Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN; BENTUK-BENTUK


BAHAN AJAR

OLEH :

Kelompok 14:

- ALDIAN PURNAMA HADI GINTING ( 1915010167 )


- ERIA CLARITA SEMBIRING ( 1915010166)

Kelas : 11A32

Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran IPA

Dosen Pengampu: Indah Simamora S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS QUALITY BERASTAGI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran IPA.

Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi serta
informasi dari berbagai media yang berhubungan dengan materi. Tak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan Media
Pembelajaran IPA atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Dan penulis
berharap bagi pembaca untuk dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini
menjadi lebih sempurna.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Pembahasan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Bahan Ajar

B. Media Pembelajaran

C. Bentuk-bentuk Bahan Ajar

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas pokok seorang guru adalah membelajarkan siswa. Dalam kegiatan belajar guru
harus mencari, memilih, dan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar tersebut harus tepat serta
sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran. Penggunaan bahan ajar yang tepat akan
memberikan sumbangan posistif terhadap kefektifan pembelajaran.

Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud meliputi
cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran, dsb. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan
ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber
bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang
dapat digunakan.

Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Termasuk masalah yang
sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau
materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal,
urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi
setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.

Sehubungan dengan itu, maka makalah ini akan membahas bagaimana memilih
materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat. Pembahasan
mencakup: Pengertian, konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, dan langkah-
langkah pemilihan, perlakuan / pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.

Media Belajar merupakan bagian dari sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa:
pesan, orang, alat, bahan, teknik dan lingkungan. Menurut Heinich dkk (1996), media
(jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu
yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima pesan.
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara
harfiah berarti “perantara”yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Heinich mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode dalam
proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan
tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan tersebut disampaikan
oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengna menggunakan proses pembelajaran
tertentu yang disebut metode.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam Konsep Bahan Ajar?
2. Apa saja Media Pembelajaran yang dapat digunakan guru?
3. Apa saja Bentuk-bentuk Bahan Ajar?

C. Pembahasan Masalah
1. Konsep Bahan Ajar
2. Media Pembelajaran
3. Bentuk-bentuk Bahan Ajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP BAHAN AJAR
1. Pengertian bahan Ajar
a. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks
yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.
b. Sudjana (1996 : 95), Bahan ajar merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh
seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan-
tahapan tertentu sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( 2008 : 125), Bahan ajar adalah secara garis besar
terdiri dari pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah di tentukan.
d. Wingkel (1991 : 193), Bahan ajar adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan
mencapai tujuan intruksional, dimana siswa harus melakukan sesuatu terhadap sesuatu
menurut perilaku tertentu.
Jadi bahan ajar adalah kumpulan dari materi materi pelajaran yang disusun dan
dikemas secara sistematis baik berupa cetak maupun non cetak, yang dapat digunakan dalam
belajar dan pembelajaran.
2. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran, yaitu:
a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal
fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau ghbahan hafalan.
b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang
meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
c. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
3. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar

a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi


dasar

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-


aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa.
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi
dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.

b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga
dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).

a) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.

b) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.

c) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.

d) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya
langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel
listrik.

e) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi),


internalisasi, dan penilaian.

f) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-
aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang
akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur,
afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.

4. Memilih sumber bahan ajar

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.

a. Pendekatan prosedural.

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah


secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-
langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.

b. Pendekatan hierarkis

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat


berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari
dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

5. Sumber Bahan Ajar

a) Buku teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan
sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu
jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang
atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang
luas.

b) Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para
peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.

c) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat
bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan
berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah
dikaji kebenarannya.

B. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran


Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa
Arab media diartikan wasaala,yang artinya perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.
Adapun secara terminologi (istilah),beberapa tokoh mengemukakan pengertian media
pembelajaran sebagai berikut :
a. Gagne (dalan Sadiman dkk, 1993 : 1) menyatakan, bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dan lingkungannya.
b. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan, media adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengtahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media.
c. Heinich dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media.
d. Martin dan Briggs (1986), mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua
sumber yang diperlukan untuk melakukankomunikasi dengan si belajar. Hal ini bisa berupa
perangkat keras atau perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
e. Hamalik (1994), media pemebelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
fikiran, dan perasaan si pembelajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pemebelajaran tertentu.
f. Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika ( National Education Association/NEA) seperti
yang dikutif AECT (1979) mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala
benda yang dapat dimanifulasikan, dilihat, didengar, dibaca, aau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
g. Yusufhadi Miarso (2004 : 456) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauna si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Jadi, media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar
dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan atau pemebelajaran dengan efektif dan efisien.
2. Syarat dan Kriteria Media Alat Peraga
Guru harus bisa menguasai dan menentukan alat peraga apa yang tepat untuk sebuah
topik tertentu, kerena tidak semua topik dapat di jelaskan dengan alat peraga, dan tidak semua
alat peraga mampu memperjelas sebuah topik. Jika alat peraga yang digunakan tanpa
memperhatikan karakteristik alat peraga itu sendiri, maka hasil pengajaran akan jauh dari
sasaran. Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan alat peraga mengalami kegagalan.
Dibawah ini adalah syarat untuk membuat alat peraga, yaitu :
a. Tahan Lama
b. Bentuk dan warnanya menarik
c. Sederhana dan mudah dimainkan
d. Ukurannya sesuai, tidak terlalu besar atau terlalu kecil untuk anak
e. Dapat menyajikan konsep IPA baik dalam bentuk nyata, gambar, atau diagram
f. Sesuai dengan konsep IPA
Menurut Asep Herry (2007) ada beberapa kriteria umum pemilihan media, antara lain:
a. Kesesuaian dengan tujuan
b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
c. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa
d. Kesesuaian dengan teori
e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia
3. Landasan Media Pembelajaran
a. Landasan Psikologi Media Pembelajaran
Landasan Psikologi Media Pembelajaran ialah alasan atau rasional mengapa media
pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi siswa dan bagaimana proses belajar itu
terjadi. Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda tentang belajar dan
bagaimana belajar itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses
yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku oleh adanya pengalaman. Perubahan
perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya ketrampilan atau
kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahuan dan pengalaman
itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera siswa karena itu diperlukan rangsangan
(menurut teori Behaviorisme) atau informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons
terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar diperoleh.
Upaya yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran ialah menyediakan
rangsangan dan informasi yang ditata dan diorganisasikan dengan cara yang bermacam-
macam agar siswa yang memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda dapat
memperoleh pengalaman belajar yang optimal. Penyediaan informasi dan pengalaman belajar
harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Tingkat kemampuan yang dimaksud
antara lain ialah tingkat berfikirnya.
Jean Piaget mengemukakan bahwa seseorang memiliki tingkatan berfikir sesuai
dengan perkembangan usianya. Menurut Piaget perkembangan berfikir itu mulai tingkat
sensori motor (0-2th), tingkat praoperasional (2-7th), tingkat operasional konkret (7-11th),
dan tingkat operasi formal (11-ke atas). Manusia belajar melalui pergaulannya dengan
lingkungannya. Dalam pengenalan lingkungan itu, siswa melalui tiga tahapan belajar, yaitu
tingkat konkret, tingkat skematis dan tingkat abstrak.
b. Landasan Historis Media Pembelajaran
Landasan historis media pembelajaran ialah rational penggunaan media pembelajaran
ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. Perkembangan
konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya konsepsi pengajaran visual
atau alat bantu visual sekitar tahun 1923. Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam
konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat
memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa. Kemudian konsep pengajaran
visual ini berkembang menjadi “audio visual intruction” atau “audio visual education” yaitu
sekitar tahun 1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio visual
materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual device”. Inti dari konsepsi ini adalah
digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan
pengalaman siswa melalui mata dan telinga. Pemanfaatan konsepsi audio visual ini dapat
dilihat dalam “Kerucut Pengalaman” dari Edgar Dale.
Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya gerakan yang disebut “audio
visual communication” pada tahun 1950-an. Dengan diterapkannya konsep komunikasi
dalam pembelajaran penekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan yang berupa
bahan audio visual untuk pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses
komunikasi informasi atau pesan dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima
(siswa). Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekanan kepada proses komunikasi
yang lengkap dengan menggunkan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi konsepsi audio visual
berusaha mengaplikasikan konsep komunikasi, sistem, desain sistem pembelajaran dan teori
belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Perkembagan berikutnya terjadi sekitar tahun 1952 dengan munculnya konsepsi
“intructional materials” yang secara konsesional tidak banyak berbeda dengan konsepsi
sebelumnya. Karena pada intinya konsepsi ini ialah mengaplikasikan proses komunikasi dan
sistem dalam merencanakan dan mengembangkan materi pembelajaran. Beberapa istilah
yang merupakan variasi penggunaan konsepsi “intructional materials” adalah
“teaching/learning materials”, “learning resources”. Dalam tahun 1952 ini juga telah
digunakan istilah “education media” dan “instructional media”, yang sebenarnya secara
konsepsional tidak mengalami perubahan dari konsep sebelumnya, karena di sini
dimaksudkan untuk menunjukkan kegiatan komunikasi pendidikan yang ditimbulkan dengan
penggunaan media tersebut. Puncak perkembangan konsepsi ini terjadi sekitar tahun 1960-an.
Dengan mengaplikasikan pendekatan sistem, teori komunikasi, pengembangan sistem
pembelajaran, dan pengaruh psikologi Behaviorisme, maka muncullah konsep “education
technology” dan/ atau “instructional technology” dimana media pendidikan atu media
pembelajaran merupakan bagian dari padanya.
c. Landasan Teknologis Media Pembelajaran
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan belajar bagi siswa.
Untuk mencapai sasaran akhir ini, para ahli teknologi dibidang pembelajaran
mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa sesuai
dengan karakteristiknya. Dalam upaya itu, para ahli teknologi bekerja mulai dari
pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran melalui
penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan desainnya, pembuatan katalog untuk
memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunaannya, dan
akhirnya menggunakan baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi
(diseminasi). Semua kegiatan ini dilakukan dengan berpinjak pada prinsip bahwa suatu media
hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh siswa yang memiliki
karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu.
Dengan demikian, proses belajar setiap siswa akan amat dimudahkan dengan hadirnya media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya.
Media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi pembelajaran memiliki enam manfaat
potensial dalam memecahkan masalah pembelajaran, yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
4. Lebih memantapkan
5. Dengan media membuat proses pembelajaran menjadi lebih langsung/seketika
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan meluas
d. Landasan Empirik Media Pembelajaran
Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara penggunaan
media pembelajaran dan karakteristik siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya
bahwa siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan
media yang sesuai dengan karakteristiknya. Siswa yang memiliki gaya visual akan lebih
mendapat keuntungan dari penggunaan media visual, seperti film, video, gambar atau
diagram; sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan
dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti rekaman, radio, atau ceramah guru. Atas
dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan karakteristik individual siswa menjadi semakin mantap. Pemilihan dan
penggunaan media hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan guru tetapi
dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik siswa, disampig sejumlah kriteria
lain yang telah dijelaskan.

C. BENTUK-BENTUK BAHAN AJAR


1. Handout
Menurut Andi Prastowo handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas,
bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok
yang diajarkan kepada peserta didik. Pada umumnya handout berfungsi untuk membantu
peserta didik agar tidak perlu mencatat, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai
bahan rujukan peserta didik, memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat
pokok-pokok materi yang diajarkan, memberi umpan balik dan menilai hasil belajar.
2. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak
tentang:
 Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
 Kompetensi yang akan dicapai
 Content atau isi materi
 Informasi pendukung
 Latihan-latihan
 Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
 Evaluasi
 Balikan terhadap hasil evaluasi
Pembelajaran dengan modul juga memungkinkan peserta didik yang memiliki
kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi
dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Selain itu, juga meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.

3. Buku teks
Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara sistematis berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Buku teks berguna untuk membantu pendidik dalam melaksanakan
kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku, menjadi pegangan guru
dalam menentukan metode pengajaran dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
4. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam
lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. LKS berfungsi untuk
meminimalkan peran pendidik dan mengaktifkan peran peserta didik, mempermudah peserta
didik untuk memahami materi yang diberikan dan kaya akan tugas untuk berlatih.
5. Model (maket)
Model (maket) merupakan bahan ajar yang berupa tiruan benda nyata untuk
menjembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda
tersebut langsung ke dalam kelas, sehingga nuansa asli dari benda tersebut masih bisa
dirasakan oleh peserta didik tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
6. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara
bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau
selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian
brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur
dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar
lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi
dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk
menggunakannya
7. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi
dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik
untuk menguasai satu atau lebih KD.
8. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang
bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa
maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan
proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan
pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar.
Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai
bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara
menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara
ular, tikus dan lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar disusun dengan tujuan: (a) menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik, (b)
membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar.dan (c) memudahkan guru
dalam melaksanakan pembelajaran.

Sedangkan manfaat bahan ajar terbagi atas dua yaitu : Bagi guru, bahan ajar yang
sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, tidak lagi
tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, memperkaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, menambah khasanah pengetahuan
dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya
kepada gurunya.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai


peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
bagian yang harus mendapat perhatian dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Media pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, maka dari itu didalam memilih media pembelajaran yang cocok ada beberapa kriteria
yaitu tujuan instruksional, keefektifan, siswa, ketersediaan, biaya pengadaan, dan kualitas
teknis. Pemilihan media dan sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional
secara keseluruhan. Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor
lain seperti siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, serta prosedur penilaiannya perlu dipertimbangkan. Adapun landasan penggunaan
media pembelajaran meliputi landasan psikologis, landasan historis, landasan teknologis, dan
landasan empirik. Landasan psikologis adalah penggunaan yang didasarkan pada
karakteristik dan perilaku siswa. Dan landasan teknologis merupakan penggunaan yang
didasarkan pada teknologi pembelajaran.

Banyak sekali jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran,
antara lain adalah handout, modul, buku teks, lembar kegiatan siswa, model (maket), poster
dan brosur.
DAFTAR PUSTAKA

http://jaririndu.blogspot.com/2011/09/definisi-bahan-ajar.html .

http://bacabuku82.blogspot.com/2015/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://www.rifanfajrin.com/2015/10/kriteria-pemilihan-media pembelajaran.html.

http://priatnadrs.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pengembangan-media-
pembelajaran_8072.html

http://tonjitonjidor-ayuayu.blogspot.co.id/2012/01/makalah-alat-peraga-dalam-
pembelajaran.html

https://hepryblog.wordpress.com/2016/12/29/makalah-media-pembelajaran/

https://hepryblog.wordpress.com/2017/01/03/jenis-jenis-bahan-ajar/

Anda mungkin juga menyukai