Anda di halaman 1dari 21

FIKIH

IBADAH

N. EVA FAUZIAH, DRA., M.AG.


Perjanjian Kontrak Belajar

– Kehadiran 75 %. Kurang dari 75% tidak dapat mengIkuti ujian akhir


– Tanda mahasiswa hadir jika mahasiswa yang bersangkutan aktif dalam 1) pembacaan dan
atau mereview modul yang diupload; 2) mengisi kuis, 3) aktif pada forum (diskusi) dan 4)
menyerahkan tugas.
– Sistem penilaian
1. Kehadiran: 7.5%
2. Book review/Tugas Terstruktur : 15%
3. Mengisi Kuis: 12.5%
4. Tugas mandiri (diskusi pd Forum) 10%
5. UTS (Ujian Tengah Semester) 25%
6. Ujian Akhir Semester 30%
Over view Materi Perkuliahan

– Secara umum, mata kuliah ini membahas tentang pengertian, kedudukan serta
hubungan akidah/ iman, ruang lingkup pembahasan dan sistematikanya, hakekat dan
hikmah ibadah, hubungan ibadah dengan iman, macam-macam ibadah ditinjau dari
berbagai segi serta macam-macam ibadah mahdlah yaitu ibadah thaharah, shalat,
pengurusan jenazah, zakat, infak, shadaqah dan wakaf, shaum, umrah dan haji.
Pembahasannya meliputi pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat, pembagian dan
macam-macamnya, kaifiyat, hikmah dan keutamaan serta hubunganya dengan aspek
lain seperti kesehatan, sosial, dan lingkungan serta mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber Rujukan

– Eva F, Modul Fikih Ibadah


– Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau dari berbagai segi Hukum
dan Hikmah, Bulan Bintang, Jakarta, 1954.
– Sayyid Sabiq, Fikh Sunnah, Jilid 1 dan 2.
– Ibn Rusyd, Bidayat al-Mujtahid
– Muhamad Jawad, Fikih Lima Mazhab
– Zainuddin al-Fannani, Fath al-Mu’in
– Mahmud Syaltut, Islam ‘Aqidah wa Syari’ah, terjemahan
Rincian Materi Perkuliahan

A. Pra UTS B. Pasca UTS


– Pengertian fikih Ibadah, Ruang – Konsep teoritis dan praktik Ibadah :
Lingkup dan urgensinya. 1. Zakat,
– Macam-macam ibadah ditinjau dari 2. Infak,
berbagai segi
3. hadaqah,
– Konsep teoritis dan praktik Ibadah:
4. Wakaf
1. Thaharah
5. Shaum
2. Shalat
6. Haji
3. Pemulasaraan Jenazah
7. Umrah
Capaian Pembelajaran Mata
Kuliah
– Mahasiswa mampu :
1. Memahami definisi, ruang lingkup bahasan dan tujuan mempelajari fikih, kedudukan serta
hubungan dengan akidah/ iman, ruang lingkup pembahasan dan sistematikanya, hakekat dan
hikmah ibadah
2. Mampu membedakan antara fikih Ibadah dan Fikih Muamalah
3. Memahami macam-macam pembidangan Ibadah dari berbagai segi
4. Mengamalkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari dengan baik
CPMK di E kuliah
1. Mampu memahami definisi, ruang lingkup bahasan, tujuan mempelajari dan kedudukan Fikih
ibadah dalam Islam
2. Mampu memahami definisi dan ruang lingkup ibadah.
3. Mampu memahami hubungan ibadah dengan iman, hakikat, hikmah dan urgensi ibadah dalam
kehidupan sehari-hari
Pengantar : Makna Tekstual

– Kata ibadah berasal dari bahasa Arab yaitu ibaadat bermakna


1. Thaat, Patuh, Mengikut dan Tunduk (lihat QS Yassin : 60)
2. Doa (lihat QS. Al-Mukminun : 60)

Menurut Syekh Muhammad ibn Ibrahim al-Hamd dalam buku Aqidah Jilid 2 : 8,
pengertian ibadah secara bahasa adalah merendah diri, tunduk, dapat dikatakan
“bukan yang disembah” alias orang yang merendah diri.
Pengertian Istilahi/ Terminologi

