Anda di halaman 1dari 13

Spesifikasi Teknis

NORMALISASI SUNGAI / REHABILITASI


SALURAN

1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi yang
meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah.
Pedoman ini mencakup kegiatan perubahan gambar desain yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan galian saluran daerah irigasi/rawa. Pedoman ini menetapkan
ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan serta pengukuran dan
pembayaran.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah
SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium
SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah
SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir.
SNI-03-2843-1992 : Tata cara pelaksanaan survey kondisi jalan tanah/kerikil.
SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer.
SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan
Benda Uji.
SNI 03-3958-1995 : Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium
SNI 03-3959-1995 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium
SNI 03-3233-1999 : Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan rumah dan Gedung
SNI 06-6452-2000 : Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
SNI 03-6222-2002 : Metode Perhitungan Debit Banjir
SNI 03-6861-2002 : Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja)
SNI 03-6888-2002 : Tata Cara Pengambilan contoh Uji Secara Acak Untuk Bahan
Konstruksi.
British Standard :
BS 6031-1981 : Earthworks
BS 5135-1984 : Proces of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels
BS 8004-1986 : Foundations
Rancangan Pedoman Teknis :
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.

1 dari 13
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan dan Analisa Geoteknik.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong,
Bronjong dan Adukan Semen.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-8, Pekerjaan Pintu.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1 Pembersihan medan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak
belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud
luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih
kembali seperti sebelumnya.
3.2 Kupasan/stripping adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput,
yang akan dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang
dipakai kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi
Borrow pit yang disetujui, dalam batas tanah Daerah Milik Irigasi (DMI).
3.3 Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
3.4 Timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan baik
untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan
bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut
dapat dipertangung jawabkan.
3.5 Timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah kegiatan
penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan
jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan penyedia jasa mengeluarkan biaya
untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut.
3.6 Disposal Area adalah daerah-daerah tempat pembuangan hasil galian yang
tidak dapat dipakai sebagai material timbunan.
3.7 Quarry adalah daerah-daerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi
syarat untuk material timbunan.
3.8 Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil
dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan
tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas.

2 dari 13
3.9 Siaran adalah adukan yang dipasang diantara batu-batu yang harus dikorek
sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan
siar timbul, dan 2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam.
3.10 Plesteran adalah pasangan dengan adukan 1 PC : 3 Psr yang harus dipasang
pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m
dibawah tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.
3.11 Beton adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen, pasir dan
kerikil dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, sesuai yang tercantum dalam
gambar kontrak. Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar
didapatkan produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan
yang setara dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi
tekanan, alam terbuka dan pertimbangan lain.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut :

4.1 Program Pelaksanaan


1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan jadwal pelaksanaan yang lebih
terperinci.
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kalender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan perubahan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal Pelaksanaan
yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Penyedia Jasa
dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan yang
mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan jadwal pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada
bagian pekerjaan tersebut.

3 dari 13
4.2 Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai
dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap
penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan
Mingguan dan Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan
bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan
harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup
sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal
yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat
dalam pekerjaan.

4.3 Pekerjaan Survey dan Pengukuran


Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah pemasangan Bench Mark dan
pelaksanaan pengukuran itu sendiri.
Pelaksanaan pemasangan dan spesifikasi bench mark dan teknis pengukuran harus
mengacu pada RPT0 Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan
yang bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

4 dari 13
4.4 Pekerjaan Tanah
Yang termasuk Pekerjaan Tanah meliputi : pembersihan medan, pekerjaan
kupasan/stripping, pekerjaan galian, pekerjaan timbunan, pekerjaan tanah menggunakan
alat berat (Excavator).
Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan dan persyaratan kegiatan pekerjaan tanah
mengacu pada RPT0 Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan
yang bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.

