.
makalah tentang gunung berapi
BAB 1
PENDAHULUAN
LETUSAN GUNUNG BERAPI
        Gunung berapi

Gunung berapi:
1. Kamar magma besar 9. Lapisan lava dari gunung berapi
2. Batu dasar 10. Tengkuk
3. Penyalur (Conduit) 11. Kon parasit
4. Asas 12. Aliran lava
5. Sill 13. Bukaan
6. Paip cabang 14. Kawah
7. Lapisan abu dari gunung 15. Kepulan abu
berapi
8. Sisi

PENGERTIAN GUNUNG BERAPI


        Gunung berapi adalah sebuah gunung yang memiliki kawah yang berisi magma
dari dalam perut bumi. Gunung berapi yang aktif dapat sewaktu-waktu mengeluarkan
magma yang terkandung di dalam perut bumi. Letusan tersebut dapat membawa
dampak yang positif maupun negative.
Gunung berapi terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Indonesia berada pada pertemuan antara 3
lempeng besar yang terdiri dari dari 2 lempeng benua dan 1 lempeng samudera. Oleh
karena itu, sangatlah wajar kalau tatanan tektonik Indonesia sangat kompleks. Di
bagian barat sampai selatan Indonesia merupakan daerah zona subduksi
yang juga merupakan jalur gunung api. Di Indonesia terdapat sekitar 129 buah
gunung berapi yang masih aktif dan merentang sepanjang 700 KM mulai dari Aceh
(Sumatra), Jawa, Sulawesi (bukit Barisan), Nusa Tenggara dan Maluku dengan luas
daerah yang terancam terkena dampak letusan sekitar 16.670 Km 2.
       

BAB 2
PEMBAHASAN
TERJADINYA LETUSAN GUNUNG BERAPI
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.  Dari letusan-letusan seperti inilah
gunung berapi terbentuk.  Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur
dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa  membanjiri
daerah sejauh radius 90 km.  Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa
dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias
mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.  
Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
1.     gas vulkanik
2.    Lava dan aliran pasir serta batu panas
3.    Lahar
4.    Tanah longsor
5.    Gempa bumi
6.    Abu letusan
7.    Awan panas (Piroklastik)

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi
yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen
Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan
manusia. 
1.     Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi.  Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti
sungai atau lembah yang ada sedangkan  lava kental mengalir tidak jauh dari
sumbernya.
2.     Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng
gunung berapi.  Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari
campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.  Dikenal sebagai lahar
letusan dan lahar hujan.  Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang
memiliki  danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan
material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya. 
3.    Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan.  Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas,
mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari
lembah.  Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam.  Awan panas jatuhan
adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas
oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar
puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan
km dari puncak karena pengaruh hembusan angin.  Awan panas bisa mengakibatkan
luka bakar pada bagian tubuh  yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki
dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.   
4.    Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan
angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu
letusan Permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air
bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan
bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infrastruktur.

Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi


1. mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi
2. membuat perencanaan penanganan bencana
3. mempersiapkan pengungsian jika diperlukan
4. mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan)

Jika terjadi Letusan gunung Berapi


1. hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar
2. Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
3. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
4. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya
5. Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya
6. Jangan memakai lensa kontak
7. Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung
8. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.

Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi


1. jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun
meruntuhkan atap bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.

Beberapa tanda-tanda sebelum meletus


 Suhu di sekitar gunung naik. Hal ini menunjukkan terjadu kenaikan aktifitas
Merapi.
 Mata air menjadi kering.
 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
 Tumbuhan di sekitar gunung layu
Jenis-jenis Gunung Berapi
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang kitaran hayatnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi pendam,
sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu
menjadi pendam selama tempoh 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula.
Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenar sesuatu gunung berapi itu,
samada sesebuah gunung berapi itu berada dalam tempoh pendam atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di
bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran
lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui pelbagai cara seperti
berikut :-
1.    Aliran lava.
2.   Letusan gunung berapi.
3.   Aliran lumpur.
4.   Abu.
5.   Kebakaran hutan.
6.   Gas beracun.
7.   Gelombang tsunami.
8.   Gempa bumi.

Dampak Positive&Negative Meletusnya


GUNUNG MERAPI

Dampak  Negative Akibat  Gunung  Merapi


1. Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur
Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu
dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).
2. Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta
makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.
3. Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang
kehilangan pekerjaan  rutin kesehariannya.
4. timbulnya penyakit  pada korban seperti ISPA 64 desa di Sleman dan puluhan
desa di Magelang serta Klaten porak poranda. Bahkan, desa tersebut dinyatakan
tertutup karena berada di zona yang tidak aman.Sebagian desa sudah tertutup debu
vulkanik dengan ketebalan hingga satu meter.
5. Hujan debu dari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu
lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan dari dan ke
Yogyakarta ditutup sementara waktu.
6. Dan terjadi pula kebakaran hutan  karena terkena laharnya.
7. Banyak dalam sektor pertanian terganggu akibat bencana ini yang
menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.
8. Di sektor perikanan terjadi kerugian sekitar 1.272 ton.
9. Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan berkurang sehingga menyebabkan
tingkat hunian hotel yang tadinya 70 persen turun menjadi 30 persen.
Sehingga dapat dikatakan Meletusnya Merapi ini mengakibatkan dampak yang
sangat besar bagi Indonesia.