‫العبادة هي اسم جامع لكل ما يحبه هللا ويرضاه من األقوال واألعمال الظاهرة والباطنة والبراءة مما ينافي‬
‫ذلك ويضاده‬
Ibadah adalah suatu nama yang mencakup pada perkataan, perbuatan lahir dan
batin yang Allah cintai dan ridlai serta bersih dari melakukan tindakan yang
meniadakan perbuatan (yang disukai dan diridlai Allah) atau melakukan perbuatan
yang sebaliknya (dibenci Allah)

Menurut Ikrimah, “Segala lafal ibadat yang terdapat dalam Alquran diartikan
dengan tauhid (pengesaan Allah)” (Lihat QS. Al-Ra’d : 36), QS. Al-Nisa ; 36)
Perspektif Ulama Tauhid

‫ أو‬،‫ مثل أن يدعو غير هللا‬،‫ والشرك هو صرف إحدى العبادات لغير هللا تعالى‬،‫التوحيد هو إفراد هللا تعالى بالعبادة‬
‫يسجد لغير هللا‬
Tauhid adalah mengesakan Allah Ta’ala melalui ibadah. Syirik adalah memalingkan
salah satu ibadah kepada selain Allah Ta’ala seperti melakukan doa atau sujud`kepada
selain Allah.
‫إفراد المعبود بالعبادة مع اعتقاد وحدته ذاتا وصفات وافعاال‬
Mengesakan (Allah) yang disembah dengan ibadah serta mengi’tikadkan keesaan-Nya
pada Dzat, Sifat dan Pekerjaan-Nya.
‫– العبادة التوحيد‬
– Ibadah itu adalah tauhid (mengesakan Allah)
– Dasar hukumnya adalah QS. Al-Dzariyat : 51 dan QS. Al-Nisa :36
Perspektif Ulama Akhlak

‫– العمل بالطاعا ت البد نية و القيام بالشرائع‬


“Mengerjakan segala yang taat badaniyah dan menyelenggarakan segala syari’at
(hukum)”
– Dalam Kitab Tahdzib Akhlaq, Ibn Maskawaih mengatakan bahwa ibadah adalah
mengagungkan, memuliakan, mentaati Allah dan menghormati para malaikat, nabi
dan pemimpin, menunaikan apa yang diwajibkan syari’at, bertakwa kepada Allah
Ta’ala secara sempurna dan lengkap
– Dasar hukum : Perhatikan Hadis Nabi Saw berikut:
‫الر ُج ِل اِلَي َوا ِل َديه ُحبًّا لهما ِعبَا َدة‬
َّ ‫َظر‬
ُ ‫ن‬
“Memandang orang tua penuh cinta kepada kedua adalah ibadah”. (H.R. Al-Sayuti)
‫َْش ُة أجزا ٍء تسع ٌة ِمهنَا يف َطلَ ِب احل َ َال ِل‬
َ ‫– العبادة ع ر‬
“ Ibadah itu sepuluh bagian. Sembilan bagian daripadanya terletak pada mencari
yang halal”. (HR. Al-Sayuthi)
– Penegrtian-pengertian dan hadis-hadis tersebut mengindikasikan bahwa
pengertian ibadah bukan sekedar tata cara peribadatan ritual, namun
mencakup segala perbuatan baik (akhlaq al-karimah) untuk diri sendiri, orang
lain seperti kepada orang tua atau guru/dosen, atau mencari kasab (usaha)
dengan tangan sendiri.
Perspektif Ulama Tasawuf
‫ِف رع ُل امل ُ َ ِكل ُف عيل ِخ َال ِف هوي ن َ رف ِس ِه تعظامي لربلِه‬
“Seorang mukallaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan hawa
nafsunya untuk mengagungkan kepada Tuhan Pemeliharanya”

