Anda di halaman 1dari 20

Makalah Dan Asuhan Keperawatan

Tentang Gangguan Kecemasan

Disusun Oleh
Meilinda Luasunaung
(19142010220)
A2/4

Fakultas Keperawatan
Universitas Pembangunan Indonesia
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah dan Askep pada Klien dengan Gangguan Kecemasan dapat
terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya dalam
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis
menyampaikan rasa homat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dan kami terima dengan
senang hati.

Manado,28 juni 2021

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar............................................................................................... i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
2.1 Definisi....................................................................................................... 2
2.2 Penggolongan Anxietas.............................................................................. 2
2.3 Faktor Predisposisi...................................................................................... 3
2.4 Bentuk Gangguan Anxietas........................................................................ 3
2.5 Gejala Umum Anxietas............................................................................... 4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................... 5-14
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 15
4.2 Saran........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan. Berbagai macam krisis yang
terjadi sebenarnya bukan krisis ekonomi sebagai pangkal masalahnya, melainkan
mendasar pada kesehatan mental bangsa ini sendiri. Minimnya perhatian terhadap
kesehatan mental bangsa termanifestasi dalam begitu banyak masalah yang disebut krisis
multidimensional. Pernyataan ini dinyatakan dengan jelas oleh dr. Danardi
Sosrosumihardjo, Sp.K.J., dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
(PDSKJI) dalam konferensi pers Konvensi Nasional Kesehatan Jiwa ke-2, yang bertema
"Kesehatan Jiwa Masyarakat, Kesehatan Jiwa Bangsa," pada hari Kamis (9/ 10) di
Jakarta. Pernyataan ini bukan tanpa Krisis ekonomi yang terus berkepanjangan ternyata
meninggalkan kisah-kisah menyedihkan dengan meningkatnya jumlah penderita
gangguan jiwa, terutama jenis anxietas (gangguan kecemasan).
Gejala gangguan kesehatan mental yang mencakup mulai dari gangguan kecemasan,
depresi, panik hingga gangguan jiwa yang berat seperti Schizoprenia hingga pada
tindakan bunuh diri, semakin mewabah di tengah masyarakat. Dari sekian jumlah
penderita yang ada baru 8% yang mendapatkan pengobatan yang memadai. Sedangkan
selebihnya tidak tertangani. Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya
kesehatan mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World
Health Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan dunia,
memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu global WHO. WHO
mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia, AIzheimer, epilepsy.
keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol sebagai isu yang perlu mendapatkan
perhatian.
Di Indonesia jumlah penderita penyakit jiwa berat sudah cukup memprihatinkan, yakni
mencapai 6 juta orang atau sekitar 2,5% dari total penduduk. Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) pada tahun 1985 yang dilakukan terhadap
penduduk di 11 kotamadya oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, ditemukan
185 per 1.000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan
kesehatan jiwa baik yang ringan maupun berat. Dengan analogi lain bahwa satu dari lima
penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Sebuah fenomena angka yang
sangat mengkhawatirkan bagi sebuah bangsa. Dengan adanya permasalahan tersebut,
kami tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Askep Gangguan Kecemasan".

1.2 Rumusan Masalah


Diharapkan mahasiswa atau perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kecemasan.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa atau perawat mampu malakukan pengkajian.
2. Mahasiswa atau perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan.
3. Mahasiswa atau perawat dapat membuat intervensi keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Anxietas(kecemasan) adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak
tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu
atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang
tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar,
keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini
disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I. LIEF) "Anenvous condition of
unrest" ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL). Anxietas adalah perasaan tidak
senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam
yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau
kelompok biososialnya." (J.J GROEN).
2.2 Penggolongan Anxietas
1. Anxietas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi
dirinya sendiri. Anxietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan
waspada.
 Respon Fisiologis
Sesekali nafas pendek,Nadi dan tekanan darah naik,Gejala ringan pada lambung,
Muka berkerut dan bibir bergetar,Ketegangan otot ringan,Rileks atau sedikit gelisah.
 Respon Kognitif
Mampu menerima rangsang yang kompleks, Konsentrasi pada masalah,
Menyelesaikan masalah secara efektif ,Perasaan gagal sedikit,Waspada dan
memperhatikan banyak hal, Terlihat tenang dan percaya diri,Tingkat pembelajaran
optimal
 Respon Perilaku dan Emosi
Tidak dapat duduk tenang,Tremor halus pada tangan,Suara kadang-kadang
meninggi,Sedikit tidak sabar,Aktivitas menyendiri

2. Anxietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar-
benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya, seorang wanita mengunjungi
ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat
berbeda.Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya
menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
 Respon fisiologis
Ketegangan otot sedang,Tanda-tanda vital meningkat,Pupil dilatasi, mulai
berkeringat,Sering mondar-mandir, memukulkan tangan,Suara berubah: suara
bergetar, nada suara tinggi, Kewaspadaan dan ketegangan meningkat.Sering sakit
kepala,Nyeri Punggung,Pola tidur berubah.
 Respon kognitif
Lapang persepsi menurun,Tidak perhatian secara selektif,Fokus terhadap stimulus
meningkat,Rentang perhatian menurun,Penyelesaian masalah menurun,Pembelajaran
berlangsung dengan memfokuskan
 Respon prilaku dan emosi Tidak nyaman
Mudah tersinggung,Kepercayaan diri goyah,Tidak sadar Gembira
3. Ansietas Berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada
ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan distres.Ketika individu mencapai tingkat
tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut
mengalami respon fight, flight atau freeze-yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap
ditempat dan berjuang, atau menjadi beku atau tidak dapat melakukan sesuatu.
 Respon fisiologis
Ketegangan otot berat,Hiperventilasi,Kontak mata buruk, Pengeluaran keringat
meningkat,Bicara cepat, nada suara tinggi,Tindakan tanpa tujuan dan serampangan,
Rahang menegang, menggetakkan gigi,Kebutuhan ruang gerak meningkat,Mondar-
mandir, berteriak,Meremas tangan, genetar
 Respon kognitif
Lapang persepsi terbatas,Proses berfikir terpecah-pecah,Sulit berfikir,Penyelesaian
masalah buruk,Tidak mampu mempertimbangkan informasi,Hanya memerhatikan
ancaman,Preokupasi dengan pikiran sendiri,Egosentris
 Respon prilaku dan emosi
Sangat cemas,Agitasi,Takut,Bingung,Merasa tidak adekuat,Menarik
diri,Penyangkalan Ingin bebas
2.3 Faktor Predisposisi
 Teori Psikoanalitik
Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu "ID, EGO Dan SUPER
EGO". Ego melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh noma-norma budaya
sescorang , sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari ID dan
Super Ego.
 Teori Interpersonal
Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan akan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan
individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami
anxietas yang berat.
 Teori Perilaku
Anxietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.te ori ini meyakini bahwa manusia
yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan
menunjukkan kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan masa dewasanya.
2.4 Bentuk Gangguan Anxietas
1. Gangguan Panik
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan meningkat, berlangsung
15-30 menit, ketika individu mengalami ketakutan nal yang besar juga ketidaknyamanan
fisiologis. Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu mengalami serangan panik
berulang dan tidak diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir yang menetap sekurang-
kurangnya satu bulan bahwa ia akan mengalami serangan panik berikutnya atau khawatir
tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan terkait dengan
serangan panik, saat gejala-gejala tersebut bukan akibat penyalahgunaan zat atau gangguan
jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu dengangangguan panik mengalami serangan
awal spontan tanpa ada pemicu dari lingkungan. Sisanya mengalami serangan panik yang
distimulasi oleh stimulus fobia atau karena berada di bawah pengaruh zat yang mengubah
sistem saraf pusat dan menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama, yamg
terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang mengalami serangan panik juga
mengalami agorafobia. Ada dua kriterla Gangguan panik gangguan panik tanpa agorafobia
dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.
2.5 Gejala Umum Anxietas
1. Gejala psikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut "gila", takut kehilangan
kontrol dan sebagainya.
2. Gejala fisik
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual,
sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan
yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada;
kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung
berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak
dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan
dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk
penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan
gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala
1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan
biasanya dirasakan cukup gawat.
3. Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa
pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. Penelitian
telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik
adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.
2.6 Gambaran Klinis
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun
serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas
seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau
situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode
gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan
yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat Pasien biasanya tidak mampu
menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami
kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas
dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya
berlangsung 20 sampai 30 menit. Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari
situasi dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka
harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

