Adat yang masih kental memang menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Tanimbar, memasuki setiap sendi-sendi kehidupan. Adat di kepulauan
Tanimbar dinamakan duan-lolat. Atau dalam arti harfiah, dapat dipahami sebagai
hubungan antara tuan (duan) dan hambanya (lolat).
Adat duan-lolat ini mengatur hubungan sosial dan menjelaskan aturan dalam
betingkah laku dalam kehudupan sehari-hari dari menyelesaikan masalah,
pembagian harta warisan, sampai megatasi kejahatan. Dalam duan-lolat, setiap
orang yang mewakili sisi perempuan dalam hubungan perkawinan atau hubungan
keturunan, maka akan menjadi duan atau tuan terhadap orang yang mewakili sisi
laki-laki. Misalnya seorang adik dari kakak perempuan yang menikahi seorang
pria,maka akan menjadi tuan terhadap suami kakak dan seluruh keluarga suami
kakaknya tersebut.
Kewajiban setiap duan terhadap lolat adalah untuk melindungi dan mengayomi.
Namun di saat yang bersamaan, lolat harus mengormati dan menuruti aturan
atau permintaan duannya. Hal ini membuat posisi perempuan di dalam
masyarakat Tanimbar berada di posisi yang tinggi sebagai simbol pemberi
hehidupan. Jadi, dalam adat masyarakat Tanimbar, siapapun akan bersyukur
apabila memiliki anak perempuan.