Dampak  Positive Akibat  Gunung  Merapi


Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun untuk
letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan tapi ada hal
yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini yaitu :
1.     Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat pasir di
pinggiran aliran lahar dingin.
2.     Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah, namun
dampak ini hanya dirasakan oleh  penduduk sekitar gunung.
3.    . Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan 
material  yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-lain.
=> Jadi, dengan adanya letusan gunung berapi tidak hanya merugikan.Tetapi juga
menguntungkan…

GUNUNG BERAPI YANG PERNAH MELETUS di


INDONESIA
 GUNUNG KELUD

        Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar
dingin menyapu pemukiman penduduk. Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat
meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini
kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15
tahunan bagi letusan gunung ini.

Lokasi: Jawa Timur, Indonesia


Tinggi: 1.731 m
 GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan
Pulau Jawa. Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara
lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006
membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan
tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur.
Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Namun sekali lagi Merapi menunjukan aktivitasnya, tepatnya tanggal 6 oktober 2010
lalu yang menewaskan banyak penduduk di daerah sekitar Merapi
Lokasi: Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)
Tinggi: 2.968 m
 GUNUNG GALUNGGUNG
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda
awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan
berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas
dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.Kemudian pada tanggal 8 Oktober
s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas,
abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara
mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan
menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh
40 km dari puncak gunung.
Lokasi: Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Tinggi: 2.168 m
  GUNUNG AGUNG
        Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah
kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu.Pada
tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat
awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus,
mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang
besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang.
Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang
menewaskan 200 penduduk lain.

Lokasi: Bali, Indonesia


Tinggi: 3.124 m
  GUNUNG KRAKATAU
        Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu
puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya
sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas
dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum
tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan
Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia
dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan
mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir
Perang Dunia II. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia
sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi
atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu
tampak di langit Norwegia hingga New York.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia
setelah penemuan telegraf bawah laut.

Lokasi: Perairan Selat Sunda, Indonesia


Tinggi: 813 m
  GUNUNG MENINJAU
        Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi
sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam
distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75
km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Deposito diperkirakan akan didistribusikan
lebih dari 8.500 km ² dan memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki
panjang 20 km dan lebar 8 km.
  GUNUNG TAMBORA
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815
ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut
menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung
ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di
Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian
hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh
secara langsung akibat dari letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti
memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, Lebih dari itu, letusan gunung ini
menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut
sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika
Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini.

Lokasi: Kepulauan Sunda Kecil, Indonesia


Tingi: 2.850 m

  GUNUNG TOBA

        Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di
planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan
seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung
Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia. Letusan
ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa
dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba,
bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah
sebuah sendawa kecil. Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir
memusnahkan umat manusia 73.000 tahun yang lalu.Bersamaan dengan gelombang
besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke
seluruh atmosfir bumi kita. Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan
aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara.
banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang
berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang
tertidur. 

Berikut daftar 83 gunung berapi yang ada di indonesia   :


1 Peuet Sague 22 Argopuro 43 Kelud 64 Bandi Api
2 Bur Ni Telong 23 Leuser 44 Arjuno 65 Serua
3 Sorikmarapi 24 Gunung Lurus 45 Tengger 66 Nila
4 Tandikat 25 Mahameru 46 Lamongan 67 Teon
5 Marapi 26 Merbabu 47 Batur 68 Sirung
Gunung
6 Talang 27 Raung 48 69 Iliweng
Tambora
7 Kerinci 28 Semeru 49 Rinjani 70 Lewotobi
8 Sumbing 29 Sibayak 50 Gunung Agung 71 Egon
9 Kaba 30 Welirang 51 Kawah Ijen 72 Kelimutu
10 Dempo 31 Talang 52 Raung 73 Tongkoko
11 Gunung Besar 32 Singgalang 53 Semeru 74 Mahawu
12 Suoh 33 Sago 54 Sangeang Api 75 Lokon
13 Krakatau 34 Talamau 55 Paluweh 76 Soputan
14 Kiaraberes- 35 Tandikat 56 Lereboleng 77 Awu
Gagak
Banua
15 Gunung Salak 36 Pantai Cermin 57 Lewotolo 78
Wuhu
16 Gede 37 Guntur 58 Sundoro 79 Api Siau
17 Papandayan 38 Slamet 59 Iya 80 Ruang
Tangkuban
18 Galunggung 39 60 Ebulobo 81 Dukono
Perahu
19 Ciremai 40 Merapi 61 Ine Like 82 Ibu
20 Bromo 41 Dieng 62 Rakanah 83 Gamkonora
21 Gamalama 42 Makian 63 Una-Una

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi gunung merapi adalah suatu pelepas tenaga bumi yang ada di perut
bumi,jadi semakin dalam dapur magma maka akan semakin bahaya letusan yang
kan terjadi,apabila dapur magma sempit, letusan yang kan terjadi akan lebih
lebih kuat dari yang tadi,gunung merapi yang akan meletus biasanya
mengeluarkan tanda –tanda seperti keluarnya asap belerang,dan terjadi gempa
kecil berulang – ulang kali…

Anda mungkin juga menyukai