4.5 .Pekerjaan Lain-lain


Yang termasuk Pekerjaan Beton meliputi : pekerjaan Papan Duga Pengukur Ketinggian Air
(Water Level Staff Gauge), Pencatat Hujan (Rainfall Recorder), Pos Klimatologi, Pipa
Peresapan (Suling-Suling), Laporan dan Foto, Kantor Penyedia jasa, Perkampungan,
Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb, Papan Tanda Proyek, Patok Hektometer /
Kilometer, Patok Hektometer / Kilometer.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan konstruksi pembangunan irigasi harus memuat :

5.1. Ketentuan Umum


Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran/dimensi yang tertera dalam gambar
atau atau sesuai dengan volume yang tertera dalam BoQ atau sesuai dengan arahan direksi
pekerjaan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari Standar Normalisasi Indonesia dari edisi / revisi terakhir atau standar
internasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar nasional yang
disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup oleh
Standar Normalisasi Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk
penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan Direksi dalam
hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
Penyedia jasa, maka Penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau
tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

5.2. Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik sebelum, selama
berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item pekerjaan yang termasuk /
dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini secara detail disajikan berikut ini.

5.2.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan
peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata
pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan demobilisasi adalah
Lumpsum.

5 dari 13
5.2.2 Pembuatan Jalan Sementara Dan Pemeliharaan Jalan Desa
Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat jalan yang
sifatnya dipakai sementara selama pelaksanaan kontrak. Penyedia jasa harus sudah
bisa membuat rencana jalan sementara sesuai dengan kondisi lapangan. Disamping
itu jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan desa yang akan dipergunakan oleh
konraktor selama pelaksanaan kontrak, terlebih dahulu harus mendapat izin
penggunaan dari aparat / pemilik jalan tersebut, dan kondisi jalan harus terpelihara
dengan baik. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan jalan sementara
maupun pemeliharaan jalan desa selama masa kontrak harus sudah diperhitungkan
dalam item pekerjaan ini. Satuan pembayaran yang diterapkan adalah biaya
Lumpsum bulanan.
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah
proyek.
Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki
dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan,
sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa,
sehingga tidak mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan
perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Badan Swasta
bila diperlukan.
Penyedia jasa dapat menggunakan tanah yang ada dengan sepengetahuan pemberi
Tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia jasa
membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Dalam hal ini Penyedia jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi
jauh sebelumnya, sehingga rencana kompensasi tanah dapat dilakukan.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Penyedia jasa atas bebannya sendiri dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan jalan sementara ini mengacu pada SNI-
03-2843-1992 : tentang Tata cara pelaksanaan survey kondisi jalan tanah/kerikil.

5.3. Pekerjaan Survey dan Pengukuran

Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah pemasangan Bench Mark dan
pelaksanaan pengukuran itu sendiri.
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak Penyedia jasa diminta untuk
mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pengukuran ini.
Penarikan / penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui /
ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa digunakan
elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari ukuran 4/6, dengan
persetujuan Direksi.
Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi.
Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur harus dilindungi dari terik matahari/hujan.

6 dari 13
Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau diletakkan
pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah.
Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan pengukuran
mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian nomor, pengecatan dan
pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan pengukuran yang
dilakukan.
Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia jasa harus dibuat dari beton,
dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar Perencanaan
Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar.

Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari marmer
ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi.
Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug
kembali sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM
dilaksanakan Penyedia jasa sesuai dengan petunjuk Direksi.

Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan Bench Mark, survey
dan pengukuran mengacu pada RPT0 Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran dan Pemetaan.

5.4. Gambar-gambar Pelaksanaan (Shop drawing)


Dalam memulai, mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan baik untuk saluran-saluran,
bangunan air dan bendung, harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai
dengan kondisi lapangan. Untuk ini Kontaktor harus menyediakan serangkaian alat ukur
berikut tenaga kerjanya untuk keperluan ini.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia jasa adalah :

5.4.1 Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap


(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa haruslah gambar-gambar
yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang melintang
dan memanjang, tempat dan ukuran yang tepat.
(c) Gambar-gambar Bengkel / Gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Penyedia jasa untuk keperluan
penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Penyedia jasa.
(d) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan.
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut
tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia jasa atas kebenaran gambar
tersebut.