TINJAUAN KASUS
Pada Ny. I dengan usia 45 tahun, masuk RSJ Lawang karena mengalami gangguan jiwa
dikarenakan ada masalah pada perkawinannya dengan Tn. A akibatnya terjadi perceraian
dikarenakan Tn. A berselingkuh dengan perempuan lain sehingga Ny., I mengalami stress
yang ditandai dengan panic, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang
pria, depresi, takut yang berlebihan.
 Identitas
Nama : Ny. I
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bululawang, Malang
Suku : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan : SMA
Nomor Register : 04511
Tgl masuk : 12 April 2011 pukul 08.45 WIB
Tgl pengkajian : 13 April 2011 pukul 11.15 WIB di ruang 27

Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Pendidikan : Diploma III
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kedung, Jepara
Hubungan dengan klien : Adik kandung
A.Alasan Masuk
Panik, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang pria, depresi, takut
yang berlebihan.

B. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa. Menurut adik kandung klien,
tidak ada keluarga yang menderita sakit jiwa seperti klien. Klien adalah seorang istri yang
sangat setia dan cinta dengan suaminya dan klien sudah mempunyai 2 orang anak. Dan klien
mengetahui secara tidak sengaja bahwa suaminya mempunyai istri lain. Tetapi klien selalu
menutupi masalahnya sendiri dengan cara menarik diri dan menghindari kontak sosial dengan
keluarganya.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD :110/70 mmHg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
BB : 52 kg
TB : 165 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut hitam merata, bersih, tidak ada benjolan dan bekas trauma
Mata : Sklera tidak konjungtiva tidak anemis, pandangan kosong
Hidung : Bersih, tidak ada septum deviasi, tidak ada polip. tidak ada nafas cuping hidung
Telinga : Bersih. pendengaran baik, tidak nyeri, tidak menggunakan alat bantu pendengaran :
Mulut : Mukosa lembab, gigi bersih, bibir tidak sianosis
Leher : Trakea simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Paru-paru : I : tidak ada lesi pada dada, pergerakan regular.
Pa : tidak ada krepitasi,tidak ada nyeri
Pe : resonan
A : vesikuler

Jantung : I: Ictus cordis tidak tampak


Pa : Ictus Cordis teraba pada SC Vi media LMCS
Pe : pekak
A: bunyi jantung I dan II
Abdomen :1: tidak ada lesi
A: peristaltik usus 12x/mnt
Pe : tympani
Pa : tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter
Ekstremitas : Tidak ada edema, CRT < 2 detik, klien dapat berjalan Genetalia dengan baik.
D. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan cukup rapi, rambut disisir rapi. Pakaian yang dikenakan sesuai, tidak terlalu
besar dan kecil, klien juga memakai alas kaki.
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien pelan malah kadang-kadang tidak mau berbicara sama sekali, nada suara
rendah, kontak mata kurang dan selalu menunduk dan suka menyendiri.
c. Aktivitas motorik
Klien lebih bayak diam di pojok ruangan selama di rumah sakit, aktivitas motorik tidak
mengalami gangguan seperti mandi, ganti baju atas inisiatif sendiri dan dilakukan secara
mandiri tetapi klien jarang mau untuk makan.
d. Afek
Afek kurang serasi, klien kurang merespons dengan benar stimulus yang diberikan.