Ubudiyah adalah “menepati segala janji yang telah dijanjikan dengan Allah dan
memelihara segala batas serta meridlai apa yang ada dan bersabar terhadap
sesuatu yang tidak diperolehna/ seuatu yang hilang”
Ibadah menurut ahli tasawuf terbagai kepada tiga:
1. Beribadah kepada Allah karena berharap pahala atau takut akan siksan-Nya
2. Beribadah kepada Allah adalah perbuatan mulia dan dilakukan oleh orang
mulia
3. Beribadah kepada Allah karena memang berhak disembah tanpa memedulikan
balasan-Nya

Unsur ibadah meliputi


mahabbah (cinta) , khauf (takut/ khawatir) dan roja (penuh harap).
Perspektif Ulama Fikih

‫هللا و َطلَ ًبا ِلث ََوا ِب ِه ِيف راخا ِر َر ِة‬


ِ ‫َما َا َدير َت ابر ِتغ َا ًء ِل َو رج ِه‬
Segala Taat yang dikerjakan untuk mencapai keridlaan Allah dan mengharapkan paha-
Nya di Akhirat

‫القيا ُم ِ َِب ِق ِه تَ َع َال‬


Melaksanakan segala hak Allah
Segala taat yang bersifat mencari keridlaan Allah dan tidak nyata kemaslahatannya
secara nyata (ibadah Mahdlah) dan yang secara nyata berdampak pada kemaslahatan
keluarga, masyarakat, dan negara atau kemaslahatan dunia (ibadah ghaer mahdlah atau
muamalah)
Hakikat Ibadah

– Ibadah merupakan hak Allah yang harus dilaksanakan


oleh hamba-Nya.
– Tujuan utama makhluk hidup di dunia adalah menjadi
penyembah Allah (QS. Al-Dzariyat (56) : 51
– Memuliakan dan memanusiakan manusia (QS. Al-
Baqarah :
– Mencari ridla Allah Swt (QS. 28 : 77)
Hikmah Ibadah

– Hikmah ibadah berkaitan dengan banyak aspek, antara lain:


