Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KONDILOMA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ANGGI GEOPANI 2020206203151P

FRESILIA 2020206203489P

HERI WIBOWO 2020206203152P

ILHAM ROMADON 2020206203149P

LIA SUSANTI 2020206203142P

MARLIA TANJUNGAN 2020206203135P

MERY YULISTIA 2020206203123P

NELWAN 2020206203492P

PIRDA MERIYANA 2020206203408P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Kondiloma” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan untuk membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap kepada
para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Kotabumi, 11 Maret 2021

Kelompok 6

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II KONSEP PENYAKIT..........................................................................................3
2.1 Definisi Kondiloma.......................................................................................................3
2.2 Etiologi..........................................................................................................................5
2.3 Jenis-Jenis Kondiloma..................................................................................................5
2.4. Tanda dan Gejala..........................................................................................................6
2.5 Patofisiologi..................................................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Diagnostik................................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan............................................................................................................9
2.8 Komplikasi..................................................................................................................12
2.9 Asuhan Keperawatan..................................................................................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris, jengger ayam, kutil
kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo. Dengan berkembangnya teknik
biologi molekuler, Human Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab
kondiloma akuminata.

Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan rektum).
Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua
pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala
penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi
pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga
kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen
pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning
pucat atau merah muda.

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau
kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok
yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai
pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual
melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa
pada vulva, serviks, pada perineum atau disekitar anus.

Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar multifocal
dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya. Lesinya bisa
sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan anatomi pada
genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona, glans pada pria
dan daerah introitus posterior pada wanita.

1
1.2 TUJUAN
Tujuan umum
Mengetahui bagaimana konsep penyakit proses asuhan keperawatan pada pasien
kondiloma.

Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian dari penyakit kondiloma
2. Mengetahui penyebab dari penyakit kondiloma
3. Mengetahui tanda dan gejala dari penyakit kondiloma
4. Mengetahui klasifikasi dari penyakit kondiloma
5. Mengetahui patofisiologi dari penyakit kondiloma
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostic dari penyakit kondioloma
7. Mengetahui penatalaksanaan dari penyakit kondiloma
8. Mengetahui komplikasi dari penyakit kondiloma
9. Mempelajari asuhan keperawatan penyakit kondiloma

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana konsep penyakit kondiloma
2. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien dengan kondiloma

1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa memahami konsep dan proses keperawatan pada klien dengan
gangguan kondiloma sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah respirasi.
2. Mahasiswa mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi
bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

2
BAB II

KONSEP PENYAKIT

2.1 DEFINISI
Ada beberapa pengertian mengenai kondiloma, yaitu:
a. Menurut Ciuffo (1907) Kondiloma Akuminata adalah tumor pada genitalia yang
bersifat lunak seperti jengger ayam dan tidak nyeri dan merupakan pertumbuhan
jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah genitalia (kelamin).
b. Kondiloma Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
virus Virus Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan berupa fibroepitelioma
pada kulit dan mukosa. Sinonim penyakit ini disebut jengger ayam, kutil kelamin,
dan genital warts. (http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/kondiloma-
akuminata.html)
c. Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh Human Papiloma Virus tipe tertentu,
bertangkai, dan permukaannya berjonjot. Tipe HPV tertentu mempunyai potensi
onkogenik yang tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. tipe ini merupakan jenis virus yang
paling sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering
dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepitelial serviks derajat
ringan. (http://id.wikipedia.org/wiki/KondilomaAkuminata)
d. Condyloma: pertumbuhan kutil di sekitar anus, vulva, atau glans penis. Ada tiga
jenis utama dari kondiloma, yang masing-masing menular seksual: kondiloma
akuminata (kutil sekitar vulva), kondiloma latum (bentuk sifilis sekunder), dan
kondiloma subcutaneum (juga dikenal sebagai moluskum kontagiosum).
(http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=11424)

3
Kondiloma bentuk papul

Secara garis besar, Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital
(uretra, genital dan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan
berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai
beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa
kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina.
Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya
adalah akumulasi bahan – bahan purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau
tidak sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau merah muda.

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga


kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk
kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata
dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan
seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan
mukosa pada vulva, serviks, pada perineum atau disekitar anus.

Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar
multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.
Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan
anatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,
glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.

4
2.2 ETIOLOGI
Kutil kelamin atau kondiloma disebabkan oleh infeksi pada epidermis oleh jenis
Human Papiloma Virus (HPV) yang spesifik merupakan DNA papovavirus yang
bermultiplikasi di nukleus dari sel epitel yang terinfeksi. Lebih dari 60 jenis Human
Papilloma Virus (HPV) yang telah diketahui dan lebih dari 20 jenis Human Papilloma
Virus (HPV) menginfeksi genitalia. Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6,11 yang
paling sering, selain itu juga tipe 16, 18, 31, 33, bahkan tipe ini berkaitan erat dengan
intra epithel neplasia dan squamous cell carcinoma (SSC) yang invasive. Pada
sebagian besar lesi yang terjadi akibat HPV 6 dan 11 yang dijumpai, namun terkadang
HPV 16 atau jenis lain juga dijumpai hubungan antara kutil kelamin dengan kutil kulit
namun tidak ada bukti hubungan klinis atau virologis antara keduanya meskipun
demikian sejumlah kecil pasien dengan kutil kulit biasa juga mengalami kutil yang
sama pada bagian genital autoinokulasi dengan HIV 1,2 atau 4 tampaknya merupakan
penjelasan yang paling mungkin, karena jenis – jenis tersebut telah diidentifikasi pada
beberapa material kutil. Berganti-ganti pasangan seksual, dan hubungan seksual pada
usia dini merupakan faktor resiko kondiloma akuminata.

2.3 JENIS – JENIS


Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk:
1) Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu
membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang
besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada
wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu.
2) Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna,
seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan
berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara
diskret.
3) Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali
tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam
asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
5
2.4 TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala kondiloma secara umum adalah :
1. Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.
2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.
3. Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
4. Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.
5. Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
6. Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.
7. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis.
8. Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi.
9. Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.
10. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut
dapat terasa sakit atau tidak.
11. Kemerahan di sekitar alat kelamin.
12. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
13. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin .
14. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan
dengan menstruasi.
15. Kecil, pembengkakan daging berwarna atau abu-abu di daerah genital Anda.
16. Beberapa kutil berdekatan yang mengambil bentuk kembang kol.
17. Berbau busuk

2.5 PATOFISIOLOGI
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. HPV merupakan kelompok virus
DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Hal
ini berpenetrasi melalui kulit dan menyebabkan mikro abrasi mukosa.Virus ini
menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan replikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai
dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars
papilare pada dermis memanjang.

6
Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu
yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya
mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar – pencar keluar
dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature
perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan
hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural
menunjukkan adanya partikel – partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari
HPV.4,8,10.
Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau gejala dan dapat berakhir hingga
bulan dan tahun. Mengikut fase laten, produksi DNA virus, kapsid dan partikel
dimulai. Sel Host menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis koilocytosis dari
kondiloma akuminata. Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina,
serviks, perineum dan perineal. Lesi mukosa yang tidak biasa adalah di oropharynx,
larynx, dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan telah dilaporkan di area lain yang
tidak biasa (ekstremitas). Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan
subklinis sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis
telah ditegakkan dalam membawa keadaan infeksi dan potensi akan onkogenik.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah
dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing. Sebagian besar
kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31,
33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi. Infeksi HPV menular melalui
aktivitas seksual.

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Tes asam asetat
Salah satu cara diagnosis infeksi HPV dengan sensitivitas cukup baik, bahkan pada
beberapa lesi mungkin lebih baik dari pemeriksaan histopatologis. Pemeriksaan ini
terutama ditujukan untuk kondiloma akuminata dan infeksi HPV subklinis.
Cara pemeriksaan adalah dengan mengaplikasikan larutan asam asetat 3-5% pada
lesi, dengan menggunakan lidi kapas yang dioleskan ke daerah lesi, tunggu selama
5 — 10 menit akan nampak perubahan warna putih, hasil dapat dideteksi 1 menit
setelah aplikasi, tetapi kadang-kadang pada daerah perianal diperlukan waktu
aplikasi yang lebih lama yaitu sampai 15 menit.
7
Pemeriksaan acetowhite tidak spesifik untuk HPV, karena ada keadaan lain yang
memberi hasil positif palsu misalnya, inflamasi yang tidak spesifik, epitel dalam
masa penyembuhan setelah pengobatan dengan elektrodiatermi atau bedah beku
dan epitel yang mengalami trauma.

2. Kolposkopi
Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan, namun belum
digunakansecara luas di bagian penyakit kulit. Pemeriksaan ini terutama berguna
untuk melihat lesikondiloma akuminata yang subklinis di alat genital dalam dan
kadang-kadang dilakukanbersama dengan tes asam asetat
Pemeriksaan kolposkopi biasanya dilakukan pada pasien dalam posisi lisotomi
yang cocok. Peralatan ditempatkan di meja instrumen di samping kanan tempat
tidur. Tekhnik dasar dan langkah-langkah tekhnik kolposkopi antara lain :

 Pemeriksaan dalam 
 Inspeksi vulva dan perianal
 Memasang spekulum
 Observasi secara klinis dan secara kolposkopi
 Tes asam asetat
 Identifikasi daerah transformasi
 Batas dalam dan batas luar lesi
 Kuretase endoserviks jika diperlukan
 Tentukan area yang dibiopsi, biopsi dan prosedur biopsi
 Hemostasis
 Mencatat penemuan kolposkopi

3. Histopatologi
Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya
akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang
memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.

4. Pap smear
Tes ini digunakan untuk mencari papillomatosis, acanthosis, kelainan koilocytic,
dan kelainan ringan lainnya.

8
5. Filter hibridisasi, in situ hibridisasi, dan reaksi berantai polimerase
(Polymerase Chain Reaction atau PCR)
Tes ini dapat digunakan untuk diagnosis dan mengetahui tipe HPV apa yang
menginfeksi.

6. Acetowhitening
kutil yang tanpa gejala atau tidak tampak dapat terlihat dengan membungkus penis
dengan kasa yang dibasahi dengan asam asetat 5% selama 5 menit. Dengan
menggunakan lensa tangan 10-X atau colposcope, kutil dapat terlihat seperti
benjolan putih kecil.

7. Kolposkopi (stereoscopic microscopy)


pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengidentifikasi sebagian besar kutil pada
serviks dengan menggunakan asam asetat.

8. Biopsi
Biopsi diindikasikan untuk kutil yang abnormal, tumbuh kembali setelah
sebelumnya hilang, kutil yang resisten terhadap pengobatan, atau pada pasien
dengan risiko tinggi untuk neoplasia atau imunosupresi.

2.7 PENATALAKSANAAN
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat
terapi spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan pada pembersihan kutil –
kutil yang tampak dan bukan pemusnahan virus. Pemeriksaan adalah lesi yang
muncul sebelum kanker serviks adalah sangant penting bagi pasien wanit yang
memiliki lesi klinis atau riwayat kontak. Perhatian pada pribadi harus ditekankan
karena kelembaban mendukung pertumbuhan kutil

 Farmakologi

1. Kemoterapi
a. Podophylin
Podophylin adalah resin yang diambil dari tumbuhan dengan kandungan
beberapa senyawa sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah. Podophylino

9
yang paling aktif adalah podophylotoksin. Jenis ini mungkin terdiri atas
berbagai konsentrasi 10 – 25 % dengan senyawa benzoin tinoture, spirit dan
parafin cair.yang digunakan adalah tingtur podofilin 25 %, kulit di sekitarnya
dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi setelah 4 – 6 jam
dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari, setiap kali
pemberian tidak boleh lebih dari 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik.
Gejala toksik ialah mual, muntah, nyeri abdomen gangguan alat napas dan
keringat kulit dingin. Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena
dapat terjadi kematian fetus. Respon pada jenis perawatan ini bervariasi,
beberapa pasien membutuhkan beberapa sesi perawaan untuk mencapai
kesembuhan klinis, sementara pasien – pasien yang lain menunjukkan respon
yang kecil dan jenis perawatan lain harus dipertimbangkan.8,15

b. Podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak 0,5 %
dalam larutan eatnol. Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak disarankan
untuk penggunaan pada masa kehamiolan atau menysui, jenis ini lebih aman
dibandingkan podophylin apilkasi mandiri dapat diperbolehkan pada kasus –
kasus keluhan yang sesuai.

c. Asam Triklorasetik ( TCA )


Ini agent topikal alternatif dan seringkali digunakan pada kutil dengan
konsentrasi 30 – 50 % dioleskan setiap minggu dan pemberian harus sangat hati
– hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Bahan ini dapat digunakan
pada masa kehamilan.

d. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
Cream 5 Fu dapat digunakan khususnya untuk perawatan kutil uretra dan vulva
vagina, konsentrasinya 1 – 5 % pemberian dilakukan setiap hari sampai lesi
hilang dan tidak miksi selama pemberian. Iritasi lokal buakn hal yang tidak bisa.

e. Interferon
Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjinkan bagi
verucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini dalam
10
perawatan terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi parentral dan
intra lesional terhadapa kutil kelamin dengan persiapan interferon alami dan
rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon yang berkisar antara 870 – 80 %
pada laporan – laporan awal. Telah ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN
dengan prosedur pembedahan ablatif lainnya menghasilkan tingkat kekambuhan
( relapse rate ) dan lebih rendah. Efek samping dari perlakuan inerferon sistemik
meliputi panyakit seperti flu dan neutropenia transien.

2. Terapi pembedahan
a. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )
Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi ) dengan kondisi anastesi lokal dapat
digunakan untuk pengobatan kutil yang resister terhadap perlakuan topikal
munculnya bekas luka parut adalah salah satu kekurangan metode ini.
b. Bedah Beku ( N2, N2O cair )

3. Laser
Laser karbodioksida efektif digunakan untuk memusnahkan beberapa kutil – kutil
yang sulit. Tidak terdapat kekawatiran mengenai ketidak efektifan karbondioksida
yang dibangkitkan selama prosedur selesai, sedikit meninggalkan jaringan parut.

4. Terapi Kombinasi
Berbagai kombinasi terapi yang telah dipergunakan terhadap kutil kelamin yang
membandel, contohnya kombinasi interferon dengan prosedur pembedahan,
kombinasi TCAA dengan podophylin, pembedahan dengan podophylin. Seseorang
harus sangat berhati – hati ketika menggunakan terapi kombinasi tersebut
dikarenakan beberapa dari perlakuan tersebut dapat mengakibatkan reaksi yang
sangat serius.

11
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi yang timbul pada penyakit kondiloma akuminata yaitu:
1. Pada wanita dapat terjadi kanker serviks.
Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang.
2. Walaupun jarang, pada bayi baru lahir yang terpajang kutil genitalia selama proses
kelahirannya dapat mengidap kutil esofagus.
3. Obstruksi uretra pada laki-laki.
4. Abortus spontan pada kehamilan.
5. Penularan ke pasangan seksual lain

2.9 ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a) Biodata
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pakerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor registrasi
b) Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
nyeri genetalia.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang sering muncul antara lain:
 Gatal
 Nyeri Genetalia
 Panas tinggi
Data yang perlu dikaji :
1. Data Subjektif
 Kemungkinan timbul keluhan panas seluruh badan
 Kemungkinan timbul keluhan lemah dan lelah
 Kemungkinan timbul keluhan nyeri genetalia ringan – berat
 Kemungkinan pasien mengeluhkan gatal
 Kemungkinan pasien mengeluh cemas dan takut akan kematian

12
2. Data Objektif
 Pada Pemeriksaan Fisik kemungkinan ditemukan :
a) Nadi :  > 100x / menit dan
b) RR : > 24 x / menit
c) Penurunan fungsi seksualitas
 Kemungkinan ditemukan edema disekitar genetalia
 Kemungkinan ditemukan kesulitan BAK dan BAB
 Kemungkinan ditemukan kegelisahan
 Pemeriksaan pembedahan, kemungkinan ditemukan virus HPV
3. Pemeriksaan fisik
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara seksama, ditemukan :
 bintil-bintil timbul sejak tiga bulan yang lalu, semakin lama bertambah banyak,
besar dan sebagian besar menyerupai jengger ayam.
 pasien tidak dalam keadaan hamil
 terdapat nanah pada genetalia
 ditemukan darah diluar menstruasi
 status generalisata dalam batas normal
 status dermatovenereologis: papul multipel, vegetasi berbentuk jengger ayam,
warna merah muda, keputihan, konsistensi lunak, permukaan verukosa, ukuran
bervariasi antara 3 mm hingga 3 x 2 x 1 cm, ditemukan di daerah labium
mayus dan labium minus dekstra dan sinistra. Fluor albus tidak ditemukan.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan:

 pada pemeriksaan histopatologis: ditemukan jaringan dengan pelapis epitel


tatah berlapis yang mengalami akantosis yang terdiri dari sel-sel keilosit, sub
epitel tampak jaringan ikat dengan sebukan sel-sel radang limfosit. Tidak
ditemukan tanda-tanda keganasan.

2. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan volume cairan tubuh berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
cairan.
b) Gangguan nyeri akut berhubungan dengan aktivitas proses penyakit.
c) Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual berhubungan dengan penyakit
genetalia.

13
d) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan

3. Intervensi

Px TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


KRITERIA HASIL Intervensi Rasional

1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Awasi haluan 1. Pergantianj cairan


volume cairan tindakan urine dan berat harus di titrasi
tubuh keperawatan selama jenis. Observasi untuk meyakinkan
berhubungan 3x24 jam diharapkan warna urin dan rata – rata
dengan pasien dapat: hemates sesuai pengeluaran urin 30
pemenuhan 1. Menunjukkan indikasi. – 50 ml / jam.
kebutuhan perbaikan 2. Selidiki 2. Penyimpangan pada
cairan. keseimbangan perubahan tingkat kesadaran
cairan dibuktikan mental. dapat
oleh haluan urin 3. Awasi mengidentifikasikan
individu adekuat. pemeriksaan ketidakadekuatan
2. Tanda vital laboratorium, volume sirkulasi
stabil. berikan obat atau penurunan
3. Membrane sesuai indikasi. perfusi serebral.
mukosa lembab.

2. Gangguan nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri , 1. Membantu evaluasi


akut tindakan perhatikan derajat
berhubungan keperawatan selama lokasi, ketidaknyamanan
dengan 3x24 jam diharapkan karakteristik, dan keefektivan
penumpukan pasien dapat: intensitas skala 0 analgesik atau
urin di  Menunjukkan / – 10. menyatakan
perkemihan. menyatakan 2. Dorong terjadinya
nyeri hilang. penggunaan komplikasi.
 Menunjukkan teknik relaksasi 2. Membatu pasien
kemampuan contoh pedoman untuk istirahat lebih
untuk membantu imajinasi, efektif dan
dalam tindakan visualisasi, memfokuskan

14
kenyamanan aktivitas kembali perhatian ,
umum dan terapeotik. dapat meningkatkan
mampu untuk 3. Kolaborasi obat kemampuan koping,
tidur dengan sesuai indikasi menurunkan nyeri
tepat. (analgesic) dan
ketidaknyamanan.
3. Menghilangkan
nyeri ,
meningkatkan
kenyaman dan
meningkatkan
istirahat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan rektum).
Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua

15
pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala
penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi
pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga
kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen
pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning
pucat atau merah muda.
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau
kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok
yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai
pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual
melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa
pada vulva, serviks, pada perineum atau disekitar anus.

3.2 Saran
Diharapkan agar kita semua agar lebih menjaga kebersihan diri terutama pada bagian
Genital (alat kelamin), karena hal itu dapat mencegah timbulnya jamur atau virus pada
bagian genital yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti Condiloma
accuminata.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti 2010. Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan). Penerbit
buku kesehatan’ Jakarta.

16
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika ; Jakarta.

http://eemoo.wordpress.com/2009/02/16/kutil-kelamin/. Diakses tanggal 4 Desember 2012

Posted by abu rasyid at 3:07 PM Labels: makalah condiloma accuminata

kondilomata/ASUHAN KEPERAWATAN CONDILOMA ACCUMINATA.htm

Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 edisi ke – 3

Manuaba, IGB. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC.
Jakarta;1998.

Bagian obstetri dan ginekologi FK UNPAD. Ginekologi. Elstar Offset. Bandung;1997.

Malik SR, Amin S, Anwar AI. Gonore. In: Amiruddin MD, editor. Penyakit Menular

Seksual. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2004.


Dalil SF, Maksa WIB, Zubier F, Judanarso J, editor. Infeksi menular seksual. Fakultas
kedokteran UI;Jakarta;2005.

17

Anda mungkin juga menyukai