Spesifikasi Teknis Normalisasi Sungai Re
Spesifikasi Teknis Normalisasi Sungai Re
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi yang
meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah.
Pedoman ini mencakup kegiatan perubahan gambar desain yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan galian saluran daerah irigasi/rawa. Pedoman ini menetapkan
ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan serta pengukuran dan
pembayaran.
2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah
SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium
SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah
SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir.
SNI-03-2843-1992 : Tata cara pelaksanaan survey kondisi jalan tanah/kerikil.
SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer.
SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan
Benda Uji.
SNI 03-3958-1995 : Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium
SNI 03-3959-1995 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium
SNI 03-3233-1999 : Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan rumah dan Gedung
SNI 06-6452-2000 : Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
SNI 03-6222-2002 : Metode Perhitungan Debit Banjir
SNI 03-6861-2002 : Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja)
SNI 03-6888-2002 : Tata Cara Pengambilan contoh Uji Secara Acak Untuk Bahan
Konstruksi.
British Standard :
BS 6031-1981 : Earthworks
BS 5135-1984 : Proces of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels
BS 8004-1986 : Foundations
Rancangan Pedoman Teknis :
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
1 dari 13
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan dan Analisa Geoteknik.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong,
Bronjong dan Adukan Semen.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-8, Pekerjaan Pintu.
- Pd T-xx-200x : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat
Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.
2 dari 13
3.9 Siaran adalah adukan yang dipasang diantara batu-batu yang harus dikorek
sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan
siar timbul, dan 2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam.
3.10 Plesteran adalah pasangan dengan adukan 1 PC : 3 Psr yang harus dipasang
pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m
dibawah tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.
3.11 Beton adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen, pasir dan
kerikil dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, sesuai yang tercantum dalam
gambar kontrak. Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar
didapatkan produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan
yang setara dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi
tekanan, alam terbuka dan pertimbangan lain.
3 dari 13
4.2 Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai
dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap
penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan
Mingguan dan Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan
bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan
harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup
sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal
yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat
dalam pekerjaan.
4 dari 13
4.4 Pekerjaan Tanah
Yang termasuk Pekerjaan Tanah meliputi : pembersihan medan, pekerjaan
kupasan/stripping, pekerjaan galian, pekerjaan timbunan, pekerjaan tanah menggunakan
alat berat (Excavator).
Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan dan persyaratan kegiatan pekerjaan tanah
mengacu pada RPT0 Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan
yang bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan konstruksi pembangunan irigasi harus memuat :
5 dari 13
5.2.2 Pembuatan Jalan Sementara Dan Pemeliharaan Jalan Desa
Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat jalan yang
sifatnya dipakai sementara selama pelaksanaan kontrak. Penyedia jasa harus sudah
bisa membuat rencana jalan sementara sesuai dengan kondisi lapangan. Disamping
itu jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan desa yang akan dipergunakan oleh
konraktor selama pelaksanaan kontrak, terlebih dahulu harus mendapat izin
penggunaan dari aparat / pemilik jalan tersebut, dan kondisi jalan harus terpelihara
dengan baik. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan jalan sementara
maupun pemeliharaan jalan desa selama masa kontrak harus sudah diperhitungkan
dalam item pekerjaan ini. Satuan pembayaran yang diterapkan adalah biaya
Lumpsum bulanan.
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah
proyek.
Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki
dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan,
sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa,
sehingga tidak mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan
perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Badan Swasta
bila diperlukan.
Penyedia jasa dapat menggunakan tanah yang ada dengan sepengetahuan pemberi
Tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia jasa
membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Dalam hal ini Penyedia jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi
jauh sebelumnya, sehingga rencana kompensasi tanah dapat dilakukan.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Penyedia jasa atas bebannya sendiri dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan jalan sementara ini mengacu pada SNI-
03-2843-1992 : tentang Tata cara pelaksanaan survey kondisi jalan tanah/kerikil.
Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah pemasangan Bench Mark dan
pelaksanaan pengukuran itu sendiri.
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak Penyedia jasa diminta untuk
mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pengukuran ini.
Penarikan / penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui /
ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa digunakan
elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari ukuran 4/6, dengan
persetujuan Direksi.
Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi.
Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur harus dilindungi dari terik matahari/hujan.
6 dari 13
Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau diletakkan
pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah.
Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan pengukuran
mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian nomor, pengecatan dan
pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan pengukuran yang
dilakukan.
Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia jasa harus dibuat dari beton,
dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar Perencanaan
Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar.
Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari marmer
ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi.
Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug
kembali sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM
dilaksanakan Penyedia jasa sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan Bench Mark, survey
dan pengukuran mengacu pada RPT0 Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran dan Pemetaan.
7 dari 13
5.4.2 Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti
Cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3
(tiga) rangkap.
8 dari 13
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang
mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan
dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian
tanah” adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai.
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
• Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
• Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau - 0.10 m vertikal
• Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
• Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada RPT0 Pd T-
xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-1,
Pekerjaan Tanah.
Jenis pekerjaan yang termasuk bagian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
5.10.1 Papan Duga Pengukur Ketinggian Air (Water Level Staff Gauge)
Penyedia jasa harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air di
bendung dan saluran induk dilokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti
diarahkan oleh Direksi.
Papan duga akan terbuat dari pelat besi anti karat (stainless steel) atau dilapisi
dengan galvanized dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka dalam interval
sentimeter. Penyedia jasa akan memasang papan duga (staff gauge) seperti yang
telah disebutkan lokasinya dengan baut dari besi anti karat (stainless steel) atau
semacamnya seperti diarahkan oleh Direksi terhadap ketinggian yang telah
ditentukan secara persis oleh hasil survey/pengukuran yang telah ditentukan dan
disetujui oleh Direksi.
5.10.2 Pencatat Hujan (Rainfall Recorder)
Penyedia jasa harus melengkapi dan memasang pencatat hujan jenis manual di
lokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Lokasi
dimana pencatat hujan akan dipasang akan mempunyai luas 10m x 10m dikelilingi
dengan pagar permanen dan dilengkapi dengan kunci pagar dan bebas dari naungan
pohon dan lain-lain.
Penyedia jasa akan mengajukan rencana, perkiraan dan rencana konstruksi dari
pencatat hujan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
5.10.3 Pos Klimatologi.
Penyedia jasa harus melengkapi dan mendirikan/memasang pos klimatologi di lokasi
seperti ditunjukan dalam gambar atau seperti diarahkan Direksi. Bangunan harus
berada di lokasi terbuka berukuran minimum 6 x 10 m2 dengan lantai tanaman
rumput berjenis pendek, untuk menempatkan alat ukur unsur cuaca, dikelilingi
dengan pagar permanen dan dilengkapi dengan kunci pagar dan bebas dari naungan
pohon dan lain-lain.
9 dari 13
Pos klimatologi ini harus dilengkapi daftar keterangan pos klimatologi yang
menerangkan : Nama Stasiun, no Kadaster, Koordinat, No. Stasiun, Tinggi dari
permukaan laut, Tahun pendirian, Dibangun oleh, Desa, Kecamatan, Kabupaten,
Propinsi, Tujuan Pendirian, Elemen Hidroklimatologi yang dipasang.
10 dari 13
• Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
c) Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, dan pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta
Direksi.
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis, semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim
barchart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini
harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi
pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
d) Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan (progress meeting)
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
e) Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi
dan penjelasan foto. Untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan
(0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%),
dimana pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan
harus dari titik dan arah yang sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu
tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan
dimensi obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
• Detail Kontrak
• Nama atau Lokasi
• Tanggal Pengambilan
• Tahap Pelaksanaan
11 dari 13
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 %
dan 100 % dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh
diberikan / dipinjamkan kepada siapapun.
5.10.6 Kantor Penyedia jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb
Penyedia jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu
yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang,
tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan
peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor Penyedia jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh,
bengkel dan tempat lainnya didaerah kerja.
5.10.7 Papan Tanda Proyek
Pekerjaan dibawah ini tidak termasuk dalam Kontrak tetapi merupakan pekerjaan
yang menjadi kewajiban Penyedia jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a. Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara papan tanda proyek.
Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat nama Pemilik Pekerjaan /
Proyek dan nama Penyedia jasanya, judul nama proyek disertai
perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
b. Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi / Engineer Konsultan dalam jangka
waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan
telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama proyek harus dicabut
oleh Penyedia jasa.
c. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang wajar.
5.10.8 Papan Nama Bangunan/ Nomenklatur
Prasasti Proyek/Papan Nama Bangunan/Nomenklatur dibuat pada lokasi bangunan
untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia jasa terlebih
dahulu harus mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.
5.10.9 Patok Hektometer / Kilometer
Patok Hektometer dari beton harus dipasang sepanjang tiap saluran pada jarak 500
m, dan Patok Kilometer dipasang setiap 2 Patok Hektometer pada waktu semua
pekerjaan tanah selesai. Sebagai titik nol yang dipakai untuk pengukuran ditentukan
Pintu Pengambilan Saluran sekunder pada bangunan bagi.
12 dari 13
Patok ditempatkan pada lokasi yang tidak mudah diganggu dan ditentukan oleh
Direksi.
Patok dibuat dari beton ditandai dengan angka hektometer dan keterangan tentang
saluran sesuai dengan gambar pada album gambar standar Perencanaan Irigasi,
atau seperti ditunjuk pada gambar.
Patok harus di cat sesuai dengan standar PU, yaitu biru, kuning dan hitam mengkilat
menurut petunjuk pada gambar.
Semua hal yang berkaitan dengan perkerjaan ini mengacu pada Pd T-xx-200x : Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-
lain.
6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi saluran harus memuat :
a) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan.
b) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
c) Diskusi Pertengahan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah
pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan
d) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
7.1. Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan konstruksi harus diukur berdasarkan jumlah unit/satuan
yang terpasang dan memenuhi garis dan elevasi seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
13 dari 13