KEP
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
ASRIANTO 219102
INNEKE AGUSTYANA YUSUF 219111
MUHAMMAD FADLI HARIS 219119
NURFAZILAH SARAH SABILAH 219127
SITI NURFAIZAH 219136
MUH. ZAINUL HIDAYAT 219144
KELAS : IIIC
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga tersusunnya Makalah yang membahas
tentang “Memahami Konsep Kolaborasi”. Makalah ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang sasaran pelayanan keperawatan lansia .
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik hasil rangkuman maupun cara penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karena
itu penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca dan temen-teman. Aamiin.Terima kasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kolaborasi .........................................................................3
B. Komponen utama kolaborasi...............................................................4
C. Nilai – nilai dasar dalam kolaborasi.....................................................5
D. Keuntungan kolaborasi........................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan dan mengubah metode
serta kualitas pelayanan kesehatan (Steinert, 2005). Menurut WHO (2010)
sebaiknya fase pendidikan dapat menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan
yang sudah siap untuk praktek kolaborasi antar profesi atau Interprofessional
Education (IPE). Interprofessional Education (IPE) adalah salah satu konsep
pendidikan yang dicetuskan oleh WHO sebagai pendidikan yang terintegrasi
untuk peningkatan kemampuan kolaborasi (WHO, 2010).
Kolaborasi dalam hubungan kerja antara tenaga kesehatan merupakan
memberikan pelayanan kepada pasien atau klien dengan melakukan diskusi
tentang diagnosa, meakukan kerja sama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya kolaborasi meliputi suatu
pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh
kolaborator. Daripada itu kemampuan kolaborasi secara interprofesi
(interprofessional teamwork) tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan harus
dicari dan dilatih yang dapat dimulai dari tahap perkuliahan sehingga
mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman mengenai cara
berkolaborasi dengan profesi lain dalam tim yang baik sebelum terjun ke
dunia kerja yang sesungguhnya (Liston et al., 2013).
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Bosch & Mansell (2015)
menjelaskan bahwa adanya kolaborasi baik oleh tenaga kesehatan dapat
meingkatkan kesembuhan pasien seperti mengurangi reaksi obat,
menurunkan angka sakit dan kematian serta dapat mengoptimalkan dosis
obat. Kolaborasi juga terbukti memberikan manfaat bagi seluruh pelayanan
kesehatan, diantaranya mengurangi ekstra kerja dan meningkatkan kualitas
atau kepuasan kerja.
1
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan apa pengertian kolaborasi
2. Menjelaskan apa komponen utama kolaborasi
3. Menjelaskan apa nilai-nilai dasar dalam kolaborasi
4. Menjelaskan apa keuntungan kolaborasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kolaborasi
2. Untuk mengetahui komponen utama kolaborasi
3. Untuk mengetahui nilai-nilai dasar dalam kolaborasi
4. Untuk mengetahui keuntungan kolaborasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolaborasi
3
kerja, atasan, promosi, lingkungan kerja. Faktor kepuasan kerja perawat
merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh rumah sakit
(Handayani, 2016).
4
Agranoff dan McGuire (2012: 144-153) memandang kolaborasi sebagai
aktivitas-aktivitas yang bersifat horizontal dan vertical, kemudian di analisis
menjadi komponen berikut:
1. Komunikasi
Komunikasi yang intensif sangatlah penting dalam kolaborasi. Kolaborasi
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
2. Nilai tambah
Dimaksudkan disini adalah nilai public, yakni yang dihasilkan dari efisiensi,
demokrasi dalam organisasi dan proses kolaborasi.
3. Deliberasi
Merupakan kelebihan dari kolaborasi yang membentuk pembelajaran
saling menguntungkan (mutual learning).
5
c. Rasa memiliki dan bersekutu (Ownership and alignment). Ketika semua
pegawai merasa memiliki tempat kerjanya, pekerjaan dan perusahaannya
maka mereka akan memeliharanya dengan baik.
d. Konsensus (Consensus). Ini adalah kesepakatan umum bahwa kegunaan
yang amat besar adalah hubungan kerja yang dilandasi oleh keinginan
untuk menang-menang (win-win amounts to). Dalam tempat kerja yang
kolaboratif keputusan 100% harus fullyagreed untuk mencapai win-win. Ini
artinya mereka harus melewati ketidaksetujuannya sebagai usaha kuat
dalam mencapai tujuan.
e. Penuh rasa tanggung jawab dan tanggung-gugat (Full responsibility and
Accountability). Dalam paradigma hirarki biasanya orang menjadi tertutup
satu dengan yang lainnya, karena uraian pekerjaannya, karena tugas-
tugasnya dan karena unit organisasinya. Faktanya setiap orang hanya
akan bertanggung jawab pada daftar tugas pekerjaannya saja.
f. Hubungan saling mempercayai (Trust-based Relationship). Semua orang
menginginkan adanya kepercayaan dan keterbukaan dalam bekerja. Pada
prinsipnya mereka juga ingin dipercaya. Akan tetapi kepercayaan tidak
datang dengan mudahnya. Pada kenyataannya, banyak di antara mereka
antara satu dengan yang lainya kurang saling mempercayai. Inilah yang
menyulitkan dalam suatu organisasi.
g. Pengakuan dan pertumbuhan (Recognition and Growth). Hal yang tidak
kalah penting dalam tempat kerjayang kolaboratif adalah adanya upaya
mendorong orang untuk mau bekerja, dan segera memberi pengakuan
terhadap hasil kerja seseorang bagi semua anggota tim atau kelompok.
Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu:
a. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
b. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian
kesuksesan. Adanya tujuan yang masuk akal.
c. Ada pendefinisian masalah.
d. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
e. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
6
f. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
g. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
D. Keuntungan Kolaborasi
Pelaksanaan kolaborasi tidak hanya bermanfaat bagi pasien tetapi juga
akan memberikan kepuasan kepada tenaga kesehatan karena kolaborasi
akan meningkatkan dan mengoptimalkan peran serta aktif antara perawat
dan dokter dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan dan
perawatan berfokus pada kebutuhan pasien secara komprehensif dengan
memperhatikan kontribusi masing-masing (Herbert, 2005 & Ushiro, 2009).
Melalui kolaborasi efektif perawat-dokter dalam tim,adanya pengetahuan
dan skill atau keahlian dari dokter dan perawat akan saling
melengkapi.Pasien akan mendapat keuntungan dari koordinasi yang lebih
baik melalui kolaborasi interprofesi. Kerja sama tim dalam kolaborasi adalah
proses yang dinamis yang melibatkan dua atau lebih profesi kesehatan yang
masing-masing memiliki pengetahuan dan keahlian yang berbeda, membuat
penilaian dan perencanaan bersama, serta mengevaluasi bersama
perawatan yang diberikan kepada pasien. Hal tersebut dapat dicapai melalui
kolaborasi yang independen, komunikasi yang terbuka, dan berbagi dalam
pengambilan keputusan (Xyrinchis& Ream, 2008 : WHO, 2010).
Adapun keuntungan yang bisa diperoleh dari adanya kolaborasi penelitian
menurut Kartz and Martin dikutip oleh Sormin 2009, sebagai berikut:
a. Transfer pengetahuan dan keahlian. Upaya untuk memperbaharui
pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat memakan waktu dan
terbentur beberapa masalah. Didokumentasikannya sebagian ilmu dan
perkembangan terbarunya menyebabkan penge tahuan menjadi bersifat
tacit, tidak menyebar dan tetap dalam kondisi seperti itu sampai ilmuwan
yang menguasainya mempunyai waktu untuk menuliskan dan
mempublikasikan.
7
b. Pertukaran ide dari berbagai ilmu yang akan menambah wawasan dan
perspektif baru seseorang, sehingga dapat mendorong tumbuhnya
kreatifitas. Efeknya akan lebih tinggi jika terjadi diantara orangorang dari
berbagai latar belakang ilmu yang berbeda.
c. Membuka kesempatan persahabatan intelektual. Peneliti akan
membangun hubungan tidak hanya dengan kelompoknya yang terlibat
dalam penelitian yang sedang dilakukan, tetapi juga akan berupaya
memasuki jaringan yang lebih luas dalam komunikasi penelitian.
d. Peningkatan produktivitas: Kolaborasi menstimulasi peneliti untuk
berkarya bersama secara produktif
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa kolaborasi
adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa,
melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah
tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap
anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu
asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota
profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu dalam memberikan asuhan
keperawatan perawat harus berkolaborasi dengan tim medis lainnya, karena
jika tidak ada kolaborasi antara perawat dan tim medis yang lain maka
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepda pasien tidak akan
berjalan dengan baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Agranoff, Robert. 2012. Collaborating to Manage: a Primer for Public Sector.
Washington: Georgetown University Press
Martin, G. P., Currie, G., & Finn, R. (2009). Leadership, Service Reform, and
Public-Service Networks: The Case of Cancer-Genetics Pilots in the
English NHS. Journal of Public Administration Research and Theory,
19(4), 769–794.
Wolo, P. D., Trisnawati, R., & Wiyadi. (2015). Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat Pada RSUD TNI AU Yogyakarta.
Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 17, 25–34.
https://doi.org/https://doi.org/10.23917/dayasaing.v17i2.3777
iii