e. Interaksi selama wawancara


Klien kurang kooperatif, tidak pernah kontak mata selama berinteraksi.
f. Persepsi
Saat dikaji klien mengatakan tidak ada halusinasi.
g.Proses pikir
Pembicaraan klien bisa dimngerti oleh perawat, selama komunikasi dengan perawat dapat
diobservasi bahwa pembicaraan klien terarah, jawaban klien koheren dengan pertanyaan yang
diajukan.
h. Isi pikir
Saat interaksi dengan perawat klien mengatakan bahwa ia merasa tidak berharga, karena
ditinggal oleh suaminya
i. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik, klien mengetahui
sekarang berada di rumah sakit jiwa Lawang, klien mengetahui hari, tanggal dan jam, klien
dapat membedakan pagi, siang dan malam.
j. Memori
Klien masih ingat tahun lahir yaitu tahun 1966, mampu mengingat kejadian masa lalu, dan
kejadian sekarang, klien dapat menceritakan riwayat kehidupannya secara berurutan dan
konsisten.
k.Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mudah berkonsentrasi, daya ingat jangka panjang klien baik, dimana klien masih
mengingat tahun lahirnya dan tahun lahir anaknya, klien masih mampu mengingat hal-hal
yang baru saja terjadi. Klien masih dapat berhitung sederhana, ketika diberi pertanyaan 12
+9+ 11 = klien menjawab 32.
i. Kemampuan Penilaian
Klien masih mampu mengambil keputusan sederhana, dibantu orang lain. Contoh ketika
diberi opsi minum obat dulu sebelum tidur atau tidur dulu sebelum minum obat, klien
mengatakan minum obat dulu sebelum tidur.
m. Daya tilik diri
Klien mengakui dan sadar bahwa dirinya sedang sakit dan ingin segera sembuh.
E. Kebutuhan Persiapan
Pulang Selama di rumah sakit klien makan 3x sehari dengan komposisi nasi. sayur,
lauk dan buah tetapi kadang dimakan kadang tidak. Pola buang air besar klien tidak teratur.
Buang air kecil tidak mengalami masalah. Dalam buang air besar dan buang air kecil klien di
kamar mandi / WC atas inisiatif sendiri, begitu juga membersihkan diri setelah buang air
besar / buang air kecil. Klien mandi 2x sehari atas inisiatif sendiri. Selama di rumah sakit
klien berpakaian rapi dan terlihat sesuai tubuhnya. Klien berpakaian sendiri dan ganti setiap
hari. Klien mengalami gangguan tidur. Selama di rumah sakit penggunaan obat klien diatur
oleh perawat, pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap hari oleh perawat pula.
Klien memiliki sistem pendukung yaitu keluarga dan perawat selama di rumah sakit.
 Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah dipendam sendiri namun kadang cerita dengan
suaminya.
 Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangganya, Mengenai masalah perumahan,
ia mengatakan tinggal di rumahnya sendiri.
 Pengetahuan
Klien mengetahui dan sadar akan sakit yang dideritanya, namun klien kurang tahu
mengenai obat-obatan karena kurang ada bimbingan dari perawat ruangan.
 Aspek Medik
Therapi oral
Benadryl 25-50 mg
Atarax 25-50 mg
Diazepam 15 mg
Halcion 0,125-0,25 mg
F. Analisa Data
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS :
- Klien mengatakan sudah tidak
cantik lagi dan merasa banyak
kekurangan pada dirinya
sehingga suaminya berpaling
pada wanita lain.
- Klien mengatakan ingin segera
sembuh dari penyakitnya tetapi
klien tidak ingin pulang
kerumahnya karena tidak ingin
bertemu dengan suaminya.
- Klien merasa minder dengan
masyarakat sekitar karna sudah
ditinggal selingkuh oleh
suaminya. Kecemasan berat
- Klien selalu memendam
perasaannya Ketika ada masalah.
DO :
- Klien Kurang kooperatif
- Nada bicara rendah Ketika
sedang berinteraksi dengan
perawat
- Klien terlihat bingung dan
gelisah
- Klien sering terlalu menyendiri
di pojok ruangan
- Klien tidak mau bertemu dengan
laki-laki terutama suaminya.

2. DS :
- Klien mengatakan jarang bergaul
dengan tetangganya
- Klien mengatakan ingin segera Panik
sembuh dari penyakitnya
- Klien mengatakan bahwa ia
merasa tidak berharga lagi
DO :
- Tidak pernah ada kontak mata
saat berinteraksi
- Klien terlihat panik
- Klien tidak tampak di jenguk
oleh keluarganya

3. DS :
- Klien mengatakan jarang ikut
kegiatan masyarakat seperti
arisan,PKK,dll
- Klien mengatakan bergaul
dengan orang tertentu
saja/keluarganya saja Isolasi social : Menarik diri

DO :
- Klien berbicara lambat,nada
rendah dan selalu menunduk
- Klien sulit diajak berinteraksi

G. Masalah Keperawatan
 Kecemasan berat
 Panik
 Isolasi sosial : Menarik diri
H. Diagnosa Keperawatan
 Kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan
 Panik berhubungan dengan penolakan keluarga (suami)
 Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
I.Rencana Keperawatan
Nama : Ny.I
Ruang : 27
No.RM : 04511

No No Diagnosa Perencanaan Intervensi Ttd


Dx. Keperawatan Tujuan Kriteria
Evaluasi
1 1 Kecemasan Tujuan Umum: 1.Ekspresi 1.Bina hubungan
berat Kecemasan wajah saling percaya
berhubungan klien hilang bersahabat, dengan
dengan konflik dan klien dapat menunjukkan mengungkapkan
perkawinan berhubungan Rasa prinsip
sosial dengan senang,ada komunikasi
orang lain kontak terapeutik
secara optimal mata,mau a.Sapa klien
Tujuan Khusus berjabat dengan
: Klien dapat tangan,mau ramah,baik verbal
membina menyebutkan maupun non
hubungan nama,mau verbal
saling percaya menjawab b.Perkenalkan diri
salam,klien dengan sopan
mau duduk
c.Tanyakan nama
berdampinganlengkap klien dan
dengan nama panggilan
perawat,mau yang disukai klien
mengutarakand.Jelaskan tujuan
masalah yangpertemuan
dihadapi e.Jujur dan
menepati janji
f.Tunjukkan sifat
empati dan
menerima
g.Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan klien.
Tujuan khusus 2.Klien mau 2.Eksplorasi
2 klien dapat bercerita perasaan cemas
percaya kepada semua klien,perlihatkan
perawat dan masalahnya diri sebagai orang
klien dpat kepada yang
mampu perawat tanpa hangat,menjadi
menceritakan adanya tanda- pendengar yang
semua tanda baik.
masalahnya kecemasan
dan menarik
diri.
Tujuan khusus 3.Klien 3.Bantu klien
3 klien dapat memahami menyadari
menilai dan mengerti perasaan cemas
kemampuan penyebab dan menyadari
yang kecemasannya nilainnya
digunakan dan
kecemasan
yang di hadapi
Tujuan khusus 4.Klien 4.Melakukan
4 klien mampu mampu komunikasi
menceritakan memjawab dengan teknik
sebuah semua dengan tepat dan
problemnya pertanyaan topik yang ringan
yang
diberikan oleh
perawat

Tujuan khusus 5.Stres klien 5. Bantu klien


5 klien mampu hilang mengidentifikasi
Melakukan berkurang respon terhadap
kegiatan sesuai atau hilang stres
kondisi sakit
dan
kemampuanny
a tanpa stres

J. Implementasi Keperawatan
Nama klien : Ny.I
Ruang : 27
No Rm : 04511
Tgl/ No Implementasi Keperawatan Evaluasi Ttd
jam Dx
13/04/1 1 TUK 1 S:
1 Membina hubungan saling - Syaloom..Nama saya Ny.I
11.15 percaya berasal dari
a. Menyapa dan memberi salam bululawang,saya tidak
b. Memperkenalkan diri dengan bekerja
menyebut nama lengkap,nama - Klien menjawab
panggilan,alamat dan berjaba pertanyaan perawt tapi
tangan tidak mau berjabat tangan
c. Menanyakan nama lengkap dan hobby saya memasak.
klien,nama panggilan serta asal
d. Menjelaskan tujuan
pertemuan yaitu ingin
membantu menyelesaikan
masalah klien.

TUK 2 O:
Klien dapat percaya kepada - Klien tidak mau
perawat dan klien dapat mampu berjabatangan dengan
menceritakan semua masalnya perawat
a. Memualisasi TUK 2 - Klien terdiam tanpa
b. Menanyakan pada klien ekpresi jarang terjadi
tentang kemampuan dan kontak mata, dudk
aspek positif yang berdampingan dengan
dimiliki klien perawat, nada bicara
c. Memberikan rendah, klien sedikit
reinforsemen positif atas menceritakan tentang
keberhasilan klien masalnya
mengungkapkan segala - Klien kurang kooperatif
kemampuan klien saat bicara dengan
d. Menyampaikan kontrak perawat
waktu untuk pertemuan
berikutnya
A:
- TUK 1 tercapai klien mau
menyebut nama lengkap,
alamat serta hooby
- TUK 2 sedikit tercapai
klien mau menceritakan
sedikit masalnya

P:
P : optimalkan TUK 2 lanjutkan
TUK 3 dan 4
K : katakana pada klien bahwa
perawat ingin membantu klien
dan ingin menjadi teman klien,
katakana bahwa perawat siap
kapan saja klien mau bercerita
tentang masalah yang dihadapi,
motivasi klien untuk mengetahui
kemampuan yang dimiliki,
anjurkan untuk mengingat nama
perawat
14/04/1 TUK 3 S:
1 Klien dapat menilai kemampuan - Klien mengatakan salam
09.10 yang digunakan dan kecemasan - Klien mengatakan tadi
yang dihadapi malam tidak bisa tidur,
a. Mengucapkan salam makannya tidak habis,
b. Mengajak klien untuk obatnya sudah di minum
berbincang-bincang - Klien mengatakan
sesuai kontak perasaannya lebih baik
sebelumnya dari kemarin
c. Mengingat Kembali - Klien masih memilih diam
(identitas/nama perawat) di dalam ruangan.
d. Bertanya pada klien
tentang kontrak hari ini
e. Mendiskusikan
kemampuan klien yang
dapat dilakukan selama
dirumah sakit atau
dirumah
TUK 4 O:
Klien mampu menceritakan - Klien mau menjawab
semua masalahnya salam
a. Meminta klien untuk - Klien sudah mau berjabat
memilih kegiatan yang tangan dengan perawat
akan dilakukan di rumah - Klien hanya diam,kontak
sakit mata sudah ada meskipun
b. Memberi pujian atas jarang,duduk
keberhasilan klien berdampingan dengan
c. Merencanakan kontrak perawat,nada bicara
yang akan dating rendah dan pelan
d. Mencoba kegiatan yang - Klien mau mencoba
dipilih pilihannya
- Klien melakukan kegiatan
kurang baik
- Klien mulai kooperatif
saat bicara dengan
pesawat
A:
TUK 3 tercapai
Klien mau menilai kemampuan
yang di gunakan
TUK 4 sedikit tercapai
Klien dapat mencoba kegiatan
yang di pilih tapi belum maksimal

K. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)


Masalah Keperawatan : Kecemasan
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi : Klien mengatakan merasa tidak berharga lagi
b. Diagnosa : Kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan
c. TUK : 1. Membina hubungan saling percaya
2.Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Syaloom Ibu I,nama saya Ani Lestari,biasa di panggil Ani. Saya pagi ini akan
merawat Ibu I dari pukul 07.00-14.00 nanti.
2) Evaluasi/Validasi
Apa yang terjadi di rumah sehingga Ibu I harus di bawa ke sini?
3) Kontrak
Topik : bagaimana kalua kita bercakap-cakap tentang kemampuan atau hobby
atau hal-hal yang biasa Ibu I lakukan?
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap? Bagaimana kalua 10 menit saja?
Waktu : Berapa lama kita akan bercakap-cakap ? Bagaimana kalau 10 menit
saja ?
b. Kerja
- Apa yang biasa Ibu I kerjakan dirumah?
- Sekarang yang biasa di lakukan dirumah?
- Apa yang Ibu I senangi dari keluarga ? Bagaimana dengan suami dan anak-
anak?
- Bagaimana pula dengan tempat tinggalnya? Apa ada yang disenangi disana?
c. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif : Bagaimana perasaan Ibu I setelah kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif :
- Apa saja tadi kemampuan Ibu I ? (bagus sekali)
- Apa saja tadi yang disenangi dirumah? (bagus sekali)
c. Rencana Tindak Lanjut : Baiklah,waktu kita sudah habis,nanti coba Ibu I ingat
lagi kemampuan yang belum disampaikan.
d. Kontrak
Topik : Besok kita akan melihat kemampuan Ibu I yang masih dapat dilakukan
dirumah sakit
Tempat : Kira-kira dimana kita akan bicara? Bagaimana kalau di tempat ini
saja?
Waktu : Kira-kira besok jam 08.30 ya! Berapa lama kita akan berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Baiklah,silahkan Ibu I melanjutkan kegiatan,bila ada sesuatu yang
ingin disampaikan saya ada diruang perawatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak
menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini di sertai dengan suatu atau
beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan dating berulang bagi seseorang tertentu.
Perasaan ini dapat berubah rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini di sertai
dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.

4.2 Saran
Makalah ini disusun dengan menggunakan pedoman dari berbagai sumber dengan
harapan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Makalah dapat bermanfaat
lebih baik apabila pembaca juga menggunakan referensi yang lain sehingga pembaca
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari makalah ini dan makalah tersebut dapat menjdi
salah satu acuan untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien yang krisis dan
cemas.
DAFTAR PUSTAKA

http://tamoy.com/list/kasus-askep-kecemasan-pada-pasien-jiwa
http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2017/01/respon-cemas-dan-gangguan-kecemasan
http://mausehatdong.blogspot.com/2015/10/askep-cemas-dan-gangguan-kecemasan.html

Anda mungkin juga menyukai