– Jiwa/Pribadi : menenangkan jiwa ( ‫)اال بذكر هللا تطمئن القلوب‬
– Kesehatan : menyehatkan ()
– Lingkungan : Dilarang kencing atau BAB di pohon tempat bernaung atau ke jalan
– Ekonomi : Melalui pengeluaran ziswaf dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
rumah tangga
– Sosial : melalui ziswaf dapat memberdayakan dana untuk jaminan sosial
– Budaya : ketaatan terhadap aturan agama dapat membangun kebudayaan positif dan menciptakan masyarakat
madani
– Politik : Adanya imam dalam shalat dan pengaturan barisan shaf shalat menjadi ajang latihan dalam
kepemimpinan (politik) dan imam menjadi ajang latihan setiap menjadi khalifah di muka bumi menjadi
– Ilmu : tafaqquh fi al-din
Ruang Lingkup Ibadah dan
Sistimatika
– Ibadah Mahdlah: Ibadah yang dilaksanakan untuk memenuhi hak Allah dengan
penuh ketaatan dan semata-mata mencari ridla Allah.
– Ibadah Ghair Mahdllah : ibadah yang dilaksanakan untuk kemaslahatan keluarga,
masyarakat dan negara atau kemaslahatan dunia yang disebut dengan Muamalah.
– Ibadah ghair Mahdlah meliputi:
Pertama, ibadah yang berkaitan dengan urusan publik seperti siyasah(politik), dauliyah
(kedaulatan negara), dusturiyah (pemerintahan), imamah wal imarah (kepemimpinan
dan kerakyatan), jinayah (pidana), jihad (keamanan dan pertahanan), al-qadla
(kehakiman), murafa’at (hukum acara), dan lain-lain
Kedua, ibadah yang berkaitan dengan urusan privat seperti perkawinan, kewarisan, dan
muamalah dalam arti sempit yaitu menyangkut urusan ekonomi dan bisnis.
Dalam perkembangan
selanjutnya, bagian-bagian
ISLAM
dari kerangka ajaran Islam ini
ditelaah secara spesifik
sehinggal melahirkan disiplin
ilmu/ pemahaman (fikih).
AKIDAH SYARIAH AKHLAK Misalnya, terdapat Ilmu
Akidah/ ilmu Kalam; ilmu
Akhlak/ Tasawuf; ilmu
syari’ah. Sebagian ulama
IBADAH MUAMALAH ) menyebutnya Fikih.
Dari ilmu ini kemudian
bercabang ilmu-ilmu lainnya
yaitu fikih Ibadah, fikih
PUBLIK PRIVAT
(QANUN (QANUN muamalah, Fikih Dauliyah,
‘AAM) KHAS) Fikih Dusturiyah, Fikih
Siyasah, Fikih Jinayah, Fikih
Jihad, Jikih Munakahat. Fikih
MUNAKAHAT, Mawaris, Fikih Muamalah, dll
DAULIYAH, DUSTURIYAH, SIYASAH, IMAMAH WAL MAWARIS membentuk disiplin ilmu
IMARAH, JINAYAH, JIHAD , DLL.
MUAMALAH masing-masing.
– Fikih Ibadah berarti adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syar i yang berkaitan
dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf khususnya terkait dengan peribadatan mahdlah yang
dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dengan kata lain, Fikih Ibadah adalah pengetahuan
atau ilmu-ilmu yang membahas tentang masalah peribadatan mulai dari tata cara bersuci dari najis dan
hadas hingga penunaian ibadah haji
– Fikih Muamalah (dalam arti luas) adalah pengetahuan atau ilmu yang membahas selain masalah
peribadatan, meliputi urusan privat dan publik.
– Fikih Daulah adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan kedaulatan suatu negara/ bangsa.
– Fikih Siyasah adalah ilmu yang membahas politik dan kekuasaan.
– Fikih Dusturiyah adalah ilmu tata negara dan kepemerintahan.
– Fikih Jinayah adalah ilmu yang membahas urusan pidana dan sanksi hukum.
– Fikih Murafa’at adalah ilmu yang membahas acara persidangan dan peradilan
– Fikih munakahat adalah ilmu yang membahas masalah terkait dengan pernikahan.
– Fikih Mawaris adalah ilmu yang membahas pewarisan
– Fikih Muamalah (dalam arti sempit) adalah ilmu yang membahas bidang perekonomian baik makro
maupun mikro.
– Fikih Jihad adalah ilmu yang membahas pertahanan dan ketahanan suatu negara meliputi bidang
ekonomi, kedaulatan, Pendidikan, dan lain-lain. Dalam arti sempit membahas tentang perang dan
pertempuran.
Pengertian Fikih dan Kedudukan
Fikih dalam Islam

– Fikih berasal dari kata al-Fahm, artinya paham, mengerti, memahami.


– Secara etimologi maksudnya ilmu.
– Dapat dipahami juga ‫الفهم العميق‬. Artinya “ilmu yang mendalam”.
– Secara terminologi adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syar i yang berkaitan dengan
perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci.
– Di kalangan masyarakat, Fikih diidentikan dengan Syariah, padahal memiliki pengertian yang berbeda.
– Syariah adalah ketentuan, peraturan atau dalil-dalil yang datangnya bersumber dari dari Allah. Sementara
Fikih adalah pemahaman manusia atas dalil-dalil yang terdapat dalam Alquran dan Hadis atau atas hasil
ijtihad ra’yu.
– Kedudukan Fikih dalam ajaran Islam adalah sebagai penopang pengaturan kehidupan manusia ketika tidak
ditemukan dalil yang sharih (jelas) dan qath’I (pasti) dalam Alquran dan Hadis, yang dihasilkan dari upaya
sungguh-sungguh untuk merumuskan suatu perkara.
– Ketentuan dalam syariat bersifat kaku (rigid) tidak dapat diubah walau zaman terus berkembang seperti
jumlah bilangan rakaat shalat tidak dapat dikurangi atau ditambah, sementara ketentuan dalam Fikih
sifatnya fleksibel dan dinamis sesuai dengan perubahan ruang (tempat) dan waktu (zaman)
‫والسالم عليكم و رحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai