Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERUSAHAAN ASURANSI DAN ANJAK PIUTANG (FACTORING)

Dosen Pembina : ZUSMAWATI, SE, MM

Disusun Oleh :

ARWIN TANJUNG : (18220128)


DEWI HARIANI : (19231002)
FEBRA YOLANDA : (18220133)
KASIH ADE PUTRA : (18220155)
MUHAMMAD RICARD ALZIKRI : (18220140)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) KBP


PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Saya berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Saya menyadari
bahwa makalah yang telah dibuat belum sempurna. Oleh karena itu, saya mengaharapkan kritik
dan saran agar dapat memacu saya sebagai penulis untuk membuat tulisan yang jauh lebih baik
pada tulisan-tulisan yang akan datang. Semoga pembaca dapat bermanfaat dan mengambil
pelajaran dari makalah ini.

Padang, 18 Desember 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................................................i


Daftar Isi ......................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................2
C. Manfaat Pembuatan Makalah............................................................................................3

Bab II Pembahasan
A. Perusahaan Asuransi ........................................................................................................4
1. Pengertian asuransi.......................................................................................................4
2. Perkembangan Asuransi...............................................................................................5
3. Jenis – jenis asuransi.....................................................................................................5
4. Keuntungan asuransi.....................................................................................................7
5. Prinsip – prinsip asuransi..............................................................................................7
6. Jenis – jenis Risiko.......................................................................................................8
B. Anjak Piutang (Factoring).................................................................................................9
1. Pengertian anjak piutang..............................................................................................9
2. Kegiatan anjak piutang.................................................................................................9
3. Pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan...........................................................10
4. Jasa - jasa dan biaya yang diberikan.............................................................................13
5. Keuntungan Anjak Piutang...........................................................................................13

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ......................................................................................................................15
B. Saran .................................................................................................................................16

Daftar Pustaka...............................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru
dipendengarkan kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara mendalam,
masyarakat belum mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat umum tau tentang
asuransi hanyalah sebagai jaminan dan ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan
seringkali menyebutkan asuransi itu haram untuk masyarakat yang awam. Padahal arti dan
peran sesungguhnya didalam asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat diantara
kedua belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun nasabahnya.
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan,
karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang
akan datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika
sewaktu – waktu terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan
risiko atau pun kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu
sesuai perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam pengelolaan suatu perusahaan terdapat berbagai kegiatan usaha, mulai dari
kegiatan pokok sampai dengan kegiatan tambahan. Yang menjadi masalah adalah jika
kegiatan pokok mengalami hambatan, maka hal ini akan menyebabkan kehidupan perusahaan
terancam. Kegiatan pokok merupakan tulang punggung kegiatan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan. Terancamnya kegiatan pokok tersebut akan mengakibatkan
terancam pula keuntungan yang akan diperoleh dan pada akhirnya akan membahayakan
kehidupan perusahaan yang bersangkutan. Untuk menghadapi hambatan tersebut pihak
manajemen perlu melakukan berbagai tindakan penyelamatan sehingga perusahaan tidak
mengalami kerugian yang lebih besar.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh suatu perusahaan dapat berupa kesulitan
melakukan penjualan, kesulitan melakukan penagihan piutang, kondisi administrasi kredit
yang semrawut ataupun teknologi yang digunakan sudah ketinggalan zaman. Kemudia
hambatan atau ancaman tersebut dapat datang dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan, hambatan
utama yang dapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat

1
tertagih alias macet. Banyaknya kredit yang macet akan mengakibatkan terganggunya
perputaran barang dan perputaran keuangan, apalagi jika sampai kredit tersebut tidak mampu
lagi dibayar oleh orang yang berutang.
Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan saat ini akan memaksa
perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggannya. Salah
satu cara adalah dengan mempermudah syarat pembayaran produk. Oleh karena itu
pembayaran yang ditunda menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka
meningkatkan volume penjualannya. Atas penjualan secara kredit tersebut maka perusahaan
memiliki tagihan (piutang) kepada pelanggan/customer. Piutang bagi perusahaan akan
memperlambat arus kas karena dana tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh
tempo. Padahal disisi lain perusahaan membutuhkan uang tunai/kas untuk kegiatan
operasionalnya. Jika perusahaan kekurangan kas maka biasanya akan pinjam ke pihak lain
misalnya bank.
Apabila masalah piutang macet ini tidak dapat segera ditanggulangi secara serius,
bukan tidak mungkin kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari lagi. Untuk melakukan
penagihan piutang yang macet diperlukan biaya maupun tenaga yang harus dikorbankan.
Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan administrasi kredit yang semrawut dapat
diserahkan kepada perusahaan yang sanggup ntuk melakukannya. Adalah perusahaan anjak
piutang yang memang kegiatan utamanya adalah bergerak dibidang penagihan piutang.
Perusahaan anjak piutang dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan cara
dikelola atau dengan cara dibeli serta dapat pula dilakukan pengelolaan administrasi piutang
suatu perusahaan.
Jadi bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan seperti itu dapat menyerahkan
seluruh persoalannya kepada perusahaan anjak piutang dengan imbalan fee dan biaya-biaya
lainnya yang disepakati bersama. Dengan kata lain perusahaan mempunyai alternatif lain
untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan menjual atau mengalihkan faktur-faktur piutang
yang dimilikinya ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring).

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa dasar tentang asuransi, yang akan dibahas
diantaranya yaitu :
1. Pengertian asuransi.
2. Perkembangan Asuransi
3. Jenis – jenis asuransi.

2
4. Keuntungan asuransi.
5. Prinsip – prinsip asuransi.
6. Jenis – jenis Risiko
7. Pengertian anjak piutang
8. Kegiatan anjak piutang
9. Pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan
10. Jasa - jasa dan biaya yang diberikan
11. Keuntungan anjak piutang

C. Manfaat Pembuatan Makalah


Sebagaimana yang telah kita ketahui dalam rumusan masalah terdapat hal – hal yang
akan dibahas dalam makalah ini yang berkenaan dengan asuransi dan anjak piutang. Setelah
pembaca membaca makalah ini diharapkan akan mampu menguasai dan mengetahui tentang
dasar – dasar yang berkaitan langsung dengan asuransi dan anjak piutang. Minimal pembaca
akan mengetahui arti dan pengertian yang sesungguhnya mengenai asuransi dan anjak piutang
dan manfaat dari asuransi dan anjak piutang tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUSAHAAN ASURANSI

1. Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisi.
Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan perhitungan yang telah
dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh
dengan ketidak pastian bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat
diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang
akan datang hanya dapat direka – reka semata.
Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya
kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang
dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau
risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang,
seperti risiko kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau
risiko lainnya, maka diperlukna perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut.
Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang
bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun bada usaha. Hal ini disebabkan
perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan
terhapad risiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Di Indonesia pengerian Asuransi menurut Undang – Undan No 1 Tahun 1992
tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

4
2. Perkembangan Asuransi
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan
asuransi yang ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan Peraturan
Pemerintah Indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada Tahun
1976 dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Keuangan pada waktu itu.
Kemudian Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1136/KMK/IV/1976
tentang Penetapan Besarnya Cadangan Premi dan Biaya oleh Perusahaan Asuransi di
Indonesia. Selanjutnya keluar Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1249/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan di Bidang Asuransi Kerugian dan Nomor 1250/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988 tentang Asuransi Jiwa.
Peratutan Menteri Keuangan ini Kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian di Indonesia dan
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian.

3. Jenis – Jenis Asuransi


Jenis – jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari berbagai segi
adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang – Undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian
menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggunglangi suatu risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan
melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasusansi. Kemudian yang
remasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut :
- Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan
kapal terbang dan lainnya.
- Asuransi pengangkutan meliputi :
 Marine Hul Policy
 Marine Cargo Policy

5
 Freight
- Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tiak termasuk dalam asuransi kebakaran
dan pengangkutan sepetri asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan dari
pencurian, dan lainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitak dengan
penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis –
jenis asuransi jiwa adalah :
- Asuransi berjangka (Term insurance)
- Asuransi Tabungan (Endowment insurance)
- Asuransi seumur hidup (Whole life insurance)
- Anuity contrak insurance (Anuitas)
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan
ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis
asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke
dalam :
- bentuk treaty
- bentuk facultative
- kombinasi dari keduanya
2.    Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut,
baik asuransi kerugian, asutansi jiwa atau pun reasuransi.
a. Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100% oleh
pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional
sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham maka memiliki suata
terbanyak dalam Rapat Umum Pemegan Saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing.

6
Perusahaan arusansi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanya merupakan
cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak
asing.

d. Asuransi milik campuran


Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara stasta
nasional dengan pihak asing.

4. Keuntungan Asuransi
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.
2. Bagi nasabah
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.

5. Prinsip – Prinsip Asuransi


Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabannya
tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung
perinsip – perinsip asuransi. Tujuan adalah untuk menghindari hal – hal yang tidak
diinginkan dikemudian hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Prinsip – perinsip asuransi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum  untuk mempertanggungkan
suatu risiko berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara
tertanggung dan suatu yang dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hal dan
kewajiban keuangan secara hukum. Semua ini tergambar dari kontrak asuransi.
Kemudian dalam hal ini perlu menyebutkan adanya kepentingan terhapa berang
yang dipertanggungkan.

7
2. Utmost Good Faith aua “itikad baik” dalam penetapan setiap suatu kontrak haruslah
didasarkan kepada iktikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai
seluruh informasi baik materi ril maupun ummaterill.
3. Indeminity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi leuangan tertanggu setelah
terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadi kerugian tersebut. Dalam hal ini
tidak berlaku bagi kontrak asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan karena perinsip ini
didasarkan kepada kerugian yang bersifat keuangan.
4. Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya
suatu peristiwa secara berantai atau berurutan atau intervinsi kekuatan lain, diawali
dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.
5. Subrogation merupakan hal penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
suransi mengalami suatu peristiwa kerugian. Aritnya dengan perinsip ini
penggantian kerugian tidak mungkin lebih besar dari kerugian yang benar-benar
dideritanya.
6. Contribution suatu prinsip dimana penanggungan berhak mengajak penanggung –
penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama
membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan
masing – masing penanggung belum tentu sama besar.

6. Jenis – Jenis Risiko


Dalam pertanggungan asurasni terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang
harus dibayar.
Dalam peraktinya risiko – risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha
pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut :
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya sesuatu kerugian atau
dengan kata lain  hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan,
contoh rumah mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai akan tertabrak
atau kapal dan muatanya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian
terjadi atau tidak terjadi sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang
untuk mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan dalam hal ini
kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan.

8
3. Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
a. Risiko perbadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan,
akibat sesuatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
b. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri hilang atau rusak yang
menyebabkan kerugian keuangan.
c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita menanggung
kerugian seseorang dan kita harus membayar. Contohnya kelalayan dijalan yang
menyebabkan orang lain tertabrak dan harus mengganti kerugian tersebut.

B. ANJAK PIUTANG (FACTORING)

1. Pengertian Anjak Piutang


Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya
melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang
piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk embelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau
luar negri”.
Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu
suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu
diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, anjak
piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak
piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang).

2. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang


Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan
piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung
kesepakatan kepada pihak kreditor (pihak yang punya piutang). Usaha-usaha yang
dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pegambilalihan dan
pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung permintaan pihak kreditor. Bagi
perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan anjak piutang sangat membantu

9
mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan
perusahaan.
Kegiatan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak
piutang meliputi kegiatan antara lain:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga
yang sesuai dengan kesepakatan
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak
piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai
kesepakatan.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan anjak piutang antara lain dari berbagai
biaya yang dikenakan terhadap kliennya. Biaya-biaya yang dikenakan itu terdiri atas:
1. Jasa penagihan (service charge)
yaitu biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang kepada kliennya yang
dikenal dengan istilah fee dan besarnya dihitung berdasarkan presentase tertentu
maupun tergantung dari kesepakatan bersama.
2. Biaya administrasi (discount charge)
yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah melakukan
pengelolaan perusahaan kreditur oleh kien dan besarnya tergantung dari
kesepakatan yang dibuat bersama.

3. Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas Yang Diberikan


Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan perusahaan
anjak piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan transaksi anjak piutang antara
lain sebagai berikut:
1. Kreditur atau klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang
untuk ditagih atau dikelola atau diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli
sesuai perjanjian dan dan kesepakatan yang telah dibuat.
2. Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang akan mengambil
alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya.

10
3. Debitur, yaitu nasabah yang mempunyai masalah (utang) kepada kreditur (klien)
Untuk lebih jelasnya transaksi yang terjadi diantara ketiga pihak yang terlibat dalam
kegiatan anjak piutang dapat dilihat pada gambar :

1
Perusahaan Anjak
Piutang Kreditor (Klien)

4
2

3
Debitur

Keterangan:
1. Kreditor menyerahkan persoalan piutangnya kepada perusahaan anjak piutang aik
dengan cara memberitahukan kepada debitur atau tidak
2. Perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat dengan kreditur
3. Debitur membayar kepada perusahaan anjak piutang
4. Perusahaan anjak piutang membayar sesuai tanggung jawabnya kepada kreditur
sesudah semua persoalan utang piutang disselesaikan
Kemudian fasilitas yang dapat diberikan perusahaan anjak piutang dalam
penagihan atau pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditur (kliennya). Dilihat
dari berbagai sisi, sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed
yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang dalam
penagihan piutangnya dengan sepengetahuan debitur
b. Undisclosed
merupakan fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang tanpa
sepengetahuan si debitur, kecuali jika ada pelanggaran terhadap kesepakatan
yang telah dibuat dan atau oleh perusahaan anjak piutang mengandung suatu
resiko.

11
2. Berdasarkan Tanggung Jawab
a. Withrecourse
Dalam hal ini apabila si debitur tidak mampu untuk melunasi segala
kewajibannya, maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab si pihak
kreditur dan pihak anjak piutang mengembalikan tanggung jawab
penagihannya
b. Without resource
Dalam fasilitas ini apabila semua resiko yang tidak terbayar dalam suatu
penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang sepenuhnya
dan bukan tanggung jawab kreditur
3. Berdasarkan Pelanggan
a. Full service factoring
Merupakan perusahaan anjak piutang yang memberikan semua jenis fasilitas
jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan,
ermasuk fasilitas untuk menanggung resiko untuk kredit yang macet
b. Resource factoring
Jasa yang diberikan perusahaan anjak piutang meliputi hampir semua jasa
anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak terbayar tagihannya.
Dalam hal ini resiko kredit tetap berada pada kreditor
c. Bulk factoring
Jasa yang diberikan terhadap kreditur hanyalah fasilitas jasa pembiayaan dan
pemberitahuan jatuh tempo pada debitur
d. Maturity factoring
Fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditur adalah perlindungan kredit yang
meliputi pengurusan atau penjualan, penagihan dari debitur dan perlindungan
atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan adalah tanpa pembiayaan
e. Invoice discounting
Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang berbentuk pembiayaan anjak
piutang
f. Undisclosed factoring
Perusahaan anjak piutang memberikan proteksi terhadap kemacetan pelunasan
piutng sampai dengan ersentase tertentu dari jumlah faktur yang telah disetujui
g. Advanced payment

12
Transaksi pengalihan piutang dimana pembaarannya dilakukan pada saat jatuh
tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur
4. Berdasarkan Wilayah
a. Domestic factoring
Merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya beroperasi di wilayah
Indonesia
b. International factoring
Merupakan kegiatan anjak piutang yang kegiatannya dapat dilakukan antar
negara seperti pembiayaan fasilitas ekspor impor

4. Jasa-Jasa dan Biaya yang Diberikan


Dalam kegiatan sehari-harinya secara umum perusahaan anjak piutang mempunyai
dua macam jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Adapun jasa-jasa yang
dlakukan oleh perusahaan anjak piutang, sebagai berikut:
1. Jasa Pembiayaan (financing service)
Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang melakukan pembayarn
dimuka (prefinancing) kepada kreditur yang besarnya tergantung dari kesepakatan
kedua belah pihak. Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat berdasarkan
withresource atau dengan without resource. Dalam hal ini besarnya pembiayaan
yang dilakukan sekitar 60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan
penyerahan bukti-bukti penjualan
2. Jasa Non Pembiayaan (non financing service)
Dalam jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan meliputi pemerian jasa
pengelolaan administrasi kredit. Biasanya kegiatan jasa ini meliputi:
a. Analisis kelayaka suatu kredit,
b. Melakukan adminsitrasi kredit,
c. Pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya dan Perlindungan
terhadap suatu resiko kredit
Kemudian berkaitan dengan jasa-jasa yan diberikan pihak anjak piutang juga akan
membebankan sejumlah biaya kepada kreditur. Dalam praktiknya paling tidak ada dua
jenis biaya yang dibebankan kepada kliennya akibat dari pembiayaan yang dilakukan
perusahaan anjak piutang, yaitu fee dan biaya administrasi erhadap pembiayaan
tertentu.

13
5. Keuntungan Anjak Piutang
Keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Anjak Piutang
a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi
b. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur
c. Membantu manajemen pihak kreditur dalam penyelenggaraan kredit
2. Bagi Kreditur (Klien)
a. Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutang
b. Memperbaiki sistem administrasi yang semrawut
c. Memperlancar kegiatan usaha
d. Dengan ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang, kreditur dapat
berkonsentrasi ke usaha lainnya

3. Bagi Debitur
Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya,
karena ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar
dengan berbagai cara.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau


pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan
manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit,
sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat
membantu meningkatkan kegiatan usaha.
Anjak piutang (factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu
perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon.
Kemudian dari peran lembaga anjak piutang dalam ekonomi, Beberapa manfaat yang
dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha.
Kelemahan dibidang manajemen atau pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari
lembaga keuangan. Kenyataan selama ini banyak usaha yang menghadapi berbagai
masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah - masalah tersebut pada
prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber
permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Disamping itu
perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan

15
sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang) masih
terabaikan.
Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan
(klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila
perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal maka akan lebih
mempermudahtransaksi.
      
B. SARAN

Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini memiliki


banyak manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah diuraikan dalam materi
makalah ini.
Lembaga Pembiayaan Anjak Piutang merupakan lembaga keuangan yang
tergolong baru di Indonesia. Melihat banyaknya perusahaan yang merugi akibat
manajemen dan piutang yang macet, setidaknya anjak piutang dapat menjadi pilihan
alternative dalam pengelolaan perusahaan. Kami menyarankan agar perusahaan yang
bergerak dalam kegiatan pembiayaan keuangan atau perusahaan yang memiliki sangkut
paut dengan piutang agar memanfaatkan jasa anjak piutang dalam menjalankan dan
mengelola usahanya, guna menjamin kelangsungan usahanya.

.     

16
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir (2014). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Depok : Penerbit PT Rajagrafindo
Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai