Askep TBC
Askep TBC
II. Epidemiologi
Berdasarkan data
dari WHO tahun
1993 didapatkan
fakta bahwa
sepertiga
penduduk Bumi
telah diserang oleh
penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun.
1
III. Penyebab
2
IV. Cara Penularan dan Faktor-faktor Resiko
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau
bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan
diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan 1,10.
3
Indivudi yang tinggal didaerah perumahan substandart kumu
V. Patofisiologi
Paru merupakan port d’entrée kasus infeksi TB. Kuman TB dalam droplet
nuclei yang terhirup dapat mencapai alveolus, kuman TB ini akan segera
diatasi oleh mekanisme imunologi nonspesifik. Kuman Tb yang terhirup
dan masuk ke paru akan difagosit oleh makrofag alveolar, akan tetapi pada
sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB
dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag
yang terus berkembang biak, akhirnya akan menyebabkan makrofag
mengalami lisis, dan kuman TB membentuk koloni di tempat tersebut.
Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan parut disebut fokus primer
Ghon.
4
TB terhenti. Namun, sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup dalam
granuloma.
VI. Klasifikasi
5
Terdapat infiltrat dan kapitas yang melebihi keadaan pada
moderately advanced tuberculosis.
Pada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru
yang diambil dari klasifikasi kesehatan masyarakat:
a. Tubercolosis paru
Dalam 2-3 bulan TB tersangka ini sudah harus dipastikan apakah termasuk
TB paru (aktif) atau bekas TB paru. Dalam klasifikasi ini perlu dicantumkan:
1. Status bakteriologi
2. Mikroskopik sputum BTA (langsung)
6
VII. Gejala klinis
Wajah pucat
Sianosis
Nafas tidak teratur
Tampak sesak
Batuk berdahak
Malaise
Batuk darah
Palpasi
7
Nyeri dada
Denyut nadi meningkat
Aukskultasi
b. Radiology
1) Foto thoraks PA dan lateral
untuk mengetahui bendungan eksudat pada alveoli
2) Bronchografi
untuk memantau gerakan bronkiolus 8,14,15,16,18.
8
Diagnosis tuberculosis cukup mudah ditegakkan mulai dari keluhan-
keluhan klinis, gejala-gejala kelainan fisis, kelainan radiologis sampai
kelainan bakteriologis. Tetapi dalam prakteknya tidak mudah menegakkan
diagnosisnya menurut American Thoracic society diagnosis pasti
tuberculosis paru adalah dengan menemukan kuman Mycobacterium
tuberculosis dalam sputum atau cairan paru secara biakan 16.
XI. Prognosis
Jika berobat teratur sembuh total (95%).
XII. Komplikasi
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut :
o Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan napas.
o Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
o Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.
o Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan
paru 14.
o Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal
dan sebagainya.
o Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
o Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah
sakit 14.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
9
o Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,
Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih
dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan
obat-obat ini.
o Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
Kapreomisin dan Kanamisin.
a. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum
obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
o Penderita baru TBC paru BTA positif.
o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
b. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
o Penderita kambuh.
o Penderita gagal terapi.
10
Pengobatan TBC Pada Anak
TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
: 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
Dosis prednison
(medicastore,2009)
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah strategi
penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung.
Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, bisa mencapai
95%.
11
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
Pengkajian Awal
Airway
Nafas takipnea/dipnea
Breathing
Nafas takipnea/dipnea
RR> 20x/menit
Circulation
Pengkajian Dasar
12
Identitas
Nama Alamat
Umur Jenis kelamin
Agama Status Perkawanan
Pendidikan Sumber Informasi
Pekerjaan Hubungan
Suku/Bangsa
Breathing
Subjektif px mengatakan sesak nafas dan sulit untuk bernafas
Objektif jalan nafas tidak paten
RR > 20 x/mnt
Menggunakan otot bantu pernafasan
Suara nafas ronkhi dan wheezing
Jenis pernafasan takipnea
Gerakan dinding dada asimetris
Pernafasan cuping hidung
Px tampak batuk produktif bercampur darah
Blood
Subjektif px mengatakan badannya panas
Objektif nadi takikardi
Sianosis
Konjunctiva pucat
CRT > 2 detik
Suhu tubuh meningkat > 37, 2OC
Brain
Subjektif -
Objektif kesadaran composmentis
GCS E4V5M6
Pupil isokor, reflek cahaya +/+
Masalah : -
13
Bladder
Subjektif -
Objektif BAK lancar
Tidak ada nyeri saat BAK
Masalah : -
Bowel
Subjektif px mengatakan tidak nafsu makan
Objektif nafsu makan menurun (anoreksia)
Berat badan menurun (di bawah ideal lebih dari 20 %)
Peristaltik hiperaktif
Masalah : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Bone
Subjektif Px mengatakan lemah dan letih
Objektif px tampak lemah
Nafas dipnea
Masalah : Intoleransi aktivitas
14
15