Dalam dunia farmasi banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya cara membuat obat sintesis saja namun juga mengenali dan memanfaatkan hewan dan tanaman ang berkhasiat obat untuk dijadikan obat herbal ataupun disintesis. Sebagai seorang farmasikita harus mengetahui dahulu kandungan apa yang ada didalam tanaman tersebut sebelum dipasarkan. Salah satu caranya adalah memulai ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak yang nantinya akan mempermudah proses indentifikasi. Fitokimia lebih diarahkan untuk mengetahui zat kimia metabolit sekunder dari tiap tanaman. Dalam perkembangannya dengan pengetahuan fitokimia banyak zat yang didiapat, yang bisa menjelaskan hubungan filogenetik dari marga-marga dalam dunia tumbuhan. Sejalan dengan itu berkembang pula kematoksonomi yang dapat dikatakan sebagai sosiologi tumbuhan yang menjelaskan hubungan antarmarga. Hubungan farmasi dan fitokimia dapat pula terkait dengan modul-modul sintesis obat baru. Modul-modul sintesis tersebut dapat diikuti dengan farmakognosi, fitokima dan biofarmasi yang mengikuti perkembangan satu struktur kimia dalam tubuh hewan maupun manusia. Dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut, ilmu sintesis kimia menghasilkan molekul-molekul baru yang digunakan dalam bidang farmasi, kadang-kadang dapat juga zat fitokimia murni disintesis, sehingga kita dapat memperoleh molekul-molekul baru tanpa tergantung pada tumbuhannya. Ekstrak adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbda dalam kedua fase pelarut. Proses ekstraksi bermula dari pengumpulan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelrut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam satu bahan padat dan melarutkan ekstralarutan dengan konsentrasi lebih tinggi dibagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan dari luar bahan. Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut. Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi dengan cara panas yaitu refluks. Metode refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentudan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstran dengan adanya pendingin balik. Refluks teknik yang melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat kesistem dari mana dia berasal. Tujuan dilakukannya praktikum kali ini yaitu untuk mendapatkan ekstrak yang mengandung senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman dengan menggunakan sampel Rimpang Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb). 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara melakukan ekstraksi panas dengan menggunakan metodeRefluks dengan menggunakan sampel (Zingiber Cassumunar Roxb) ? 1.3 Tujuan praktikum Untuk mengetahui cara melakukan ektraksi panas dengan menggunakan metode Refluks dengan menggunakan sampel rimpang Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb). 1.4 Manfaat Praktikum Agar mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan ekstraksi panas dengan menggunakan metode Refluks dengan menggunakan rimpang bangle (Zingiber Cassumunar Roxb).