Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

TREN DAN ISSUE SISTEM SENSORI PERSEPSI KATARAK

REVIEW JURNAL

Nama : Martha Nikijuluw


NPM : 1211420191068
Dosen Pengampuh : Ns. D. F. Sumah, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
AMBON
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan
dan rahmat-Nya sehigga penulis mampu menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Bedah III dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul tugas
yang penulis buat yaitu “Tren Dan Issue Sistem Sensori Persepsi
Katarak“ dengan jurnal yang dipakai “Visual outcome and prognostic factors
in cataract surgery in ocular tuberculosis”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna,


baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yanglebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II REVIEW DAN ANALISIS JURNAL ....................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelangsungan dan harapan hidup seseorang yang telah memasuki usia lanjut
dalam situasi mortalitas yang terjadi di suatu masyarakat akan mengakibatkan
transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan yang merupakan akibat dari
peningkatan jumlah angka kesakitan penyakit degeneratif salah satunya adalah
penyakit katarak. Katarak telah menjadi penyebab utama gangguan penglihatan di
antara usia lanjut seluruh dunia. Katarak merupakan kelainan mata yang terjadi
akibat adanya perubahan lensa yang jernih dan tembus cahaya, sehingga keruh
(Fadillah, 2020).
Lanjut usia merupakan tahapan hidup dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan suatu penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi. Lanjut
usia ditandai dengan kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi aspek fisiologis. Proses menua yang terjadi pada lansia
secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan
(disability), dan keterhambatan (handicap)yang akan dialami bersamaan dengan
proses kemunduran (Apriani, 2021).
Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena
dengan lensa yang keruh cahaya sulit untuk mencapai retina dan akan menghasilkan
bayangan yang kabur pada retina. Katarak yang paling sering ditemukan
disebabkan oleh umur. Umur menjadi penyebab yang paling sering menyebabkan
katarak dimana keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa
atau juga dapat terjadi dari keduanya. Katarak merupakan salah satu masalah
yang harus segera diatasi. Katarak telah menyebar ke seluruh dunia dan
prevalensi katarak di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun dan
prevalensi katarak di Indonesia pada tahun 2019 mencapai angka 25%
Seiring bertambahnya usia, ada gangguan dalam struktur lensa dan akumulasi
pigmen. Katarak ditandai dengan adanya gangguan penglihatan (kabur atau
mendung), penurunan tajam penglihatan secara progresif, membutuhkan lebih
banyak cahaya untuk melihat hal-hal yang jelas, silau, perubahan persepsi warna
dapat terjadi dengan intensitas berkurang, kurangnya kontras atau distorsi
kekuningan. Katarak terus berkembang seiring waktu, menyebabkan kerusakan
penglihatan secara progresif (Aini, 2013).
Faktor penyebab katarak termasuk katarak senilis dapat berasal dari beberapa
faktor yaitu : (Aini, 2013).

1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti jenis kelamin perempuan dan
riwayat keluarga katarak
2. Kondisi medis seperti diabetes, dehidrasi akut, gangguan atopik, hipertensi,
asam urat (lebih dari 10 tahun)
3. Trauma mata
4. Penyakit mata lainnya
5. Konsumsi obat seperti kortikosteroid, statin, agen topikal yang digunakan
dalam pengobatan glukoma, dll serta
6. Gaya hidup seperti kebiasaan merokok, paparan sinar matahari, konsumsi
alkohol, status gizi.
B. Tujua
Untuk mengetahui
BAB II
REVIEW DAN ANALISIS ARTIKEL
Judul : Visual outcome and prognostic factors in cataract
surgery in ocular tuberculosis
Peneliti : Samrat Chatterjee1, Deepshikha Agrawal Swapnil M
Parchand, Anupam Sahu
Ringkasan Jurnal : Tuberkulosis okular (OTB) sebagai: “Peradangan
mata dianggap berasal dari tuberkulosis oleh dokter mata
yang merawat berdasarkan tes imunologi positif (seperti
uji pelepasan gamma Mantoux/interferon) dan/atau tes
radiologi (seperti tomografi terkomputerisasi dada yang
menunjukkan tuberkulosis lama/ sembuh) dan tidak
harus selalu tes yang dikonfirmasi seperti histopatologi
atau reaksi berantai polimerase.
Penyebab penting gangguan penglihatan pada
OTB, katarak, glaukoma, dan jaringan parut makula
sekunder. Pembentukan katarak merupakan akibat
sekunder dari peradangan intraokular yang
berkepanjangan, dan pengobatannya dengan
kortikosteroid.
Tiga komplikasi pascaoperasi yang paling umum
terlihat adalah peningkatan tekanan intraokular,
kekeruhan kapsul posterior dan membran epiretinal.
Komplikasi ini tidak jarang dalam pengelolaan katarak
pada uveitis.
Tujuan : Untuk menganalisis hasil operasi katarak pada pasien
tuberkulosis okular (OTB)
Kelebihan & : Kelebihan :
Kekurangan 1. Ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
sehingga terlihat perbedaannya
Kekurangan :
Pada Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan
seperti
1. retrospektif, beberapa di antaranya melekat pada
desain penelitian.
2. Ukuran sampel yang kecil mungkin mengakibatkan
kegagalan beberapa faktor prognostik untuk
mencapai signifikansi statistik dalam analisis
3. karena optical coherence tomography tidak secara
rutin dilakukan pada periode pasca operasi pada
semua pasien, dan hanya mereka yang dicurigai lesi
yang menjalani pemeriksaan
P I C O
Probleom : Pengaruh operasi katarak pada pasien tuberkulosis okular
(OTB). Sampel yang diambil Ada sebanyak 35 pasien (41
mata), di antaranya 13 (37,1%) adalah laki-laki dan 22
(62,9%) adalah perempuan. Usia rata-rata adalah 41,6 ±
13,8 (kisaran 18-65) tahun.
Intervention : Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rekam
medis pasien OTB yang menjalani operasi katarak antara
tahun 2005 dan 2018 ditinjau secara retrospektif. Ukuran
hasil utama dikoreksi ketajaman visual jauh (CDVA), dan
hasil yang baik didefinisikan sebagai CDVA 20/40 atau
lebih baik.

Comparation : Tidak ada pembanding

Outcome : Dari hasil penelitian ini terbukti ada peningkatan yang


signifikan dalam hasil visual setelah operasi katarak pada
pasien dengan OTB. Tidak ada komplikasi signifikan yang
dicatat. Pupil kecil yang biasa ditemui pada mata seperti itu
dapat ditangani secara memadai. Operasi katarak dini,
kepatuhan terhadap kontrol uveitis periode 3 bulan sebelum
operasi, dan fakoemulsifikasi dikaitkan dengan ketajaman
visual pasca operasi yang lebih baik. Studi dengan ukuran
sampel yang lebih besar dapat menimbulkan faktor
prognostik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, A. N., & Santik, Y. D. P. (2018). Kejadian katarak senilis di RSUD
Tugurejo. HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development), 2(2), 295-306.
Apriani, M., & Asih, N. P. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Katarak Pada Lansia. JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, 1(1), 6-
13.
Fadlilah, F. L. (2018). Hubungan hipertensi dengan katarak pada lansia di RSUD
Indramayu. SKRIPSI-2018.

Chatterjee, S., Agrawal, D., Parchand, S. M., & Sahu, A. (2020). Visual outcome
and prognostic factors in cataract surgery in ocular tuberculosis. Indian journal
of ophthalmology, 68(9), 1894–1900.

Anda mungkin juga menyukai