7 dari 13
5.4.2 Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti
Cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3
(tiga) rangkap.

(b) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan.


Penyedia jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

5.4.3 Gambar-Gambar Purnalaksana / Terlaksana


Selama masa pelaksanaan, Penyedia jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “SUDAH
DILAKSANAKAN”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali
selama 6 (enam) hari kerja.
Gambar terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas kalkir yang berkualitas
baik bila pekerjaan telah diselesaikan 100 % dan dibuat rekaman dalam bentuk CD.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO),
Penyedia jasa harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built Drawing) yang
terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran A1, beserta 1 (satu) set copy blue
print dan 3 (tiga) set copy dalam ukuran A3 yang diperkecil dari ukuran A1.
Satuan pembayaran untuk item kegiatan pengukuran dan penggambaran adalah
lumpsum bulanan, yang sudah mencakup semua biaya pengadaan/sewa peralatan,
pengadaan tenaga, alat bantu lainnya dan reproduksi gambar sesuai kebutuhan.
Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan penggambaran mengacu pada KP-07, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencanaan Bagian Standar
Penggambaran, BI-01 dan BI-02 DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986.

5.5. Pekerjaan Tanah


Lingkup dari pekerjaan tanah yang meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah sebagai
berikut:
• Pembersihan
• Penggalian termasuk pembentukan dan saluran
• Pembuangan material hasil galian
• Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan
akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti
yang diarahkan oleh Direksi.

8 dari 13
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang
mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan
dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian
tanah” adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai.
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
• Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
• Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau - 0.10 m vertikal
• Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
• Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada RPT0 Pd T-
xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-1,
Pekerjaan Tanah.

5.6. Pekerjaan Lain-lain

Jenis pekerjaan yang termasuk bagian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
5.10.1 Papan Duga Pengukur Ketinggian Air (Water Level Staff Gauge)
Penyedia jasa harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air di
bendung dan saluran induk dilokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti
diarahkan oleh Direksi.
Papan duga akan terbuat dari pelat besi anti karat (stainless steel) atau dilapisi
dengan galvanized dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka dalam interval
sentimeter. Penyedia jasa akan memasang papan duga (staff gauge) seperti yang
telah disebutkan lokasinya dengan baut dari besi anti karat (stainless steel) atau
semacamnya seperti diarahkan oleh Direksi terhadap ketinggian yang telah
ditentukan secara persis oleh hasil survey/pengukuran yang telah ditentukan dan
disetujui oleh Direksi.
5.10.2 Pencatat Hujan (Rainfall Recorder)
Penyedia jasa harus melengkapi dan memasang pencatat hujan jenis manual di
lokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Lokasi
dimana pencatat hujan akan dipasang akan mempunyai luas 10m x 10m dikelilingi
dengan pagar permanen dan dilengkapi dengan kunci pagar dan bebas dari naungan
pohon dan lain-lain.
Penyedia jasa akan mengajukan rencana, perkiraan dan rencana konstruksi dari
pencatat hujan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
5.10.3 Pos Klimatologi.
Penyedia jasa harus melengkapi dan mendirikan/memasang pos klimatologi di lokasi
seperti ditunjukan dalam gambar atau seperti diarahkan Direksi. Bangunan harus
berada di lokasi terbuka berukuran minimum 6 x 10 m2 dengan lantai tanaman
rumput berjenis pendek, untuk menempatkan alat ukur unsur cuaca, dikelilingi
dengan pagar permanen dan dilengkapi dengan kunci pagar dan bebas dari naungan
pohon dan lain-lain.

9 dari 13
Pos klimatologi ini harus dilengkapi daftar keterangan pos klimatologi yang
menerangkan : Nama Stasiun, no Kadaster, Koordinat, No. Stasiun, Tinggi dari
permukaan laut, Tahun pendirian, Dibangun oleh, Desa, Kecamatan, Kabupaten,
Propinsi, Tujuan Pendirian, Elemen Hidroklimatologi yang dipasang.

5.10.5 Laporan dan Foto


a) Program Pelaksanaan
Penyedia jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-
syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart
dan network planning yang dilengkapi dengan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
• Mulai tanggal paling awal
• Mulai tanggal paling akhir
• Waktu yang diperlukan
• Waktu float
• Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan
kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun
keagamaan.
b) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal (10) sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
• Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
• Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
• Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
• Daftar tenaga setempat
• Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
• Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
• Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan.
• Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.

10 dari 13
• Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
c) Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, dan pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta
Direksi.
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis, semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim
barchart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini
harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi
pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
d) Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan (progress meeting)
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
e) Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi
dan penjelasan foto. Untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan
(0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%),
dimana pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan
harus dari titik dan arah yang sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu
tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan
dimensi obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
• Detail Kontrak
• Nama atau Lokasi
• Tanggal Pengambilan
• Tahap Pelaksanaan

11 dari 13
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 %
dan 100 % dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh
diberikan / dipinjamkan kepada siapapun.
5.10.6 Kantor Penyedia jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb
Penyedia jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu
yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang,
tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan
peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor Penyedia jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh,
bengkel dan tempat lainnya didaerah kerja.
5.10.7 Papan Tanda Proyek
Pekerjaan dibawah ini tidak termasuk dalam Kontrak tetapi merupakan pekerjaan
yang menjadi kewajiban Penyedia jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a. Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara papan tanda proyek.
Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat nama Pemilik Pekerjaan /
Proyek dan nama Penyedia jasanya, judul nama proyek disertai
perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
b. Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi / Engineer Konsultan dalam jangka
waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan
telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama proyek harus dicabut
oleh Penyedia jasa.
c. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang wajar.
5.10.8 Papan Nama Bangunan/ Nomenklatur
Prasasti Proyek/Papan Nama Bangunan/Nomenklatur dibuat pada lokasi bangunan
untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia jasa terlebih
dahulu harus mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.
5.10.9 Patok Hektometer / Kilometer
Patok Hektometer dari beton harus dipasang sepanjang tiap saluran pada jarak 500
m, dan Patok Kilometer dipasang setiap 2 Patok Hektometer pada waktu semua
pekerjaan tanah selesai. Sebagai titik nol yang dipakai untuk pengukuran ditentukan
Pintu Pengambilan Saluran sekunder pada bangunan bagi.

12 dari 13
Patok ditempatkan pada lokasi yang tidak mudah diganggu dan ditentukan oleh
Direksi.
Patok dibuat dari beton ditandai dengan angka hektometer dan keterangan tentang
saluran sesuai dengan gambar pada album gambar standar Perencanaan Irigasi,
atau seperti ditunjuk pada gambar.
Patok harus di cat sesuai dengan standar PU, yaitu biru, kuning dan hitam mengkilat
menurut petunjuk pada gambar.
Semua hal yang berkaitan dengan perkerjaan ini mengacu pada Pd T-xx-200x : Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-
lain.

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi saluran harus memuat :
a) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan.
b) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
c) Diskusi Pertengahan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah
pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan
d) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan
spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi saluran harus memuat :

7.1. Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan konstruksi harus diukur berdasarkan jumlah unit/satuan
yang terpasang dan memenuhi garis dan elevasi seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

7.2. Dasar Pembayaran


Kuantitas pekerjaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar dengan
Harga Satuan per satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
ini, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan,
pemotongan, pengecatan, perawatan, pengujian dan setiap peralatan lain yang
diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa dialokasikan untuk penyelesaian
pekerjaan yang diuraikan dalam bagian ini.

13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai