Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

“DIFTERI”

DOSEN PENGAMPU : MANZAHRI, M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Hadi Suwanto Marlia Tanjungan


Betty Efrilyen Pirda Meriyana
Widodo Taufik Hidayatullah
Didik Caroko Tri Ngatmini

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)
LAMPUNG
2021
SOAL :
1. Bagaimana perkambangan masing-masing penyakit diatas di provinsi Lampung selama
priode 2010-2020. ( termasuk angka kejasian dan angka kematian) silahkan lihat pada
hasil riskesdas.
2. Bagaimana gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan untuk masing- masing
penyakit sesuai pembagian kelompok di Lampung utara ( spesifik tempat kalian
bertugas).
3. Apa masalah atau kendala terbesar yang kalian rasakan dalam menjalankan peran
sebagai perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai masalah kelompok
anda sesuai teori yang ada.
4. Sesuai pandangan kelompok anda apa masalah terbesar dalam pemberantasan penyakit
menular di Indonesia, provinsi Lampung, Kab. Lampung utara.
5. Sebagai calon sarjana keperawatan apakah motto atau prinsif dasar yang harus dipegang
dan dilaksanakan seorang sarjana keperawatan dalam memebantu pemerintah
memeberantas penyakit menular.
6. Sebagai tenaga pelaksana asuhan keperawatan yang berhadapan langsung dengan
masalah pasien atau masalah keperawatan yang muncul dimana yang kalian kelola
adalah penyakit menular maka yang akan kalian lakukan dalam merawat pasien sesuai
dengan konsep mangemen sefety adalah... berikan alasan sesuai dengan hasil diskusi.
7. Sebutkan nama kapan terakhir kali merawat pasien sesuai dengan maslah atau topik
asuhan keperawatan kelompok kalian, saat itu apa masalah keperawatan utama yang
anda tegakkan... ex : budi terakahir merawat pasien SARS 3 hari yang lalu maslah
utama : gangguan ventilasi.
8. Sebagai calon sarjana keperawatan menurut kalian apa yang yang bisa di banggakan dari
profesi perawat di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Ex budi.. Perawat adalah
garda terdepan yang bekerja tanpa memikirkan keselamatan diri tetapi mengutamakan
kesehtan pasien.
9. Sejauh ini menurut saudara apa ada yang bisa di banggakan dari PPNI dalam manaungi
perawat di masa pandemi covid-19. ex; budi menurut saya PPNI telah memberi kami
banyak insentif atau PPNI telah menghilangkan Iuran Wajib
10. Setelah hampir dua tahun masa pandemi covid-19. dan anda merasakan berbgai
kesulitan.. Apakah yang akan anda sarankan kelak ketika anak saudara berkehendak
menjadi perawat seperti anda.. Ex ; budi.. Sya akan menaentangnya.... Irma.. Saya akan
mendukung sepeneuh hati.. dll
JAWABAN :

1.
2.
3. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan
pekerjaan dalam melaksanakan asuhan keperawatan individu, yaitu : Motivasi
merupakan dukungan dari orang lain, baik dari keluarga, teman, rekan kerja yang dapat
membantu untuk menyelesaikan pekerjaan secara optimal dan dapat menurunkan tingkat
stress yang dialami. Motivasi tidak hanya dari dukungan seseorang, namun dapat juga
berupa ekonomi, lingkungan (Armaneh, 2017). Kepemimpinan dalam bidang
keperawatan merupakan salah satufaktor penting karena faktor kepemimpinan dapat
memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja perawat karena pimpinan yang
merencanakan, menginformasikan, membuat, dan mengevaluasi berbagai keputusan
yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan dapat memotivasi
perawat untuk bekerja dengan penuh semangat sehingga hasil yang ingin dicapai dapat
memuaskan perawat maupun rumah sakit (Robbins, 2009).
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang perawat dalam
melaksanakan asuhanbkeperawatan individu, diantaranya: pengakuan mempengaruhi
kinerja seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan proses perencanaan yang dilakukan oleh perawat
dalam menentukan rencana keperawatan (Kozier, ERB, Berman, &Snyder, 2010).:
a. Menetapkan prioritas
b. Menetapkan ujian/hasil yangditerapkan pada klien
c. Memilih intervensi keperawatan
d. Menulis program keperawatan Pengakuan/penghargaan (reward) Pekerja harus diberi
tanggunggung jawab, tantangan, danbpengakuan yang lebih besar untuk dapat
e. melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Sistem penghargaan harus memenuhi
kebutuhan motivasi untuk menciptakan lingkungan yang mendorong para pekerja
untuk berpindah ke kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi (Marquis &Huston,
2016). Peters dan Waterman

Dalam Marquis & Huston (2016) mengatakan bahwa penghargaan dan pujian sebaiknya
diberikan secara tidak terencana dan ditujukan untuk kejadian yang dapat diperkirakan,
penghargaan dan pujian sebaiknya diberikan kapanvpun jika memungkinkan dan kapan
pun pantas untuk diberikan Beban Kerja. Alghamdi (2016) dalam penelitiannya tentang
Bahw beban kerja dapat mempengaruhi kinerja perawat, beban kerja merupakan salah
satu faktor yangmempengaruhi kinerja seseorang, beban kerja atau volume kerja yang
berlebihan. Beban kerja juga dapat didefinisikan bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan selama waktu tertentu. Bebankerja
perawat adalah asuhankeperawatan yang diberikan secara langsung, intensitas
keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan yangttidak langsung.Sarana dan
prasana Sarana dan prasana ini sangat mempengaruhi dalam pelayanan kesehatan di
puskesmas, dengan tersedianya dan kelengkapan alat dapatmendukung pekerjaan,
sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas. Sarana kesehatan
adalah semua alat kesehatan yang digunakan oleh petugas kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan atau dikenal dengan istilah alat medis.

Adapun yang dimaksud dengan prasana ialah seegala macam peralatan, kelengkapan,
dan benda-benda yang digunakan petugas puskesmas untuk memudahkan pelaksanaan
programpuskesmas. Dengan tersedianya fasilita tersebut dapat membantu petugas
kesehatan dalam melakukan pekerjaannya dan dapat juga meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan yang dilakukan.

Pengetahuan Perawat

Hagos, Alemseged, Balcha, Berhe,Aregay (2014) dalam penelitiannyapengetahuan


merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam pelaksanaan proses
keperawatan, karena dengan kurangnya informasi yang diketahui mengenai cara
pelaksanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan asuhan keprawatan tidak dapatterlaksana
dengan optimal. Kurangnya pengetahuan perawat tentang prosesckeperawatan yang
sebenarnya membuat perawat kurang percaya dalam melakukan proses perawatan pasien
dan menghambat penerapan pelayanan keperawatan.

Kerja sama (Team Work)

Kerja sama dalam tim saatbmelakukan pekerjaan sangat mempengaruhi suatu


pekerjaan.Keperawatan tim merupakan pemberian asuhan keperawatan yang
diberikanbuntuk klien oleh tim yang dipimpin oleh seorang perawat profesional. Tim ini
bertanggung jawab dalam memberikanasuhan keperawatan yang terkoordinasi kepada
sekelompok klien (Kozier, ERB,Berman, & Snyder, 2010). Kerja tim antarprofesi dan
kolaborasi dapat memperbaiki hasil dari perawatan yang
diberikan kepada pasien. Selain itubpetugas kesehatan yang berperan dalam anggota tim
merasa lebih efektif dan memiliki kepuasan kerja yang tinggi.

4.
5.
6.
7. Berdasarkan pengalaman teman teman di kelompok 6, belum pernah merawat pasien
dengan difteri. Namun, pada bulan April 2021, kabuaten kami terjadi kejadian KLB
difteri di wilayah kerja puskesmas kali balangan, yaitu di desa BUMI RAYA 3 orang
anak tersangka difteri meninggal,
Tata laksana

1. Hasil pemeriksaan awal sebelum diketahui difteri, ketiga anak mengalami panas ,
batuk, pilek, tenggorokan terdapatbanyak bercak putih putih.

2. Hasil anamnesa , anak-anak tersebut tidak mendapatkan imunisasi difteri sebelumnya.

3. Pemeriksaan laboratorium di Jakarta menyatakan anak anak trsebut difteri setelah


seminggu hasil px keluar

4. Pelaksanaan imunisasi masal di 3 desa sekitar tetangga desa tempat terjadi KLB

5. Mungkin apabila kelompok kami mendapat pasien anak dengan difteri tersebut,
masalah keperawatan utama yang ditegakkan adalah :

a. Hipertermi berhubungan dengan Proses Infeksi.

b. Resiko Kurang Cairan berhubungan dengan Nyeri Telan, Kenaikan Suhu.

c. Resiko Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan Gangguan Menelan.

8. Berdasarkan diskusi kelompok, yang bisa kami banggakan sebagai perawat di masa
pandemic covid -19,

1. Perawat dapat menjadi bagian terbaik dalam menolong keluarga tetangga bahkan
orang lain, tetap melaksanakan amanah sebagai pekerja, di Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik sekaligus melaksanakan kewajiban rumah tangga. Mendapatkan kesempatan
terbaik di dalam masa pandemi covid -19, yaitu :

a. Mendapakan pengalaman baru, karena ilmu baru, perawat menjadi bagian


pembelajaran dan kesadaran, sehingga belajar memahami karakteristik, dan system
perawatan pasien dengan covid yang efektif

b. Mengalami pengalaman dimana perawat mendapat stigmatisasi dan penolakan dari


masyarakat karena merawat pasien covid-19,

c. Mengalami pengalaman mendapat runtutan atau tumpukan pasien dengan covid


-19, dengan kelelahan yang sangat, dengan APD terbatas, dengan tenaga yang
terbatas karena rekan kerja banyak ISOMAN, karena tempat tidur pasien di RS
terbatas.

Smoga kita semua perawat selalu diberikan kesehatan, dan wabah covid – 19 segera
menghilang. Aamiin ya robbuna.

9. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, PPNI sudah melakukan yang terbaik dalam
menaungi perawat di masa pandemi covid-19 ini. Sebagai contoh ada pembekalan yang
diberikan untuk menangani pasien COVID-19 di lapangan. Sebelum menghadapi pasien,
perawat mendapatkan pelatihan agar terhindar dari penularan, juga pelatihan basic life
support, jadi sebelum terjun mereka diberikan pembekalan tambahan, tidak terbatas
memberi perhatian fisik, juga memberikan motivasi, kemauan ingin sembuh,
kemandirian, termasuk memberikan semangat kepada pasien. Menimbang risiko yang
dihadapi tenaga kesehatan, termasuk perawat di dalamnya, Pemerintah memprioritaskan
program vaksinasi pertama untuk melindungi mereka dari tertular COVID-19. Dari
survei internal PPNI tentang penerimaan vaksinasi di kalangan perawat, 82% perawat
juga bersedia mendapatkan vaksin pertama kali.

10. Memberikan saran untuk menjadi perawat yang baik dan profesional, seperti :
a. Menguasai skill komunikasi
Tidak dapat dipungkiri jika kemampuan berkomunikasi itu menjadi hal penting.
Seperti halnya saat melayani atau mengkontrol pasien, seorang perawat harus menjaga
kalimat dan tata bicara kepada pasien. Bentuk skill komunikasi seorang perawat ke
pasien, misalnya memberikan motivasi, memberikan pernyataan atau kabar yang
menyenangkan untuk pasien. Misalnya memberikan pujian positif. Agar hati pasien
memiliki energy posotif juga.
b. Dapat mengendalikan emosi
Perawat yang memiliki emosional yang berlebihan dan tinggi, sudah dapat dipastikan
banyak pasien yang tidak senang. Pastinya juga, akan mendapatkan julukan-julukan
negative dari para pasien. Misalnya perawat galak, perawat cerewet dan masih banyak
lagi. Sikap dan sifat emosi tidak selalu ditunjukan dalam sikap dan perilaku seorang
perawat saja. Tetapi dari emosi dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dirumah
sakit itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri jika di rumah sakit pasti memiliki masalah
dan tekanan bagi perawat. Misalnya jam kerja berlebihan, masalah gaji dan masih
banyak lagi. Seorang perawat juga harus mengendalikan emosi seperti ini, agar tidak
di bawah pulang ke rumah. Agar keluarga di rumah tidak mendapatkan imbas dari
energy negative tersebut.
c. Memiliki rasa empati
Modal yang berharga bagi seorang perawat tentu saja memiliki rasa empati. Empati
yang lahir akan mengantarkan pada totalitas dalam bekerja. Dalam merawat atau
bekerja pun menjadi lebih ikhlas. Setidaknya berawal dari keikhlasan inilah, akan
membantu dalam membangun kekuatan-kekuatan lain.
d. Bekerja dalam Tim
Cara menjadi perawat yang baik, tidak hanya fokus pada pasien. Tetapi juga fokus
pada rekan kerja. Salah satunya untuk tetap bisa bekerja dengan tim. Koordinasi dan
kolaborasi dengan rekan kerja menjadi kunci agar terjadi hubungan dan komunikasi
yang baik antar perawat.
e. Bekerja sesuai SOP

Anda mungkin juga menyukai